Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : 82 88, Desember 2015

I Pt. Adi Gunawan*, I.A.Kd. Arisanthi Dewi **, Ngurah Adi Santika***

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

JURNAL SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL TRENGGALEK 2016

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

SKRIPSI PELATIHAN PLYOMETRIK DAPAT MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TERHADAP LONCATAN VERTIKAL PADA TIM BASKET POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGALA- GALA TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER VI KELAS A TAHUN 2015

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP TINGGI LONCATAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRA KULIKULER BOLA VOLI SD NEGERI 2 KUMEJING TAHUN 2014

Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

MUHAMMAD IKHWANUDIN NPM

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

Yan Indra Siregar. Abstrak

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC ( BARRIER HOPS ) TERHADAP TINGGI LOMPATAN PEMAIN BOLA BASKET TIM PUTRA SMK N 12 MALANG

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

JURNAL PENGARUH LATIHAN BOLA GANTUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS PADA KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : , Agustus 2016

Oleh: Claudia Megawati Suyanto, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. profil kondisi fisik siswa peserta ekstrakulikuler sepakbola di SMP Negeri 13

*SMAN1 Kupang. **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana *** FKIP PGRI Kupang, NTT. ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC (BARRIER HOPS) TERHADAP TINGGI LOMPATAN PEMAIN BOLA BASKET TIM PUTRA SMKN 12 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SPLIT SQUAT JUMP DAN DEPTH JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BOLAVOLI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

Bab IV. Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra UNG yang berjumlah 12

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PENGARUH LATIHAN FINDERS KEEPERS TERHADAP KECEPATAN LARI PADA ATLET ATLETIK KABUPATEN SIAK

SKRIPSI. Oleh : TRIANATA WAHYU SETYAWIDI NPM :

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMBERIAN TIGA KEGIATAN KOKURIKULER TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN 2014

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRIC DEPTH JUMP 10 REPETISI 3 SET TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Putu Eri Kresnayadi, S.Pd., M.Pd*, I.A.Kd.Arisanthi Dewi, S.Pd., M.Fis** Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ABSTRAK Penelitian ini menggunakan rancangan experimental randomized pretest and post-test groups design. Populasi diambil dari siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Denpasar tahun pelajaran 2016/2017. Sampel berjumlah 32 orang di dapat dengan rumus pocok. Jumlah sampel di bagi menjadi dua kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 16 orang. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set, frekuensi pelatihan 4 kali seminggu selama 6 minggu. Data berupa hasil meningkatkan daya ledak otot tungkai yang diambil sebelum dan sesudah pelatihan. Data yang diperoleh di uji menggunakan program komputer SPSS 16. Data berdistribusi normal dan homogen sehingga selanjutnya di uji menggunakan uji t-paired untuk membandingkan nilai rata rata sebelum dan sesudah pelatihan antara masing -masing kelompok, sedangkan ujit-test independent untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Hasil uji t-paired kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terjadi peningkatan yang bermakna (p<0.05). Hasil uji t-test independent di dapat bahwa kedua kelompok sebelum pelatihan tidak berbeda bermakna (p>0,05), sedangkan setelah pelatihan kedua kelompok sampel (perlakuan dan kontrol) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Akan tetapi kelompok perlakuan lebih memiliki rerata lebih besar dari pada kelompok kontrol. Simpulannya bahwa pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai dan menyatakan hipotesis alternative diterima. Untuk hasil post test kedua kelompok, ada perbedaan yang signifikan dan hipotesis alternatif diterima. Dari hasil rerata dan persentase bahwa kelompok pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set lebih baik dari pada kelompok kontrol dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai siswa peserta ekstrakulikuler bolabasket SMP Negeri 2 Denpasar tahun pelajaran 2016/2017. Kata Kunci: Pelatihan, Depth jump, Daya ledak otot tungkai. PENDAHULUAN Pembinaan olahraga merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan kondisi kesehatan fisik, disiplin dan sportivitas serta pencapaian prestasi yang setingitingginya agar dapat meningkatkan citra bangsa dan kebanggaan nasional. Upaya pembibitan olahragawan, pembinaan, pelatihan, 33

penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang sangat memadai dilingkungan sekolah di harapkan mampu merangsang para siswa dalam menekuni bidang olahraga dan melatih siswa yang professional untuk dapat menjadi atlet yang berguna bagi bangsa dan siswa itu sendiri (Herman, 2012). Daya Ledak (Power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1995:17). Oleh sebab itu unsur daya ledak harus ditingkatkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan, karakteristik cabang olahraga, dan yang paling penting harus mendapatkan perhatian seorang pelatih. Pelatihan yang diterapkan pada penelitian ini adalah pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Tipe pelatihan daya ledak otot tungkai yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua tipe pelatihan yaitu pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set untuk meingkatkan daya ledak otot tungkai. Pelatihan yang akan diterapkan pada penelitian ini berlangsung selama 6 minggu, dengan pertimbangan waktu tersebut sudah dapat memberikan hasil penelitian yang efektif (Nala, 2015). Pelatihan dilakukan terhadap siswa peserta ekstra kurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Denpasar Tahun Pelajaran 2016/2017. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian ini menggunakan rancangan experimental randomized pre-tes and post-tes groups design (Maksum, 2012). Subjek terdapat 16 orang per kelompok. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Basket SMP Negeri 2 Denpasar. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai 27 Mei 2017. Populasi target penelitian adalah siswa peserta ekstra kurikuler Bolabasket SMP Negeri 2 Denpasar Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 50 siswa. Populasi terjangkau diambil dari populasi target yang berjumlah 40 siswa dengan memenuhi kriteria inklusi : 1). Jenis kelamin laki laki, 2). Usia 12 15 tahun, 3). Berbadan sehat (tidak ada gangguan keseimbangan fisik), 4). Kebugaran fisik cukup, 5). Bersedia mengikuti pelatihan, 6) memiliki tinggi badan 135 160 cm, 7). Memiliki berat badan 35 55 kg, dan kriteria eksklusi :Sampel (Drop out) 1). Cedera pada saat pelatihan, 2). Tidak datang 3 kali berturut-turut pada saat penelitian. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Pocock dan di dapatkan jumlah sampel adalah 16 orang perkelompok untuk mengantisipasi data sampel yang terpilih drop out maka jumlah sampel ditambah menjadi 18 untuk masing-masing kelompok, sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 36 orang. Daya Ledak adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dalam waktu yang singkat (Nala, 2015: 16). Pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set dilaksanakan dengan dengan frekuensi pelatihan 34

perminggu sebanyak 4 kali dan lama pelatihan selama 6 minggu. Analisis Data Data diolah dan dianalisis dengan SPSS 1.6 dengan langkah langkah sebagai berikut : 1). Data umur, tinggi badan, berat badan, kebugaran fisik, rerata, SB, minimum, dan maksimum dianalisis menggunakan uji deskriptif, 2). Data terdistribusi normal yang diuji menggunakan Saphiro Wilk, serta data bersifat homogen yang diuji dengan Lavane dengan batas kemaknaan 0,05, 3). Data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan data daya ledak otot tungkai sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan pada kedua kelompok. 4) Uji t-paired test digunakan untuk menganalisis rerata perubahan hasil tes daya ledak antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok. 5) Uji beda rerata hasil daya ledak dengan uji t- independent test digunakan untuk menganalisis rerata perubahan antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pelatihan TABEL 1 Rerata Perbedaan Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Sebelum Dan Sesudah Pelatihan Pengukuran Daya Ledak Otot Min. Max. Rerata SB t p Tungkai Kelompok Perlakuan Awal Akhir 26,88 36,46 31,6344 ± 3,11258 30,32 44,64 39,3888 ± 4,35564-11,617 0,000 Kelompok Kontrol Awal Akhir 27,88 36,58 33,6913 ± 2.70626 33,47 40,58 37,0406 ± 1,87872-8,702 0,000 35

TABEL 2 Hasil Uji Beda Rerata Selisih Daya Ledak Otot Tungkai Antara Kedua Kelompok Kelompok Rerata t p Pre-test Perlakuan 31,6344 ± 3,11258 Kontrol 33,6913 ± 2,70626-1,995 0,055 Post-test Perlakuan 39,3888 ± 4,35564 Kontrol 37,0406 ± 1,87872 1,980 0,057 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji t-paired test seperti pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa rerata pengukuran awal daya ledak otot tungkai pada kelompok kontrol = 33,6913 ± 2,70626. Rerata pengukuran akhir daya ledak otot tungkai pada kelompok kontrol = 37,0406 ± 1,87872. Rerata hasil pengukuran awal daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan = 31,6344 ± 3,11258. Rerata pengukuran akhir daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan =39,3888 ± 4,35564. Dan nilai p = 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga menyatakan ada peningkatan yang signifikan pada masing-masing kelompok dan hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji t-test independent seperti pada tabel 2 dapat disampaikan bahwa rerata pre test daya ledak otot tungkai pada kelompok kontrol = 44,6913 ± 2,70626. Rerata hasil pre test daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan = 31,6344 ± 3,11258. Rerata post test daya ledak otot tungkai pada kelompok kontrol = 37,0406 ± 1,87872. Rerata post test daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan = 39,3888 ± 4,35564. Dan dengan nilai p = 0,55 lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) sehingga menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pre test kedua kelompok. Lalu pada hasil post dengan menunjukan nilai p = 0,057 lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dari hasil post test antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan akan tetapi rerata pada kelompok perlakuan lebih besar dari hasil pada kelompok kontrol. 36

30 25 20 15 10 5 0 0 Gambar Persentase Perubahan Daya Ledak Otot Tungkai Sesudah Pelatihan 24,51 9,94 Persentase Perubahan Klp Kontrol Klp Perlakuan Berdasarkan persentase rerata perubahan waktu pengukuran daya ledak otot tungkai vertical jump sesudah pelatihan selama enam minggu pada gambar 1 menunjukkan bahwa persentase rerata perubahan pada pelatihan kelompok perlakuan lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian kelompok perlakuan lebih baik dari pelatihan kelompok kontrol. KAJIAN PUSTAKA Terkait dengan banyak hal yang harus dipelajari, dipahami, dan diterapkan sehingga dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara cepat dan tepat. Pelatihan (training) adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban pelatihannya kian bertambah (Harsono, 2001). Menurut Sukadiyanto (2011: 6) pelatihan adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses latihan yang sistematis dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dengan jumlah beban yang meningkat guna memperbaiki sistem serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh saat berolahraga untuk mencapai penampilan yang optimal. Dwijowinoto (1993: 317) mengungkapkan latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Pelatihan plyometric depth jump ini merupakan bentuk pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Pelatihan ini dapat dilakukan untuk latihan dasar bagi olahragawan yang dominan menggunakan kekuatan otot tungkai, seperti, bolabasket, bolavoli, sepak bola, senam lantai, bela diri, permainan yang menggunakan kaki, beberapa cabang atletik, dan lainnya. Otot-otot menjadi lebih kuat, dapat memikul beban kerja yang lebih besar dan akan 37

memperlihatkan berkurangnya rasa lelah dengan bertambahnya setiap masa pelatihan (Baechle, 1997: 5). (Sajoto, 1995:17) menegaskan Daya Ledak (Power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi dapat disimpulkan, daya ledak (power) merupakan peningkatan kondisi fisik yang dalam hal ini lebih menggunakan ototnya secara maksimal untuk menerima beban yang berat dalam waktu syang singkat. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan plyometric depth jump dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Denpasar Tahun Ajaran 2016/2017. Saran 1. Untuk memperoleh peningkatan daya ledak otot tungkai dapat digunakan pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set bagi para pelatih bolabasket untuk diprogramkan dalam pelatihan siswa maupun atlet pemula agar tercapainya prestasi yang lebih baik. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pelatihan peningkatan daya ledak otot tungkai dengan memasukkan model pelatihan yang lain, dan juga karakteristik populasi yang lebih spesifik dengan jumlah sampel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Baechle, T. R. 1997. Latihan Beban. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Dwijowinoto, Kasiyo. 1993. Dasardasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang : IKIP Semarang Press. Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Pusat Ilmu Olahraga. Herman H. 2012. Kontribusi Daya Ledak Tungkai Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepaktakraw Pada Siswa Sma Negeri 1 Pinrang. Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Mataram. Maksum, Ali. 2012. Metodologi penelitian. Surabaya : Unesa University Press. Nala, I Gusti Ngurah. 2015. Prinsip Pelatiahan Fisik Olahraga. Bali : Udayana University Press. Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Effhar dan Dahara Prize. Sukadiyanto dan Muluk. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung. 38