BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalan nya waktu berbagai macam inovasi mulai berkembang semakin pesat, salah satunya kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat transportasi yang menggunakan engine sebagai penggerak mulanya, yaitu merupakan suatu mesin konversi energi yang merubah energi kalor menjadi mekanik. Dengan adanya energi kalor sebagai suatu penghasil tenaga maka memerlukan bahan bakar dan sistem pembakaran yang terjadi sebagai sumber kalor tersebut. Mengingat banyak nya permintaan serta penggunakan bahan bakar yang semakin meningkat, sehingga di tuntut mempunyai pemikiran dalam mendisain suatu engine dengan performance dan efisiensi yang tinggi. Untuk meningkatkan performance dan efisiensi yang tinggi suatu engine, diantaranya inovasi yang di kembangkan adalah sistim pengapian. Mengingat sistem pengapian adalah salah satu komponen penting dari berbagai komponen kususnya mesin sepeda motor. Jadi sayang rasanya kalo kita melewatkan salah satu komponen tersebut. Proses awal dari pengapian mesin sepeda motor di awali dengan penyalaan. Penyalaan adalah suatu peristiwa dari rentetan langkah kerja motor bensin. Penyalaan yang dimaksut adalah timbulnya percikan api pada elektroda busi, dimana waktu percikan api timbul diatur bersamaan dengan akhir langkah kompresi. Sehingga dari penjelasan tersebut bisa dikatakan proses pengapian erat hubungan nya dengan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar. G. Haryanto 1
2 (1985: 29). Pada awal terproduksinya mesin sepeda motor pengapian nya menggunakan sistem konvensional (platina). Sistem pengapian konvensional yang di maksut yaitu menggunakan platina (contact breaker) menghubungkan dan memutuskan tegangan baterai ke kumparan primer. Pengapian konvensional saat ini pada sepeda motor telah mengalami perkembangan yaitu sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition). Merupakan sebuah perangkat elektronik sebagai pengatur pengapian (ignition) dan kelistrikan (electricity) berperan membaca sensor yang mengatur waktu pengapian yang terdapat pada mesin kemudian di olah secara digital dalam CDI. Hasil pemrosesan CDI berupa out put yang akan mengatur perangkat pengapian untuk melakukan pembakaran (combustion) bahan bakar di dalam ruang bakar (combustion chamber) sebuah mesin sepeda motor. Sensor pengatur waktu (timing) pengapian terdapat pada bagian ruang magnet sebuah mesin. Sensor berupa pulser (pick-up coil) akan membaca tonjolan (trigger magnet) yang terdapat pada sisi luar pelat dudukan (sitting) magnet. Magnet yang terhubung dengan crankshaft akan berputar sesuai dengan putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin maka semakin tinggi pula putaran magnet yang akan berpengaruh terhadap pembacaan pulser pada tonjolan sisi luar sitting plate magnet. Pulser (pick-up coil) sangat diandalkan pada pengapian CDI. Fungsinya yaitu mengatur pemantikkan listrik yang akan di ubah menjadi api oleh busi,
3 kemudian membakar bahan bakar yang ada. Pulser ini memberi sinyal berdasarkan putaran magnet. Sinyal dikirim ke CDI, yang kemudian memerintahkan busi untuk menembak. Dalam CDI, sinyal pulser diterima penyearah arus, lalu dicekal resistor dan di terima beberapa kapasitor, sebelum dilepas ke koil yang kemudian mengaliri listrik ke busi. Menurut sumber arus yang digunakan CDI dibedakan menjadi dua jenis, yaitu CDI-AC dan CDI-DC. Sistem CDI-AC arus yang keluar berasal langsung dari sepull CDI. Tetapi arus yang keluar tergantung pada putaran mesin. Sehingga pengapian yang terjadi kurang setabil, kususnya pada putaran rendah mesin. Sistem pengapian CDI-DC sumber arus listrik berasal langsung dari baterai, sehingga pengapiannya setabil dari putaran rendah sampai putaran tinggi. Tetapi pada sistim pengapian ini baterai harus berada pada kondisi normal dan harus selalu terisi. Karena mengingat sumber arus yang digunakan bersumber tidak lain adalah dari baterai. Saat ini kebanyakan dari sepeda motor menggunakan pengapian CDI yang diberi limiter (CDI standart). CDI yang ada limiter nya biasanya pada rpm tertentu memiliki batasan saat memercikkan bunga api kedalam ruang bakar dan pada putaran tinggi hasil percikan api relatif kurang setabil. Bawakan CDI limiter (setandart) motor biasanya antara skitar 6500 rpm sampai 9500 rpm. Sehingga hal ini menyebabkan salah satu kendala saat kendaraan di pacu pada putaran tinggi, akan terasa power tetap atau menurun. Dari adanya kelemahan tersebut membuat berbagai kalangan tidak menyukai nya. Salah satunya konsumen pecinta akan kecepatan tinggi kususnya kalangan anak muda pada masa saat ini
4 yang suka akan olahraga motor diantaranya: drag race, road race dan sebagainya. Melihat dari kelemahan CDI limiter (CDI standart) dan untuk menunjang performa mesin sepeda motor, banyak pabrikan CDI aftermart yang menawarkan produknya, salah satu nya CDI unlimiter (BRT Powermax dual band) sebagai pengganti CDI limiter (CDI standart). CDI unlimiter adalah salah satu CDI yang di buat untuk meningkatkan performa dan juga mengefisiensikan bahan bakar,mengingat limit CDI nya diatas CDI bawaan motor.sehingga meskipun motor di pacu sampai putaran atas atau rpm tinggi, tenaga yang dirasakan akan semakin meningkat tanpa melemah sedikitpun. Saat ini banyak konsumen yang mengganti CDI bawaan motor dengan CDI aftermart yang biasanya disebut CDI racing. Namun masih banyak yang belum mengetahui berapa kenaikan performance dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan. Maka dari uraian tersebut membuat peneliti ingin untuk meneliti torsi,daya dan konsumsi bahan bakar sebelum dan sesudah mengganti CDI unlimiter. 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Seberapa besar perbedaan daya dan torsi pada sepeda motor yang menggunakan CDI limiter (CDI standart) dan CDI unlimiter (CDI racing). 2 Seberapa besar konsumsi bahan bakar yang di hasilkan pada sepeda motor yang menggunakan CDI limiter (CDI standart) dan CDI unlimiter (CDI racing). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
5 1. Untuk mengetahui perbedaan unjuk kerja mesin sepeda motor antara yang menggunakan CDI limiter (CDI standart) dan CDI unlimiter (CDI racing). 2. Untuk mengetahui berapa besar konsumsi bahan bakar yang di perlukan mesin sepeda motor antara yang menggunakan CDI limiter (CDI standart) dan CDI unlimiter (CDI racing). 1.4 Batasan Masalah Dalam menyikapi masalah yang terjadi agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah di tetapkan maka peneliti membatasi masalah pada variabel yang akan ditliti, diantaranya daya (hp), torsi (Nm) dan konsumsi bahan bakar (cc/menit). 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicurahkan dari penelitian adalah: Sebagai sarana rekomendasi bagi pengguna kendaraan sepeda motor, khususnya bagi pecinta kecepatan tentang pengaruh penggunaan CDI limiter (CDI standart) dan CDI unlimiter (CDI racing) terhadap torsi, daya dan konsumsi bahan bakar pada mesin sepeda motor. Mengembangkan wawasan terutama bagi mahasiswa teknik mesin tentang pengaruh penggantian CDI unlimiter (CDI racing) terhadap performa mesin sepeda motor.