BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera. Lampung memiliki banyak keindahan, baik seni budaya maupun

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

DAMPAK KERUSUHAN MALUKU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI STAKEHOLDER PENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA PANTAI NAMALATU KOTA AMBON TUGAS AKHIR

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGAPA ASPEK RUANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA? 1. PERENCANAAN EKONOMI SERINGKALI BERSIFAT TAK TERBATAS 2. SETIAP AKTIVITAS SELAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam atau lingkungan sangat penting bagi Pariwisata di Indonesia, karena Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal dengan keindahan serta kekayaan alamnya di mata dunia. Karena alamnya Indonesia menjadi salah satu tujuan kunjungan wisatawan dari berbagai dunia. Pariwisata di Indonesia sangat tergantung dengan keadaan alam serta lingkungan yang indah. Maka dari itu masyarakat Indonesia harus selalu menjaga alam serta lingkungan di Indonesia. Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkan kekayaan alam dan budaya (Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tentang Rencana Strategis Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-2014) Indonesia memiliki banyak jenis-jenis wisata diantaranya adalah wisata bahari, ekowisata, wisata budaya, wisata belanja dan wisata agro. Semua itu dapat ditemui di Indonesia. Salah satu jenis wisata yang sangaq t diminati di Indonesia adalah wisata bahari karena pantai di Indonesia sangatlah melimpah serta sangat indah maka dari itu wisata bahari sangat diminati di Indonesia bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu wisata pantai yang berpotensi adalah pantai Pondok yang berada di Pamanukan, pantai Pondok mempunyai keindahan yang sangat patut untuk kita nikmati. Kawasan wisata pantai Pondok terletak di Desa 1

2 Mayangan, Kecamatan Pamanukan, Subang Jawa Barat Indonesia. Adapun waktu tempuh yaitu dari Kota Subang sekitar 40 menit ke arah utara sedangkan dari Bandung sekitar 2,5 jam dan dari Jakarta via tol Cikopo lalu masuk jalur pantura dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam serta dari Pamanukan kurang lebih 15 menit. Kawasan wisata pantai Pondok merupakan satu-satunya pantai yang berada di Pamanukan Subang. Maka dari itu pantai pondok bali menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar Pamanukan, selain keindahan yang dimiliki, kawasan wisata pantai Pondok juga memberikan penghasilan bagi masyarakat sekitarnya. Yang menjadi ciri khas kawasan wisata pantai Pondok ialah hamparan pasir putih yang membentang di sepanjang bibir pantai. Aneka kegiatan yang bisa dilakukan oleh para wisatawan seperti berenang, memancing di laut, serta menikmati keindahan pantainya terutama disaat matahari tenggelam atau yang lebih dikenal dengan sunset. Sunset di kawasan wisata pantai Pondok tidak kalah dengan sunset di pantai-pantai terkenal di. Kawasan wisata pantai Pondok ini memiliki view yang indah dengan pasir putihnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tisno (057256) Pengembangan Pantai Pondok Sebagai Kawasan Wisata Bahari di kabupaten Subang Manajemen Resort & Leisure, Tahun 2012 menyatakan bahwa : Pengembangan dan Pengelolaan yang kurang baik dan tepat juga dirasakan di Pantai Pondok yang terletak di Desa Mayangan, kecamatan Legonkulon, kabupaten Subang. Dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Tisno masih banyak permasalahan lain yang menyebabkan pantai pondok bali kurang diminati sebagai daerah kunjungan wisata, yaitu kurangnya fasilitas penunjang kegiatan wisata dan sering terjadi air laut pasang yang mengakibatkan jalan disekitar desa menjadi tergenang oleh air laut. Indonesia sebagai negara maritim yang terbesar di dunia yang berarti memiliki pantai/pesisir yang terpanjang, merupakan tuntutan dan kebutuhan untuk menyempurnakan pengelolaan pantai, dengan demikian diharapkan pemanfaatan sumberdayanya dapat terlaksana lebih efektif dan efisien, dapat secara produktif dan optimal dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan, yang berwawasan

3 lingkungan perlu dukungan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para perencana pembangunan serta diperlukan pula dana dan kesadaran masyarakat menjadi kelestarian lingkungan terutama pada kawasan pesisir dan laut disamping peraturan perundang-undangan untuk mengurangi/membatasi dilakukannya tindakan-tindakan yang negatif terhadap kelestarian lingkungan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kawasan pesisir dan laut telah mendapat perhatian yang semakin penting oleh sebagian besar negara-negara yang mempunyai pantai luas/panjang. Terdapat kecenderungan bahwa wilayah pantai mengalami kerusakan karena faktor alam (abrasi) atau akibat dari ulah manusia yang sengaja atautidak sengaja merusak lingkungan (Adisasmita, 2006:63). Jika pengelolaan disuatu kawasan wisata baik maka pengelola akan selalu memperhatikan segala aspek pariwisata agar kawasan selalu tetap terjaga kelestarian serta keindahannya. di kawasan wisata pantai Pondok hal utama yang ditawarkan adalah lingkungan, alam serta pantai yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang datang ke kawasan wisata pantai Pondok. Pengelolaan yang baik dan benar harus diterapkan di kawasan wisata pantai Pondok agar daya tarik utama yaitu lingkungan di pantai Pondok selalu terjaga agar tingkat kunjungan wisatawan dapat terus meningkat serta kawasan wisata pantai Pondok semakin berkembang, namun kenyataannya pengelola pantai Pondok kurang memperhatikan pengelolaan pantai menurut aspek-aspek yang benar sehingga lingkungan di kawasan wisata pantai Pondok kurang diperhatikan dan menjadikan lingkungannya terbengkalai sehingga lingkungan di pantai Pondok menjai rusak akibat abrasi yang terjadi. Akibatnya minat wisatawan untuk berkunjung ke pantai Pondok menjadi berkurang. Menurut Penulis peran yang paling besar untuk kawasan wisata pantai pondok bali adalah pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola (Pemerintah Kabupaten Subang dan Masyarakat sekitar Pondok ). Sejauh mana usaha dari pengelola dalam mengembangkan kawasan wisata pantai Pondok, jika pengelolaan yang dilakukan benar dan memperhatikan segala aspek dari suatu

4 kawasan wisata maka suatu kawasan wisata tersebut akan terus berkembang dan semakin baik. Kawasan wisata pantai Pondok di kelola oleh pihak swasta. Surat keputusan tersebut menyatakan perjanjian kerjasama kontrak tempat usaha wisata pantai Pondok antara Pemerintah Kabupaten Subang dengan pihak pengelola kedua. Pihak swasta yang sudah mengelola kawasan ini antara lain CV.Matahari Terbit kemudian di ganti dengan CV.Arema yang dinyatakan mengundurkan diri pada tahun 2013 dan sekarang kawasan wisata ini dikelola langsung oleh pihak DISBUDPARPORA Kabupaten Subang. Oleh karena itu peranan Pemerintah Daerah maupun masyarakat sekitar sangat penting bagi pengelolaan pantai pondok bali agar menjadi kawasan wisata yang menarik dan lebih berkembang. Karena pengelolaan adalah hal utama yang harus dilakukan untuk suatu kawasan wisata. Seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tentang Rencana Strategis Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010 2014, mengenai Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 dengan rumusan: Pariwisata, mewujudkan bangsa yang berdaya saing adalah mengendapkan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan membangun infrastruktur yang maju; serta melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri. Peranan pengelola sangat diperlukan bagi pengelolaan di suatu kawasan wisata, begitu pula untuk kawasan wisata pantai Pondok yang belum berkembang. Oleh karena itu Penulis ingin menganalisa mengenai pengelolaan di kawasan pantai Pondok. Sejauh mana pengaruh pengelolaan terhadap kawasan pantai Pondok terutama terhadap lingkungannya.

5 Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis akan mengambil judul yaitu, Pengaruh Pengelolaan Pantai terhadap Kualitas Lingkungan di Kawasan Wisata Pantai Pondok B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka Penulis dapat merumusakan masalah dengan mengidentifikasi hal-hal berikut : 1. Bagaimana pengelolaan pantai di kawasan wisata pantai Pondok? 2. Bagaimana kualitas lingkungan di kawasan wisata pantai Pondok? 3. Bagaimana pengaruh pengelolaan pantai terhadap kualitas lingkungan di kawasan wisata pantai Pondok? C. Tujuan Penelitian Bertolak dari latar belakang dan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi pengelolaan pantai di kawasan wisata pantai Pondok. 2. Mengidentifikasi kualitas lingkungan di kawasan wisata pantai Pondok. 3. Mengidentifikasi pengaruh pengelolaan pantai terhadap kualitas lingkungan di kawasan wisata pantai Pondok. D. Manfaat Penelitian Dalam Penelitian ini Penulis berharap mendapatkan beberapa manfaat diantaranya : 1. Bagi Penulis, dapat menganalisis permasalahan yang ada, merumuskannya, dan memberi solusi dari masalah yang ada di kawasan wisata pantai Pondok. 2. Bagi pihak pengelola kawasan wisata pantai Pondok dapat dijadikan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan peran pengelola dan memperhatikan mengenai pengelolaan pantai sesuai dengan aspek pengelolaan pantai yang baik dan benar.

6 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi sumber informasi dan sumber data mengenai masalah pengelolaan di suatu kawasan wisata bahari. E. Definisi Operasional 1. Pengelolaan Pesisir/ Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. http://kamusbahasaindonesia.org/pengelolaan/mirip#ixzz2neukbese Menurut Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa: Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian Sumber Daya Pesisir dan pulau-pulau kecil antar sektor, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian ini akan diketahui bagaimana pengelolaan pantai Pondok dalam melakukan upaya pengelolaan pada lingkungan pantai. Dengan segala aspek yang telah ditentukan oleh pengelola. 2. Lingkungan Pesisir/ Pantai Lingkungan pantai dan laut biasanya dikatakan sebagai lingkungan akuatik marin juga mempunyai komponen abiotik dan komponen biotik seperti halnya pada kondisi di lingkungan terrestrial. Untuk menyelenggarakan proses kehidupan yang selaras maka kedua komponen tersebut secara kualitatif maupun kuantitatif harus dalam keadaan seimbang. Keadaan ideal yang demikian itu disebut sebagai lingkungan perairan dalam keadaan keseimbangan ekosistem. Bila keadaan tersebut terusik atau mengalami gangguan seperti pencemaran, pengambilan terumbu krang tanpa kendali, penangkapan ikan dengan sistem pukat, atau dengan menggunakan bahan peledak/ bahan-bahan beracun, perburuan satwa langka laut yang dilindungi, pembabatan hutan mangrove tanpa upaya penanaman kembali, eksploitasi pasir pantai, dan sebagainya, maka akan berakibat terputusnya salah satu atau lebih mata rantai dalam jaring makan tersebut. Dan bila hal ini tidak

7 mendapatkan pengelolaan yang semestinya, manusia juga yang akan terkena akibatnya. Hal ini berarti bahwa dalam memanfaatkan sumber alam untuk memanfaatkan sumber alam untuk pembangunan tidak dibenarkan bila tidak disertai dengan pertimbangan menegakkan kelestarian daya dukung lingkungan. (Wibisono, 2005:152) Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan hidup, bahwa Unsurunsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Unsur Hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.jika kalian berada di kebun sekolah, makalingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan.tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. b. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. c. Unsur Fisik (Abiotik) Unsur fisik (abiotik), yaitu unsurlingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara,iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lainlain. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menganalisa keadaan lingkungan yang ada di Pantai Pondok dan bagaimana pengelola melakukan pengelolaan

8 terhadap lingkungan di kawasan wisata. Lingkungan yang ada di kawasan wisata pantai Pondok haruslah memiliki kesatuan yang dapat memberikan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya, dalam hal ini adalah alam dan masyarakat yang ada di kawasan wisata pantai Pondok harus memiliki kesatuan, masyarakat harus selalu menjaga kesatuan dengan alam yang ada disana, masyarakat harus selalu merawat serta menjaga alam yang ada agar lingkungan di pantai Pondok selalu terjaga kelestarian dan keindahannya. 3. Wisata Bahari/ Wilayah pesisir Wisata Bahari adalah wisata yang berupa kegiatan berenang, snorkeling, menyelam, berlayar, berselancar, memancing, berjemur, rekreasi pantai, fisiografi bawah air dan lain-lain. (Chafid Fandeli, 2000:89) 4. Peran Pengelola (Pemerintah dan Masyarakat) Menurut undang-undang No. 27 tahun 2007 Bab IX bahwa Pengelola Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Derah.Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban memberdayakan Masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. P e n g e l o l a y a n g a d a d i k a w a s a n w i s a t a p a n t a i P o n d o k B a l i a d a l a h D i s b u d p a r p o r a K a b u p a t e n S u b a n g d a n m a s y a r a k a t s e k i t a r p a n t a i P o n d o k B a l i y a i t u m a s y a r a k a t D e s a M a y a n g a n, s e b e r a p a b e s a r d a n b a g a i m a n a p e r a n p e n g e l o l a d a n u p a y a a p a y a n g t e l a h d i l a k u k a n p e n g e l o l a d a l a m m e l a k u k a n p e n g e l o l a a n d a n b a g a i m a n a p e n g a r u n y a t e r h a d a p l i n g k u n g a n d i k a w a s a n w i s a t a p a n t a i P o n d o k B a l i.