mutlak bagi kemajuan Indonesia. Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya dampak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembangnya dunia dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan


PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh kembangnya industri dan keberhasilan program industrialisasi adalah syarat mutlak bagi kemajuan Indonesia. Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya dampak negatif dari proses industrialisasi sangat tepat apabila kita senantiasa mempersiapkan diri dan benar-benar siap agar tidak terulang kesalahan-kesalahan sebagaimana pernah dialami oleh negara lain. Jika segala sesuatunya direncanakan dengan baik termasuk melaksanakan hiperkes dan keselamatan kerja maka kemungkinan timbulnya malapetaka industri pasti dapat dihindari. (1) Salah satu dampak negatif dari kemajuan program industrialisasi adalah kecelakaan kerja bagi pekerja industri. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, dapat dua permasalahan penting yaitu, kecelakaan akibat pekerjaan itu atau kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. (2) Kesehatan dan keselamatan kerja telah menjadi salah satu pilar penting ekonomi makro maupun mikro, karena keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dipisahkan dari produksi barang dan jasa. Untuk itu perusahaan harus menekan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja, karena kecelakaan akan menyebabkan kelambatan produksi, padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya yang besar, sebaliknya ketidaktepatan dalam memenuhi jadwal dapat berakibat kerugian yang besar pada perusahaan dan pelanggan. (3) Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2004, setiap tahun diseluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan akibat kerja. Disamping itu setiap tahun ada 270 juta pekerja

2 yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. (4) Setiap tahun ribuan kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan, kerugian materi dan gangguan produksi. Berdasarkan data ILO tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja. (5) Pada tahun 2007, menurut Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) tercatat 65.474 kecelakaan yang mengakibatkan 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697 orang cedera. Data kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota Jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian angka kecelakaan mencapai 930 kejadian untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun. Oleh karena itu jumlah kecelakaan seluruhnya diperkirakan jauh lebih besar. (6) Berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tercatat bahwa kasus kecelakaan kerja pada tahun 2014 telah terjadi sebanyak 53.319 kasus. Sedangkan pada tahun 2015 telah terjadi kecelakaan sebanyak 50.089 kasus untuk seluruh Indonesia dengan tipe kecelakaan terbanyak yaitu, terbentur pada umumnya menunjukkan kontak atau persinggungan dengan benda tajam atau benda keras yang menyebabkan tergores, terpotong, tertusuk, dan lain- lain. (7) Besarnya potensi bahaya kecelakaan kerja yang terjadi dipengaruhi berbagai aspek, seperti jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan, pengendalian kecelakaan seperti penggunaan alat pelindung diri, sistim manajemen tenaga kerja seperti pengaturan sikap kerja dan beban kerja. (8) Beban kerja memiliki peran penting dalam pekerjaan. Setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai atau seimbang terhadap kemampuan fisik, kognitif maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut. Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi

3 yang melakukan pekerjaan tersebut. (9) Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita penyakit akibat kerja atau mengalami kecelakaan kerja pada saat bekerja. (10) Selanjutnya Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerja antara lain berdiri, duduk, membungkuk,jongkok, berjalan, dan lainnya. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi sistem kerja yang ada. Jika kondisi sistem kerjanya yang tidak sehat akan menyebabkan kecelakaan kerja, karena pekerja melakukan pekerjaan yang tidak aman sikap kerja juga memiliki peran penting dalam ergonomis pekerjaan. (11) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alfaizah Imanina Yunas di bengkel las di Padang, sebanyak 32 responden dari 60 orang telah mengalami kecelakaan kerja, 31 orang memiliki sikap kerja yang tidak ergonomis, 33 orang mengalami beban kerja berat, dan 34 orang tidak menggunakan APD dengan lengkap. Penelitian berikutnya oleh Annisa Agma di PT. Kunango Jantan Padang didapatkan 42 responden dari 78 orang mengalami kecelakaan kerja, 47 orang tidak menggunakan APD dengan lengkap, dan 47 orang yang memiliki sikap kerja yang tidak ergonomis. Selanjutnya berdasarkan penelitian Annisa Akilla di Pelabuhan Teluk Bayur Padang menyatakan adanya hubungan sikap kerja dengan kecelakaan kerja. Berdasarkan penelitian-penilitan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian perusahanperusahan di Padang masih memiliki angka kejadian kecelakaan kerja yang tinggi. Sedangkan penggunaan APD yang tidak lengkap, sikap kerja yang tidak ergonomis, dan beban kerja yang berat, masih tinggi terjadi di sebagian perusahaan di Kota Padang. PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang furniture yang terdiri atas pembuatan meubel dan busa dengan produk akhir berupa aneka jenis tempat tidur atau matras. Perusahaan berlokasi di Jalan By Pass Km 9 Pampangan Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Perusahaan memiliki luas lahan seluas kurang lebih 13.823 m2 dengan status milik sendiri. PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang memiliki

4 tenaga kerja yang berjumlah berjumlah 248 orang dengan jumlah pekerja bagian produksi sebanyak 113 orang. (12) Berdasarkan data yang didapatkan dari PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang, bagian produksi merupakan bagian yang banyak mengalami kecelakaan kerja dimana karyawan bagian produksi memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya tersebut bersumber dari mesin yang digunakan seperti mesin HR 22 dan mesin pemotong busa yang terdapat pada bagian quilting, Potensi bahaya fisik yaitu kebisingan dapat bersumber dari mesin pada bagian pembuatan dan perakitan per, serta pencahayaan yang kurang baik pada bagian perakitan rangka per dan quilting. Oleh karena itu diperlukan APD sarung tangan dan masker pada pekerjaan mesin HR 22, Quilting dan pemotongan busa rolling. Pada bagian rangka per diperlukan tambahan safety shoes dan earplug. Sedangkan potensi bahaya kimia berasal dari bahan kimia yang digunakan pada proses pembuatan busa (foaming) dimana pengamanan bahan kimia masih belum memadai sehingga dapat tumpah dan kontak dengan pekerja seperti mata terkena percikan zat kimia, iritasi kulit hingga iritasi kerongkongan pada saat pembuatan busa. Potensi bahaya juga bersumber dari lingkungan kerja dimana pada bagian foaming masih terdapat lantai yang licin, sehingga pekerja sangat perlu berhati-hati berada dalam lingkungan kerjanya tersebut, sehingga diperlukan APD masker chemical, kacamata, safety shoes, dan sarung tangan. Oleh karena itu pekerja perlu menggunakan APD sesuai dengan Standar Operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan tergantung jenis pekerjaan masing-masing pekerja. Selain itu, perilaku pekerja yang tidak aman dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, seperti masih adanya pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan perusahaan. Kerugian yang diderita berupa kerugian materi yang cukup besar dan cedera pada pekerja yang tidak sedikit jumlahnya.

5 Berdasarkan jumlah data kecelakaan kerja di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang sejak Tahun 2014 hingga tahun 2017 adalah sebanyak 25 kasus kecelakaan kerja. Jenis kecelakaan yang terjadi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang yaitu berupa jari tangan tertembak mesin HR-22 Springbed, tangan tertembak mesin CL-74, jari tangan tertusuk jarum jahit, mata perih terkena percikan bahan kimia, iritasi kulit terkena zat kimia, gangguan pernapasan, tertimpa per dan jari tangan putus akibat mesin per. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang pada tanggal 25 Januari 2018 yang dilakukan kepada 10 pekerja dipilih secara acak menunjukkan bahwa 9 orang telah mengalami kecelakaan kerja, 7 orang tidak menggunakan APD, dan sebagian besar pekerja memiliki sikap kerja yang tidak ergonomis dan beban kerja yang berat. Pada bagian pemotongan busa rolling, dalam melakukan pekerjaan pemotongan busa tenaga kerja melaksanakan dengan posisi punggung yang membungkuk, seharusnya pekerjaan dilakukan dengan punggung yang lurus dan posisi tenaga kerja yang selalu cenderung berdiri membuat pekerja cepat lelah. Pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan posisi yang tepat berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi tenaga kerja dan berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Pada survey beban kerja dengan menggunakan kuesioner NIOSH didapatkan sebagian pekerja merasa frustasi dengan tuntutan pekerjaan, beban kerja yang diberikan terlalu banyak, dan pekerjaan yang dari waktu ke waktu cenderung monoton yang membuat para pekerja mengalami beban kerja mental yang berat. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara penggunaan APD, sikap kerja dan beban kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018.

6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di rumuskan bahwa masalah penelitian adalah Bagaimana hubungan penggunaan APD,sikap kerja dan beban kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang Padang tahun 2018? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana hubungan penggunaan APD,sikap kerja dan beban kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang Padang tahun 2018. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018. 2. Diketahuinya distribusi frekuensi penggunaan APD pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018. 3. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018. 4. Diketahuinya distribusi frekuensi beban kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018. 5. Diketahuinya hubungan penggunaan APD dengan kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018 6. Diketahuinya hubungan sikap kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018. 7. Diketahuinya hubungan beban kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang tahun 2018.

7 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam mengelola lingkungan kerja yang aman serta dapat meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan APD,sikap kerja yang tidak ergonomis, beban kerja yang terlalu berat pada saat bekerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk bahan acuan dalam mengembangkan keilmuan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terutama mengenai hubungan penggunaan APD, sikap kerja dan beban kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan produksi di PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang Padang tahun 2018. 1.4.3 Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis miliki yang pernah didapatkan selama pendidikan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang hubungan antara variabel independen yaitu penggunaan APD, sikap kerja, dan beban kerja dengan variabel dependen yaitu kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Cahaya Murni Andalas Permai Padang Padang Tahun 2018.