Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA

: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENAGIHAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI.

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG

PENAGIHAN PAJAK DAN SURAT PAKSA DASAR HUKUM, PENGERTIAN, DAN JENIS-JENIS PENAGIHAN PAJAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

UU 19/2000, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 3 TAHUN 1998 (3/1998) TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PAJAK DAERAH

Penagihan Pajak. a. Pengertian Penagihan Pajak b. Sifat Utang Pajak c. Tatacara Penagihan Pajak (siklus) d. Pencairan Tunggakan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENYANDERAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

bahwa Penggugat memiliki tunggakan pajak sebagai berikut:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA

Pengertian Penagihan Pajak

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK (II) Dosen Pengampu: Adhi Prakosa, M. Sc

Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 1997 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BAB 2 LANDASAN TEORI

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENAGIHAN PAJAK DAERAH DENGAN SURAT PAKSA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN PAJAK DAERAH

PP 5/1998, PENYANDERAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 9 SERI E

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definsi Pajak Pengertian Pajak

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III GAMBARAN DATA. terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan

*9846 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 19 TAHUN 1997 (19/1997) TENTANG PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENYANDERAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI INDRAGIRI HULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber pendapatan kas negara yang digunakan untuk

BAB III PEMBAHASAN TATA CARA PENAGIHAN PAJAK PENGHASILAN KEPADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi merupakan tahap

PROPINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR : 35 Tahun 2016

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian, Unsur, dan Fungsi Pajak. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

LANDASAN TEORI. dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah : menyelenggarakan pemerintahan.

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN DAERAH NOMOR : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

24/PMK.03/2008 TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BAB II LANDASAN TEORI. melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATENMAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BUPATI BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian pajak sehingga mudah untuk dipahami. Perbedaannya hanya terletak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2006

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK HIBURAN WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

PP 4/1998, TATA CARA PENJUALAN BARANG SITAAN YANG DIKECUALIKAN DARI PENJUALAN SECARA LELANG DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2012 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 392 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

Transkripsi:

Perpajakan 2 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa 22 March 2018 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1

Beberapa definisi terkait PPSP Penanggung Pajak Pejabat Jurusita Pajak Penagihan Pajak OP / Badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban WP Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak, menerbitkan surat yang diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan penaggung pajak tidak melunasi utang sebagian / seluruh utang pajak Pelaksana tindakan penagihan pajak yang meluputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dengan memperingatkan, penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, menyita, penyanderaan, menjuala barang sitaan Penagihan Seketikda dan Sekaligus Pencegahan Penyanderaan Gugagtan / Sanggahan Tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun pajak Larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah RI berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan Pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu Upaya hukum terhadap pelaksanaan penagihan pajak / kepemilikan barang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan 2

Pejabat dan Jurusita Pajak (1/2) Wewenang Pejabat Tugas Jurusita Pajak a) Mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak b) Menerbitkan: 1. Surat Teguran, Surat Peringatan / surat lain yang sejenis 2. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus; 3. Surat Paksa; 4. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; 5. Surat Perintah Penyanderaan; 6. Surat Pencabutan Sita; 7. Pengumuman Lelang; 8. Surat Penentuan Harga Umit; 9. Pembatalan Lelang; dan 10.surat lain yang diperlukan untuk pelaksanaan penagihan pajak. a) Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus; b) memberitahukan Surat Paksa; c) melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; dan d) melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. 3

Pejabat dan Jurusita Pajak (2/2) Jurusita Pajak melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran berdasarkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus yang diterbitkan oleh Pejabat apabila: a) Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau beniat untuk itu b) Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesiai c) terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usahanya, atau menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnyai d) badan usaha akan dibubarkan oleh Negara; atau e) terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan. 4

Surat Paksa (1/2) Item Informasi minimal Terbit apabila Penjelasan Nama WP, atau nama WP dan Penanggung Pajak Besarnya utang pajak Perintah untuk membayar Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran / Surat Peringatan / surat lain sejenis Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran / penundaan pembayaran pajak Surat Paksa terdahap OP dan Badan Terhadap OP Diberitahukan kepada Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha / di tempat lain yang memungkinkan Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun bekerja di tempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat di jumpai Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat Para ahli waris apabila WP telah meninggal dan harta warisan telah di bagi Terhadap badan Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan badan yang bersangkutan Pegawai tetap di tempat kedudukan / usaha apabila tidak dapat dijumpai salah satu pengurus pada poin di atas 6

Surat Paksa (2/2) Item Bila WP pailit Penjelasan Surat Paksa diberitahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas, atau Balai Harta Peninggalan Bila WP bubar / likuidasi Bila WP menunjuk kuasa Bila Surat tidak dapat dilaksanakan Bila WP tidak diketahui tempatnya Diberitahukan kepada orang / badan yang dibebani untuk melakukan pemberesan / likuidator Diberitahukan kepada penerima kuasa Disampaikan melalui Pemerinta Daerah setempat Bila tidak dikethui tempat tinggal, tempat usaha atau tempat kedudukan, Surat Paksa disampaikan dengan cara menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman kantor Pejabat yang menerbitkannya, mengumumkan melalui media massa, atau cara lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri atau Keputusan Kepala Daerah Pelaksanaan Surat Paksa tidak dapat dilanjutkan dengan penyitaan sebelum lewat waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan 6

Penyitaan Apabila utang pajak tidak dilunasi Penanggung Pajak, Pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Penyitaan dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 orang Setiap melaksanakan penyitaan, Berita Acara Pelaksanaan Sita ditandatangani Jurusita Pajak dan saksi Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang bergerak / tidak bergerak yang disita Atas barang yang disita dapat ditempel atau diberi segel sita Pengajuan Keberatan oleh WP tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan 7

Penyitaan: jenis barang yang disita Jenis Barang Bergerak Barang tidak bergerak Barang yang dikecualikan Mobil Perhiasan Uang Tunai dan Deposito Tabungan Saldo Rekening Koran Giro Obligasi Surat berharga lainnya seperti piutang / peneyrtaan modal pada perusahaan lain Tanah Bangunan Kapal dengan isi kotor tertentu Penjelasan a) Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya; b) Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada di rumah; c) perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari negara; d) buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan; e) peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah); atau f) peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga 6 yang menjadi tanggungannya

Penyitaan Jenis Barang Bergerak Barang tidak bergerak Barang yang dikecualikan Mobil Perhiasan Uang Tunai dan Deposito Tabungan Saldo Rekening Koran Giro Obligasi Surat berharga lainnya seperti piutang / peneyrtaan modal pada perusahaan lain Tanah Bangunan Kapal dengan isi kotor tertentu Penjelasan a) Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya; b) Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada di rumah; c) perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari negara; d) buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan; e) peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah); atau f) peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga 6 yang menjadi tanggungannya

Larangan Penanggung Pajak Penanggung Pajak dilarang: a) memindahkan hak, memindahtangankan, menyewakan, meminjamkan, menyembunyikan, menghilangkan, atau merusak barang yang telah disita; b) membebani barang tidak bergerak yang telah disita dengan hak tanggungan untuk pelunasan utang tertentu; c) membebani barang bergerak yang telah disita dengan fidusia atau diagunkan untuk pelunasan utang tertentu; dan atau d) merusak, mencabut, atau menghilangkan segel sita atau salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita yang telah ditempel pada barang sitaan. 6

Pencegahan Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai utang pajak setidaknya Rp 100 juta dan diragukan itikad baiknya Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan Pencegahan dapat dilaksanakan terhadap beberapa orang sebagai Penanggung Pajak WP badan atau ahli waris Pencegahan terhadap Penanggung Pajak tidak mengakibatkan hapusnya utang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak 6

Penyanderaan Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai utang pajak setidaknya Rp 100 juta dan diragukan itikad baiknya (besarnya utang pajak dapat diubah dengan Peraturan Pemerintah) Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan Penyanderaan dapat dilaksanakan terhadap beberapa orang sebagai Penanggung Pajak WP badan atau ahli waris Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal Penanggung Pajak sedang beribadah / sedang mengikuti sidang resmi / sedang mengikuti Pemilu 6

Penyanderaan Penanggung Pajak yang disandera dilepas: a) Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak telah dibayar lunas b) Apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat Perinta Penyanderaan itu telah terpenuhi c) Berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap d) Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri / Gubernur Kepala Daerah Tingkat I 6

Gugatan Gugatan adalah upaya hukum terhadap pelaksanaan penagihan pajak dan kepemilikan barang sebagaimana diatur dalam perundang-undangan Gugatan Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan Surat Paksa, sita, atau lelang hanya dapat diajukan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak. Gugatan Penanggung Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak Surat Paksa, sita, atau pengumuman lelang dilaksanakan. Gugatan pihak ketiga terhadap kepemilikan barang yang disita hanya dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri. Gugatan pihak ketiga terhadap kepemilikan barang yang disita tidak dapat diajukan setelah lelang dilaksanakan. 6

Referensi 1. UU PPSP no 19 tahun 1997 2. UU PPSP no 19 tahun 2000 (Perubahan atas UU PPSP no 19 tahun 1997) Benny Januar Tannawi januarbenny@gmail.com +62-811-147-9090 Bennytannawi.com 16