Penguatan Peran Pimpinan Dalam Penegakan Disiplin dan Pembinaan Pegawai Rakon Kepegawaian Tahun 2018 Bandung, 16 18 September 2018 Bagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai, Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
Pembahasan 01 Regulasi Dalam Penegakan Disiplin dan Pembinaan Pegawai a. Regulasi tentang Disiplin PNS b. Regulasi tentang Cuti c. Regulasi tentang Perkawinan dan Perceraian 02 Kewenangan dan Tanggung Jawab Pimpinan a. Kewenangan dalam penegakan disiplin b. Tanggung jawab dalam pembinaan pegawai 03 Komitmen Pimpinan Dalam Penegakan Disiplin (Studi Kasus)
Regulasi Dalam Penegakan Disiplin dan Pembinaan Pegawai 3
1. Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS 2. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS 3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan. 4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan. 5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kesehatan 4
1. Peraturan Pemerintah nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS 2. Peraturan Badan Kepegawaian Negara nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Permohonan dan Pemberian Cuti PNS 3. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kesehatan 4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 510/MENKES/PER/VII/2009 tentang Pemberian Kuasa dan Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Nota/Surat Persetujuan dan Keputusan Mutasi Kepegawaian Dalam Lingkungan Departemen Kesehatan 5
1. Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS. 2. Peraturan Pemerintah 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS. 3. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 08/SE/1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS. 4. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 45/SE/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS. 6
2. Kewenangan dan Tanggung Jawab Pimpinan 7
Pelanggaran Hukuman Disiplin PNS Tahun 2016 Pelanggaran Hukuman Disiplin PNS Tahun 2017 31% Pelanggaran Jam Kerja (PP 53 tahun 2010) 65% 17% 18% Pelanggaran Jam Kerja (PP 53 tahun 2010) Pelanggaran PP 10 Tahun 1983 jo PP 45 Tahun 1990 53% 16% Pelanggaran PP 10 Tahun 1983 jo PP 45 Tahun 1990 Lainnya Lainnya 8
32; 70% SK Izin Perceraian Tahun 2016 Badan Litbang Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Dirten Kesmas 0; 0% SK Izin Perceraian Tahun 2017 28; 49% Badan Litbang Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Dirten Kesmas Ditjen Farmalkes 1; 2% Ditjen Farmalkes 7; 15% 1; 2% 1; 2% 0; 0% 4; 9% 1; 2% Ditjen Yankes Ditjan P2P Itjen Sekjen 17; 30% 1; 2% 7; 12% 0; 0% 3; 5% Ditjen Yankes Ditjan P2P Itjen Sekjen 9
10
Artinya apa? 11
1. Masih banyak pegawai yang diberhentikan karena tidak hadir / masuk kerja tanpa alasan yang sah 2. Peningkatan perceraian PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan 3. Kurangnya perhatian / aware pimpinan kepada staf terutama atasan langsung. 4. Tidak ada / kurang pembinaan dari pimpinan, seharusnya atasan lagsung dapat mendeteksi lebih dini permasalahan timbul. 12
APA YANG HARUS 13
Dunia Nyata - Penampilan - Hubungan antar pegawai - Perubahan Perilaku Dunia Maya: - Aktivitas Sosial Media (FB, twitter, Instagram, dll) 14
a. Mampu mempengaruhi staf /melakukan pendekatan dalam rangka deteksi dini sebagai upaya preventif sehingga menjadi problem sloving dalam pembinaan. b. Menjadi teladan bagi staf, sehingga menjadi contoh nyata yang dapat ditiru yang pada akhirnya dapat berfungsi pembinaan untuk menjadi budaya organisasi. c. Komitmen pimpinan untuk memberikan reward dan punsihment kepada pegawai yang berprestasi maupun yang melakukan pelanggaran. 15
2.a Kewenangan dalam penegakan disiplin 16
Atasan langsung: 1. Melakukan pemanggilan 2. Melakukan pemeriksaan 3. Menyampaikan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin kepada pejabat yang berwenang menghukum Pejabat yang berwenang menghukum: 1. Menjatuhkan hukuman disiplin sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan 2. Apabila tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepadanya dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya 17
Disiplin pns 18
DISIPLIN PNS : KESANGGUPAN PNS UTK MENAATI KEWAJIBAN DAN MENGHINDARI LARANGAN YANG DITENTUKAN DLM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN/ATAU PERATURAN KEDINASAN YG APABILA TDK DITAATI ATAU DILANGGAR DIJATUHI HUKUMAN DISIPLIN PELANGGARAN DISIPLIN ADALAH SETIAP UCAPAN, TULISAN,ATAU PERBUATAN PNS YG TIDAK MENAATI KEWAJIBAN DAN/ATAU MELANGGAR LARANGAN KETENTUAN DISIPLIN PNS, BAIK YANG DILAKUKAN DI DALAM MAUPUN DI LUAR JAM KERJA 19
- Teguran lisan - Teguran tertulis - Pernyataan tidak puas secara tertulis Pasal 3 Kewajban Sumpah janji PNS Setia dan taat kpd Pancasila, UUD 45, NKRI Menaati segala ketentuan PerUUan Mencapai SKP yang ditetapkan Bekerja dengan cermat, jujur, dan bersemangat Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, dll Ringan Berat Sedang - Turun pangkat 3 thn - Pindah dalam rangka turun jabatan - Bebas dari jabatan - Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri - Penundaan KGB 1 thn - Penundaan KP 1 thn - Turun Pangkat 1 thn Pasal 4 Larangan Menyalahgunakan wewenang Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain Menerima hadiah atau pemberian yang berhubungan dengan jabatan Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan Memberi atau menyangggupi akan memberi sesuatu untuk diangkat dalam jabatan, dll 20
Lebih dari 46 hari PDHTAPS 5 hari, teguran lisan 6-10 hari teguran tertulis Wajib datang, melaksanakan tugas dan pulang sesuai ketentuan jam kerja 40-45 hari Bebas dari jabatan 36-40 hari Pindah dlm rangka turun jabatan Pelangga ran jam kerja 11-15 hari Tidak puas secara Tertulis 16-20 hari Tunda KGB 1 thn Keterlambatan dan/atau pulang cepat 31-35 hari Turun Pangkat 3 thn 25-30 hari Turun Pangkat 1 thn 21-25 hari Tunda KP 1 thn 7,5 jam dikonversi menjadi 1 hari kerja 21
PNS YG DIDUGA MELANGGAR DISIPLIN PEMANGGILAN I SECARA TERTULIS O/ ATASAN LANGSUNG HADIR TDK HADIR 7 HARI KERJA PEMERIKSAAN HADIR PEMANGGILAN I I TDK HADIR 7 HARI KERJA PEMERIKSAAN PENJATUHAN HD O/ PJBW BERDASRKAN ALAT BUKTI & KETERANGAN YG ADA 22
Atasan langsung (esselon V IV) Semua Hukdis Ringan JFU Juru Tingkat I, I/d ke bawah Atasan langsung (esselon IV) Semua Hukdis Ringan JFU Pengatur Muda Tk. I, II/b ke bawah JFT jenjang Pelaksana, Pelaksana Pemula Esselon V Tunda KGB 1 th Tunda KP 1 th JFU Juru Tingkat I, I/d ke bawah Esselon III Hukdis Ringan JFU Pengatur, II/c s.d Penata Muda Tk. I, III/b JFT Jenjang Pertama, Pelaksana Lanjutan Esselon IV Tunda KGB 1 th Tunda KP 1 th JFU Pengatur Muda, II/a s.d Pengatur Muda Tingkat I, II/b JFT jenjang Pelaksana, Pelaksana Pemula Esselon V Esselon II Hukdis Ringan JFU Penata, III/c s.d Penata Tingkat I, III/d JFT jenjang Muda, Penyelia Esselon III Tunda KGB 1 th Tunda KP 1 th JFU Pengatur, II/c s.d Penata Muda Tk. I, III/b JFT Jenjang Pertama, Pelaksana Lanjutan Esselon IV 23
Esselon I Semua Hukdis Ringan JFU Pembina, IV/a s.d Pembina Utama Muda, IV/c, JFT jenjang Madya Esselon II Tunda KGB 1 th Tunda KP 1 th JFU Penata Muda Tk. I, III/b s.d Penata Tingkat I, III/d JFT jenjang Muda, Penyelia Esselon III MENTERI KESEHATAN Hukdis Ringan Esselon I, JFT jenjang Utama, JFU Pembina Utama Madya, IV/d s.d Pembina Utama, IV/e Tunda KGB 1 th Tunda KP 1 th Esselon I, Esselon II, JFT jenjang Penyelia, Madya, Utama, JFU Pembina, IV/a s.d Pembina Utama, IV/e, Turun Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 th Turun Pangkat setingkat lebih rendah selama 3 th Esselon I, Esselon II, Seluruh jenjang JF, Seluruh PNS Gol I/a s.d IV/e Pemberhetian dengan hormat tidak atas perminataan sendiri Seluruh PNS Kementerian Kesehatan Kecuali Esselon I (kewenangan Presiden) 24
CUTI PNS 25
Cuti Tahunan Cuti Besar Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 bulan Digunakan untuk memenuhi kepentingan agama dan kelahiran anak keempat dan seterusnya Cuti Sakit PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan 26
Cuti Melahirkan Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan Cuti Alasan Penting Cuti Bersama PNS berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan Ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras dan salah satu diantara orang tsb meninggal dunia, melangsungkan perkawinan. Terdampak kahar (bencana) PNS laki-laki yang istrinya melahirkan/operasi cesar Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan, pelaksanaannya ditetapkan dgn Keppres PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan CLTN PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) tahun 27
Sekretaris Unit Utama Kepala Biro / Pusat Lingkungan Sekjen Pimpinan UPT Cuti Tahunan, Cuti Melahirkan, Cuti Sakit selama dilaksanakan di Dalam Negeri Kepala Biro Kepegawaian Kepala Bagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai Cuti Tahunan, Cuti Alasan Penting, Cuti Besar Sekretaris Jenderal Cuti Besar, Cuti Alasan Penting Bagi Esselon II atau setingkat Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan Cuti Tahunan, Cuti Melahirkan, Cuti Sakit Eselon II atau setingkat, Kepala UPT MENTERI KESEHATAN Seluruh Cuti yang dilaksanakan di Luar Negeri Cuti Tahunan, Cuti Sakit, Cuti Melahirkan Eselon I Cuti Di Luar Tanggungan Negara setelah ada Persetujuan BKN seluruh PNS 28
1. Mengajukan permohonan cuti menggunakan form permohonan dan pemberian cuti sesuai lampiran SE Cuti nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018 2. Atasan langsung memberikan pertimbangan 3. Pejabat yang berwenang memberikan keputusan pemberian Cuti. 29
1. Mengajukan permohonan cuti menggunakan form permohonan dan pemberian cuti sesuai lampiran SE Cuti nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018 2. Atasan langsung memberikan pertimbangan 3. Kepala UPT mengirimkan permohonan Kepada Unit Utama dengan surat pengantar sesuai lampiran SE Cuti nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018. 4. Unit Utama meneruskan permohonan ke Biro Kepegawaian 30
1. Mengajukan permohonan cuti menggunakan form permohonan dan pemberian cuti sesuai lampiran SE Cuti nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018 2. Atasan langsung memberikan pertimbangan 3. Kepala UPT mengirimkan permohonan Kepada Unit Utama dengan surat pengantar sesuai lampiran SE Cuti nomor HK.02.02/III/1799/2018 tanggal 24 Mei 2018. 4. Unit Utama meneruskan permohonan ke Biro Kepegawaian 31
2.b Tanggung jawab dalam pembinaan pegawai 32
33
Meningkatnya peran pimpinan dapat memberikan dampak positif bagi penyelesaian permasalahan kepegawaian 34
STU DI KAS US 35
1. PNS tidak masuk kerja lebih dari 46 hari, ybs langsung diusulkan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri. 2. PNS mengajukan perceraian, setelah diperiksa lebih lanjut penyebab adanya pihak ke-3, dan pihak ke-3 merupakan rekan kerja. 36
KONSELING bagi pegawai di lingkungan Sekrariat Jenderal dengan melibatkan Psikiatri agar dapat diperoleh solusi bersama. Tujuan: Menjadi salah satu upaya pencegahan perceraian pegawai. Sehingga KONSELING kedepannya akan menjadi salah satu syarat proses usul izin perceraian. 37
Pertanyaan? 38
THANK S! 39