BAB III OBJEK PENELITIAN. a. Sebelah timur : Kelurahan Regol. b. Sebelah barat : Kelurahan Cibadak. c. Sebelah utara : Kelurahan Cicendo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULULAN. Nasional Penanggulangan Tuberkulosis: kesehatan sebagai bagian dari

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana permasalahan keluarga adalah permasalahan sosial yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. besar jiwa pada tahun 2010, laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan KB yang telah mencapai 60,3% pada tahun (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

MISI MISI VISI PENDUDUK VISI & MISI KEPENDUDUKKAN CATATAN SIPIL & KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

PROPOSAL KAMPUNG KB/KKB NUSA INDAH DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR KAB BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PELATIHAN REFRESHING PLKB TENTANG : UPAYA PENINGKATKAN KESERTAAN KB MOW DI KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB III OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Secara geografis Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Astana Anyar merupakan salah satu wilayah yang ada di pusat Kota Bandung yang berbatasan dengan : a. Sebelah timur : Kelurahan Regol b. Sebelah barat : Kelurahan Cibadak c. Sebelah utara : Kelurahan Cicendo d. Sebelah selatan : Kelurahan Panjunan Kelurahan Karang anyar berjarak 4 km dari pusat pemerintahan Kota Bandung. Kelurahan karang anyar memiliki jumlah penduduk 7431 jiwa pada tahun 2012 terdiri dari 3824 jiwa laki-laki dan 3407 jiwa perempuan, jumlah kepala keluarga di Kelurahan Karang Anyar saat ni mencapai sekitar 1984 KK. Berdasarkan data kependudukan dari Kelurahan Karang Anyar pada tahun 2012 yang dilihat dari segi kepadatan penduduk sebesar 173 jiwa per hektar dan dilihat dari pertumbuhan penduduk, intensitas populasinya akan terus bertambah dari waktu ke waktu. 47

48 Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah Astana Anyar Tahun 2012 NO UMUR LAKI-LAKI JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH 1 0 4 Tahun 321 266 587 2 5 9 Tahun 443 393 836 3 10 14 Tahun 387 421 808 4 15 19 Tahun 342 381 723 5 20 24 Tahun 352 355 707 6 25 29 Tahun 327 211 538 7 30 34 Tahun 281 263 544 8 35 39 Tahun 312 379 691 9 40 44 Tahun 275 281 556 10 45 49 Tahun 217 192 409 11 50 54 Tahun 254 171 425 12 55 59 Tahun 141 163 304 13 60 64 Tahun 70 78 148 14 65 Keatas 42 43 85 Jumlah 3824 3407 7431 Sumber :Kelurahan Karang anyar Tahun 2012 Apabila dibandingkan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di Wilayah Astana Anyar, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 3824 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan sebesar 3407 jiwa. Komposisi jumlah penduduk

49 diatas terbanyak berada di usia produktif antara 20 30 tahun. Hal ini menandakan bahwa pasangan usia suburnya pun banyak/mayoritas. 2. Tingkat Pendidikan Salah satu indikator yang secara tidak langsung mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka kecenderungan akan semakin baik perilaku hidup sehatnya, sehingga memiliki status kesehatan yang relatif baik. Tabel 3.2 Sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Karang Anyar NO UMUR LAKI-LAKI JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH 1 Belum sekolah 411 307 718 2 Tidak tamat SD 248 388 636 3 Tamat SD 455 473 1067 4 Tamat SLTP 576 451 1027 5 Tamat SLTA 530 491 981 6 Sarjana Muda (D3) 569 420 1060 7 Sarjana (S1) 431 454 886 8 Pasca Sarjana (S2) - - - 9 Pasca (S3),dll - - - Sumber :profile kelurahan Karang anyar Tahun 2012

50 3. Jenis Pekerjaan Mata pencaharian merupakan bidang kerja manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian bisa mendapatkan penghasilan berupa uang. Untuk Kelurahan Karang Anyar Kota Bandung sendiri untuk jumlah penduduknya mempunyai bermacammacam mata pencaharian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.3 Sumber daya manusia berdasarkan jenis pekerjaan di Kelurahan Karang Anyar NO UMUR LAKI-LAKI JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH 1 Petani - - - 2 Pelajar 742 582 1324 3 Mahasiswa 483 387 880 4 Pegawai swasta 983 843 1826 5 Pedagang 852 766 1618 6 Pegawai negeri Sipil 103 339 442 7 TNI/ABRI 1 2 3 8 Pensiunan 76 31 107 9 Lain-lain 550 3597 7361 Jumlah 3764 3597 7361 Sumber :profile kelurahan Karang anyar Tahun 2012

51 B. Gambaran Umum Tentang Program KB Merupakan sesuatu yang harus dilakukan agar tujuan organisasi dapat terlaksanakan. Dalam rangka mewujudkan visi Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung dengan wewenang yang ada pada visi Badan, telah dirumuskan sejumlah misi yang mendukung yaitu : 1. Meningkatkan kualitas keluarga sebagai potensi sumber daya manusia dengan lingkungan hidupnya. 2. Menggerakan masyarakat dengan menggalang kemitraan /meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana/Kesehatan Reproduksi dan Hak-hak Reproduksi 3. Menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian peran serta masyarakat dalam ketahanan keluarga dan pemberdayaan ekonomi keluarga 4. Meningkatkan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan Kesehatan Reproduksi Remaja melalui kegiatan pengembangan program dan kemitraan 5. Menyediakan Data dan Informasi Keluarga berskala Mikro serta data Keluarga Miskin (Gakin) untuk pembangunan daerah.

52 1. Tujuan Dalam upaya mewujudkan visi dan misi Badan Keluarga Berencana Daerah Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung, ditetapkan tujuan yang ingin dicapai yaitu : 1) Meningkatkan kualitas keluarga sebagai potensi sumber daya manusia dengan lingkungan hidupnya dengan melalui peningkatan kesertaan ber KB, serta peningktan kesejahteraan keluarga. 2) Menggerakan masyarakat dengan menggalang kemitraan, meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi serta Hak-hak Reproduksi dengan tujuan meningkatkan peran serta dan partisipasi aktif masyarakat dalam KB dan Kesehatan Reproduksi serta Hak-hak Reproduksi. 3) Menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian peran serta masyarakat dalam ketahanan keluarga dan pemberayaan ekonomi keluarga dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas melalui peningkatan peran serta institusi dan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.

53 4) Meningkatkan pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan kesehatan reproduksi remaja melalui kegiatan pengembangan program dan kemitraan dengan tujuan meningkatnya rata-rata usia kawin pertama bagi wanita dari 17,8 tahun menjadi 20 tahun. 5) Menyediakan data dan informasi kependudukan dan keluarga berskala mikro serta data keluarga miskin (keluarga pra sejahtera dan sejahtera) untuk kepentingan pembangunan daerah dengan tujuan terlaksananya pencatatan dan pelaporan, pengolahan serta analisa data kependudukan untuk perencanaan pembangunan. 2. Tujuan Umum Rendahnya partisipasi pria dalam menggunakan alat KB dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan, sikap pria dan sosial budaya masyarakat. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan berperan besar dalam memberikan wawasan terhadap pembentukan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Pria yang tidak mempunyai pengetahuan yang luas tentang KB, tidak akan termotivasi untuk berperan serta dalam menggunakan alat KB. Sikap dapat dirumuskan sebagai pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk merespons terhadap obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 (tiga)

54 komponen pokok yaitu komponen kognitif (pengetahuan, kepercayaan, dan pandangan), afektif (perasaan dan emosi), dan konatif (kecenderungan untuk bertindak). Ketiga komponen ini secara bersama-sama dapat membentuk suku. Sementara laki-laki mengurusi hal-hal diluar rumah. Oleh karena urusan dalam rumah berkaitan dengan soal kesejahteraan termasuk dengan KB adalah urusan perempuan Rumusan masalah yang dikaji dalam penulisan ini adalah apakah ada pengaruh pengetahuan, sikap dan sosial budaya terhadap partisipasi pria dalam menggunakan alat KB. Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap dan sosial budaya terhadap partisipasi pria dalam menggunakan alat KB. Sedangkan Tujuan khususnya adalah untuk: (1)Mengetahui pengaruh pengetahuan pria dalam menggunakan alat KB; (2)Mengetahui pengaruh sikap pria dalam menggunakan alat KB; (3)Mengetahui pengaruh sosial budaya terhadap partisipasi pria dalam menggunakan alat KB. Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagian dan sejahtera (PP No 21). Program Keluarga Berencana merupakan bagian integral dari pembangunan sangat penting dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pelaksanaan Keluarga Berencana didasarkan atas adanya jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah, laju

55 pertumbuhan penduduk yang tinggi (2,1%) untuk tahun 1961-1971, struktur umur yang kurang menguntungkan yaitu kelompok umur usia muda (0-14 th) relatif besar (42,1 %). Disamping itu persebaran dan kepadatan penduduk yang tidak seimbang sekitar 60% penduduk berdiam di serta angka kelahiran total (FTR) pada tahun 1971 sebesar 4,3 % (BKKBN 1993). bahagia dan sejahtera, maka secara nasional komitmen politis telah mensahkan Undang-Undang No.10 tahun 1992 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana Sejahtera. Komitmen politis telah diperjelas dalam GBHN tahun 1993 yang menyebutkan bahwa Pembangunan Keluarga Sejahtera diarahkan kepada terwujudnya kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilainilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan (BKKBN, 1995). Gerakan Keluarga Berencana Nasional sebagai salah satu kegiatan pokok dalam upaya mencapai keluarga sejahtera diarahkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi sehingga terwujud peningkatan kesejahteraan keluarga. Gerakan Keluarga Berencana diupayakan agar makin membudaya dan makin mandiri melalui penyelenggaraan penyuluhan keluarga berencana, peningkatan kualitas dan kemudahan pelayanan.

56 Dalam usaha meningkatkan pemeriksaan keluarga berencana nasional peranan pria sangat penting dan menentukan. Sebagai kepala keluarga pria merupakan tulang punggung keluarga dan selalu terlibat untuk menentukan jumlah anak yang diinginkan. Dengan pertimbangan demikian, telah dikembangkan bentuk kontrasepsi pria antara lain : Kondom, metode hormonal, vas oklusi dan vasektomi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuma. 3. Visi Program Kb Visi Program KB di Kelurahan Karang Anyar adalah merupakan penjabaran dari Visi Kelurahan Karang Anyar Terwujud nya Pelakasanaan Program KB Tahun 2013. 4. Misi Dalam mencapai visi tersebut maka misi Kelurahan Karang Anyar ditetapkan sebagai berikut : 1) Menggerakkan Pelakasanaan Program KB. 2) Melaksanakan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau melalui pelayanan yang prima. 3) Mendorong kemandirian masyarakat di bidang Keluarga Berencana melalui upaya promotif dan preventif dengan

57 meningkatkan dan melaksanakan perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat. 4) Mengoptimalkan dan memanfaatkan sumberdaya, sarana dan prasarana yang ada. 5. Tentang Program KB Sikap Masyarakat dan Pelakasanaan Program KB dalam mewujudkan Visi dan Misi mempunyai Motto Anda Sehat Kami Bahagia dengan melayani secara SYGAP dimana S (Sapa, Salam, Senyum), Y ( Yang menjadi Idaman) G, (Gaya Hidup Sehat), A (Aman dan Nyaman), P (Pelayanan Prima). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Tehnik purposive sampling adalah cara pemilihan subjek berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga sampel dapat memberikan informasi dengan akurat dan efisien, yang diarahkan untuk mencapai tujuan penelitian. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. PUS yang telah mempunyai 2 anak atau lebih. b. PUS yang berusia 35 tahun atau lebih. Digunakannya ciri-ciri sampel tersebut karena PUS yang mempunyai 2 anak adalah PUS yang mendukung program pemerintah yaitu ber-kb sedangkan PUS yang umurnya 35 tahun atau lebih adalah pasangan mempunyai resiko kehamilan yang besar bagi seorang ibu apabila melahirkan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka besaran sampel yang

58 diambil adalah sebanyak 38 orang. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Variabel dalam penelitian ini adalah Pengetahuan pria tentang KB dan alat KB, Sikap pria dalam menggunakan alat KB, Sosial budaya dan Partisipasi pria dalam KB. 1) Fungsi Pelayanan KB a. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang Keluarga Berencana b. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang Keluarga Berencana c. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang Keluarga Berencana d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan di bidang Keluarga Berencana e. Pelaksanaan evaluasi tugas di bidang Keluarga Berencana f. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang Keluarga Berencana g. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dalam rangka Keluarga Berencana. 2) Bidang Keluarga Berencana Bidang Keluarga Berencana mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang KB yang meliputi Pengaturan dan Hak-hak Reproduksi

59 serta KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) dan Advokasi penduduk. Pelaksanaan kegiatan program peningkatan pelayanan Keluarga Berencana yang telah dilaksanakan oleh Bidang Keluarga Beencana dapat memberikan kontribusi dalam program pembangunan di Kabupaten Bamdung yang diharapkan adanya perubahan perilaku masyarakat khususnya dalam bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Untuk tahun anggaran 2013 kegiatan yang dilaksanakan adalah pengendalian program KB dengan rincian kegiatan sebagai berikut : a. Pembinaan dan pembentukan Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIKR) b. Peningkatan pengelolaan KB mandiri c. Penggerakan peningkatan partisipasi pria dalam program KB d. Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin e. Penanganan komplikasi dan kegagalan KB f. Konsultasi Kecamatan ke Kabupaten g. Rapat Kerja Daerah KB (Rekerda KB) h. Pelayanan KIE i. Peningkatan perlindungan hak reproduksi individu

60 j. Pembinaan peserta Keluarga Berencana k. Pengadaan sarana Mobilitas Tim KB keliling l. Advokasi dan KIE tentang KRR (Konsultasi Reproduksi Remaja) 3) Pencapaian Peserta KB tahun 2010 Pencapaian peserta KB baru, mulai Januari sampai dengan Desember 2013 sejumlah 72.113 atau 111,95% dari PPM sejumlah 64.416 dengan perincian : - IUD : 7.081 - MOP : 104 - MOW : 541 - Implat : 4.628 - Suntik : 46.983 - PIL : 12.758 - Kondom : 18 - Obat Vaginal : - Pencapaian Peserta KB Aktif : - IUD : 83.280 - MOP : 6.951 - MOW : 14.821 - Implat : 9.902 - Suntik : 317.546 - PIL : 148.242

61 - Kondom : 987 - Obat Vaginal : - 4) Program pelayanan KB : a. Perencanaan operasional pengaturan kelahiran dan hak hak reproduksi b. Pelaksanaan pengaturan kelahiran dan hak hak reproduksi di bidang keluarga berencana c. Pelaksanaan kemitraan program pengaturan kelahiran dan hak hak reproduksi dengan lintas sector maupun LSM d. Pelaksanaan penyusunan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kesehatan reproduksi yang sesuai dengan kondisi dan sasaran e. Pelaksanaan, pengambangan, dan pembinaan pusat informasi dan konsultasi pengaturan kelahiran dan hak hak reproduksi f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas g. Pelaksanaan koordinasi pengaturan kelahiran dan hak hak reproduksi dengan sub unit kerja di lingkungan badan h. Perencanaan operasional kegiatan jaminan dan pelayanan keluarga berencana i. Pelaksanaan rumusan kebijakandalam strategi pelaksanaan kegiatan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana j. Pelaksanaan peningkatan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana

62 k. Pelaksanaan pembinaan kriteria kelayakan tempat pelayanan Keluarga Berencana dan standar kualitas pelayanan Keluarga Berencana l. Pelaksanaan penetapan jaringan pelayanan Keluarga Berencana jalur swasta dan masyarakat m. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas n. Pelaksanaan koordinasi jaminan dan pelayanan keluarga berencana dengan sub unit kerja di lingkungan Badan/ Dinas 5) Program KIE dan Advokasi Penduduk : Fungsi KIE dan Advokasi Penduduk yaitu : a) Perencanaan operasional kegiatan KIE dan Advokasi Penduduk b) Pelaksanaan program peningkatan KIE dan Advokasi Penduduk di Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera c) Pelaksanaan peningkatan upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisai peningkatan, pengembangan, perumusan KIE dan Advokasi Penduduk di Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera d) Pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan KIE dan Advokasi peningkatan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

63 e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas f) Pelaksanaan koordinasi dalam KIE dan Advokasi Penduduk di Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. C. Karekteristik Responden 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang menjadi peserta program keluarga berencana aktif berjumlah 38 responden. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel berikut : Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia NO Responden Usia Jumlah Persen % 1 31 40 26 68.4% 2 41-50 9 23.7% 3 51-60 3 7.9% Jumlah 38 100%

64 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Responden dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang menjadi peserta program keluarga berencana aktif berjumlah 38 responden. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat karakteristik responden berdasarkan agama pada tabel berikut : Tabel 3.5 Karakteristik Renponden Berdasarkan Agama No Responden Agama Jumlah Persen % 1 Islam 37 97.4% 2 Kristen Khatolik 1 2.6% 3 Kristen Protestan 0 0% 4 Hindu 0 0% 5 Budha 0 0% Jumlah 38 100% 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang menjadi peserta program keluarga berencana aktif berjumlah 38

65 responden. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat karakteristik responden berdasarkan pendidikan pada tabel berikut : Tabel 3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Responden Pendidikan Jumlah Persen % 1 TK 0 0% 2 SD 4 10.6% 3 SMP 7 18.4% 4 SMA 21 55.3% 5 Perguruan Tinggi 6 15.7% Jumlah 38 100% 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Alat Kontrasepsi Responden dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang menjadi peserta program keluarga berencana aktif berjumlah 38 responden. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat karakteristik responden berdasarkan pemilihan alat kontrasepsi pada tabel berikut :

66 Tabel 3.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemilihan Alat Kontrasepsi No Responden Jenis Kontrasepsi Jumlah Persen % 1 Vasektomi 7 18.4% 2 Kondom 8 21% 3 Pil 7 18.4% 4 Suntik 5 13.2% 5 Implant 5 13.2% 6 IUD 6 15.8% Jumlah 38 100%