BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

JIEET: Volume 01 Nomor (Journal Information Engineering and Educational Technology) ISSN : X

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PANEL SURYA MENGGUNAKAN PERTURB AND OBSERVE SEBAGAI KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER Mochamad Firman Salam

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

LAMPIRAN 1 CATU DAYA TRANSFORMATOR RANGKAIAN SENSOR ARUS SENSOR DAYA. Gambar 1. Realisasi alat

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI BUCK BOOST CONVERTER DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING MENGGUNAKAN METODE PERTURB AND OBSERVE

Bab 5. Pengujian Sistem

Rancang Bangun Prototipe Emulator Sel Surya Menggunakan Buck Converter Berbasis Arduino

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PANEL SURYA BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN DAN INTENSITAS CAHAYA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Dwi Agustina Hery Indrawati

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3122

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

Harmini 1) 1)JurusanTeknikElektro U S M,Jl. Soekarno Hatta Tlogosari

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENAIK TEGANGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KY CONVERTER DAN BUCK- BOOST CONVERTER

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

Optimasi Pengisian Daya Baterai pada Panel Surya Menggunakan Maximum Power Point Tracking (MPPT)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAKSIMUM POWER POINT TRACKER MELALUI DETEKSI ARUS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

UNIVERSITAS INDONESIA. Metode MPPT Baru untuk Sel Surya Berdasarkan Pengendali PI SKRIPSI BENG TITO

Desain dan Analisis MPPT Berbasis DC- Switched Capacitor untuk Sistem Grid- Connected Photovoltaic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

KENDALI BUCK-BOOST MPPT BERBASIS DIGITAL LAPORAN TUGAS AKHIR

Sistem Panel Surya Terhubung Grid melalui Single Stage Inverter

PERANCANGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKING PANEL SURYA MENGGUNAKAN BUCK BOOST CONVERTER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE

Latar Belakang dan Permasalahan!

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

Implementasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) Pada Sistem Photovoltaic

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Buck-Boost Converter

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sel Surya Prinsip Kerja Sel Surya

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perbaikan Performa DC-Link Inverter Satu Fasa Menggunakan Interleaved DC-DC Boost Konverter pada Aplikasi Photovoltaics

RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE

OPTIMALISASI SEL SURYA MENGGUNAKAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SEBAGAI CATU DAYA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAKSIMUM POWER POINT TRACKER MELALUI DETEKSI DAYA DAN TEGANGAN

Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Studi Analisa Synchronous Rectifier Buck Converter Untuk Meningkatkan Efisiensi Daya Pada Sistem Photovoltaic

Optimasi Pengisian Daya Baterai Pada Panel Surya Menggunakan Maximum Power Point Tracking (MPPT) Ranny Dwidayanti

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

MPPT Menggunakan Metode Hibrid JST dan Algoritma Genetika Untuk Sistem Photovoltaic

IMPLEMENTASI TEKNIK MAXIMUM POWER POINT TRACKING (MPPT) PADA SISTEM PENJEJAK MATAHARI BERBASIS ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

PV-Grid Connected System Dengan Inverter Sebagai Sumber Arus. Pada Beban Resistif

METODE PENGENDALIAN DAYA PADA PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN METODE KENDALI INTERNAL TUGAS AKHIR

Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel

PERANCANGAN SINGLE ENDED PRIMARY INDUCTOR CONVERTER UNTUK PENYETABIL TEGANGAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB III ALGORITMA PENDETEKSI KERUSAKAN MODUL SURYA

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

Penggunaan Algoritma Incremental Conductance pada MPPT dengan Buck Converter untuk Pengujian Indoor dan Outdoor

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Photovoltaic Photovoltaic ialah alat yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi listrikodimana alat ini tersusun atas sel-sel Photovoltaic yang terbuat dari material semikonduktor. Umumnya material semikonduktor yang digunakan berupa silikon sedangkan untuk sel-selnya sendiri tersusun paling tidak 2 lapisan semikonduktor satu untuk lapisan yang bermuatan positif dan satu lagi yang bermuatan negatif. Secara sederhana prinsip kerja alat ini ialah ketika sel-sel Photovoltaic terkena paparan sinar matahari beberapa foton yang merupakanppartikel cahaya menabrak elektron. Saat jumlah energi foton tersebut cukup maka elektron akan didorong oleh foton ini keluar dari pita valensi (valence band) melewati pita pemisah (band gap) menuju pita konduksi (conduction band). Kemudian dari itu terjadi perbedaan tegangan pada terminal sel Photovoltaic sehingga menyebabkan elektron pada pita konduksijbergerak. Elektron yang bergerak inilah disebut arus listrike [6]. Gambar 2.1 Skema Solar Cell 5

2.1.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Solar Cell 2.1.1.1 Intensitas Cahaya Matahari Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dari photovoltaic itu sendiri sehingga membuat efisiensi dari alat ini menurun antara lain adalah radiasi dari matahari. Radiasi matahari ialah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Pada umumya yang tertera pada datasheet panel surya pengujian yang dilakukan pada standart test condition (STC) yaitu nilai radiasi matahari sampai pada kisaran 1000 W/m 2. Tetapi dalam prakteknya nilai tersebut tidak tercapai karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti posisi lintang, posisi matahari, keadaan cuaca, serta nilai radiasi matahari pada suatu lokasi tertentu. Berikut merupakan gambaran pengaruh radiasi terhadap panel surya Gambar 2.2 Kurva I-V Terhadap Radiasi Cahaya Matahari Dari gambar kurva diatas terlihat jelas bahwa radiasi cahaya matahari sangat mempengaruhi kinerja dari panel surya tersebut, dimana ketika radiasi matahari tinggi jumlah energi foton yang diterima panel surya semakin banyak sehingga arus yang dihasilkanpun lebih besar. 6

2.1.1.2 Temperatur Modul Photovoltaic Tidak hanya radiasi mataharioada faktor lain yang mempengaruhi efisiensi panel surya tersebut yaitu suhu. Sel photovoltaic identik dengan piranti semikonduktor diode dimana pada pengoperasiannnya sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Secara umum, modul photovoltaic dapat bekerja secara maksimal jika temperatur yang diterimanya tetap stabil pada temperatur 25 0 C. Kenaikan suhu dari temperatur normalamodul photovoltaic ini akan menurunkan tegangan (Voc) yangldihasilkan. Setiap kenaikan suhu sebesar 1 0 C dari temperatur normal 25 0 C akan mengurangi daya yang dihasilkan oleh modul photovoltaic sekitar 0,5%. Kecepatan angin di sekitar lokasi modul photovoltaic akan sangat membantu terhadapipendinginan temperatur permukaan photovoltaic sehingga temperatur dapat terjaga dikisaran 25 0 C dan membuat efisiensi daya yang dihasilkan tetap stabil. Gambar 2.3 Kurva I-V Terhadap Perubahan Suhu 7

2.1.1.3 Penambahan beban tegangan-daya. Karakteristik dari solar cell terdiri dari kurva arus-tegangan dan kurva Gambar 2.4 Kurva Arus Tegangan Gambar kurva diatas menunjukkan sel ketika dihubungkan dengan beban (R) dimana beban memberi hambatan sebagai garis linear dengan garis I/V = I/R. Jika beban yang diberikan kecil maka sel akan bekerja pada daerah kurva MN, dimana sel beroperasi sebagai sumber arus short circuit. arus short circuit merupakan arus maksimal pada solar cell dalam keadan tanpa beban. Sedangkan Jika beban yang diberikan besar maka sel akan bekerja pada daerah kurva PS, dimana sel beroperasi sebagai sumber tegangan open circuit. Tegangan open circuit merupakan tegangan maksimum yang dapat dicapai solar cell saat tidak adanya arus (I=0). Dari kurva diatas juga menunjukkan bahwa beban yang optimal (I/Rop) beroperasi pada arus dan tegangan maksimum sehingga daya maksimum dapat tercapai, jadi jika beban lebih kecil dari beban optimal maka arus semakin besar tetapi tegangan menurun sehingga daya yang dihasilkan semakin meningkat mendekati daya maksimum. Sebaliknya jika beban lebih besar dari beban optimal 8

maka arus semakin kecil tetapi tegangan meningkat sehingga daya yang dihasilkan semakin menurun menjauhi daya maksimum [2]. 2.2 Konverter DC-DC 2.2.1 Sepic Konverter SEPIC (Single Ended Primary Inductance Converter) merupakan konverter jenis Buck Boost yang dapat menurunkan dan menaikkan tegangan inputnya. Berbeda dengan Buck Boost dan Cuk konverter,sepic memiliki polaritas keluaran tegangan yang sama dengan inputnya serta memiliki stress tegangan yang tinggi, Sehingga dapat diandalkan untuk pengoperasian dengan jangkauan tegangan yang lebar. Selain itu SEPIC juga memiliki equivalen series resistor (ESR) yang rendah dari kapitor koplingnya dibandingkan Buck Boost konverter sehingga dapat mengurangi ripple dan panas pada komponennya [5]. SEPIC bekerja berdasarkan duty cycle ketika nilai duty cycle kurang dari 50% konverter ini akan bekerja sebagai buck konverter atau menurunkan tegangan inputnya sedangkan jika nilai duty cycle lebih dari 50% konverter ini akan bekerja sebagai boost konverter atau menaikkan tegangan inputnya. Gambar 2.5 Rangkaian Sepic Konverter Secara sederhana prinsip kerja konverter ini terbagi atas 2 mode yaitu: 9

Gambar 2.6 Rangkaian Sepic Konverter Switch on Ketika switch tertutup maka dioda dalam kondisi terbuka sehingga arus dari sumber mengalir ke L1 pada saat itu juga tegangan di C1 nilainya sama dengan tegangan sumber. Sehingga C1 menyuplai energi ke L2 yang membuat arus di L2 meningkat. pada kondisi ini tidak ada supply energi terhadap beban. Gambar 2.7 Rangkaian Sepic Konverter Switch off Ketika switch terbuka maka dioda dalam kondisi tertutup. Pada saat ini L1 akan mengalirkan arus ke beban sekaligus mengisi C1 dan secara bersamaan L2 mengalirkan arus ke beban juga [7]. Berikut persaman untuk menghitung nilai kompenen yang digunakan pada Sepic Konverter Dmax = L1 = L2 = IL = Io Vo Vi Vo+Vd Vo+Vi+Vd Vi D IL Fs (2.1) (2.2) 40% (2.3) 10

Io D Co Vo 0,5 Fs Dimana: (2.4) V o adalah tegangan output (V), V i adalah tegangan input (V), D adalah duty cycle R adalah resistansi beban (ohm), C adalah kapasitor (F), L adalah induktor (H), F s adalah frekuensi switching (Hz), I L adalah arus ripple (A), Is adalah arus input (A), Vo adalah ripple tagangan keluaran (V), 2.3 Maximum Power Point Tracking (MPPT) MPPT ialah suatu metode penjejakan atau tracking untuk memperoleh daya maksimum yang berasal dari modul fotovoltaik pada kondisi lingkungan tertentut.mppt pada umumnya tersusun atas konverter DC-DC, kontroller, dan sensor. Konverter DC-DC ialah penghubung antara panel fotovoltaikpdengan beban entah itu aki atau baterai. Pada sistem MPPT, konverter DC-DC berfungsiountuk mengubah-ubah nilai tegangan masukan yang berasal dari fotovoltaik berdasarkan nilai duty cycle yang diterima yang berasal dari algoritma MPPT. Untuk mendapatkan nilai duty cycle yang tepat dan sesuai maka diterapkanlah sebuah sistem kontrol yang dinamakan algoritma penjejakan atau algoritma MPPT. algoritma penjejakan itu sendiri bekerja berdasarkan informasi dari sensor. Informasi tersebut berupa arus, tegangan, dan daya panel fotovoltaik [6]. 11

2.3.1 MPPT metode Modified Perturb And Observe algoritma Perturb And Observe (P&O) merupakan algoritma yang bekerja mencari MPP dengan menggunakan kurva P-V dimana V() disebut perturbation step dan P(dP) disebut observation step. Algoritma ini mencapai MPP jika dp mendekati nol yang dikenal dengan keadaan mantap. Berikut sistem kerja dari algoritma Perturb And Observe (P&O) ini. Jika dp > 0 maka sistem berada di kiri MPP (2.6) Jika dp < 0 maka sistem berada di kanan MPP (2.7) Jika dp = 0 maka sistem telah mencapai MPP (2.8) Gambar 2.8 Kurva Perturb And Observe 12

Gambar 2.9 Flowchart Konvensional Perturb And Observe Algoritma ini begitu populer dan banyak diterapkan dalam MPPT sistem karena keefisiensinya yang relatif tinggi mencapai 96%. Tetapi algoritma ini kurang begitu efektif bekerja mencari MPP ketika terjadi perubahan kenaikan ataupun penurunan radiasi matahari yang cepat dan mendadak sehingga, menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap MPP. P&O ini tidak dapat mengenali perubahan yang terjadi apakah datang dari perubahan cuaca atau perubahan perturbation. Ketika terjadi kenaikan radiasi matahari yang cepat pada gambar 2.10. Saat sistem beroperasi pada titik MPP 1 saat perturbation j berdasarkan kurva ketika terjadi kenaikan radiasi matahari yang cepat maka titik MPP 1 akan berpindah ke titik 2 dimana dp dan bernilai positif, karena hasil dp dan bernilai positif maka membuat algoritma ini meningkatkan tegangan perturbation sehingga MPP di titik 2 bergeser ke titik 3 yang membuat sistem menyimpang dan menjauhi MPP 2. Pada saat inilah P&O salah membuat keputusan seharusnya algoritma ini menurunkan tegangan perturbation sehingga MPP di titik 2 bergeser menuju MPP 2. 13

Gambar 2.10 Kurva Kenaikan Radiasi Matahari Karena algoritma P&O konvensional salah membuat keputusan dan mengalami penyimpangan ketika terjadi kenaikan radiasi matahari yang cepat maka dilakukan modifikasi dengan menambah parameter di dan variable step ( Dn). Dn = M dp, Dimana M adalah variable konstan yang kita atur sendiri Sehingga kebingungan dalam mengambil keputusan yang dialami P&O konvensional dapat diatasi serta dapat mengurangi penyimpangan terhadap MPP dapat dikurangi [5]. 14

Gambar 2.11 Flowchart Modified Perturb And Observe 2.3.2 MPPT metode Modified Incremental Conductance algoritma Incremental Conductance (INC) merupakan algoritma yang bekerja mencari titik MPP dengan menggunakan kurva P-V. Algoritma ini mencapai MPP dengan membandingkan nilai konduktansi (I/V) dengan perubahan nilai konduktansi (di/). Berikut persaman persamaan yang berlaku pada algoritma Incremental Conductance (INC) ini. dp dp dp > 0 di kiri MPP (2.6) < 0 di kanan MPP (2.7) = 0 mencapai MPP (2.8) 15

Karena, dp = d(iv) = I + V di (2.9) Maka, Jika di > - I V Jika di < - I V Jika di = - I V sistem berada di kiri MPP (2.10) sistem berada di kanan MPP (2.11) sistem berada telah mencapai MPP (2.10) Gambar 2.12 Flowchart Konvensional Incremental Conductance 16

Dalam sistem MPPT algoritma yang paling sering digunakan adalah P&O karena sedehana dan relatif efisien. Tetapi di lain sisi dibandingkan P&O, INC dapat melacak MPP lebih akurat dengan osilasi steady state yang lebih kecil serta respon yang lebih cepat ketika perubahan penurunan radiasi matahari yang sangat cepat. Tetapi algoritma ini kurang begitu efektif bekerja mencari MPP ketika terjadi perubahan kenaikan radiasi matahari yang cepat dan mendadak serta masih memiliki tingkat osilasi yang relatif besar pada saat keadaan mantap. Pada gambar 2.14 ketika radiasi 500 W/m 2 dan sistem bekerja pada beban 2 berdasarkan kurva P-V titik MPP berada di titik B. Saat radiasi tiba-tiba meningkat menjadi 1000 W/m 2 titik MPP akan berpindah ke titik C dimana kemiringan titik C dengan B bernilai positif sehingga membuat INC ini meingkatkan tegangan PV dan menjauhi titik MPP. Sedangkan ketika radiasi matahari 1000 W/m 2 titik MPP berada di titik A dan kemiringan titik A dengan C bernilai negatif seharusnya tegangan PV diturunkan agar titik MPP dapat tercapai. Gambar 2.13 Kurva P-V dan I-V Kenaikan Radiasi Matahari Karena algoritma INC konvensional tidak akurat dan mengalami penyimpangan ketika terjadi kenaikan radiasi matahari yang cepat maka dilakukan modifikasi seperti yang terdapat pada flowchart berikut ini. 17

Gambar 2.14 Flowchart Modified Incremental Conductance Dimana variable step Dn = M dp ditambahkan untuk megurangi osilasi yang terjadi ketika keadaan mantap [11] [12]. 18