BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) dan Undang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Air

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah kemampuan rumah sakit dalam memberikan layanan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

BAB II URAIAN TEORITIS. pusat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan medik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN Sejarah dan Perkembangan Singkat Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan. kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. paradigma pelayanan sosial murni mulai berubah. Perubahan berangsur-angsur

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fasilitas kesehatan telah mengalami pergeseran paradigma, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Eraglobalisasi merupakan suatu era baru yang akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mulai disadari banyak pihak dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Industri jasa (service industry) saat ini berkembang dengan sangat cepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut diatas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari Pembangunan Nasional yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) dan Undang -Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yaitu melalui pembangunan kesehatan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dapat terpenuhi. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Ketahanan Nasional yang mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karenanya pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional di bidang kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Pola pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan yang semakin berkualitas dan merata sesuai dengan Sasaran Pembangunan Kesehatan di Indonesia. 1

Kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi penyelenggara pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Rumah sakit akan semakin maju jika kinerjanya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, pelayanan rumah sakit harus berubah mengarah pada kekuatan pasar sehingga orientasi rumah sakit bergeser dari organisasi sosial ke arah sosioekonomi, dengan demikian mempertahankan pelanggan adalah tujuan utama yang harus dicapai. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen dengan memperhatikan secara cermat kebutuhan konsumen sebagai upaya memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli dalam upaya untuk menemukan definisi penilaian kualitas. Parasuraman, A., et al (1988) mendefinisikan penilaian kualitas pelayanan sebagai pertimbangan global atau sikap yang berhubungan dengan keunggulan (superiority) dari suatu pelayanan (jasa). Dengan kata lain, penilaian kualitas pelayanan adalah sama dengan sikap individu secara umum terhadap kinerja perusahaan. Selanjutnya mereka menambahkan bahwa penilaian kualitas pelayanan adalah tingkat dan arah perbedaan antara persepsi dan harapan pelanggan. Selisih antara persepsi dan harapan inilah yang mendasari munculnya konsep gap (perception-expectation gap) dan digunakan sebagai dasar skala SERVQUAL. Dari penelitian ini ditemukan bahwa penilaian kualitas pelayanan didasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu tangibility (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness 2

(daya tanggap), assurance (jaminan/dapat dipertanggungjawabkan)dan emphaty (perhatian/kepedulian). Dengan adanya lima dimensi kualitas pelayanan di atas, diharapkan mampu menjadi pedoman bagi tiap rumah sakit, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit umum di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten dalam upaya pembangunan kesehatan yang bermutu dan merata yang dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut di atas dan dengan diberlakukannya Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-undang No.25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka berbagai upaya dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat meningkatkan akses pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sejak Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah bergulir dengan lahirnya Undang-Undang tersebut, maka dengan keadaan krisis ekonomi yang belum berakhir, pembangunan kesehatan di Kabupaten Batu Bara terasa sangat lambat. Di Kabupaten Batu Bara masih banyak permasalahan baik individu maupun masyarakat yang apabila tidak ditanggulangi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Diantaranya adalah masalah kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular maupun tidak menular. Selain itu permasalahan kesehatan lingkungan, juga permasalahan kondisi fisik pelayanan kesehatan. Berkenaan dengan keadaan fisik pelayanan kesehatan antara lain Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Polindes serta sarana transportasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dinilai masih kurang. Sebagai 3

gambaran Kabupaten Batu Bara mempunyai 7 kecamatan, terdapat 1 unit Rumah Sakit Umum, 13 unit Puskesmas, Posyandu sebanyak 502 unit, Polindes 34 unit,dan Puskesmas Pembantu 60 unit. Sedangkan jumlah sarana pelayanan kesehatan bergerak terdiri dari roda 4 sebanyak 12 unit, dimana keadaan yang baik hanya 9 unit dan rusak 3 unit, sedangkan roda 2 hanya 17 unit, semua baikdan sedangkan jumlah Puskesmas Keliling hanya 12 (sembilan), 3(empat) diantaranya rusak parah. Sementara itu keadaan peralatan pelayanan kesehatan (medis) juga masih kurang, dimana alat kesehatan yang ada masih merupakan pengadaan dari Kabupaten Batu Bara. Keadaan fisik pelayanan kesehatan dan sarana penunjang pelayanan kesehatan tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan kesehatan baru, mengingat jumlah kecamatan tidak seimbang dengan jumlah sarana kesehatan yang ada, serta jumlah sarana pelayanan bergerak yang belum mencukupi, dan belum proporsional terhadap kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan sumber dana. Maka berdasarkan latar belakang tersebut di atas, perlu dilakukan pengusulan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana fisik dan peningkatan pelayanan kesehatan. Selain hal tersebut di atas, masalah yang paling utama yang dihadapi sebuah lembaga jasa pelayanan kesehatan adalah banyaknya pesaing. Rumah Sakit Umum Daerah Batu Bara Kabupaten Batu Bara juga merasakan adanya tingkat persaingan yang semakin ketat dengan rumah sakit lainnya, terutama 4

rumah sakit milik swasta di daerah lain. Persaingan yang terjadi bukan saja dari sisi teknologi peralatan kesehatan saja, tetapi persaingan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.dengan demikian, Kualitas pelayanan kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lain dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumen sebagai pemakai jasa pelayanan rumah sakit. Untuk mengetahui standar kualitas pelayanan kesehatan pada tiap-tiap rumah sakit, Departemen Kesehatan RI memberikan beberapa acuan mengenai parameter kualitas pelayanan kesehatan, 3 (tiga) diantaranya yaitu: Bed Occupancy Rate (BOR), AverageLenght of Stay (a-los), dan Net Death Rate (NDR). Berikut ini data mengenai parameter kualitas pelayanan kesehatan dari tahun 2013-2014 pada RSUD Batu Bara, antara lain: Tabel 1.1 Parameter Kualitas Pelayanan Kesehatan No. Parameter 2013 2014 1. Bed Occupancy Rate (BOR) 9% 24% 2. Average Lenght of Stay (a-los) 3 hari 4 hari Sumber: Rekam Medik RSUD Batu Bara Dari tabel di atas, terlihat bahwa parameter kualitas pelayanan seperti Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase yang menunjukkan rata-rata tempat tidur yang dipakai setiap harinya yang ada selama ini masih berada di bawah standar yang seharusnya dicapai. Tingkat BOR yang dicapai RSUD Batu Barapada tahun 2013 adalah sekitar 9% dan pada tahun 2014 sekitar 24%. Walaupun dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi peningkatan dalam jumlah persentase BOR, namun nilai ini masih jauh dari yang diharapkan karena standar nilai atau angka ideal 5

yang seharusnya dicapai dengan mengacu pada standar Depkes RI adalah 60-85%. Sedangkan pada nilai Average Lenght of Stay (a-los) atau rata-rata lama rawat seorang pasien selama ini juga masih di bawah standar ideal yang ditetapkan oleh Depkes RI yakni 6-9 hari, sementara nilai a-los pada RSUD Batu Bara pada tahun 2013hanya 3 hari dan pada tahun 2014 selama 4 hari. Tingkat BOR dan a-los tersebut sebenarnya menggambarkan bahwa kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Batu Bara masih kurang baik. Oleh karena itu jika angka BOR dan a-los rendah maka sebagai konsekuensinya pihak manajemen rumah sakit harus meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien, terutama bagi mereka yang sedang dalam rawat inap. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis kualitas pelayanan pada RSUD Batu Bara dari persepsi pasien dengan menggunakan metode SERVQUAL. Dimana penelitian ini akan mencoba mengungkap apakah pelayanan yang diberikan oleh RSUD Batu Bara sudah sesuai, atau kurang atau bahkan malah melebihi harapan pasien, sebab pasien sebagai konsumen akan merasa puas apabila apa yang mereka terima telah sesuai atau bahkan melebihi dari yang diharapkan sehingga pasien akan menggunakan kembali jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Dengan demikian, timbul keinginan penulis untuk mempelajari dan mencoba menganalisa ke dalam bentuk skripsi yang berjudul Analisis Kualitas Pelayanan Pada RSUD Batu Bara di Kabupaten Batu Bara. 6

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat kesenjangan (gap) antara kinerja yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pasien yang terdapat pada RSUD Batu Bara di Kabupaten Batu Bara? 2. Variabel apakah yang harus diprioritaskan pada RSUD Batu Bara di Kabupaten Batu Bara? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan (gap) antara kinerja yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pasien yang terdapat pada RSUD Batu Bara di Kabupaten Batu Bara. 2. Mengidentifikasi variabel yang harus diprioritaskan pada RSUD Batu Bara di Kabupaten Batu Bara. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang kualitas pelayanan ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain: 1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terutama bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai kualitas pelayanan sebagai ukuran kinerja, baik di rumah sakit maupun di bidang jasa yang lain. 7

2. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi terutama untuk peneliti. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengambilan kebijakan tentang kualitas pelayanan khususnya bagi rumah sakit yang bersangkutan. 8