PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DILENGKAPI GALLERY WALK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 10 TANJUNGPINANG Fitri Wahyuliana 1, Mirta Fera 2, Desi Rahmatina 3 fitri7fw@yahoo.com Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Maritim Raja Ali Haji 2018 ABSTRAK Dalam memahami suatu konsep baru, diperlukan pemahaman konsep yang baik pada konsep sebelumnya sehingga memudahkan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 10 Tanjungpinang, pemahaman konsep matematika siswa masih tergolong rendah, maka dari itu perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yaitu quasi eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 10 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah 180 siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai sampel dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol masing-masing berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi dan tes pemahaman konsep matematika pada materi segiempat. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata peningkatan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen sebesar 0,4344, sedangkan rata-rata peningkatan kelas kontrol sebesar 0,2847. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan Independent Sample T-test dengan α= 0,05, diperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,001 karena penelitian ini menggunakan uji satu pihak (pihak kanan) maka diperoleh p-value sebesar 0,0005 dimana p-value α, maka Ho ditolak. Hal ini berarti peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kata kunci: group investigation, gallery walk, pemahaman konsep matematika, segiempat 1
PENDAHULUAN Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep, penalaran, pemecahan masalah, komunikasi, dan menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Pemahaman konsep matematika merupakan salah satu tujuan matematika yang sangat penting dalam pembelajaran. Menurut Septriani (2014: 1), pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa untuk memahami suatu materi pelajaran dengan pembentukan pengetahuannya sendiri dan mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti serta mengaplikasikannya. Dalam pelajaran matematika, konsep yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Dengan kata lain, untuk memahami suatu konsep yang baru, diperlukan pemahaman konsep sebelumnya. Dengan pemahaman konsep yang baik akan membuat siswa lebih mudah mengingat materi yang diajarkan guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seorang guru mengarahkan siswanya agar dapat memahami sebuah konsep dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Negeri 10 Tanjungpinang, pembelajaran matematika cenderung didominasi oleh guru dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru menjelaskan materi melalui ceramah, kemudian guru memberikan contoh soal, dan latihan soal. Proses pembelajaran yang dilakukan kurang melibatkan siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa tidak memahami apa yang disampaikan melainkan cenderung menghafal apa yang disampaikan. Selain itu, siswa hanya mengerti contoh-contoh soal yang diberikan guru di papan tulis, dan saat dihadapkan dalam bentuk soal yang sedikit 2
berbeda, siswa menganggap soal tersebut sulit untuk dikerjakan dan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab dengan benar. Siswa juga mengaku bahwa mereka mudah lupa terhadap inti dari materi yang telah dipelajari sebelumnya. Beberapa masalah diatas, menunjukkan pemahaman konsep matematika masih tergolong rendah. Dilihat dari permasalahan tersebut, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang akan di pelajari. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk. Cooperative learning adalah model pembelajaran yang menitikberatkan siswa belajar bersama di dalam suatu kelompok belajar. Dalam bukunya Huda (2014: 292) menjelaskan bahwa dalam model Group Investigation ini, para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Gallery walk adalah metode diskusi pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi di setiap kelompok untuk dipajang didepan kelas (Utami, Waluya, & Mashuri, 2014: 2). Model Group Investigation dilengkapi Gallery Walk dipandang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, karena siswa dituntut untuk belajar mandiri mulai dari perencanaan topik, melakukan investigasi, hingga menyajikan hasil diskusi serta memberikan penilaian terhadap hasil diskusi kelompok lain. Hal ini membuat siswa menjadi turut aktif dalam pembelajaran dan memudahkan siswa 3
dalam mengingat apa yang telah dipelajari selama berlangsungnya pembelajaran dan proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Segiempat Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjungpinang. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Tanjungpinang pada bulan April Mei 2018 Tahun Ajaran 2017/2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 10 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 6 kelas dari VII A hingga VII F yang berjumlah 180 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII B dan VII D masing-masing terdiri dari 29 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah kelas VII B sebagai kelas ekperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitaif. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan seperti keadaan biasanya berupa 4
pembelajaran konvensional. Adapun desain Prestest-Posttest Control Group Design ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel 1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Eksperimen (R) O 1 X O 2 Kontrol (R) O 3 O 4 (Sugiyono, 2015: 112) Instumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar soal pretest dan posttest yang terdiri dari lima butir soal uraian dan mencakup indikator pemahaman konsep matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes pemahaman konsep matematika. Teknik observasi yaitu observasi terbuka yang dilakukan secara langsung untuk mengamati proses pembelajara dan tes pemahaman konsep matematika dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest. Untuk mengetahui kualitas instrumen soal pretest dan posttest tersebut, peneliti melakukan analisis instrumen dengan melakukan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Data dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data dalam penelitian ini menggunakan data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari hasil pemahaman konsep matematika pada pretest dan posttest. Data dianalisis menggunakan alat bantu statistik SPSS versi 23.0. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu: 1. N-gain N-gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dilihat dari sebelum dan setelah mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk. 5
g = skorpostes skor pretes skor ideal skor pretes Meltzer (dalam Izzati, 2012: 106) 2. Uji prasyarat Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data gain. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian dapat menggunakan uji statistik parametrik menggunakan Independent Sample T-test. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian dapat menggunakan uji statistika nonparametrik menggunakan Mann Withney. 3. Uji Hipotesis Data yang dianalisis pada uji hipotesis adalah data gain kelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H 0 : μ 1 μ 2 rata-rata peningkatan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata kelas kontrol H a : μ 1 > μ 2 rata-rata peningkatan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kelas kontrol Uji hipotesis dapat dilakukan menggunakan SPSS versi 23.0. Kriteria pengujian uji hipotesis yaitu jika p-value > α, maka Ho diterima, dan jika p- value α, Ho ditolak. 6
HASIL 1. Hasil Uji Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam penelitin ini divalidasi dengan membuat lembar validasi. Kemudian instrumen dikonsultasikan ke pakar matematika untuk mendapatkan saran dari pakar tersebut. Pakar yang terlibat dalam validasi instrumen penelitian adalah satu orang dosen Pendidikan Matematika, yaitu Ibu Rezky Ramadhona, S.Pd.,M.Pd dan satu orang guru matematika di SMP Negeri 10 Tanjungpinang yaitu Ibu Laila. Kemudian peneliti merevisi instrumen tersebut berdasarkan saran yang telah diberikan oleh para validator mengenai kevalidan RPP, LKS, dan soal pretest dan posttest. Dari hasil analisis validasi pakar, diperoleh bahwa RPP dan LKS dalam penelitian ini baik, sehingga layak digunakan. Soal pretest dan soal posttest dapat dikatakan valid namun terdapat revisi kecil. Setelah dilakukan uji validitas pakar, peneliti melakukan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda soal untuk melihat kualitas soal pretest dan soal posttest di kelas uji coba. Analisis uji isntrumen ini mengunakan alat bantu statistik SPSS versi 23.0 dan Micorosoft Excel 2010. Dari hasil analisis uji validitas dan reliabilitas diperoleh bahwa soal pretest dan posttest dapat dikatakan valid dan reliabel. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda soal prestest dan posttest, tidak terdapat soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah dan tidak terdapat soal yang memiliki daya pembeda soal yang buruk, sehingga soal layak digunakan dalam penelitian. 2. Hasil Analisis Data Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dalam penelitian ini menggunakan data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol yang 7
diperoleh dari tes pemahaman konsep matematika. Pengolahan data dilakukan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 23.0 dan Microsoft Excel 2010. Adapun tahapan pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Gain Ternormalisasi Berdasarkan hasil gain ternormalisasi dari kedua kelas, diperoleh n-gain tertinggi di kelas eksperimen sebesar 0,72 dan n-gain tertinggi di kelas kontrol sebesar 0,64 dan diperoleh bahwa rata-rata n-gain kelas eksperimen sebesar 0,4344, sedangkan rata-rata n-gain kelas kontrol sebesar 0,2847, maka jika dibandingkan rata-rata n-gain kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk lebih tinggi dari pada rata-rata n-gain kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. b. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data n-gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada taraf signifikansi 5% atau (α = 0,05), diperoleh nilai signifikansi kelas ekperimen adalah 0,200 dan kelas kontrol 0,200, maka kedua data tersebut merupakan data yang normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. c. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Levene. Hasil uji homogenitas data n-gain pada kedua kelompok pada taraf signifikansi 5% atau (α = 0,05) diperoleh nilai sebesar 0,769, maka 8
kedua kelompok merupakan sampel yang homogen karena nilai signifikansi lebih besari dari 0,05. d. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan analisis data untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Dari analisis data diperoleh data gain berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji statistik parametrik menggunakan Independent Sample T-test. Equal variances assumed Tabel 2. Hasil Uji Independent Sample T-test Independent Samples T-Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Difference.087.769 3.603 56.001.14931 Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-test pada Tabel 2 dengan taraf signifikansinya 5% atau (α = 0,05) diperoleh bahwa nilai sig (2-tailed) pada equal variances assumed sebesar 0,001. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji satu pihak yaitu uji pihak kanan maka nilai p-value = 1 x 0,001 = 0,0005. Berdasarkan kriteria pengujian dimana jika p-value 2 a maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional. 9
3. Hasil Deskripsi Lembar Observasi Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2018 di kelas VII B dan berlangsung selama 60 menit dengan materi yang diajarkan yaitu keliling dan luas jajargenjang dan belah ketupat. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk pada pertemuan pertama secara umum mendapatkan penilaian dalam kategori baik. Meskipun pelaksanaan pada tahap presentasi dan tahap evaluasi pada pertemuan pertama ini mendapatkan penilaian dalam kategori cukup. Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama mendapatkan penilaian cukup dalam tahap investigati dan tahap presentasi. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran sebelumnya siswa tidak terbiasa dalam melakukan investigasi dan melakukan presentasi dengan keliling kelompok dikelas. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2018 di kelas VII B dan berlangsung selama 80 menit dengan materi yang diajarkan yaitu keliling dan luas trapesium dan layang-layang. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk pada pertemuan kedua secara umum mendapatkan penilaian dalam kategori baik dan sangat baik. Hal ini dikarenakan guru memiliki persiapan yang lebih matang dalam menerapkan model Group Investigation dilengkapi Gallery Walk. Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua ini kedua mendapatkan penilaian baik dan sangat baik di setiap tahapnya. Di pertemuan kedua, siswa telah memahami jalannya model Group Investigation dilengkapi Gallery Walk. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari aktivitas pada pertemuan pertama. 10
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pemahaman konsep matematika siswa kelas ekperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata gain yang diperoleh masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tes pemahaman konsep matematika. Pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen mengalami peningkatan rata-rata rata gain sebesar 0,4344 dimana jika dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 0,2847. Berdasarkan hasil perhitungan uji independent sample t-test diperoleh nilai p-value < α dimana 0,0005 < 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional. Dilihat dari peningkatan pemahaman konsep matematika, siswa di kelas eksperimen yang memperoleh model pembelajaran dengan model Group Investigation dilengkapi Gallery Walk lebih tinggi daripada siswa di kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan siswa dalam penelitian ini benar-benar dapat mengambil manfaat dari model Group Investigation dilengkapi Gallery Walk terkait dengan pemahaman konsep matematika siswa. Menurut (Sutikno, 2014:79), tujuan model investigasi kelompok adalah untuk mengembangkan kemampuan berpartisipasi dalam proses sosial demokratis dengan mengkombinasikan perhatian-perhatian pada kemampuan antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin tahu yang akademis. Menurut Asmani (dalam Wahyuni, 2015: 25), metode keliling kelompok memiliki 11
tujuan agar masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya. Melalui aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dapat memahami konsep-konsep matematika yang mereka temukan dari kegiatan menginvestigasi bersama kelompok salah satunya siswa dengan mudah menyatakan ulang sebuah konsep dan dapat mengaplikasikan konsep kedalam pemecahan masalah. Selain itu, dengan adanya keliling kelompok atau Gallery Walk membuat siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas, dimana siswa diberikan kesempatan untuk melihat langsung kekurangpahamannya terhadap materi, dan saling menilai dan memberikan tanggapan terhadap hasil karya kelompok yang digalerikan, sehingga pemahaman konsep matematika siswa dapat meningkat. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 10 Tanjungpinang dan analisis pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan rata-rata peningkatan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan pemahaman konsep siswa kelas kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilengkapi Gallery Walk lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional. 12
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2006). Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas. Izzati, N. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PhD Thesis). Universitas Pendidikan Indonesia.http://repository.upi.edu/8055/. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutikno, S. (2014). Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica. Wahyuni, S. (2015). Penggunaan literasi IPA dengan metode gallery walk untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok indra peraba manusia (kulit) kelas IV MI Miftahul Ulum Genuk Semarang tahun pelajaran 2013/2014 (PhD Thesis). UIN Walisongo.http://eprints.walisongo.ac.id/5 13