IDENTIFIKASI BLACKSPOT DI KABUPATEN GIANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi geometri teluk bus

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

Penempatan marka jalan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB II STUDI PUSTAKA

BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya jaringan jalan diadakan karena adanya kebutuhan

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

PEDOMAN PERENCANAAN FASILITAS PENGENDALI KECEPATAN LALU LINTAS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

ANALISIS LAIK FUNGSI JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR. Kata kunci : transportasi, laik fungsi, standar teknis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

ANALISIS KECELAKAAN TIKUNGAN JALAN YOGYAKARTA - SEMARANG DI DUSUN KEDUNGBLONDO, DESA NGIPIK, KECAMATAN PRINGSURAT, TEMANGGUNG. Laporan Tugas Akhir

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur yang melintasi Lereng Gunung Lawu. tajam, turunan dan tanjakan yang curam.

Buku Panduan Lalu Lintas (APIL) ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL)

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

ANALISIS ALINYEMEN HORIZONTAL PADA TIKUNGAN RING ROAD SELATAN KM. 6 TAMAN TIRTO KASIHAN, BANTUL, DIY. Oleh : BERTHOLOMEUS LELE SIGA NPM :

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

Transkripsi:

IDENTIFIKASI BLACKSPOT DI KABUPATEN GIANYAR

IDENTIFIKASI BLACKSPOT DI KABUPATEN GIANYAR ( Kasus : Jalan Palguna - Ketewel ) Oleh : Ir. A.A.Ngr,Agung Jaya Wikrama, MT NIP. 19620709 199211 1 001 I Nyoman Karnata Mataram,ST,MT NIP. 19650404 199702 1001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2017

INFORMASI UMUM

U Gambar peta udara dari Jalan Palguna yang ditinjau yaitu dimulai dari titik yang ditandai dengan simpang APILL menuju Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra hingga titik yang ditandai dengan simpang NON-APILL menuju Jalan Pratu Made. Panjang ruas jalan yang ditinjau yaitu sepanjang 1,1 kilometer. Pada jalan Palguna ini terdapat 2 tikungan yang salah satunya merupakan titik. Sepanjang jalan yang ditinjau, tidak terdapat tanjakan maupun turunan dengan perbedaan elevasi yang tinggi, jadi jalan ini termasuk jalan yang landai atau datar. Menurut data yang diperoleh dari kepolisian daerah Bali, terdapat satu titik pada Jalan Palguna ini yaitu pada yang berupa tikungan tajam. Sepanjang lokasi yang ditinjau, Jalan Palguna ini termasuk kedalam tipe jalan 2/2 UD yang artinya jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi. Selain itu, Jalan Palguna ini termasuk jalan kelas IIIC dengan fungsi jalan lokal.

Pada Jalan Palguna ini terdapat alinyemen horizontal berupa tikungan. Sepanjang ruas Jalan Palguna yang ditinjau terdapat 2 tikungan yaitu pada dan 0+600. Dari tikungan pada jalan palguna yang ditinjau, dapat dilihat pada gambar salah satu tikungan yang termasuk tikungan yang terlampau tajam dan membahayakan. Kombinasi lengkung yang tak baik pada tikungan ini akan mengurangi kapasitas jalan, dan kenyamanan serta keamanan pengguna jalan. Alinyemen horizontal berupa tikungan tajam yang berbahaya ini terletak pada titik yang sekaligus menjadi titik. U 0+150 0+140 0+500 0+500 Alinyemen vertikal berupa jalan tanjakan dan turunan. Pada bagian jalan yang ditinjau terlihat terdapat alinyemen vertikal. Jalan Palguna sejauh yang ditinjau memiliki alinyemen vertikal yang termasuk landai. Pada titik ini, memiliki jalan yang landai sehingga pengendara yang melintas dapat melihat pengendara lain yang datang dari arah berlawanan, sehingga memberi rasa aman dan nyaman bagi pengendara.

U Sepanjang ruas Jalan Palguna yang ditinjau terlihat sama sekali tidak ada marka tengah yang membantu mengetahui batas antar lajur bagi pengendara yang akan melintas pada Jalan Palguna ini. Pada bagian marka tengah, tidak terlihat adanya marka putus - putus disepanjang jalan sebagai batas antar lajur dan pada marka putus putus pengendara juga diingatkan bahwa pada marka ini masih bisa menyalip kendaraan yang ada didepannya tergantung dengan kondisi volume jalan jika memungkinkan. Tidak ada marka menerus pada bagian Jalan Palguna yang ditinjau sebagai peringatan kepada pengendara yang ingin menyalip kendaraan yang ada didepannya agar tidak menyalip pada titik-titik tertentu yang terdapat marka menerus seperti pada tikungan. Selain itu, tidak ada marka tepi yang membatasi antara bahu jalan dengan jalur lalu lintas untuk memberi peringatan kepada pengendara yang melintas agar mengetahui batas antara lajur yang dapat ditempuh dengan bagian bahu jalan. 0+200

Terdapat dua buah saluran drainase pada Jalan Palguna yang memiliki dimensi lebar 1 meter dengan kedalaman 1 meter. Saluran drainase tersebut terletak pada bagian kiri jalan dan kanan jalan. Sepanjang jalan yang ditinjau, saluran drainase pada Jalan Palguna termasuk drainase terbuka. Kondisi saluran drainase pada Jalan Palguna masih cukup baik. Saluran drainase ini sangat penting untuk menyalurkan air permukaan agar tidak menggenang pada bagian perkerasan jalan, yang selanjutnya aliran drainase ini akan bermuara di sungai. U 0+140 0+350 0+500 0+500 Pada Jalan Palguna tidak terlihat adanya lampu penerangan jalan. Lampu penerangan jalan ini sangat penting karena berfungsi agar pengendara yang melintas dapat melihat dengan jelas kondisi jalan dan lajur jalan terutama pada saat malam hari. Minimnya lampu penerangan jalan pada lokasi ini menambah ensi terjadinya kecelakaan terutama pada malam hari karena pengendara yang melintas tidak dapat melihat dengan jelas.

U 0+140 0+500 0+350 0+500 0+500 Di sepanjang Jalan Palguna yang ditinjau, tidak terlihat adanya fasilitas bagi pejalan kaki. Fasilitas bagi pejalan kaki ini sangat penting adanya, karena berfungsi sebagai jalur pejalan kaki untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang melintas disepanjang Jalan Palguna ini. Tidak terdapatnya fasilitas bagi pejalan kaki menyebabkan pejalan kaki yang melintas pada Jalan Palguna ini mengambil bagian dari perkerasan jalan sebagai tempat untuk melintas. Hal ini tentu membahayakan karena dapat mengganggu arus lalu lintas serta membahayakan keselamatan pejalan kaki itu sendiri. Selain itu, tidak terdapat zebra cross disepanjang Jalan Palguna yang digunakan oleh pejalan kaki sebagai tempat untuk menyebrang atau melintas antar jalur. Dengan adanya zebra cross pejalan kaki akan memiliki akses khusus untuk menyebrang jalan, sehingga pengemudi yang melintas pun dapat berhati hati saat berada di dekat lokasi yang terdapat zebra cross. Hal ini tentu akan mengurangi ensi terjadinya kecelakaan pada Jalan Palguna.

Sepanjang Jalan Palguna ini juga terlihat tidak adanya rambu-rambu lalu lintas yang seharusnya berfungsi membantu pengendara agar lebih berhati-hati saat mengemudi. Tidak terlihat adanya rambu peringatan persimpangan tiga sisi tipe T, sehingga pengemudi yang akan melintasi Jalan Palguna ini tidak mengetahui adanya persimpangan tiga sisi dalam jarak dekat dan tidak terdapat juga rambu peringatan kecepatan maksimal pada jalan ini sehingga pengendara yang melintas tidak mengetahui batas kecepatan maksimum yang dapat ditempuh. Pada jalan ini tidak terlihat rambu peringatan akan adanya tikungan. U 0+140 0+500 0+650 0+500 Tata guna lahan yang ada pada Jalan Palguna ini termasuk tata guna lahan pemukiman. Pada Jalan Palguna yang ditinjau mulai dari titik sampai titik terdapat banyak masyarakat yang membuka usaha, akan tetapi pada lokasi ini lebih dominan permukiman, sehingga tata guna lahan yang terdapat pada Jalan Palguna yang ditinjau termasuk tata guna lahan pemukiman.

100 Badan Jalan RUMAJA RUMIJA 100 Gambar ongan melintang Jalan Palguna di titik 0+150 dapat dilihat lebar perkerasan jalan yang ditinjau yaitu 4,60 meter dengan lebar setiap lajurnya 2,30 meter. Pada Jalan Palguna terdapat drainase terbuka dengan dimensi lebar 1 meter dan kedalaman 1 meter disebelah kanan dan kiri jalan. Bahu jalan disepanjang Jalan Palguna ini memiliki lebar 1 meter. RUMAJA (Ruang Manfaat Jalan) pada Jalan Palguna memiliki lebar 8,6 meter, dimana merupakan ruang fungsi jalan sebagai sarana lalu lintas. Sedangkan, RUMIJA (Ruang Milik Jalan) ini memiliki lebar 10,6 meter yang terhitung dari pagar rumah disebelah kiri jalan hingga pagar rumah warna disebelah kanan jalan.

ANALISIS LOKASI

U Blacks adalah suatu titik atau area yang menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah rawan kecelakaan yang dapat dilihat dari data kecelakaan dalam satu tahun (sumber : google, 2017). Berdasarkan dari data kepolisian daerah Bali, diketahui bahwa pada Jalan Palguna ini terdapat satu titik, yaitu pada. Dilihat dari kondisi geometrik jalan titik ini, dikatakan sebagai titik karena alinyemen horizontal berupa tikungan yang terlampau tajam serta minimnya kelengkapan jalan seperti : tidak terdapat marka, jarak pandang terbatas, kurangnya rambu rambu lalu lintas, minimnya lampu penerangan jalan di sepanjang Jalan Palguna yang ditinjau, serta kurangnya alat pengaman jalan disepanjang jalan. Menurut ilmu geometrik jalan, seharusnya keadaan seperti ini tidak boleh terjadi pada tikungan. Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan untuk menentukan bahwa pada Jalan Palguna yang ditinjau pada titik ini layak untuk dijadikan sebagai titik

U Terlihat pada gambar tikungan di titik, jarak pandang pengendara yang terbatas dikarenakan adanya tembok yang terlampau tinggi sehingga membatasi jarak pandang pengendara. Jarak pandang yang merupakan panjang bagian jalan di depan pengemudi haruslah dapat dilihat dengan jelas oleh pengemudi. Karena jarak pandang pada titik 0+150 ini tidak dapat dilihat dengan jelas, jadi diperlukan penambahan lensa cembung. Lensa cembung ini sangat dibutuhkan pada jalan ini karena lensa cembung berfungsi sebagai alat untuk menambah jarak pandang pengemudi kendaraan bermotor yang umumnya dipasang pada tepi jalan karena pandangan pengemudi kendaraan sangat terhalang ( sumber : Google, 2017). Kaca cembung pada tikungan tersebut masih kurang diperhatikan keberadaannya. Tidak terpasang kaca cembung pada tikungan ini akan menambah resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jadi, sangat diperlukan untuk menambahkan kaca cembung pada tikungan untuk dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas dan menambah rasa aman bagi pengendara yang melintasi Jalan Palguna ini. 0+150 0+150

U 0+170 Pada Jalan Palguna ini terdapat alinyemen horizontal. Alinyemen horizontal yang terdapat pada titik 0+170 ini termasuk tikungan yang tajam karena jari jari pada tikungan ini termasuk kecil. Kombinasi lengkung yang tak baik pada tikungan ini akan mengurangi kapasitas jalan. Kendaraan yang bergerak dari jalan lurus menuju ke tikungan, seringkali tidak dapat mempertahankan lintasannya pada lajur yang disediakan. Dapat dilihat pada gambar sebuah truk yang melintasi Jalan Palguna ini tepat pada tikungan menghabiskan bahkan melewati batasan lajur yang telah disediakan. Truk besar dengan manuver panjang sehingga banyak menghabiskan tempat saat menikung. Pada kondisi seperti ini, diperlukan pelebaran perkerasan jalan pada tikungan tikungan tajam seperti pada titik di Jalan Palguna ini. Dengan demikian akan dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas pada titik yang disebabkan oleh kendaraan yang keluar dari lajur. Dengan adanya pelebaran jalan, pengendara merasa aman dan nyaman saat melintasi daerah sepanjang Jalan Palguna ini.

U 0+300 Garis marka pada jalan memiliki peran yang sangat penting pada jalan raya. Marka jalan berfungsi untuk membantu pengemudi memposisikan kendaraan pada lajur yang tepat dan sebagai panduan untuk pengemudi saat akan menyalip kendaraan di depannya. Sepanjang jalan yang ditinjau dapat dilihat tidak terdapat marka, baik marka tengah maupun marka tepi. Tidak terdapatnya marka putus putus, marka tengah, dan marka tepi di sepanjang Jalan Palguna menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi kecelakaan. Sangat diperlukan penambahan marka pada Jalan Palguna ini, baik marka tengah, marka putus putus, marka tengah ganda menerus pada tikungan maupun marka tepi. Dengan ditambahkannya marka marka tersebut pada Jalan Palguna, pengemudi dapat mengetahui titik tertentu yang diperbolehkan menyalip, batasan lajur saat menikung dan sebagai tanda bahwa resiko melintasi garis ini teramat berbahaya jika ingin menyalip kendaraan di depannya. Dengan demikian, angka kecelakaan yang dikarenakan pengemudi melewati batas lajur dapat diminimalisir saat melintasi Jalan Palguna ini.

U 0+450 0+140 Nampak pada gambar minimnya penerangan jalan sepanjang Jalan Palguna yang ditinjau ini juga menjadi pertimbangan untuk menentukan titik 0+140 pada Jalan Palguna ini menjadi titik. Pada titik ini terdapat satu lampu penerangan jalan dengan kondisi rusak. Kurangnya penerangan jalan di sepanjang Jalan Palguna ini mengakibatkan pengendara yang melintas tidak dapat melihat dengan jelas terutama pada saat malam hari. Disepanjang ruas Jalan Palguna yang dipantau hanya terdapat satu buah lampu penerangan jalan yang terletak tepat pada tikungan dan kondisinya sudah tidak berfungsi dengan baik. Perlu adanya perbaikan pada lampu penerangan jalan yang terdapat tepat pada titik, akan lebih baik lagi apabila sepanjang Jalan Palguna sebelum maupun sesudah titik juga diberikan lampu penerangan jalan yang cukup memadai. Dengan demikian, para pengguna jalan merasa aman dan nyaman saat berkendara melintasi daerah tersebut. Lampu penerangan jalan sangat penting bagi pengguna jalan, karena dapat mempermudah pejalan kaki maupun pengendara kendaran untuk dapat melihat lebih jelas jalan yang akan dilalui terutama pada malam hari.

U 0+250 Banyaknya kecelakaan yang terjadi di titik tersebut, dikarenakan banyaknya pengendara tidak mengetahui adanya tikungan. Tidak ada rambu rambu yang mengingatkan agar pengendara lebih berhati hati, seperti rambu peringatan, rambu larangan maupun perintah di sepanjang Jalan Palguna ini. Oleh karena tikungan pada Jalan Palguna ini merupakan titik, jadi seharusnya kelengkapan jalan seperti rambu peringatan, larangan dan rambu perintah perlu diperhatikan keberadaannya. Akan lebih baik jika pada titik 100 meter sebelum titik diberikan rambu peringatan tikungan. Jadi pengendara dapat mengatur kecepatannya terutama saat mendekati tikungan tersebut. Selain itu, diperlukan juga rambu peringatan daerah rawan kecelakaan dan juga diperlukan penambahan rambu peringatan hati hati di sepanjang jalan tersebut, agar dapat meminimalisir kecelakaan antara pengendara kendaraan dengan para pejalan kaki. Rambu kecepatan maksimum juga perlu ditambahkan agar pengendara mengetahui batas kecepatan maksimum yang dapat ditempuh pada jalan ini. Diperlukan juga rambu peringatan akan ada persimpangan dengan tipe T

U 0+450 Kurangnya pengamanan jalan di sepanjang Jalan Palguna ini terutama tepat pada tikungan menyebabkan banyaknya kecelakaan yang terjadi di Jalan Palguna. Sangat diperlukan pemasangan alat pengaman jalan seperti guardrail pada Jalan palguna ini. Guardrail merupakan sistem pengaman kendaraan yang terbuat dari rail besi atau baja panjang sebagai pagar pada jalan jalan yang berbahaya seperti tikungan tajam dan akan lebih baik lagi apabila ditambahkan pemantul cahaya pada guardrail. Apabila diberikan alat pengaman jalan, maka jika terjadi kecelakaan setidaknya dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan yang fatal. Sampai saat ini teknologi guardrail ini dapat dikatakan paling aman untuk digunakan sebagai pembatas jalan, karena alat ini dapat membuat kendaraan tidak melintas keluar jalur saat mengalami kecelakaan, sehingga dapat meminimalisirkan terjadinya kecelakaan. Selain itu diperlukan juga penambahan paku jalan yang dilengkapi dengan reflektor yang digunakan sebagai reflektor marka jalan khususnya pada pada malam hari sehingga pengendara dapat melihat dengan jelas garis marka.

U 0+450 0+450 Sepanjang Jalan Palguna yang ditinjau, tidak terlihat adanya fasilitas bagi pejalan kaki. Jalan Palguna letaknya berdekatan dekat Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, seperti yang diketahui Jalan By Pass Ida Bagus Mantra merupakan jalan yang sangat padat dan sering terjadi kemacetan. Jadi semakin lama Jalan Palguna ini akan menjadi jalan alternatif bagi pengendara, sehingga mengakibatkan Jalan Palguna ini menjadi padat. Dikarenakan tata guna lahan disepanjang Jalan Palguna termasuk tata guna lahan pemukiman, maka banyak masyarakat yang berjalan kaki disepanjang Jalan Palguna tersebut tidak disediakannya fasilitas bagi pejalan kaki mengakibatkan pejalan kaki berjalan pada bahu jalan dan menyebrang disembarang tempat sehingga terjadi side friction. Dengan demikian diperlukan adanya penambahan fasilitas yang memadai bagi pejalan kaki. Diperlukan penambahan trotoar agar pejalan kaki tidak berjalan pada bahu jalan hingga kebagian jalur lalu lintas. Selain itu, juga diperlukan penambahan zebra cross sebagai tempat penyebrangan jalan, sehingga para pejalan kaki dapat merasa aman dan nyaman.