PEDOMAN DAN TATACARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

PEDOMAN DAN TATA CARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN. I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal

2. Bentuk Perubahan Pendaftaran Penanaman Modal

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN PERUBAHAN PENANAMAN MODAL

CHECKLIST BERKAS APLIKASI PERMOHONAN IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL/ PERLUASAN USAHA PENANAMAN MODAL. Nama Perusahaan

PERMOHONAN PERUBAHAN PENANAMAN MODAL

PERMOHONAN IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 JO. PERATURAN KEPALA BKPM NO. 12 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN PRINSIP PERUBAHAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

3. Jika pemohon adalah badan usaha asing, melampirkan rekaman anggaran dasar (article of association) dan/atau perubahannya dalam bahasa inggris atau

Bentuk Permohonan Izin Prinsip Perubahan PERMOHONAN IZIN PRINSIP PERUBAHAN

STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP) PENANAMAN MODAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


Published by SWACIPTA CONSULTING

KOP SURAT INSTANSI (sesuai kewenangan) IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL ASING Nomor : Nomor Perusahaan :

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.508, 2009 BKPM. Permohonan. Penanaman Modal. Pedoman.

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA) DI KABUPATEN SERANG

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Investasi/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERMOHONAN IZIN PRINSIP/IZIN PRINSIP PERLUASAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi

Menelaah Permenkumham no 1/2016 tentang PT Hukum Penanaman Modal Asing serta Peranan Notaris saat ini di Era Pasar Bebas

CHECKLIST PERMOHONAN PENDAFTARAN PENANAMAN MODAL

PERSYARATAN PERIZINAN DAN FASILITAS PENANAMAN MODAL

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Usaha Jasa Konstrusksi. BUJK PMA. Pemberian. Juknis. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 02 / MEN /III / 2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

CHECKLIST PERMOHONAN SURAT IZIN USAHA PERUBAHAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN PERWAKILAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 13 TAHUN 2009

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN KEPALA BKPM NO. 5 TAHUN 2013 CHECK LIST IZIN USAHA PERUBAHAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG

Bentuk Permohonan Izin Prinsip/Izin Investasi/Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) PERATURAN BANK INDONESIA NO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-07/MEN/IV/2006 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

KOP PERUSAHAAN. ..., Kepada Yth. Bupati Cilacap di - TEMPAT. : : 1 (satu) bendel : Permohonan Izin Prinsip Penanaman Modal

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT PELAYANAN INVESTASI TERPADU. Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dokumen yang harus dilampirkan:

Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara.

Transkripsi:

LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : PEDOMAN DAN TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA BOGOR. PEDOMAN DAN TATACARA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN I. Ketentuan dan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan Bidang Penanaman Modal A. Ketentuan Pendaftaran Penanaman Modal 1. Kewenangan Pendaftaran Penanamam Modal Kewenangan Pendaftaran Penanaman Modal oleh Pemerintah Daerah terdiri atas: a. penanaman modal dalam negeri yang ruang lingkup kegiatannya di Daerah; b. yang dipertugas bantukan kepada Pemerintah Daerah. 2. Memulai Usaha (pasal 10) a. Memulai usaha mencakup kegiatan, sebagai berikut: 1) pendirian usaha baru, 2) memulai kegiatan usaha untuk perubahan status menjadi PMDN, sebagai akibat dari terjadinya perubahan kepemilikan modal perseroan yang sebelumnya terdapat modal asing menjadi seluruhnya modal dalam negeri; 3) penambahan bidang usaha baru; 4) penambahan lokasi usaha baru; 5) penambahan kapasitas produksi di sektor industri untuk perluasan usaha; atau 6) penambahan jenis usaha pada bidang usaha yang sama diluar sektor industri. b. Untuk memulai kegiatan usaha tertentu wajib memiliki Pendaftaran Penanaman Modal. c. Pendaftaran Penanaman Modal wajib ditindaklanjuti terlebih dahulu dengan izin-izin pelaksanaan sebelum perusahaan melakukan kegiatan konstruksi. d. Kriteria kegiatan usaha tertentu yang wajib terlebih dahulu melalui tahapan Pendaftaran Penanaman Modal yaitu: 1) bidang usaha yang memerlukan waktu untuk melakukan kegiatan pembangunan/konstruksi; 14

2) bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas Penanaman Modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 3) bidang usaha yang berpotensi menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang sedang dan besar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau 4) bidang usaha yang terkait dengan pertahanan negara, pengelolaan sumber daya alam, energi dan infrastruktur; atau 5) bidang usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sektoral. e. Bagi Perusahaan yang telah memiliki Pendaftaran Penanaman Modal dan masih berlaku apabila perusahaan akan melakukan produksi/operasi wajib memiliki Izin Usaha. 3. Memulai produksi/operasi a. Untuk Memulai Produksi/Operasi, wajib memiliki Izin Usaha. b. Penanaman Modal pada bidang usaha tertentu dapat langsung diberikan Izin Usaha, dengan ketentuan: 1) telah berbadan usaha Indonesia dengan batasan kepemilikan saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; 2) telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; dan 3) telah menguasai kantor/tempat usaha. c. Bidang usaha tertentu dapat langsung diberikan Izin Usaha, harus memenuhi kriteria yaitu: 1) bidang usaha yang tidak memerlukan kegiatan konstruksi; atau 2) bidang usaha yang tidak memerlukan fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin/barang modal. d. Perusahaan yang langsung diberikan Izin Usaha wajib melakukan kegiatan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun. e. Dalam hal perusahaan yang langsung diberikan Izin Usaha tidak melakukan kegiatan usaha dalam jangka waktu 1 (satu) tahun maka DPMPTSP Kota Bogor, sesuai dengan kewenangan dapat mencabut Izin Usaha. B. Ketentuan dan Tata Cara Pendaftaran Penanaman Modal 1. Ketentuan Pendaftaran Penanaman Modal a. Permohonan Pendaftaran Penanaman Modal diajukan sebelum atau sesudah perusahaan berbadan usaha atau berbadan hukum Indonesia. (pasal 17) 15

b. Pendaftaran Penanaman Modal dapat diterbitkan apabila permohonan memenuhi: (pas18) 1) ketentuan tentang bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan; dan 2) kelengkapan persyaratan permohonan. 2. Jenis Pendaftaran Penanaman Modal a. Jenis pendaftaran pada Pendaftaran Penanaman Modal mencakup: 1) baru; 2) alih status; dan 3) perubahan. b. Penjelasan cakupan pendaftaran penanaman modal: 1) Perusahaan yang akan memulai usahanya wajib memiliki Pendaftaran Penanaman Modal dengan jenis pendaftaran baru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Dalam hal perusahaan PMA melakukan perubahan status menjadi perusahaan PMDN wajib mengajukan permohonan Pendaftaran Penanaman Modal dengan jenis pendaftaran alih status. 3) Perusahaan dapat melakukan perubahan atas data yang tercantum dalam Pendaftaran Penanaman Modal dengan mengajukan permohonan Pendaftaran Penanaman Modal dengan jenis pendaftaran baru dengan masa berlaku paling lama 3 (tiga) tahun. c. Khusus untuk perusahaan yang akan melakukan perubahan atas data terkait: 1) nama perusahaan; 2) Nomor Pokok Wajib Pajak; 3) alamat kantor pusat; dan 4) penyertaan dalam modal perseroan, terlebih dahulu mengajukan permohonan Pendaftaran Penanaman Modal dengan jenis pendaftaran perubahan. d. Perubahan jenis pendaftaran pada Pendaftaran Penanaman Modal baru, alih status dan perubahan diperuntukan untuk perusahaan yang belum memiliki Izin Usaha/Izin Perluasan. e. Dalam hal perubahan lokasi proyek untuk PMDN, Perusahaan mengajukan permohonan Pendaftaran Penanaman Modal dengan jenis pendaftaran baru di lokasi baru. f. Perusahaan PMDN yang melakukan penjualan saham secara langsung di pasar modal dalam negeri, apabila terdapat penanam modal asing membeli saham dimaksud dan tercatat dalam akta 16

perusahaan, perusahaan wajib melakukan perubahan status dari PMDN menjadi PMA. 3. Masa Berlaku Pendaftaran Penanaman Modal a. Masa berlaku Pendaftaran Penanaman Modal sama dengan Jangka Waktu Penyelesaian Proyek yang ditetapkan dalam Pendaftaran Penanaman Modal. b. Jangka Waktu Penyelesaian Proyek yang ditetapkan dalam Pendaftaran Penanaman Modal diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun sesuai dengan karakteristik bidang usaha. c. Permohonan perpanjangan Jangka Waktu Penyelesaian Proyek harus diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya jangka waktu penyelesaian proyek yang ditetapkan dalam Pendaftaran Penanaman Modal. d. Permohonan perpanjangan Jangka Waktu Penyelesaian Proyek harus telah dinyatakan lengkap dan benar paling lambat pada tanggal berakhirnya jangka waktu penyelesaian proyek yang ditetapkan dalam Pendaftaran Penanaman Modal. e. Dalam hal Pendaftaran Penanaman Modal yang Jangka Waktu Penyelesaian Proyek telah berakhir menjadi batal demi hukum dan tidak berlaku, perusahaan tidak dapat mengajukan permohonan perpanjangan Jangka Waktu Penyelesaian Proyek. 4. Tata Cara Permohonan Pendaftaran Penanaman Modalasal 23 a. Dalam hal diperlukan penjelasan lebih lanjut terkait kegiatan perusahaan, direksi perusahaan dapat diminta untuk melakukan presentasi kegiatan usahanya dihadapan pejabat DPMPTSP Kota Bogor. b. Dalam hal permohonan Pendaftaran Penanaman Modal yang calon pemegang saham merupakan warga negara Indonesia pemegang KMILN, maka persyaratan Kartu Tanda Penduduk, digantikan dengan KMILN dan tidak disyaratkan Nomor Pokok Wajib Pajak. c. Dalam hal pemegang KMILN telah tinggal di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari maka syarat Nomor Pokok Wajib Pajak wajib dipenuhi. d. Pendaftaran Penanaman Modal yang diajukan sebelum berbadan hukum Indonesia diterbitkan paling lama 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. e. Pendaftaran Penanaman Modal yang diajukan sesudah berbadan hukum Indonesia diterbitkan paling lama 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. 17

f. Perubahan atas Pendaftaran Penanaman Modal diterbitkan paling lama 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. C. Persyaratan Pendaftaran Penanaman Modal Permohonan pendaftaran Penanaman Modal diajukan kepada Wali Kota Bogor melalui Kepala DPMPTSP Kota Bogor dengan cara mengunggah persyaratan permohonan melalui website perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang lengkap dan benar; 1. Kelengkapan data pemohon; Bagi pemohon yang BELUM berbadan hukum Indonesia: a. Keterangan Pemohon: 1) dalam hal pemohon adalah perseorangan Indonesia, agar melampirkan rekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang telah dilakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; 2) dalam hal pemohon merupakan warga negara Indonesia pemegang KMILN (Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri), agar melampirkan KMILN dan tidak disyaratkan NPWP; 3) dalam hal pemohon adalah badan hukum Indonesia agar melampirkan rekaman Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya lengkap dengan pengesahan dan persetujuan/pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM, serta rekaman NPWP yang telah dilakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku, serta perizinan yang dimiliki perusahaan. b. Keterangan Rencana Penanaman Modal: 1) untuk industri, berupa diagram alir produksi (flow chart of production) dilengkapi dengan penjelasan detail uraian proses produksi dengan mencantumkan jenis bahan baku; 2) untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan penjelasan produk jasa yang dihasilkan. c. Surat kuasa bila pengajuan permohonan tidak dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan. 2. Bagi pemohon yang TELAH berbadan hukum Indonesia: a. Keterangan Pemohon: 1) rekaman Akta Pendirian perusahaan dan perubahannya; 2) rekaman Pengesahan Anggaran Dasar Perusahaan dan persetujuan/ pemberitahuan atas perubahan dari Menteri Hukum dan HAM; 18

3) rekaman NPWP perusahaan yang telah dilakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4) bukti diri pemegang saham, berupa: i. dalam hal pemegang saham adalah perseorangan Indonesia, agar melampirkan rekaman KTP dan rekaman NPWP yang telah dilakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; ii. iii. dalam hal pemohon merupakan warga negara Indonesia pemegang KMILN, agar melampirkan KMILN dan tidak disyaratkan NPWP; dalam hal pemegang saham adalah badan hukum Indonesia agar melampirkan rekaman Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya dilengkapi pengesahan dan persetujuan/ pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM dan rekaman NPWP yang telah dilakukan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta perizinan yang dimiliki perusahaan. b. Keterangan Rencana Penanaman Modal: 1) untuk industri, berupa diagram alir produksi (flow chart of production) dilengkapi dengan penjelasan detail uraian proses produksi dengan mencantumkan jenis bahan baku; 2) untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan penjelasan produk jasa yang dihasilkan. 3) Surat kuasa bila pengajuan permohonan tidak dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan 3. Dalam Hal Terjadi Perubahan a. Perizinan yang dimiliki (Rekaman Pendaftaran Penanaman Modal/ Izin Prinsip/Izin Investasi/ Izin Prinsip Perluasan/ Izin Usaha dan perubahannya bila ada b. Keterangan Rencana Penanaman Modal 1) untuk industri, berupa diagram alir produksi (flow chart of production) dilengkapi dengan penjelasan detail uraian proses produksi dengan mencantumkan jenis bahan baku; 2) untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan penjelasan produk jasa yang dihasilkan; 3) Rekomendasi dari instansi Pemerintah terkait apabila dipersyaratkan; 19

4) Khusus untuk proyek perluasan dalam bidang usaha industri, melampirkan rekapitulasi kapasitas produksi. c. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) periode laporan terakhir (untuk permohonan yang sebelumnya telah memiliki izin); d. Surat kuasa bila pengajuan permohonan tidak dilakukan secara langsung oleh pimpinan perusahaan. e. Apabila terjadi perubahan rencana permodalan, ditambah dengan: 1) Kesepakatan para pemegang saham dalam perseroan yang dituangkan dalam bentuk: a) Rekaman Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang sah sesuai Anggaran Dasar Perusahaan atau Keputusan Sirkular yang ditandatangani oleh seluruh pemegang saham dan telah dicatat (waarmerking) oleh Notaris; atau b) Rekaman Pernyataan Keputusan Rapat/Berita Acara Rapat dalam bentuk Akta Notaris, yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, yang secara tegas mencantumkan posisi kepemilikan saham terakhir yang telah disepakati dengan nilai nominal saham masing-masing para pemegang saham. 2) Melampirkan bukti diri para pemegang saham baru, apabila ada; 3) Apabila ada perubahan nama pemegang saham, melampirkan certificate change of name atau sejenisnya; f. Apabila terjadi perubahan nama perusahaan, ditambah dengan: 1) Rekaman Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang sah sesuai Anggaran Dasar Perusahaan atau Keputusan Sirkular yang ditandatangani oleh seluruh pemegang saham dan telah dicatat (waarmerking) oleh Notaris; atau Rekaman Pernyataan Keputusan Rapat/Berita Acara Rapat dalam bentuk Akta Notaris, yang memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan; 2) Bukti pemesanan nama Data Isian Akta Notaris (perubahan) dengan status diterima oleh Kementerian Hukum dan HAM; g. Apabila terjadi perubahan NPWP, ditambah dengan NPWP terbaru. h. Apabila terjadi perubahan alamat perusahaan dan/atau lokasi proyek, ditambah dengan: 1) Surat keterangan domisili; 2) Perjanjian sewa menyewa; 3) Dokumen pendukung lainnya. i. Apabila terjadi perubahan bidang usaha dan jenis produksi, ditambah dengan: 1) Untuk industri, berupa diagram alir produksi (flow chart of production) dilengkapi dengan penjelasan detail uraian proses produksi dengan mencantumkan jenis bahan baku; 20

2) Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan penjelasan produk jasa yang dihasilkan; 3) Rekomendasi dari instansi Pemerintah terkait apabila dipersyaratkan; 4) Dokumen pendukung lainnya; j. Apabila terjadi perubahan nilai investasi, luas tanah atau tenaga kerja, ditambah dengan: 1) Alasan detil dan jelas mengenai perubahan dari pimpinan perusahaan; 2) Dokumen pendukung lainnya. k. Apabila terjadi perpanjangan masa berlaku, ditambah dengan: 1) Bukti progress kegiatan yang dilakukan perusahaan selama ini 2) Alasan detil dan jelas mengenai permohonan perpanjangan jangka waktu penyelesaian proyek dari pimpinan perusahaan 3) Hasil pemeriksaan lapangan bila diperlukan 4) Dokumen pendukung lainnya. D. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) 1. Ketentuan Perpanjangan IMTA: a. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat IMTA adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja Tenaga Kerja Asing; b. Jangka waktu berlakunya IMTA diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang; c. IMTA dapat diperpanjang sesuai jangka waktu berlakunya Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dengan ketentuan setiap kali perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun; d. jangka waktu perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan untuk jabatan Komisaris dan Direksi; e. jangka waktu perpanjangan IMTA untuk jabatan Komisaris dan Direksi paling lama 2 (dua) tahun; f. IMTA perpanjangan digunakan sebagai dasar untuk memperpanjang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS); g. pemberi kerja TKA yang akan melakukan perpanjangan IMTA untuk TKA yang lokasi kerjanya di wilayah Kota Bogor harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Wali Kota melalui DPMPTSP; h. permohonan diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir; i. DPMPTSP sesuai kewenangannya menerbitkan perpanjangan IMTA dengan tembusan kepada Wali Kota, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dan Kepala Perangkat Daerah 21

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan transmigrasi, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar; dan j. bentuk perpanjangan IMTA sebagaimana tercantum dalam (Format IMTA). 2. Persyaratan Perpanjangan IMTA: a. Permohonan perpanjangan IMTA diajukan kepada Wali Kota Bogor melalui Kepala DPMPTSP Kota Bogor dengan cara mengunggah persyaratan permohonan melalui website perizinan.kotabogor.go.id, dan melengkapi persyaratan yang lengkap dan benar; b. permohonan perpanjangan IMTA dilengkapi persyaratan sebagai berikut: 1. alasan perpanjangan IMTA; IMTA yang masih berlaku; 2. bukti pembayaran retribusi Perpanjangan IMTA melalui Rekening Kas Daerah di Bank bjb; 3. keputusan RPTKA yang masih berlaku; 4. paspor TKA yang masih berlaku; 5. pas photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar; 6. perjanjian kerja atau perjanjian melakukan pekerjaan; 7. bukti gaji/upah TKA; 8. NPWP bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 (enam) bulan; 9. NPWP bagi pemberi kerja TKA; 10. bukti polis asuransi di perusahaan asuransi berbadan hukum Indonesia (BPJS Ketenagakerjaan); 11. bukti kepesertaan ikut Program Jaminan Sosial Nasional bagi TKA yang bekerja lebih dari 6 (enam) bulan; 12. penunjukan TKI pendamping; 13. laporan realisasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan TKI pendamping dalam rangka alih teknologi; dan 14. keterangan SKSWP dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bogor. c. permohonan ditandatangani diatas meterai cukup oleh direksi/pimpinan perusahaan dan stempel perusahaan sebagai pemohon; d. besarnya tarif retribusi ditetapkan sebesar USD 100 (seratus dolar US)/orang/bulan dan dibayar di muka; e. retribusi dibayarkan dengan Rupiah berdasarkan nilai kurs yang berlaku pada saat pembayaran retribusi oleh Wajib Retribusi, dalam hal ini Pemberi Kerja TKA; 22

f. paspor TKA untuk jangka waktu paspor minimal sama dengan masa berlaku IMTA; g. pemberi kerja TKA yang mempekerjakan 1 (satu) orang TKA harus dapat menyerap TKI sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang pada perusahaan pemberi kerja TKA; h. ketentuan tidak berlaku untuk anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau anggota Pembina, anggota Pengurus, anggota Pengawas; i. rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor. 3. Pencabutan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing: a. pemberi kerja TKA yang mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan IMTA maka dilakukan pencabutan IMTA; b. pencabutan IMTA Perpanjangan yang lokasi kerja TKA dalam wilayah Kota Bogor dilakukan oleh Kepala DPMPTSP; c. pencabutan IMTA Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan atas dasar rekomendasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor; d. pencabutan IMTA Perpanjangan wajib dilaporkan ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. 4. Persyaratan Pencabutan IMTA: a. Keputusan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang masih berlaku; b. IMTA yang masih berlaku; c. Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITA)/Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) yang masih berlaku; d. Paspor TKA dilengkapi dengan bukti Exit Permit Only (EPO); e. Surat keterangan (alasan) pencabutan IMTA dari perusahaan; f. Rekomendasi Teknis dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor; g. KTP Pemilik/Penanggungjawab yang masih berlaku. 23