ADAPTASI BEBERAPA KLON CABAI DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH DI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Cara Menanam Cabe di Polybag

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Keragaan Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Galur Tomat (Lycopersicon esculentum L.) Introduksi Di Dataran Rendah Di Musim Kemarau

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut

PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKILM BASAH.

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Sumber : Nurman S.P. (

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Abstrak. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Transkripsi:

ADAPTASI BEBERAPA KLON CABAI DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH DI BALI Ida Bagus Aribawa dan IK. Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar, Bali e-mail : idabagusaribawa@yahoo.co.id ABSTRAK Kajian dengan topik adaptasi beberapa klon cabai di lahan kering dataran tinggi beriklim basah di Bali, telah dilakukan di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali yang letaknya > 1000 m dpl pada MT. 2013. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi beberapa klon introduksi yang ditanam di lahan kering dataran tinggi iklim basah di Bali. Kajian menggunakan rancangan lingkungan, rancangan acak kelompok (RAK) empat perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan yang dikaji adalah tiga klon cabai introduksi, yaitu AVPP0708, AVPP1344, AVPP1102 dan varietas cabai Kencana sebagai pembanding. Parameter tanaman cabai yang diamati adalah, tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter tanaman, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, berat per 10 buah dan jumlah biji per buah. Hasil analisis statistik menunjukkan, perlakuan berpengaruh nyata terhadap semua parameter tanaman yang diamati. Produksi cabai tertinggi dihasilkan oleh klon AVPP1344, yaitu 31,30 ton/ha. Kata kunci : adaptasi, klon cabai dan lahan kering Pendahuluan Hortikultura, utamanya sayuran merupakan komoditi pertanian yang memiliki harga yang berfluktuasi di pasaran. Salah satu komoditi sayuran yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat, adalah cabai merah, sehingga tidak mengherankan bila volume peredarannya di pasaran dalam skala besar. Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2011 sebesar 888,85 ribu ton. Dibandingkan tahun 2010, produksi cabai besar mengalami kenaikan sebesar 81,69 ribu ton (10,12 persen) (BPS, 2013). Di Indonesia cabai merah merupakan bahan masakan, sehingga cabai merah sangat diperlukan oleh sebagian besar ibu rumah tangga sebagai pelengkap bumbu dapur. Volume cabai merah yang masuk dan keluar dari satu sentra pasar per hari cukup besar. Namun demikian, produksi cabai Indonesia masih mencukupi, karena data menunjukkan kebutuhan cabai di Indonesia 1,12 juta ton per tahun, sedangkan produksi cabai 1,3-1,9 juta ton per tahun, sehingga masih ada surplus (Anon, 2013a). Di Bali, tanaman cabai luas pertanamannya menduduki areal yang cukup luas dibandingkan tanaman sayuran lain. Tanaman ini dapat dibudidayakan di dataran tinggi maupun rendah, di lahan sawah ataupun di lahan kering, tanpa memerlukan persyaratan agroklimat yang khusus. Tanaman cabai mempunyai prospek yang cerah dan banyak dikembangkan oleh petani. Data BPS Provinsi Bali, menunjukkan Provinsi Bali mampu Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 413

memproduksi cabai besar segar sebanyak 13.780 ton selama tahun 2012 dari lahan seluas 1.500 hektar atau dengan rata-rata produktivitas 12,03 ton per ha. Produksi itu dibandingkan tahun sebelumnya menurun sebesar 4,59% atau 660 ton (BPS, 2012). Menurunnya produksi cabai yang dihasilkan sejumlah kabupaten/kota di Bali, khususnya Kabupaten Bangli akibat produktivitas per hektarnya menurun 0,02 ton atau 0,18%. Demikian pula luas panen, luas panen berkurang 53 ha atau 4,42% akibat ditanami komoditas pertanian lainnya. Luas panen cabai besar di Bali, selama tiga tahun terakhir berkisar antara 1.054 ha pada tahun 2010 dan tertinggi seluas 1.119 ha pada tahun 2011, sedikit menurun 2012 yang hanya 1.146 ha (BPS, 2012). Penurunan produktivitas dan produksi cabai disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mutu/kualitas benih/bibit yang rendah, pengolahan tanah, penanaman dan pemanenan yang kurang baik, serta adanya serangan jasad pengganggu tanaman seperti hama dan penyakit. Kebanyakan petani, terbiasa menggunakan benih dari hasil panen sendiri yang mutunya belum terjamin, atau membeli varietas hibrida yang harganya mahal dan bersifat sekali pakai. Disamping benih/biji yang kurang berkualitas, petani juga menanam bibit dari satu jenis varietas secara terus menerus, dari musim ke musim tanam berikutnya, sehingga produktivitasnya menurun dan rentan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Untuk menanggulangi masalah ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan AVRDC (The World Vegetable Center, Thailand) melakukan uji multi lokasi dan uji adaptasi terhadap beberapa klon cabai di beberapa agroekosistem lahan yang berbeda di Provinsi Bali, salah satu diantaranya adalah di lahan kering dataran tinggi beriklim basah, Tabanan Bali. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui daya adaptasi dalam hal ini adalah pertumbuhan dan produksi beberapa klon cabai introduksi di lahan kering. Tempat dan Waktu Metodologi Pengkajian dilaksanakan di lahan kering dataran tinggi beriklim basah Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali pada MT. 2013. Desa Candi Kuning letaknya > 1000 m di atas permukaan laut. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi : tiga klon cabai merah introduksi dari AVRDC Thailand, yaitu AVPP0708, AVPP1344, AVPP1102 dan varietas cabai Kencana sebagai pembanding, pupuk organik dari limbah sapi, pupuk urea, Phonska, Decis, plastik hitam untuk mulsa, bambu untuk penyangga tanaman dan lainnya. Sedangkan alat yang digunakan adalah alat untuk bercocok tanam, meteran, timbangan dan alat-alat yang lainnya. Rancangan Percobaan Rancangan lingkungan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan yang dikaji adalah tiga klon cabai hasil intoduksi dan satu varietas pembanding, yaitu AVPP0708, AVPP1344, AVPP1102 dan varietas cabai Ida Bagus Aribawa dan IK. Kariada : Adaptasi beberapa klon cabai 414

Kencana sebagai pembanding. Ukuran petak masing-masing varietas/klon adalah 70 m 2, dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm.` Parameter Pengamatan Parameter tanaman yang diamati meliputi : 1. Tinggi tanaman 2. Jumlah cabang 3. Diameter tanaman 4. Jumlah buah per tanaman 5. Panjang buah 6. Diameter buah 7. Berat rata-rata buah 8. Jumlah biji per buah 9. Produksi cabai (ton/ha) Tahapan Pelaksanaan Percobaan 1. Biji cabai sebelum disemai direndam dalam air selama 15-20 menit, kemudian dikeringanginkan. Benih yang telah dikeringanginkan langsung disebarkan/ditanam di kotak plastik yang telah disiapkan, yang telah berisi media tanah dan pupuk kandang. Setetelah tumbuh, bibit cabai dipindahkan ke dalam bentuk kepalan tanah dan ditempatkan di media yang beralaskan pelepah batang pisang. 2. Pemupukan dasar terdiri atas pupuk organik limbah sapi (25 t/ha) dan pupuk NPK 16-16-16 (300 kg/ha), yang diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan dalah NPK 16-16-16 (150 kg/ha), diberikan dengan cara dicor, yaitu pupuk dilarutkan dalam air (2 g/l), kemudian disiramkan pada lubang tanaman atau disekitar tanaman (100-200 ml per tanaman). Pupuk susulan diaplikasikan setiap 10-14 hari, yang dimulai sejak tanaman berumur satu bulan sesudah tanam (Balitsa, 2005). 3. Bibit cabai yang telah siap tanam dipindahkan ke bedengan. Sebelum ditanami lahan diberi mulsa plastik, mulsa plastik dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Lubang-lubang tanam diberi pupuk organik dari pupuk kandang sapi dengan dosis 500 gram per lubang. 4. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, yaitu sekitar 7 hari setelah tanam. 5. Pemeliharaan dilakukan secara optimal meliputi pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida yang sesuai dengan jenis OPT nya. 6. Panen dilakukan secara bertahap, melihat kondisi buah cabai. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per pohon dan diameter tanaman disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1, terlihat perlakuan dalam hal ini klon cabai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh varietas pembanding Kencana, yaitu 77,33 cm dan hanya berbeda nyata bila dibadingkan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 415

dengan klon AVPP0708 dan AVPP1344. Tinggi tanaman terrendah dihasilkan oleh klon AVPP1344, yaitu 61,67 cm. Untuk data jumlah cabang, jumlah cabang terbanyak dihasilkan oleh varietas pembanding Kencana, yaitu 23,00 cabang per tanaman dan berbeda nyata hanya dengan klon AVPP1102 dan klon AVPP0708, jumlah cabang terrendah dihasilkan oleh klon AVPP0708, yaitu 9,33 cabang per tanaman. Sedangkan untuk diameter tanaman yang terbesar dihasilkan oleh klon AVPP1102, yaitu 77,33 cm dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Diameter tanaman terrendah dihasilkan oleh klon AVPP1344, yaitu 61,33 cm. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah cabang dan diameter tanaman beberapa klon tanaman cabai di lahan kering dataran tinggi iklim basah MT. 2013 Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang Diameter tanaman (batang/pohon) (cm) AVPP0708 AVPP1102 AVPP1344 Kencana 63,33a 75,33b 61,67a 77,33b 9,33a 14,33ab 18,00bc 23,00c 65,33a 77,33b 61,33a 65,67a BNT 5 % 7,00 5,00 6,00 Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5 %. Tabel 2. Rata-rata jumlah buah per tanaman, panjang buah dan diameter buah beberapa klon tanaman cabai di lahan kering dataran tinggi iklim basah MT. 2013 Perlakuan Jumlah buah (buah/tanaman) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) AVPP0708 AVPP1102 AVPP1344 Kencana 54,67a 57,33a 73,67b 68,67b 13,17b 9,00a 11,67b 13,33b 1,53b 1,87bc 1,97c 0,83a BNT 5 % 6,00 2,00 0,40 Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5 %. Hasil analisis statistik terhadap jumlah buah per tanaman, panjang buah dan diameter buah disajikan pada Tabel 2. Pada Tabel 2, terlihat perlakuan berpengaruh nyata terhadap semua parameter tanaman yang diamati. Jumlah buah per tanaman terbanyak dihasilkan oleh klon AVPP1344, yaitu 73,67 buah dan hanya berbeda nyata bila dibandingkan dengan klon AVPP0708 dan AVPP1102. Jumlah buah terrendah dihasilkan oleh klon AVPP0708, yaitu 54,67 buah per tanaman. Untuk panjang buah terpanjang dihasilkan oleh varietas pembanding Kencana, yaitu 13,33 cm dan hanya berbeda nyata bila dibandingkan dengan klon AVPP1102. Sedangkan diameter buah terbesar dihasilkan oleh klon AVPP1344, yaitu 1,97 cm dan hanya berbeda nyata hanya dengan klon AVPP0708 dan varietas pembanding Kencana (Tabel 2). Ida Bagus Aribawa dan IK. Kariada : Adaptasi beberapa klon cabai 416

Tabel 3. Rata-rata berat per 10 buah cabai, jumlah biji dan produksi buah cabai beberapa klon tanaman cabai di lahan kering dataran tinggi iklim basah MT. 2013 Perlakuan Berat per 10 buah (g) Jumlah biji per buah Produksi (ton/ha) AVPP0708 AVPP1102 AVPP1344 Kencana 10,50c 8,17b 17,00d 5,00a 91,67b 91,67b 73,67ab 59,67a 14,35c 11,71b 31,30d 8,58a BNT 5 % 2,30 15,00 2,50 Keterangan : angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf BNT 5 %. Hasil analisis terhadap berat per 10 buah cabai, jumlah biji per buah dan produksi cabai disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 3, terlihat berat per buah cabai terrendah dihasilkan oleh varietas pembanding Kencana, yaitu 5,00 gram dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Untuk data jumlah biji terbanyak dihasilkan oleh klon AVPP0708, yaitu 91,67 biji per buah dan hanya berbeda nyata bila dibandingkan dengan varietas pembanding Kencana. Sedangkan untuk produksi cabai terbesar dihasilkan oleh klon AVPP1344, yaitu 31,30 ton/ha dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Produksi cabai terrendah dihasilkan oleh varietas pembanding Kencana, yaitu 8,58 ton/ha. Pertumbuhan dalam arti sempit berarti pembelahan sel (peningkatan jumlah) dan pembesaran sel (peningkatan ukuran) dan merupakan proses yang tidak dapat balik (Gardner et al., 1991). Menurut Hakim et al. (1986) pertumbuhan merupakan suatu perkembangan yang progresif dari suatu organisme dan cara yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah dengan menyatakan dalam bentuk penambahan berat kering, panjang, tinggi ataupun diameter tanaman. Dalam kajian ini tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman dan diameter tanaman digunakan untuk mengukur pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan awal masing-masing klon cabai terlihat secara visual seragam, tetapi di saat tanaman berbunga penuh dan ramai serta saat mulai panen pertumbuhan tanaman dalam hal ini tinggi tanaman dan diameter tanaman cabai terlihat berbeda. Tinggi tanaman dan jumlah cabang per pohon tanaman cabai varietas pembanding Kencana, terlihat lebih tinggi dan lebih banyak bila dibandingkan dengan klon cabai yang lainnya. Hal ini bisa dimaklumi karena varietas pembanding Kencana dihasilkan oleh Balitsa (Balai Penelitian Sayuran) dan sudah beradaptasi cukup baik di kondisi iklim di Indonesia. Walaupun demikian tinggi tanaman yang dihasilkan oleh vaietas Kencana di lahan kering dataran tinggi iklim basah (> 1000 m dpl) lebih rendah dari deskripsinya yang mencapai tinggi antara 112,6-125,6 cm pada ketinggian medium yaitu 510-550 m (Anon, 2013b). Komponen hasil dan hasil cabai yang ditanam menunjukkan data yang bervariasi, untuk jumlah buah dan berat per 10 buah cabai, terbanyak dihasilkan oleh klon AVPP1344 dan panjang buah terpanjang dihasilkan oleh varietas pembanding Kencana. Hal ini bisa dimaklumi karena adanya perbedaan genetis dari masing-masing klon terhadap lingkungan, sehingga masing-masing klon menunjukkan fenotip yang berbeda pula. Sedangkan hasil cabai yang tinggi pada klon AVPP1344 didukung oleh komponen hasil seperti jumlah buah dan berat per 10 buah yang lebih banyak dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan klon/varietas lainnya. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 417

Kesimpulan Dari hasil kajian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya : 1. Perlakuan varietas/klon menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter tanaman yang diamati. 2. Klon AVPP1344 memberikan hasil tertinggi, yaitu 31,30 ton/ha. 3. Untuk mengetahui stabilitas hasil dari klon yang dikaji, perlu dilakukan kajian di tempat dan di musim tanam yang berbeda. Daftar Pustaka Anon. 2013a. Produksi Cabai Indonesia Masih Mencukupi. http://www.investor.co.id/agribusiness/produksi-cabai-indonesia-masihmencukupi/57456. Diakses 2 Juli 2014. Anon. 2013 b. Berita resmi PVT, Pengumuman Permohonan Hak PVT. Balitsa. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Balitsa. 2005. Kebutuhan Pupuk Untuk Penanaman Cabai Merah Pada Dataran Tinggi dan Dataran Rendah. http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/kebutuhan-pupuk-untukpenanaman-cabai-merah-pada-dataran-tinggi-dan-dataran-rendah. Diakses 2 Juli 2014. BPS. 2012. Provinsi Bali dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. Denpasar. BPS. 2013. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. http://www.bps.go.id/download_file/ip_mei_2013.pdf. Diakses 2 Juli 2014. Ida Bagus Aribawa dan IK. Kariada : Adaptasi beberapa klon cabai 418