BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2015 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

Pengaruh Kombinasi Susu dengan Air Kelapa

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

Prosedur pembuatan suspensi alginat

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Yijk = μ + Si + Pj + SPij + ε ijk. Keterangan :

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT DAN KARAKTERISTIK YOGURT BUBUK YANG DIPERKAYA EKSTRAK BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) DAN KARAGENAN SKRIPSI.

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di

BAB III MATERI DAN METODE. Denpasar, selama 3 bulan mulai dari Tanggal 21 Februari sampai dengan 22 Mei

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

Transkripsi:

13 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2015 di Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro dan Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu segar yang berasal dari peternakan yang berada di Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang, kultur starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan bakteri Steptococcus thermophillus dalam bentuk bubuk dan karagenan yang berasal dari Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan buah alpukat segar. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah inkubator, plastik wrap, timbangan elektrik, nampan aluminium, mixer, cabinet dryer dengan kisaran suhu yang dapat diatur dari rentang 40 sampai 80 o C, juicer, pipa ostwald, gelas beker, stopwacth, ph meter, autoclave, refrigerator, termometer, gelas ukur, tabung erlenmeyer, tabung reaksi, alumunium foil, 3M TM Petrifilm Aerobic Count Plates, paper clip, plastik vakum, mikro pipet, mikro tube, alat penepung. 3.2. Metode Beberapa tahapan penelitian ini terdiri dari pembuatan starter yogurt, pembuatan ekstrak buah alpukat, pembuatan yogurt, pengeringan yogurt dan rehidrasi yogurt bubuk.

14 3.2.1. Pembuatan Starter Yogurt Langkah persiapan untuk membuat starter yogurt adalah dengan melarutkan 3,5 g bibit yogurt (dalam bentuk serbuk) dengan 25 ml air steril di dalam erlemeyer. Selanjutnya diinkubasi selama 12 jam pada suhu 41 C. Setelah itu ditambahkan susu skim UHT sebanyak 500 ml dan diinkubasi lagi selama 6 jam pada susu 41 C untuk mendapatkan starter F1. Kemudian stater F1 diambil 25 ml dan dicampur dengan 500 ml susu skim UHT lalu diinkubasi selama 6 jam pada susu 41 C untuk mendapatkan starter F2. Langkah selanjutnya adalah pembuatan starter kerja (bulk starter) dengan cara menginokulasi 30 ml starter F2 ke dalam 600 ml susu skim UHT dan diinkubasi selama 6 jam pada suhu 41 C (Hartati, 2011). 3.2.2. Pembuatan Ekstrak Buah Alpukat Pembuatan ekstrak buah alpukat dengan cara melakukan pencucian buah alpukat dengan air mengalir dan kemudian dikupas kulitnya. Daging buah alpukat dipotong lalu ditimbang sebanyak 250 g untuk dimasukkan ke dalam alat juicer. Cairan yang dihasilkan dari alat tersebut dinamakan ekstrak buah alpukat yang kemudian disimpan dalam freezer pada suhu - 20 C. 3.2.3 Pembuatan Yogurt Pembuatan yogurt bubuk dilakukan dengan susu segar 500 ml dipasteurisasi pada suhu 72-80 C selama 15 menit, kemudian didinginkan

15 hingga suhu 43 C selanjutnya memasukkan starter sebanyak 5 % (v/v) kemudian diinkubasi selama 6 jam pada suhu 42 C (Legowo et al., 2009). Penambahan ekstrak buah alpukat sebanyak 5 % dari volume yogurt dilakukan pada jam ke-3 kemudian diinkubasi lagi selama 3 jam pada 42 o C sehingga total inkubasi yogurt adalah 6 jam. Setelah inkubasi selesai yogurt disimpan dalam lemari pendingin selama 15 menit untuk menghentikan proses fermentasi. Kemudian yogurt ditambahkan karagenan dengan variasi konsentrasi 1, 2, dan 3 % (b/v), kemudian dihomogenisasi dengan cara pengadukan manual secara perlahan-lahan selama 2 menit. Mengenai pembuatan yogurt bubuk pada penambahan karagenan, sebelum ditambahkan karagenan terlebih dahulu disterilisasi menggunakan sinar ultraviolet selama 5 jam kemudian ditambahkan kedalam yogurt segar. 3.2.4. Pengeringan Yogurt Pengeringan yogurt dilakukan setelah yogurt selesai ditambahkan karagenan dan dihomogenisasi. Pengeringan yogurt menggunakan cabinet dryer. Yogurt dituang ke dalam nampan stainless steel steril dengan luas penampang 30X28 cm, dengan luas penampang yang lebar diharapkan proses pengeringan dapat berlangsung lebih cepat. Kemudian nampan yang berisi yogurt dimasukkan ke dalam cabinet dryer dengan menggunakan suhu 50 C selama ±24 jam. Yogurt yang sudah kering dengan kadar air yang berkurang kemudian yogurt diambil dari nampan lalu disimpan dalam kemasan yang kedap udara untuk menjaga yogurt

16 tetap kering. Selanjutnya dilakukan proses penepungan dengan alat penepung Beaterbar miller Maksindo FCT-Z300 selama 45 detik. Yogurt bubuk yang terbentuk kemudian dikemas vakum dan disimpan dilemari pendingin. 3.2.5. Rehidrasi Yogurt Bubuk Proses rehidrasi yogurt bubuk dilakukan dengan cara menimbang yogurt bubuk sebanyak 10 g kemudian ditambahkan aquades sebanyak 90 ml lalu diaduk sampai larut sehingga didapatkan larutan 100 ml rehydrated yogurt. Larutan yang terbentuk seperti yogurt drink dan siap digunakan untuk pengujian. Prinsip rehidrasi adalah mengembalikan kebentuk semula tanpa mengurangi atau menambah jumlah padatan dan zat gizi. Metode pembuatan yogurt bubuk secara sistematis dapat dilihat di Lampiran 1. 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola Split Plot yang terdiri dari main plot yaitu penambahan alpukat dan tanpa penambahan alpukat dan sub plot yaitu perlakuan penambahan karagenan 1, 2, 3% (b/v). Masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 4 kali ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Model matematika rancangan percobaan yang digunakan adalah : Yij = µ + τi + εij Keterangan :

17 Yij : hasil pengamatan dari perlakuan dan ulangan ke-j µ : nilai tengah seluruh perlakuan τi : pengaruh perlakuan ke-i εij : pengaruh galat yang timbul pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : perlakuan (1,2,3,4,5,6) j : ulangan (1,2,3,4) Hipotesis yang digunakan dalam pengujian viskositas, ph, kestabilan emulsi dan viabilitas BAL tersaji dibawah ini : H 0 = Tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap viskositas, ph, kestabilan emulsi dan viabilitas BAL. H 1 = Terdapat pengaruh perlakuan terhadap viskositas, ph, kestabilan emulsi dan viabilitas BAL. 3.4. Prosedur Pengujian Viskositas Viskositas yogurt bubuk dapat diukur dengan alat viskosimeter pipa Ostwald dan satuan yang digunakan adalah centipoise (cp). Pengujian viskositas dengan menggunakan alat pipa Ostwald. Cara pengujiannya dengan 10 ml larutan yogurt bubuk dimasukkan kedalam pipa Ostwald kemudian dihisap sampai tera di bagian atas kemudian waktu turun tanda tera dihitung sampai bawah dengan stopwatch (Sutiah, et al., 2008). Kemudian viskositas yogurt bubuk dihitung dengan menggunakan rumus: Viskositas = (ρ yogurt) x t yogurt x Ƞ air (ρ air) t air Dimana ρ yogurt = m m v Keterangan : m = massa piknometer kosong (g) m = massa piknometer + yogurt (g) v = volume piknometer (ml)

18 Ƞ air ρ yogurt t yogurt ρ air t air = viskositas air (1,0 cp) = berat jenis yogurt (g/ml) = waktu alir yogurt (detik) = berat jenis air (1,0 g/ml) = waktu alir air (detik) 3.5. Prosedur Pengujian Nilai ph Pengujian nilai ph dilakukan dengan menggunakan ph meter. Cara pengujian ph adalah ph meter dikalibrasi dengan bufer pada ph 4 dan ph 7 terlebih dahulu. Kemudian elektroda ph meter dicelupkan kedalam larutan yogurt sebanyak 10 ml (AOAC, 1995). 3.6. Prosedur Pengujian Kestabilan Emulsi Pengujian kestabilan emulsi dilakukan dengan 10 ml sampel rehidrated yogurt bubuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian tabung reaksi diletakkan kedalam rak tabung reaksi supaya posisi tabung reaksi tegak lurus. Selanjutnya stabilitas emulsi diukur dengan mengukur tinggi pemisahan yang terbentuk setiap 1 jam selama 4 jam menggunakan penggaris dengan satuan centimeter. Kemudian dihitung volume pemisahan yang terbentuk dengan menggunakan rumus volume tabung V=π.r 2.t (Hartomo dan Widiatmoko, 1993). Hasil perhitungan volume kemudian dikonversi dalam bentuk persen. Yogurt bubuk memiliki kestabilan emulsi yang baik jika setelah direhidrasi tidak cepat terjadi pemisahan (Oxana et al., 2014).

19 3.7. Prosedur Pengujian Viabilitas Bakteri Asam Laktat (BAL) Pengujian viabilitas BAL dilakukan dengan menggunakan petrifilm 3M. Pengujian viabilitas BAL dilaksanakan dengan melakukan pengenceran menggunakan test tube steril sebanyak 6 kali pengenceran dengan menggunakan NaCl fisiologis 0,85% steril sebagai pengencer. Pengenceran tersebut menggunakan sampel sebanyak 100 mikroliter yang dilarutkan dengan 900 mikroliter NaCl fisiologis 0,85% steril. Pada pengenceran terakhir diambil 100 mikroliter dan diteteskan pada permukaan petrifilm kemudian permukaan petrifilm ditekan menggunakan penekan plastik berbentuk lempengan bulat yang bertujuan untuk menjaga supaya terfokus pada lingkaran petrifilm. Kemudian petrifilm dimasukkan dalam platik vakum supaya lingkungan menjadi anaerob. Selanjutnya petrifilm diinkubasi pada suhu 37 C selama 48 jam. Perhitungan koloni dengan menghitung zona merah yang muncul pada permukaan petrifilm (Kailasapathy et al., 2007). 3.8. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis uji pengaruh menggunakan Anova (Analysis of Variance) pada taraf signifikansi 5% dan jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan (Gomez dan Gomez, 1995).