BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan model. Selain itu, akan dijelaskan pula deskripsi variabel,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tenggara Barat dengan menggunakan data variabel kemiskinan digunakan

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari Kabupaten Bantul, Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi-koperasi pegawai republik

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi 5

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, dan model. Selain itu, akan dijelaskan pula deskripsi variabel, teknik pengolahan data, hingga pengujiannya. Metode yang digunakan didasarkan pada kajian teoritis dan empiris untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti. 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan di bahas untuk mendapatkan hasil dan pembahasan penelitian yang baik dan tercapainya tujuan dalam penelitian ini. Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini mencakup 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Data dalam penelitian ini menggunakan data panel sekunder tahun 2010 hingga tahun 2015. Adapun penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama sekolah, kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup, tingkat pengangguran terbuka, serta upah minimum terhadap kemiskinan di 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 hingga 2015. 3.2. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berjenis data panel dengan jumlah deret waktu 6 tahun yaitu dari tahun 2010 hingga 2015 dan 35 unit cross section yang diperoleh dari website, buku, dan publikasi Badan Pusat 53

Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data tingkat kemiskinan, PDRB per kapita, rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup, tingkat pengangguran terbuka, dan upah minimum kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahu 2010 2015. 3.3. Model Penelitian Model yang akan digunakan dalam penelitian ini merujuk pada model penelitian sebelumnya dengan menggunakan Panel Data Regression Model. Model yang digunakan merupakan pengembangan dari model yang dikembangkan oleh Olavarria-gambi (2003), Bakhtiari & Meisami (2010), Agrawal (2008), Stevans & Sessions (2001), Marinho, dkk. (2017), dan Miranti (2017) yang digunakan oleh penulis sebagai referensi dengan adanya modifikasi pada variabel-variabel yang digunakan serta mengkombinasikan variabel. Berikut adalah spesifikasi model untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi tingkat kemiskinan POV it = β 1 + β 2 lngrdpcap it + β 3 Educ it + β 4 Health it + β 5 Unem it Di mana, + β 6 lnminwage it + U it POV : Tingkat kemiskinan per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah GRDPCap : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Educ : Pendidikan per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah 54

Health Unem : Kesehatan per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah : Tingkat pengangguran terbuka per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah MinWage : Upah minimum per kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah ln β 1 β 2 ; β 3 ; β 4 ; β 5 ; β 6 U i : Notasi dalam bentuk logaritma : Konstanta : Koefisien regresi variabel independen : Error term : Kabupaten/kota t : Data time series tahun 2010 2015 3.4. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini, akan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (Kothari, 2004). Variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu PDRB per kapita, pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama sekolah, kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup, tingkat pengangguran terbuka, dan upah minimum. Adapun definisi operasional dari berbagai variabel tersebut adalah sebagai berikut: 55

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel dalam Penelitian No. Variabel Keterangan Definisi Sumber Data Satuan 1 POV Tingkat Persentase jumlah BPS Provinsi % Kemiskinan penduduk yang Jawa Tengah memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Tingkat kemiskinan yang digunakan didapat dengan konsep Head Count Index yang merupakan persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan 2 GRDPCap PDRB per PDRB harga konstan BPS Provinsi Rp kapita berdasarkan lapangan Jawa Tengah usaha yang dibagi dengan jumlah penduduk 3 Educ Pendidikan Rata-rata jumlah tahun BPS Provinsi Tahun yang diukur belajar yang telah Jawa Tengah dengan ratarata diselesaikan oleh lama penduduk yang berusia sekolah 25 tahun ke atas dan tidak termasuk tahun yang mengulang 4 Health Kesehatan Rata-rata perkiraan BPS Provinsi Tahun yang diukur banyak tahun yang Jawa Tengah dengan angka harapan hidup dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. 5 Unem Tingkat Persentase jumlah BPS Provinsi % Pengangguran Terbuka pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja Jawa Tengah (penduduk usia 15 tahun ke atas). Pengangguran terbuka meliputi penduduk yang tidak punya pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin 56

6 MinWage Upah Minimum mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja Upah minimum bulanan yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap yang berlaku di suatu daerah dalam penelitian ini adalah kabupaten/kota. Sumber: Definisi berdasarkan Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jawa Tengah Rp 3.5. Teknik Pengolahan Data Data dalam penelitian ini diolah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode data panel. Metode ini menggabungkan dua jenis data, yaitu data berupa deret waktu (time series) dan data individu (cross section). Menurut Baltagi dalam Gujarati (2009), penggunaan data panel dalam suatu penelitian memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1. Estimasi data panel dapat menunjukkan heterogenitas dalam setiap individu. 2. Data panel akan memberikan informasi yang lebih banyak, variasi yang lebih banyak, kolinearitas antar variabel sedikit, dan degree of freedom yang lebih banyak sehingga akan lebih efisien. 3. Metode panel lebih baik untuk menentukan perubahan dinamis dibanding metode cross section. 4. Data panel merupakan data yang paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak dapat dilihat pada data time series dan cross section. 5. Data panel membantu untuk analisis studi yang lebih kompleks. 57

6. Data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita meregresi dalam jumlah yang besar. Estimasi model regresi dengan menggunakan data panel menurut Gujatrati (2009) dilakukan melalui tiga pendekatan, di mana pendekatan tersebut akan dianalisa untuk menentukan metode regresi data panel yang tepat yaitu: 1) Model Pooled Least Square Model ini merupakan model yang sama dengan prinsip Ordinary Least Square yaitu dengan cara meminimalkan jumlah error kuadrat. Dalam hal ini, data yang digunakan adalah data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled sehingga bukan hanya data yang bersifat time series saja atau data yang bersifat cross section saja. Estimasi model regresi data panel adalah yang paling sederhana dengan asumsi bahwa intercept dan koefisien slope atau parameter adalah konstan antar waktu dan cross section (common effect). Model estimasi ini dituliskan dalam bentuk persamaan berikut: Y it = α 0 + β 1 X 1 it + β 2X 2 it + + β nx n it + μ it 2) Fixed Effect Model Model ini adalah estimasi model regresi pada data panel dengan asumsi bahwa koefisien slope adalah konstan sementara nilai intercept diasumsikan berbeda antar unit cross-section namun intercept diasumsikan bernilai tetap antar waktu (fixed effect). Terkait kendala asumsi pooled least square yang sulit dipenuhi maka agar dapat menghasilkan nilai koefisien slope atau parameter yang berbeda antar unit cross section, metode yang sering digunkan yaitu dengan 58

memberikan variabel dummy yang disebut fixed effect model atau least square dummy variable (LSDV) dengan bentuk persamaan sebagai berikut: Y it = α 1 + α 2 D 2 + + α n D n + β 2 X 2 it + + β nx n it + μ it 3) Random Effect Model Model ini mengasumsikan bahwa nilai koefisien slope adalah konstan sementara nilai intercept berbeda antar individu dan antar waktu atau bersifat random effect. Dalam hal ini, asumsi dilakukan karena upaya memasukkan variabel dummy ke dalam fixed effect model dapat berakibat pada berkurangnya derajat kebebasan di mana pada akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter yang diestimasi. Dalam model ini, parameter yang berbeda antar unit cross section maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error. Bentuk model dituliskan dalam persamaan berikut: Y it = β 1 + β 2 X 2 it + + β nx n it + e it + μ it Di mana e it + μ it merupakan faktor kesalahan yang acak. Faktor kesalahan tersebut terdiri dari komponen spesifik dari individu yang konstan sepanjang waktu (e it ) dan komponen faktor kesalahan yang bervariasi antar individu dan waktu. Baik e it maupun μ it, diasumsikan tidak memiliki hubungan dengan X it. Adapun data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan oleh penulis dan data tersebut akan digunakan untuk analisis deskriptif yang kemudian diolah menggunakan bantuan software Microsoft Excel dan STATA 13. Setelah dilakukan pengolahan data dengan metode panel maka dilakukan tiga tahap pengujian, yaitu: 59

1) Uji Chow Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui model manakah di antara model pooled least square atau fixed effect model yang lebih baik digunakan dalam penelitian ini. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Chow adalah sebagai berikut: H 0 : Model pooled least square lebih baik H A : Fixed effect model lebih baik Dengan kriteria sebagai berikut: 1. Apabila (Prob > F) < α maka H 0 ditolak yang artinya fixed effect model lebih baik digunakan dari pada model pooled least square. 2. Apabila (Prob > F) α maka H 0 tidak dapat ditolak yang artinya model pooled least square lebih baik digunakan dari pada model fixed effect model. 2) Uji Hausman Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui model mana yang lebih baik digunakan di antara fixed effect model atau random effect model. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Hausman adalah sebagai berikut: H 0 : Random effect model lebih baik H A : Fixed effect model lebih baik Dengan kriteria sebagai berikut: 1. Apabila (Prob > χ 2 ) < α maka H 0 ditolak yang artinya fixed effect model lebih baik digunakan dari pada random effect model. 2. Apabila (Prob > χ 2 ) α maka H 0 tidak dapat ditolak yang artinya random effect model lebih baik digunakan dari pada fixed effect model. 60

3) Uji Breusch Pagan Langrangian Multiplier Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui model mana yang lebih baik digunakan di antara random effect model atau pooled least square. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Breusch Pagan Lagrange Multiplier adalah sebagai berikut: H 0 : Pooled least square lebih baik H A : Random effect model lebih baik Dengan kriteria sebagai berikut: 1. Apabila (Prob > χ 2 ) < α maka H 0 ditolak yang artinya random effect model lebih baik digunakan dari pada pooled least square. 2. Apabila (Prob > χ 2 ) α maka H 0 tidak dapat ditolak yang artinya pooled least square lebih baik digunakan dari pada random effect model. 3.6. Pengujian Masalah dalam Analisis Regresi Linear Secara teoretis telah diungkapkan bahwa salah satu metode pendugaan parameter dalam model regresi linear adalah Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS digunakan berlandaskan pada sejumlah asumsi tertentu. Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi, pada prinsipnya model regresi linear yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator). 3.6.1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan permasalahan pada suatu model regresi apabila terdapat hubungan linear yang sempurna antar satu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Multikolinearitas seringkali disebabkan oleh 61

pengambilan data yang tidak baik, spesifikasi model dari penelitian, ataupun lebih banyaknya variabel dibandingkan jumlah observasi. Gejala multikolinearitas ini dapat dideteksi dengan melihat nilai R 2. Apabila nilai R 2 tinggi, namun variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen hanya sedikit atau tidak ada sama sekali, maka bisa dikatakan terdapat masalah multikolineartas dalam model. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat korelasi antar variabel independen. Apabila korelasi antar variabel lebih dari 0,8 maka dapat dikatakan terjadi masalah multikolinearitas dalam model, begitu juga sebaliknya (Gujarati & Porter, 2009). 3.6.2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi karena varian dari error terms tidak lagi konstan. Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas dalam sistem persamaan adalah bahwa penaksiran tidak lagi efisien karena mempunyai varians yang tidak lagi minimum. Namun, masalah heteroskedastisitas dapat diminimalisir dengan menggunakan Robust variance estimate (Wooldridge, 2012). Jika pada pemilihan model didapat random effect model, maka heteroskedastisitas dapat diminimalisir karena menurut Gujarati & Porter (2009) pada hasil regresi menggunakan random effect model merupakan estimasi yang dilakukan dengan generelize least square (GLS) yakni transformasi variabel sehingga memenuhi asumsi standar kuadrat terkecil, dimana hasil estimasi dari GLS yakni homoskedastis sehingga pada metode GLS tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, di mana persebaran data menjadi konstan atau tidak terdapat outlier pada data. Modified Wald test dapat menentukan apakah suatu 62

model memiliki masalah heteroskedastisitas atau tidak (Baum, 2001). Hipotesis pada pengujian ini adalah: H 0 : Model regresi tidak memiliki masalah heteroskedastisitas H A : Model regresi memiliki masalah heteroskedastisitas dengan kriteria: 1. Jika nilai probabilitas observasi lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka model regresi tersebut memiliki masalah heteroskedastisitas karena hipotesis utama yang ditolak 2. Jika nilai probabilitas observasi lebih besar dari tingkat signifikansi, maka model regresi tersebut tidak memiliki masalah heteroskedastisitas karena hipotesis utama yang tidak dapat ditolak. 3.6.3. Uji Autokorelasi Adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section) merupakan istilah dari autokorelasi. Konsekuensi apabila terjadi autokorelasi dalam sistem persamaan adalah, pertama, penaksir tidak lagi efisien maka selang keyakinan menjadi lebar secara tak perlu sehingga pengujian arti (signifikasnsi) kurang kuat, kedua, pengujian signifikansi parsial tidak lagi sah, dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyesatkan secara serius mengenai arti statistik dari koefisien yang ditaksir. Jika pada pemilihan model didapat random effect model, maka autokorelasi dapat diminimalisir karena random effect model menggunkan estimasi model generalized least square sehingga masalah autokorelasi sudah teratasi dengan sendirinya (Wooldridge, 2002). Autokorelasi dapat dideteksi dengan 63

menggunakan uji Wooldridge (2002) pada data panel dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : Model regresi tidak memiliki masalah autokorelasi H A : Model regresi memiliki masalah autokorelasi Dengan kriteria: 1. Jika nilai probabilitas observasi lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka model regresi tersebut memiliki masalah autokorelasi karena hipotesis utama yang ditolak 2. Jika nilai probabilitas observasi lebih besar dari tingkat signifikansi, maka model regresi tersebut tidak memiliki masalah autokorelasi karena hipotesis utama yang tidak dapat ditolak. 3.7. Pengujian Statistik Pengujian statistik dilakukan untuk memperkuat hasil estimasi sebuah penelitian. Adapun pengujian statistik yang dilakukan meliputi koefisien determinasi (R 2 ), uji signifikansi simultan, dan uji signifikansi parsial. 3.7.1. Koefisien Determinasi (R 2 ) Ukuran ringkas yang menginformasikan kepada kita seberapa baik sebuah garis regresi sampel sesuai dengan datanya merupakan definisi dari koefisien determinasi (R 2 ) (Gujarati & Porter, 2009). Terdapat dua sifat dari R 2 yaitu: 1. Nilai R 2 tidak pernah negatif 2. Besarnya nilainya berapa pada kisaran 0 hingga 1. Jika nilai R 2 semakin mendekati angka 1 maka ada kesesuaian garisnya tepat atau antara regresan 64

dengan regresor memiliki hubungan dan sebaliknya ketika semakin menjauh dari angka 1 maka tidak ada hubungan antara regresa dan regresor. 3.7.2. Uji Signifikansi Simultan Penggunaan uji F dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi atau melihat adanya pengaruh antara variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen dalam model pada tingkat signifikansi tertentu, dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = β 5 = 0 (semua variabel independen dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen) H A : paling tidak, ada satu β 0 (semua variabel independen dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen) Dengan statistik uji: Di mana: R 2 : koefisien determinasi k: jumlah variabel independen n: jumlah sampel F = Dengan kriteria sebagai berikut: R 2 /(k 1) (1 R 2 )/(n k) 1. Jika F stat > F table atau Prob F < α maka H 0 ditolak. Artinya bisa dikatakan bahwa semua variabel independen dalam model mempengaruhi variabel dependen. 65

2. Jika F stat F table atau Prob F α maka H 0 tidak dapat ditolak. Artinya bahwa semua variabel independen dalam model tidak mempengaruhi variabel dependen. Namun, bila hasil estimasi regresi menggunakan random effect model, maka digunakan uji Wald Chi-Square untuk melihat apakah semua variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (StataCorp, 2013), dengan hipotesis yang sama serta kriteria sebagai berikut: 1. Jika Prob χ 2 < α maka H 0 ditolak. Artinya bisa dikatakan bahwa variabel independen dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen 2. Jika Prob χ 2 α maka H 0 tidak dapat ditolak. Artinya bahwa semua variabel independen dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen. 3.7.3. Uji Signifikansi Parsial Penggunaan uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi atau melihat adanya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu atau secara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam model pada tingkat signifikan tertentu, dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 β n = 0 (variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan) H A : β n 0 (Variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan) 66

Dengan statistik uji: t = β n β n se(β n) Di mana: β n: koefisien variabel independen ke- n β n : nilai dari hipotesis nol se(β n): simpangan baku dari variabel independen ke- n Dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika t stat > t table atau t stat < t table (Prob t < α ) maka H 0 ditolak. Artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. Jika t tabel t stat t table (Prob t α) maka H 0 tidak dapat ditolak. Artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Namun, bila hasil estimasi regresi menggunakan Random Efect Model, digunakan uji z untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (StataCorp, 2013), dengan hipotesis yang sama serta kriteria sebagai berikut: 1. Jika Prob z < α maka H 0 ditolak. Artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 2. Jika Prob z α maka H 0 tidak dapat ditolak. Artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 67