MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Blok A, Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ternak Perah, Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Juni 2011 sampai Maret 2012. Materi Sabut Kelapa Sawit Fermentasi Sabut kelapa sawit fermentasi merupakan sabut kelapa sawit yang dibuat menjadi media tumbuh (Baglog) jamur Pleurotus ostreatus yang telah permukaannya dipenuhi oleh miselium. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat baglog adalah sabut kelapa sawit, dedak padi, kapur, dan bibit jamur. Peralatan yang digunakan plastik prophilen, karet gelang, ring bambu, koran, kapuk, drum kukus, terpal, oven 60 C, autoclave, sudip dan perlengkapan sterilisasi yang terdiri dari alkohol, detergen, desinfektan, dan formalin. Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang metabolis dengan peralatan yang digunakan selama pemeliharaan seperti tempat pakan, ember air minum, timbangan duduk, selang, dan alat kebersihan. peralatan yang digunakan pada koleksi feses adalah kain kasa, plastik, dan serokan, sedangkan peralatan yang digunakan pada koleksi urin, yaitu ban dalam, karet, selang, dirigen 5 liter, gelas ukur, ember, dan botol sampel. Ransum Ransum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis ransum yang disusun berdasarkan NRC (1975) untuk domba umur 12 bulan pada bobot badan 10-20 kg dengan TDN 73% dan PK 16%. Bahan pakan yang digunakan dalam ransum terdiri dari hijaun berupa rumput gajah kering giling dan sabut kelapa sawit fermentasi (SSf) sedangkan bahan penyusun konsentrat terdiri dari dedak padi, onggok, bungkil kedele, bungkil kelapa, CPO, molasses, CaCO 3 dan premix. Pakan 12
berupa ransum komplit dengan perbandingan hijauan dan konsentrat 30% : 70% berbentuk mash. Adapun komposisi ransum dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Ransum Penelitian (%) Bahan Ransum R0 R1 R2 Rumput gajah kering 30,00 15,00 0,00 SSf 0,00 15,00 30,00 Dedak padi 10,00 10,00 11,90 Onggok 15,00 18,50 19,00 Bungkil kedelai 14,90 15,00 14,00 Bungkil kelapa 22,00 18,40 16,50 Molases 4,00 4,00 4,50 CPO 3,00 3,00 3,00 CaCO 3 1,00 1,00 1,00 Premix 0,10 0,10 0,10 Komposisi nutrisi : 100 100 100 Protein kasar 16,09 16,05 16,07 TDN 73,07 73,60 73,85 Ternak Penelitian ini menggunakan domba lokal jantan dengan rataan bobot badan 23,32 ± 1,68 kg sebanyak 12 ekor dengan umur satu tahun. Domba ditempatkan pada kandang individu. Gambar 5. Domba Lokal Jantan 13
Prosedur Penelitian Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini. Secara ringkas dipetakan pada Gambar 6. Sabut Kelapa Sawit (SS) Pengukusan SS Pengeringan matahari dan oven 60 C Pembuatan media tumbuh (Baglog) Sterilisasi Baglog Inokulasi bibit jamur Pleurotus ostreatus Fermentasi ± 60 hari Pemanenan SSf Pengeringan dengan oven 60 C ± 48 jam Penggilingan SSf Gambar 6. Alur Pembuatan Sabut Kelapa Sawit Fermentasi (SSf) Pengukusan Sabut Kelapa Sawit Pengukusan sabut kelapa sawit bertujuan untuk meluruhkan sisa-sisa minyak yang masih menempel, setelah terjadinya proses pemerasan buah kelapa sawit. Proses ini diharapkan agar jamur dapat tumbuh dengan baik pada SS. Sabut kelapa sawit dimasukkan ke dalam drum dan dikukus selama ± 60 menit, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari dan oven 60 C selama 18-24 jam untuk disimpan sebagai bahan baku media tumbuh jamur. 14
Gambar 7. Pengukusan SS Gambar 8. Penjemuran SS Pembuatan Rumah Jamur Pembuatan rumah jamur dilakukan di Laboratorium Nutrisi Perah Fakultas Peternakan IPB. Pembuatan rumah jamur ini disesuaikan dengan keadaan budidaya di lapang. Rumah jamur terdiri dari ruang untuk inokulasi dan pendinginan. Sebelum digunakan, rumah jamur dan peralatannya disterilkan dengan menggunakan detergen, desinfektan, dan formalin. Suhu dan kelembaban ruangan untuk pertumbuhan jamur ini diatur agar tetap stabil sekitar 25-30 C dan 60%-80% dengan cara pemberian karung goni basah dan penyemprotan dengan air. Gambar 9. Rumah Jamur Gambar 10. Miselium P. ostreatus pada Baglog SS Pembuatan Media Tumbuh (Baglog) Jamur Pleurotus ostreatus Sabut kelapa sawit yang telah dikukus dan dikeringkan, selanjutnya dicampur dengan dedak padi dan kapur sebagai bahan isi media. Penggunaan sabut kelapa sawit, dedak padi dan kapur dalam pembuatan baglog ukuran 800 g masing-masing sebesar 83%, 15% dan 2%. Baglog yang telah dibuat lalu diautoclave untuk sterilisasi pada tekanan 1 atm suhu 121 o C selama 60 menit. Kemudian baglog didinginkan selama 24 jam. 15
Fermentasi Baglog yang telah steril diinokulasi dengan bibit jamur Pleurotus ostreatus sebanyak 4% dari berat baglog. Baglog yang sudah diinokulasi dengan bibit disimpan di ruangan inkubasi sampai seluruh permukaan baglog dipenuhi oleh miselium. Selama inkubasi, proses perawatan dengan menjaga ruangan inkubasi tetap sejuk, lembab dan bersih dengan suhu 25-30 C dan kelembaban 60%-80%. Kondisi rumah jamur dipertahankan dengan melakukan penyemprotan air pada cuaca panas agar suhu turun dan kelembaban dapat meningkat ke kondisi yang sesuai untuk miselium. Gambar 11. Bibit P. ostreatus Gambar 12. Baglog SSf ± 60 hari Pembuatan Ransum Bahan penyusun ransum ditimbang sesuai persentasenya dalam ransum. Bahan baku konsentrat dicampurkan terlebih dahulu mulai dari jumlah persentasenya yang lebih kecil. Bahan sumber vitamin dan mineral (premix dan CaCO 3 ) dicampur pertama kali lalu bahan pakan sumber protein (bungkil kedelai dan bungkil kelapa) dicampur rata. Kemudian bahan sumber energi (onggok dan dedak padi) dicampurkan termasuk didalamnya rumput gajah kering giling dan SSf giling lalu seluruh bahan dicampur dengan molases dan CPO sampai rata. Pemeliharaan Selama Penelitian Pemeliharaan domba dilakukan selama ± 1 bulan (32 hari) yang terdiri dari periode preliminary selama 27 hari dan koleksi sampel selama 5 hari. Sebelum diberi perlakuan domba ditimbang bobot badannya terlebih dahulu. Penimbangan domba dilakukan setiap 1 minggu sekali untuk mengetahui pertambahan bobot badan hariannya. Ransum yang diberikan dan yang tersisa ditimbang agar diketahui 16
kebutuhan ternak. Ransum dalam satu hari diberikan sebesar 3%-5% dari bobot badan sesuai dengan pertumbuhan bobot badan dan pertumbuhan domba selama penelitian. Rasio hijauan dan konsentrat yaitu 30% : 70%, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Koleksi Feses Koleksi feses dilakukan dengan metode koleksi total. Feses yang dikeluarkan selama lima hari berturut-turut pada minggu terakhir pemeliharaan akan dikumpulkan untuk mengetahui nutrien yang terbuang. Feses dikumpulkan selama 24 jam lalu ditimbang. Sampel feses per hari diambil sebanyak 10% dari bobot segar. Kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dan oven 60 C. Sampel feses kering tersebut lalu dikompositkan selama 5 hari koleksi lalu dihaluskan. Selanjutnya, sampel dianalisis proksimat untuk digunakan pada perhitungan kecernaan ransum perlakuan. Koleksi Urin Koleksi urin dilakukan dengan metode koleksi total. Urin yang dikeluarkan selama lima hari berturut-turut di minggu terakhir pemeliharaan dikumpulkan untuk mengetahui nitrogen yang terbuang melalui urin. Urin ditampung dalam jiregen plastik yang dihubungkan melalui selang pada alat penampung urin ditubuh domba dan telah ditetesi H 2 SO 4 10% sebanyak 2-3 tetes. Fungsi H 2 SO 4 10% agar mencegah penguapan nitrogen yang terkandung dalam urin. Urin ditampung selama 24 jam mulai dari pagi sampai keesokan harinya. Volume urin yang dikeluarkan dalam satu hari diukur dengan menggunakan gelas ukur lalu diambil sampel dalam botol film lalu disimpan dalam lemari pendingin. Kemudian urin selama lima hari dikomposit yang diambil sampel ± 100 ml tiap ulangan untuk dianalisis kandungan nitrogen dengan metode kjeldahl. Analisis Proksimat Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kecernaan nutrien yang terkandung setiap ransum yang dikonsumsi oleh ternak. Semua sampel ransum dan feses dianalisis kandungan nutriennya meliputi : bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. 17
Rancangan dan Analisis Data Perlakuan Ransum perlakuan (Tabel 2) yang diberikan berupa ransum komplit bentuk mash dengan perbandingan antara hijauan dan konsentrat 30% : 70% yang terdiri dari tiga jenis ransum, yaitu : R0 : 30% Rumput Gajah (RG) + 70% konsentrat R1 : 15% RG + 15% Sabut Kelapa Sawit Fermentasi (SSf) + 70% konsentrat R2 : 30% SSf + 70% konsentrat. Model Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang mengelompokkan ternak menjadi empat kelompok berdasarkan bobot badan dengan tiga perlakuan ransum. Adapun model matematikanya menurut Steel dan Torrie (1993) adalah Yij = µ + τi + βj + εij Keterangan : Yij= Nilai variabel hasil pengamatan µ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan pemberian ransum ke-i βj = Pengaruh kelompok ternak ke-j εij = Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i = Perlakuan (0,1,2,3) j = Kelompok (1,2,3) Peubah Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Konsumsi. Konsumsi adalah jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum dalam satu hari. Konsumsi (gram/ekor/hari) = berat ransum sisa ransum Konsumsi Bahan Kering (BK) = Konsumsi x % BK Konsumsi Protein Kasar (PK) = Konsumsi BK x % PK Konsumsi Lemak Kasar (LK) = Konsumsi BK x % LK 18
Konsumsi Serat Kasar (SK) Konsumsi BETN = Konsumsi BK x % SK = Konsumsi BK x % BETN Kecernaan. Kecernaan adalah jumlah zat makanan yang dikonsumsi dan tidak terbuang dalam feses (Cheeke, 2005). Kecernaan (gram/ekor/hari) = konsumsi pakan Feses Kecernaan Bahan Kering (KCBK) (%) = Kecernaan Protein Kasar (KCPK) (%) = Kecernaan Lemak Kasar (KCLK) (%) = Kecernaan Serat Kasar (KCSK) (%) Kecernaan Energi. = Total Digestible Nutrient (TDN) adalah penjumlahan dari kecernaan protein, karbohidrat dan 2,25 lemak (Pond et al., 2005). TDN = PK tercerna + SK tercerna + 2,25 LK tercerna + BETN tercerna PBBH. PBBH dihitung dengan mengurangi bobot badan akhir dengan bobot badan awal dibagi lama hari pemeliharaan. PBBH = Efisiensi Pakan. Efisiensi pakan dihitung dengan membagi PBB selama perlakuan dengan konsumsi pakan. Efisiensi Pakan (%) = x 100% Retensi Nitrogen (RN). Retensi nitrogen adalah selisih nitrogen yang dikonsumsi dengan nitrogen yang dikeluarkan melalui feses dan urin (McDonald et al., 2002). RN = Konsumsi Nitrogen (nitrogen feses + nitrogen urin) Konsumsi nitrogen (g) = 6,25 x konsumsi ransum (g) x % PK ransum Nitrogen feses (g) Nitrogen urin (g) = 6,25 x feses yang keluar (g) x % PK feses = 6,25 x urin yang keluar (g) x % PK urin 19
Analisis Data Data yang diperoleh terdapat data hilang sehingga dilakukan missing data lalu diuji dengan analisis ragam (ANOVA) dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. 20