BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produkivitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah peningkatan status gizi masyarakat. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunnya produktivitas dan daya tahan, meningkatkan kesakitan dan kematian. Kebutuhan zat gizi pada remaja meningkat untuk mendukung pertumbuhan fisik. Pola makan pada remaja mempengaruhi pertumbuhan dan dapat berdampak pada penyakit kronis di kemudian hari (Dep. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2010). Remaja merupakan masa perkembangan antara masa anak dan masadewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio emosional. Masa remaja dimulai dari usia 10-13 tahun dan berakhir antara 18-22 tahun (Santrock, 2005). Dilihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10-19tahun) di Indonesia sebesar 22,2% dari total penduduk Indonesia, yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Sulaiman, 2009). Pencapaian tujuan pendidikan dapat terwujud dengan melakukan proses pembelajaran yang diarahkan untuk merubah perilaku siswa melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Pencapaian tujuan pembelajaran yaitu dengan cara evaluasi hasil belajar diwujudkan dengan 1
prestasi belajar siswa (Masdewi,dkk, 2011). Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa dalam usaha belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks prestasidari hasil pengukuran prestasi belajar siswa (Widyastuti, dkk, 2008). Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Faktor pendekatan belajar meliputi strategi dan metode pembelajaran. Faktor asupan zat gizi dan status gizi termasuk dalam aspek fisiologis (Syah, 2010). Asupan zat gizi makro adalah faktor utama yang berperan dalam menyediakan energi bagi otak untuk bisa bekerja secara optimal (Mariana, 2011). Asupan energi makro yang dibutuhkan oleh tubuh dari pola konsumsi penduduk Indonesia yaiu 40-60% energi karbohidrat, 5-15% energi protein, 25-55% energi lemak tergantung usia atau tahap tumbuh kembang (Riskesdas, 2010). Karbohidrat dalam proses pencernaan dipecah menjadi molekul gula sederhana seperti fruktosa, galaktosa, dan glukosa. Glukosa didalam tubuh tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen yang terdapat di dalam hati dapat dikonversi melalui proses glycogenolysismenjadi glukosa dan kemudian dapat dibawa oleh aliran darah menuju bagian tubuh yang 2
membutuhkan seperti otak, sistem saraf, jantung, otot dan organ tubuh lainnya. Otak perlu mendapatkan pasukan glukosa dalam jumlah yang cukup karena glukosa sangat penting untuk kesehatan, fungsi optimal otak, membantu mempertahankan konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan kekuatan untuk semua kegiatan otak (Irawan, 2007). Hasil penelitian Febriani, dkk (2013) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan energi selain jajanan dengan prestasi belajar remaja di SMP PL Domenico Savio Semarang. Protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat pembangun pembentukan sel-sel saraf baru termasuk otak. Kaitannya dengan proses kerja otak, protein dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan tryptophan sangat diperlukan untuk membentuk neurotransmitter penghantar impuls saraf dan mempengaruhi perilaku seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi. Tyrosine merupakan asam amino yang terlibat dalam sintesa neurotransmitter yang diperlukan untuk kesigapan mental, meningkatkan kemampuan berfikir dan proses penyerapan informasi pada otak. Tryptophan merupakan senyawa yang kemudian terbentuk menjadi serotonin dan melatonin yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas tidur. Saat tidur terjadi perkembangan otak dan waktu tidur yang cukup dapat meningkatkan perkembangan otak (Mariana, 2011). Hasil penelitian Maharani (2012) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi protein dan waktu belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA Negeri 6 Bogor. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2009). Kekurangan gizi pada masa remaja akan berdampak pada aktifitas siswa di sekolah seperti lesu, mudah 3
letih, lelah, terhambatnya pertumbuhan, kurang gizi pada masa dewasa dan menurunya prestasi belajar di sekolah (Elnovriza, 2008). Status gizi dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran di sekolah. Siswa dengan status gizi baik dapat lebih mudah dalam menerima pelajaran di sekolah dan mampu mendapatkan prestasi yang memuaskan dan maksimal. Sebaliknya siswa yang memiliki status gizi kurang atau lebih akan kurang optimal dalam menangkap pelajaran di sekolah dan kurang baik dalam prestasi belajarnya (Khomsan, 2004). Hasil penelitian Masdewi, dkk (2011) menunjukkan status gizi berhubungan dengan prestasi belajar siswa akselerasi SMPN 1 Malang. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukandi Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten, siswa hanya mendapatkan dua kali makan dari pondok yaitu makan siang dan makan malam. Siswa tidak mendapatkan sarapan pagi dari pondok sehingga ada beberapa siswa yang sarapan pagi diluar pondok dan ada juga yang tidak sarapan pagi. Penilaian status gizi yang dilakukan pada 30 siswa diperoleh rata-rata status gizi kategori normal sebanyak 17 siswa 56,67%, status gizi kurang sebanyak 10 siswa 33,33% dan status gizi lebih sebanyak 3 siswa 10%. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa ujian mid semester genap kelas X dan XI dengan jumlah 72 siswa menunjukkan 69,95% dalam kategori cukup. Nilai rata rata prestasi belajar siswa dalam kategori sangat baik sebanyak 12 Siswa 16,67%, prestasi belajar baik sebanyak 16 siswa 22,23%, prestasi belajar cukup sebanyak 19 siswa 26,38%, prestasi belajar kurang sebanyak 25 siswa 34,72%. Hasil tersebut menunjukkan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai status gizi normal dan nilai rata-rata prestasi 4
belajarnyakurang. Namun demikian, untuk mengetahui adanya kesinambungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa maka perlu dilakukan penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut Apakah ada hubungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswadi Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan asupan karbohidrat siswa. b. Mendiskripsikan asupan protein siswa. c. Mendiskripsikan status gizi siswa. d. Mendiskripsikan prestasi belajar siswa. 5
e. Menganalisis hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar siswa. f. Menganalisis hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa. g. Menganalisis hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Sebagai informasi tentang hubungan asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa sehingga siswa dapat memperbaiki asupan makan dan status gizi supaya prestasi belajarnya meningkat. 2. Bagi Sekolah Sebagai informasi bagi pihak sekolah untuk memberikaninformasi kepada siswa siswi tentang asupan makanan seperti asupan karbohidrat dan protein sertastatus gizi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 6