BAB I PENDAHULUAN. Fauna tanah memiliki banyak peranan dalam ekosistem, berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

I. PENDAHULUAN. Dampak penambangan yang paling serius dan luas adalah degradasi, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu asosiasi kehidupan, baik tumbuh-tumbuhan (flora)

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pantai Nanganiki merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan lingkungan luar (Baker,1979). Di dalam hutan terdapat flora

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu ekosistem yang jumlahnya cukup luas di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perhutani KPH Surakarta, dimulai dari pelaksanaan pada periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme-organisme di alam memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan lingkungannya dan hubungan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain yang dikenal sebagai ekosistem. Menurut Mulyadi (2010, hlm.1) mengatakan, Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935). Ia mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah, dsb.) di alam, sebenarnya merupakan hubungan antara komponen yang membentuk suatu sistem. Secara umum ekosistem di bumi ini dibagi ke dalam dua kategori yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Ekosistem daratan juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah ekosistem Hutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem hutan ini merupakan hubungan antara kumpulan beberapa populasi (baik populasi binatang maupun tumbuhtumbuhan) yang berada disuatu kawasan hutan dan yang hidup di permukaan tanah salah satunya fauna tanah. Suheriyanto (2012, hlm. 30) mengatakan, Fauna tanah adalah fauna yang hidup ditanah, baik yang hidup dipermukaan tanah maupun di dalam tanah. Kehidupan fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah disuatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan daerah tersebut. Dengan kata lain keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungannya. Pernyataan tersebut didasari oleh pernyataan Suheriyanto (2012, hlm.30), yang menyatakan Keberadaan fauna dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Fauna tanah memiliki banyak peranan dalam ekosistem, berdasarkan pernyataan Korboulewsky Nathalie et al. (2015, hlm. 2) peran fauna tanah diantaranya berperan dalam siklus biogeokimia, dengan umpan balik pada 1

2 keanekaragaman, kelimpahan, suksesi dan mempercepat peningkatan bahan organik dekomposisi sebesar 10-20%. Selain memiliki banyak peranan dalam ekosistem fauna tanah juga memiliki peranan bagi hutan, berdasarkan peryataan Suheriyanto (2012, hlm. 35) peran keanekaragaman fauna tanah bagi hutan diantaranya sebagai indikator terhadap kesuburan tanah..., memperbaiki sifat fisik tanah, menambah kandungan bahan organik, sebagai perombak material tanaman dan penghancur kayu. Campbell et al. (2008, hlm. 385) mengatakan keanekaragaman berisi individu dan kumpulan individu merupakan populasi yang menempati suatu tempat tertentu. Yulianti S (2017, hlm. 2) mengatakan Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki iklim tropis, matahari bersinar sepanjang tahun, kelembapan udara dan curah hujan yang relatif tinggi. Vegetasi yang selalu hijau sepanjang tahun menjadi sumber daya bagi kehidupan, sehingga keanekaragaman spesies sangat tinggi. Indonesia kaya akan potensi hutannya, salah satu hutan yang berada di Indonesia yaitu hutan Jayagiri Lembang. Hutan Jayagiri Lembang merupakan sebuah kawasan cagar alam yang masih asri. Cagar Alam (CA) dan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Perahu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 528/Kpts/Um/9/74 tanggal 3-9-1974 dengan luas kawasan 1.660 Ha, yang dibagi ke dalam dua bagian yaitu : CA seluas 1.290Ha dan TWA seluas 370 Ha. Secara umum topografi kawasan ini bergelombang dengan lereng yang terjal Ketinggian tempat mencapai 1.150-2.684 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi dari Schmidt dan Ferguson, iklimnya termasuk tipe iklim B dengan curah hujan sekitar2.000-3.000 mm per tahun. Temperatur berkisar antara 15 0 Celcius 29 0 Celcius dan kelembaban udara rata-rata 45%- 97% (Dinas Kehutanan, 2008, hlm. 1). Dari hasil observasi ke kawasan hutan Jayagiri Lembang, berdasarkan jenis pohonnya termasuk kedalam jenis hutan heterogen. Karena jenis pohon yang tumbuh di hutan heterogen sangatlah bervariasi, maka binatang yang hidup di dalamnya pun lebih bervariasi dan banyak jenisnya dibandingkan dengan hutan homogen yang memang mayoritas hanya terdiri atas satu jenis pohon saja. Hal ini

3 memungkinkan hutan Jayagiri Lembang dihuni oleh berbagai jenis hewan invertebrata dan hewan vertebrata yang mana diantaranya adalah hewan tanah yang beranekaragam. Penelitian yang dilakukan di lantai hutan Jayagiri Lembang menyajikan banyak manfaat dan informasi khususnya bagi bidang pendidikan dapat dijadikan sebagai labolatorium alam yang dapat dijadikan sarana untuk belajar siswa. Hewan fauna tanah yang berada di lantai hutan Jayagiri Lembang dapat dijadikan sumber belajar yang menarik bagi siswa, karena siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan objek biologi, sehingga data hasil penelitian mengenai keanekaragaman Fauna Tanah dapat dijadikan informasi sebagai tambahan bahan ajar berupa pengayaan mengenai materi keanekaragaman hayati. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 terpadat pada Kompetensi Dasar 3.2 yaitu siswa diminta menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, ekosistem), serta siswa harus menyakjikan hasil identifikasi keanekaragaman hayati Indonesia dan upaya pelestariannya berdasarkan analisis KD.4.2. Sehingga berdasarkan kurikulum siswa diharuskan melakukan field trip, dengan demikian penelitian yang dilakukan dapat dijadikan studi lapangan (field trip) untuk menambah pengetahuan siswa. Berdasarkan latar belakang dan hasil observasi potensi hewan di kawasan Hutan Jayagiri Lembang masih banyak yang belum tergali. Salah satu hewan yang belum tersedia datanya pada kawasan ini adalah keanekaragaman fauna tanah. Mengingat pentingnya peran fauna tanah dalam ekosistem dan belum adanya informasi mengenai keanekaragaman fauna tanah di hutan Jayagiri Lembang, maka perlu dilakukan sebuah penelitian dengan judul Studi Keanekaragaman Fauna Tanah di Lantai Hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat Sebagai Sumber Belajar Biologi. Dengan melakukan penelitian di dua lokasi, yang pertama dilakukan di lokasi hutan Jayagiri yang masih tertutup kanopi dengan vegetasi ditumbuhi pohon Rasamala dan Puspa, tanah ditumbuhi dengan semak, rerumputan dan sisa-sia tumbuhan atau serasah daun dan yang kedua dilakukan di lokasi hutan Jayagiri yang tidak tertutup kanopi (terbuka) dengan vegetasi tanah ditumbuhi dengan semak, rerumputan dan sisa-sia tumbuhan atau serasah daun.

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang maka diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Belum diketahui bagaimana keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 2. Belum diketahui berapa jenis fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 3. Perlu adanya data tertulis mengenai keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang, Kabupaten Bandung Barat 4. Perlu adanya informasi mengenai faktor lingkungan di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 5. Perlunya mempertahankan wilayah hutan campuran yang ada di Jayagiri Lembang agar bisa menjadi habitat hidup bagi fauna tanah yang ada di sana 6. Belum dijadikannya hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan ruang belajar yang menarik bagi siswa SMA 7. Belum dimanfaatkannya potensi keanekaragaman fauna tanah (makrofauna) di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai sumber belajar biologi dalam rangka mempelajari materi keanekaragaman hayati bagi siswa SMA C. Batasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian menjadi lebih terarah dan tidak terlalu meluas, peneliti membuat beberapa batasan masalah sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian dilakukan pada dua lokasi di hutan Jayagiri Lembang, yang pertama di lokasi hutan yang tertutup kanopi dan yang kedua di lokasi hutan yang tidak tertutup kanopi (terbuka) 2. Objek yang diteliti adalah fauna tanah (makrofauna) di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 3. Parameter yang diteliti adalah keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat

5 4. Faktor klimatik yang diukur meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu tanah, kelembaban tanah dan ph tanah pada kawasan hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana studi keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai sumber belajar biologi? Agar lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, maka dirinci menjadi pertanyaan-pertanyan penelitian sebagai berikut: 1. Berapa jenis fauna tanah yang ditemukan di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat? 2. Berapa nilai indeks keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat? 3. Bagaimana kondisi faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 4. Bagian dari hasil penelitian manakah yang dapat dijadikan tambahan sumber belajar bagi siswa? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui berapa jenis keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 2. Mengetahui indeks keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 3. Megetahui kondisi faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat 4. Mengetahui bagian dari hasil penelitian yang dapat dijadikan tambahan sumber belajar bagi siswa

6 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi mengenai keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang yang masih belum terungkap yang nantinya akan menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. 2. Kebijakan Menambah potensi hutan Jayagiri Lembang sebagai sumber belajar bagi masyarakat luas terutama siswa SMA yang berkunjung, selain itu juga memberi alternatif sumber belajar yang inovatif sehingga dapat memotivasi wisatawan untuk belajar sambil berwisata. 3. Praktis Sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk melakukan kegiatan belajar biologi dengan menghadap objek secara langsung di lapangan G. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan judul " Studi keanekaragaman fauna tanah di lantai hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai sumber belajar biologi ", maka peneliti memberikan gambaran yang jelas terkait judul tersebut yang disajikan dalam definisi operasional sebagai berikut: 1. Studi merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data atau pengolahan bahan penelitian 2. Keanekaragaman spesies fauna tanah (species diversity) yaitu berbagai macam organisme berbeda yang menyusun komunitas (Campbell, 2014 h. 385). 3. Fauna tanah merupakan hewan tanah yang berukuran makrofauna yang dimana adalah bagian penting dalam ekosistem yang terlibat dalam berbagai proses tanah, antara lain mineralisasi unsur hara dan memperbaiki struktur tanah 4. Makrofauna merupakan hewan tanah yang berukuran lebih dari satu sentimeter

7 5. Sumber belajar merupakan sebuah alat untuk membantu proses pembelajaran berlangsung berupa pengayaan H. Sistematika Skripsi 1. Bab I Pendahuluan Bab I merupakan bagian awal dari skripsi yang berisi latar belakang dilakukannya penelitian mengenai Keanekaragaman Fauna Tanah di Lantai Hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat. Selain itu dalam bagian ini terdapat identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan skripsi. 2. Bab II Kajian Teori Bab II berisi kajian teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori yang terdapat dalam bagian ini untuk menunjang dalam penelitian dan pengolahan data yang didapatkan dari proses penelitian. Teori yang terdapat pada bagian ini meliputi ekosistem, keanekaragaman, fauna tanah, klasifikasi fauna tanah dan faktor lingkungan. Selain itu terdapat hasil penelitian terdahulu yang dapat menjadi gambaran dan acuan terhadap penelitian ini. Kajian teori yang mendukung penelitian ini kemudian dikembangkan menjadi kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan teori-teori tersebut. Kerangka pemikiran ini menjadi gambaran umum dilakukannya penelitian tentang Keanekaragaman Fauna Tanah dilantai Hutan Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat. 3. Bab III Metode Penelitian Bab III merupakan deskripsi tentang metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Dalam bab 3 juga terdapat desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data dan instrumen penelitian, rancangan analisis data dan prosedur penelitian. 4. Bab IV Pembahasan Bab IV ini merupakan isi dari hasil penelitian yang didapatkan dari hasil pengolahan data dan analisis data hasil cuplikan dan pembahasan dari hasil penelitian tersebut.

8 5. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan saran penulis sebagai pemaknaan terhadap hasil analisis penelitian.