B U K U A J A R. Mata Kuliah : Rekayasa Jalan 2 (Perkerasan Jalan) SKS : 1 Semester : 4 Program Studi : Diploma III Jurusan Teknik Sipil

dokumen-dokumen yang mirip
DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

Outline Bahan Ajar. Prasyarat : MK Perancangan Geometri Jalan (TKS 7311/2 sks/smt V) Dosen Pengampu : Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T.

POKOK BAHASAN II KLASIFIKASI TANAH DASAR (SUBGRADE) DENGAN CARA AASHTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

KONTRAK PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

LAPISAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUMAT Ir. Arthur Daniel Limantara, MM. MT.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI MATERIAL WEARING COURSE PADA PELAPISAN ULANG JALAN TOL TANGERANG MERAK

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan lainnya hanya bersifat

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ROSEHAN ANWAR. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN PADA PERKERASAN PORUS DENGAN SKALA SEMI LAPANGAN DAN SOFTWARE ANSYS

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB II Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA. A. Perkerasan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

Jurusan Teknik Sipil FT UNS REKAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Kelayakan Agregat Dari Desa Galela Kabupaten Halmahera Utara Untuk Bahan Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2011 Dengan Metode Jabatan Kerja Raya Malaysia 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

KAJIAN NILAI MODULUS REAKSI SUBGRADE DAN NILAI CBR BERDASARKAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

KONSTRUKSI JALAN ANGKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, Indonesia sedang giatnya melaksanakan pembangunan, salah

STUDI PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI LAPIS PONDASI BETON DAN LAPIS PONDASI AGREGAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang merupakan sebagai negara yang berkembang,sedang

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB II QUALITY CONTROL TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 ( ) ISSN:

PEMANFAATAN LIMBAH SLAG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT PADA PONDASI PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI PERKERASAN KAKU DAN PERKERASAN LENTUR

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

Perkerasan kaku adalah struktur yang terdin dan pelat (slab) beton semen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkerasan kaku Beton semen

Transkripsi:

0 B U K U A J A R Mata Kuliah : Rekayasa Jalan 2 (Perkerasan Jalan) SKS : 1 Semester : 4 Program Studi : Diploma III Jurusan Teknik Sipil Oleh: Ir. Didik Purwadi, MT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2008

1 A. TINJAUAN MATA KULIAH 1. Deskripsi Singkat Rekayasa Jalan 2 (Perkerasan) merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang tata cara perencanaan dan pelaksanaan pembuatan lapis perkerasan untuk jalan raya, pemilihan dan pengujian material yang digunakan serta penggunaan peralatan untuk pembangunannya. 2. Relevansi (Mata Kuliah) Setelah mempelajari Rekayasa Jalan 2, maka mahasiswa mampu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pembuatan konstruksi perkerasan jalan terutama perkerasan lentur (flexible pavement). 3.1 Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, maka mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan pembuatan perkerasan jalan lentur. Ia juga mampu memilih tanah, agregat dan bitumen sebagai bahan pembuat jalan dan mampu membuat campuran agregat bitumen sebagai bahan lapis perkerasan jalan. 3.2 Kompetensi Dasar Bila diberikan perkuliahan Rekayasa Jalan 2, maka mahasiswa Semester IV, Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dapat: a. Menjelaskan dan menggambarkan model perkerasan lentur b. Menggambarkan dan menerangkan lapis perkerasan lentur dan macam material yang digunakan c. Menerangkan cara mengklasifikasikan tanah dengan cara AASHTO maupun USCS d. Menerangkan tata cara pemadatan material e. Memilih agregat dan bahan bitumen untuk konstruksi perkerasan jalan f. Memilih campuran agregat-bitumen untuk bahan perkerasan jalan

2 3.3 Indikator Setelah menyelesaikan perkuliahan Rekayasa Jalan 2, maka mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan sejarah konstruksi jalan dan menjelaskan macam-macam lapisan jalan, fungsinya maupun material pembentuknya. 2. Menunjukkan cara melakukan klasifikasi tanah dasar dengan metoda AASHTO. 3. Menunjukkan cara melakukan klasifikasi tanah dasar dengan metoda USCS. 4. Menerangkan konsep dasar pekerjaan pemadatan tanah baik dilaboratorium maupun dilapangan. 5. Memberikan definisi agregat dan menerangkan cara-cara menguji agregat. 6. Memberikan definisi mengenai bahan bitumen, menjelaskan berbagai macam bahan bitumen dan menerangkan cara-cara menguji bahan bitumen. 7. Menjelaskan berbagai macam bentuk campuran agregat-bitumen dan cara menguji campuran bahan agregat-bitumen. 4. Susunan Buku Ajar 1. Mengenal Lapis Perkerasan Jalan. 2. Klasifikasi Tanah Dasar (Subgrade) Dengan Cara AASHTO. 3. Klasifikasi Tanah Dasar (Subgrade) Dengan Cara USCS. 4. Pemadatan (Compaction). 5. Agregat 6. Bitumen 7. Campuran Agregat-Bitumen 5. Petunjuk Bagi Mahasiswa Dalam Mempelajari Bahan Ajar 1. Baca dulu di rumah sebelum perkuliahan 2. Baca sewaktu perkuliahan berlangsung 3. Tanyakan bagian yang tidak jelas waktu dibahas diperkuliahan

3 4. Baca sekali lagi sewaktu dirumah setelah perkuliahan 5. Kerjakan soal-soal yang ada dibuku ajar 6. Kerjakan tugas yang diberikan dosen, 1 tugas untuk 2 orang.

4 POKOK BAHASAN I MENGENAL LAPIS PERKERASAN JALAN 1.1 Pendahuluan Mahasiswa perlu mengenal model perkerasan yang lazim digunakan di Indonesia. Demikian juga jenis lapisan-lapisan yang digunakan untuk membentuk konstruksi perkerasan dan sifat material pembentuknya perlu diketahui. Sebagai penguatan mahasiswa diberi sejarah dibangunnya jalan raya. 1.1.1 Deskripsi Singkat Mengenal lapis perkerasan jalan ini berisi tentang: 1. Sejarah konstruksi jalan raya 2. Gambar model perkerasan Telford dan Makadam 3. Macam lapisan-lapisan yang ada pada perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement) 4. Deskripsi kegunaan lapisan-lapisan yang ada pada perkerasan lentur dan perkerasan kaku 5. Jenis material yang dipakai pada lapisan-lapisan perkerasan lentur, perkerasan kaku dan syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi 1.1.2 Relevansi Mengenal Lapis Perkerasan Jalan ini meletakkan dasar-dasar pengertian tentang lapisan jalan dan model perkerasan pada mahasiswa. Pengertian ini selanjutnya menjadi dasar untuk pokok bahasan selanjutnya. Secara rinci jenis material perkerasan, cara pembentukannya dan pengujiannya akan dibahas dalam bab-bab berikutnya. 1.1.3.1 Standar Kompetensi Setelah selesai mempelajari Pokok Bahasan I, mahasiswa akan mengerti pentingnya konstruksi jalan sebagai prasarana transportasi, yaitu

5 untuk distribusi bahan baku ke pabrik dan barang jadi dari pabrik ke pasar (fungsi ekonomi) juga fungsi jalan sebagai pemelihara keamanan regional dan sebagai prasarana menuju tempat wisata. Untuk mengembangkan daerah baru, jalan juga berfungsi sebagai prasarana untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas daerah tersebut. 1.1.3.2 Kompetensi Dasar Bila diberikan gambar model perkerasan jalan dan penjelasan macam perkerasan beserta lapisan-lapisan dan material pembentuknya, maka mahasiswa Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dapat mengambarkan model perkerasan jalan dan menyebutkan macam perkerasan jalan serta material pembentuknya dengan 100% benar. 1.2 Penyajian 1.2.1 Sejarah Konstruksi Jalan Pada jaman purbakala, manusia tinggal di goa-goa. Untuk mencapai sumber air dan tempat makanannya manusia membuat jalan setapak. Demikian juga untuk menghindari rintangan alam yang tidak begitu besar (sungai dan lembah yang kecil) manusia menebang pohon dan merentangkannya sehingga berfungsi menjadi jembatan. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, kerajaan Romawi membuat jalan keseluruh pelosok Eropa. Di Inggris saja mereka membuat jalan yang panjangnya 3000 mil (1mil = ± 1.6 km). Jalan ini fungsinya hanya untuk militer saja. Konstruksinya dari batu-batu setempat yang ditata selebar jalan yang diinginkan. Seiring bertambah majunya cara bercocok tanam, maka panen yang dihasilkanpun berlimpah maka fungsi jalan berubah menjadi prasarana transportasi hasil pertanian dan para petani dapat saling barter hasil panenannya. Untuk saat ini jalan juga berfungsi sebagai prasarana transportasi bahan baku ke pabrik dan dari pabrik ke pasar.

6 Thomas Telford (1757 1796) seorang yang berkebangsaan Skotlandia, memperkenalkan suatu konstruksi perkerasan jalan. Konstruksi tersebut terdiri dari batu kali ukuran 15/20 cm sampai 25/30 cm yang disusun tegak diatas pasir urug yang dipadatkan dan diatasnya diletakkan batu-batu kecil ukuran 5/7 cm untuk mengunci batu kali tersebut agar tidak goyang. Diatas batu-batu kecil tersebut diletakkan campuran pasir aspal (sand sheet) sebagai lapis aus yang tebalnya bervariasi antara 3 10 cm. Gambar 1.1 (a) menunjukkan model perkerasan Telford. Di Indonesia perkerasan tipe ini banyak dibangun semasa kolonial Belanda dulu (waktu Gubernur Jenderal Daendels) dan dikenal cara pembangunannya dengan sistim kerja paksa Rodi yang mana menghasilkan jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya mencapai ± 1000 km. John Loudon McAdam (nama ini di Indonesia menjadi Makadam), seorang insinyur konstruksi perkerasan jalan dari Skotlandia, membuat suatu konstruksi jalan dari agregat batu pecah (crushed aggregate). Makadam menyadari bahwa untuk mengoptimalkan kekuatan lapis agregat batu pecah maka diperlukan penggunaan batu pecah yang terdiri dari berbagai macam ukuran (mixed size), hal ini dinamakan agregat bergradasi (graded aggregate). Beberapa jalan di Inggris yang dibangun dengan sistim ini dan dilapisi dengan bahan tar (Indonesianya tir, yaitu semacam aspal cair hasil destilasi arang/arang batu). Tercatat awal konstruksi model Makadam adalah jalan di Gloucestershire yang dibuat pada tahun 1832 dan di Nottinghamshire pada tahun 1884. Makadam menyatakan, secara teknis ruang diantara agregat-agregat yang besar akan diisi oleh agregat-agregat yang lebih kecil yang mana akan menciptakan suatu kondisi yang disebut saling mengunci (interlocking), akhirnya akan menjadikan kondisi lapisan menjadi sangat stabil. Cara Makadam ini merupakan pondasi bagi industri campuran aspal (hotmix) dikemudian hari, dimana mulai pertengahan abad 20 hingga saat ini industri hotmix berkembang pesat. Gambar 1.1 (b) model lapis perkerasan Makadam.

7 Lapis Aus Pasir campur aspal Batu Kali 5/7 cm Batu Kali 20/30 cm Pasir tebal 10-20 cm (a) Graded Aggregate Mixed With Tar (b) Gambar 1.2 Model perkerasan (a) Telford, (b) Makadam Perkerasan Lentur Dan Perkerasan Kaku Pada saat ini ada 2 model perkerasan yang digunakan untuk konstruksi jalan, yaitu model perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Perkerasan lentur mengadopsi model Makadam dengan bahan penutup (surfacing) dari campuran aspal agregat. Pada model perkerasan kaku digunakan pelat beton diatas lapisan agregat, diatas pelat beton tersebut dapat dilapisi aspal agregat/aspal pasir yang tipis atau tidak ada lapisan sama sekali. Pemilihan penggunaan kedua macam perkerasan tersebut, memerlukan pengkajian yang sangat mendalam pada bidang: pembiayaan, umur perkerasan, pemeliharaan dan ketersediaan material di sekitar lokasi pembangunannya.

8 Untuk perkerasan lentur maka bagian-bagiannya adalah: tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah (sub-base), lapis pondasi (base) dan lapisan penutup (surface). Dari atas sampai bawah maka tebal lapisan menjadi semakin besar, hal ini seiring dengan harga materialnya yang semakin kebawah semakin murah. Tiap lapisan dari perkerasan lentur dapat terdiri dari bermacam-macam lapisan. Pada lapisan surface misalnya, biasanya terdiri dari lapisan aus (wearing course), lapis antara (binder course) dan lapis pondasi (asphalt treated base). Pada lapis pondasi (base) maka bila ia diperkuat/dicampur dengan asphalt menjadi asphalt treated base (atb), bila ia diperkuat dengan semen menjadi cement treated base (ctb). Gambar 1.3 (a) merupakan bagian-bagian dari perkerasan lentur. Bagian-bagian perkerasan kaku terdiri dari: tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah (sub-base), lapisan beton B-0 (blinding concrete/beton lantai kerja), lapisan pelat beton (concrete slab) dan lapisan aspal agregat/aspal pasir yang bisa ada bisa tidak. Pada pelaksanaan pekerjaan, antara lapisan B-0 dan lapisan pelat beton diberi lembaran plastik pemisah, yang tujuannya agar lapisan pelat beton dapat bergeser sempurna diatas lapisan B-0 bila diatasnya ada beban. Untuk lapisan pelat beton bisa menggunakan tulangan bisa tidak, tergantung dari perencanaannya, karena fungsi tulangan dapat diganti dengan bertambah tebalnya pelat beton. Fungsi lantai kerja B-0 disini sebagai lapis perata, agar membantu kerataan lapis diatasnya dan sebagai tempat perletakan lapis diatasnya. Gambar 1.3 (b) merupakan bagian-bagian dari perkerasan kaku.

9 Surfacing (lapisan penutup) Base (lapisan pondasi) Bituminous Surfacing Concrete Slab (dengan penulangan/tidak) Lapisan Beton B-0 Sub-base (lapisan pondasi bawah) Sub-base (lapisan pondasi bawah) Subgrade (lapisan tanah dasar) (a) Subgrade (lapisan tanah dasar) (b) Gambar 1.3 Bagian-bagian perkerasan (a) lentur, (b) kaku Fungsi Dari Lapisan Dan Material Pembentuknya Fungsi dari lapisan-lapisan pada perkerasan lentur adalah sebagai berikut: 1. Subgrade menyediakan tanah dasar yang kuat bagi bangunan konstruksi perkerasan, dengan dikontrol oleh pemadatan (compaction). Subgrade sangat berpengaruh dalam perencanaan struktur diatasnya dan mempengaruhi umur konstruksi perkerasan. Subgrade dibentuk dengan 2 cara yang berbeda yaitu berupa timbunan (filling) atau dalam pemotongan tanah (cutting). Material pembentuk subgrade adalah tanah dan setelah dipadatkan harus mempunyai CBR 6% dan nilai PI 10%. (CBR = California Bearing Ratio dan PI = Plasticity Index). 2. Sub-base merupakan bagian dari konstruksi perkerasan yang berfungsi untuk mendukung dan menyebarkan beban roda. Sub-base juga dipergunakan untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan material karena

10 harga materialnya murah sehingga lapisan-lapisan lain dapat dikurangi tebalnya (untuk penghematan konstruksi). Sub-base juga sebagai lapis pertama dalam pembangunan jalan, berfungsi agar pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat berjalan lancar. Material pembentuk sub-base biasanya tanah (selected embankment) yang mempunyai CBR 20% dan PI 10%. Material lain sirtu maupun batu pecah. 3. Base berfungsi sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda dan sebagai perletakan terhadap lapis permukaan. Material pembentuk lapisan base adalah dari agregat batu pecah dengan CBR 50% dan PI 4%. 4. Surface berfungsi sebagai bagian perkerasan yang menahan langsung beban roda, juga berfungsi sebagai lapis kedap air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca. Fungsi lain adalah menyediakan permukaan yang halus (riding comfort) dan tahanan terhadap selip (skid resistance). Bahan pembentuk lapisan surface adalah campuran agregat aspal (aspal beton) yang mempunyai nilai MS 744 kg. (MS = Marshall Stability). Fungsi dari lapisan-lapisan pada perkerasan kaku: 1. Subgrade fungsinya sama seperti lapisan perkerasan lentur. 2. Sub-base fungsinya juga sama seperti pada perkerasan lentur hanya material pembentuknya biasanya agregat atau sirtu. Karena material tersebut dapat mengalirkan air. 3. Beton B-0 berfungsi sebagai lapis perata guna perletakan lapis diatasnya. Saat ini pada pelaksanaan pekerjaan beton B-0 sudah diganti dengan beton K-125, hanya sebutannya masih menggunakan nama beton B-0. 4. Concrete slab mempunyai fungsi utama sebagai penahan dan penyebar beban roda kendaraan. Material utama concrete slab adalah beton dengan FS minimal 45 kg/cm 2 pada umur 28 hari atau diatas K-375. (FS = flexural strength, tegangan lentur). 5. Bituminous Surfacing dapat berupa aspal beton atau sand sheet, keberadaannya kadang ada kadang tidak. Bila ada maka kegunaannya

11 sebagai riding comfort yaitu suara ban terdengar dari dalam kendaraan lebih pelan (terredam) dari pada tanpa lapisan ini. 1.2.2 Latihan 1. Gambarkan struktur perkerasan model Telford? 2. Gambarkan struktur perkerasan model Makadam? 3. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian dari lapisan perkerasan lentur? 4. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian dari lapisan perkerasan kaku? 5. Apa alasan Makadam menggunakan agregat bergradasi dalam konstruksi perkerasannya? 6. Apa fungsi lapisan subgrade dan sebutkan material pembentuknya? 7. Apa fungsi lapisan sub-base dan sebutkan material pembentuknya? 8. Apa fungsi lapisan base dan sebutkan material pembentuknya? 9. Apa fungsi lapisan surface dan sebutkan material pembentuknya? 1.3 Penutup 1.3.1 Tes Formatif a. Gambarkan model perkerasan Telford? b. Gambarkan model perkerasan Makadam? c. Gambar dan sebutkan bagian-bagian perkerasan lentur? d. Gambar dan sebutkan bagian-bagian perkerasan kaku? e. Jelaskan material yang digunakan pada masing-masing lapisan perkerasan lentur? f. Jelaskan material yang digunakan pada masing-masing lapisan perkerasan kaku? g. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing material untuk lapisan perkerasan lentur? h. Jelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing material untuk lapisan perkerasan kaku? 1.3.2 Umpan Balik

12 Agar anda dapat menilai sendiri hasil tes formatif diatas, maka setiap butir pertanyaan anda beri skor 12.5. Sehingga jika jawaban anda betul semua, skor total yang didapatkan 100. Untuk skor 100 nilai A, bila salah 1 atau 2 mendapat nilai B dan bila salah 3 nilai yang didapat C. Tes formatif diatas harus dikerjakan dalam waktu 30 menit. 1.3.3 Tindak Lanjut Apabila hasil tes formatif masih didapatkan kesalahan 4 butir atau lebih, maka mahasiswa diharuskan membaca ulang Bab I keseluruhan sekali lagi dan menjawab ulang pertanyaan yang ada pada tes formatif. 1.3.4 Rangkuman Model konstruksi perkerasan ada 2 yaitu Telford dan Makadam. Jenis lapis perkerasan ada 2 yaitu lapis perkerasan lentur dan lapis perkerasan kaku. Lapis perkerasan lentur mempunyai lapisan-lapisan: subgrade, subbase, base dan surface. Lapis perkerasan kaku mempunyai lapisanlapisan: subgrade, subbase, lapis beton B-0, concrete slab dan bituminous surfacing (boleh ada,boleh tidak). Masing-masing lapisan mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan jenis material yang berbeda. 1.3.5 Kunci Jawaban Tes Formatif Untuk pertanyaan: a. lihat Gambar 1.2 (a). b. lihat Gambar 1.2 (b). c. lihat Gambar 1.3 (a). d. lihat Gambar 1.3 (b). e. subgrade dari tanah yg dipadatkan, subbase dari tanah/sirtu/agregat, base dari agregat batu pecah dan surface dari campuran agregat aspal. f. subgrade dari tanah, subbase dari agregat, lapisan beton B-0, lapisan concrete slab, bituminous surfacing. g. subgrade CBR 6% PI 10%, subbase CBR 20% PI 10%, base CBR 50% PI 4%, surface MS 744 kg.

13 h. concrete slab FS-45. DAFTAR PUSTAKA BROWN STEPHEN., (1990), The Shell Bitumen Handbook, Shell Bitumen Publication, Chertsey, Surrey, UK. CRONEY, D., AND CRONEY, P., (1992), The Design And Performance Of Road Pavements, 2 nd edition, McGraw-Hill Book Company, London, UK. HUNTER, R. N., (1994), Bituminous Mixtures In Road Construction, 1 st edition, Thomas Telford Services Ltd., London, UK. SUKIRMAN SILVIA., (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung. YODER, E.J., AND WITCZAK, M.W., (1975), Priciples Of Pavement Design, 2 nd edition, John Wiley & Sons, New York, USA. SENARAI Aggregate Base Bituminous surfacing California bearing ratio Concrete slab Crushed aggregate Cutting Daendels Filling Flexible pavement Flexural strength Hotmix Interlocking Makadam Marshall stability McAdam, John Loudon Mixed size Plasticity Index Riding comfort Rodi

14 Skid resistance Subbase Subgrade Surfacing Tar Telford, Thomas