Analisis Kesempatan Kerja Pada Sektor Pertanian Dan Industri di Kota Denpasar. Surya Dewi Rustariyuni*) Ni Putu Rusmala Dewi kartika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sukirno (2000) dalam analisis

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

Perekonomian Indonesia

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Perubahan Struktural dalam Proses Pembangunan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengedepankan dethronement of GNP, pengentasan garis kemiskinan,

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pengamatan empiris menunjukkan bahwa tidak ada satupun

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

Transkripsi:

Analisis Kesempatan Kerja Pada Sektor Pertanian Dan Industri di Kota Denpasar Surya Dewi Rustariyuni*) Ni Putu Rusmala Dewi kartika Abstrak Perubahan struktur ekonomi atau transformasi struktural ditandai dengan beberapa ciri yaitu pangsa sektor pertanian (primer) menurun dan pangsa sektor industri meningkat. Perubahan struktur ekonomi di Indonesia telah terjadi dan mungkin akan terus berlangsung. Hal ini tentu berkaitan langsung dengan mobilitas tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya perubahan kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri. Penelitian ini dilakukan seluruhnya di Kota Denpasar dengan sampel kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri. Pengumpulan data dilakukan melalui bukubuku, artikel, karya ilmiaha dan dokumen yang sesuai dengan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa memang benar terjadi adanya perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri di Provinsi Bali, dimana terjadi penurunan kesempatan kerja di sektor pertanian yang ditandai dengan adanya penyempitan lahan pertanian dan sebaliknya teradi peningkatan kesempatan kerja di sektor industri ditandai dengan adanya peningkatan daya serap tenaga kerja sebesar 4,66 persen pada tahun 2010. Sebaiknya pemerintah dalam rangka untuk mempersiapkan adanya transformasi dalam perekonomian yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap jumlah kesempatan kerja yang tercipta di berbagai sektor, melakukan berbagai persiapan kepada masyarakatnya khususnya dalam bidang pendidikan yang mencakup pengetahuan tentang teknologi dan membuat terobosan agar sektor pertanian tidak semakin tertinggal dimana diketahui bersama bahwa makanan pokok penduduk insonesia adalah nasi dimana nasi tentunya berasal dari sektor pertanian, sehingga sudah sepantasnya untuk diperhatikan keaadaan di sektor tersebut. Setelah programprogram dan terobosan dibuat oleh pemerintah namun tentunya perlu adanya ddukungan dan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam program-program yang dilakukan pemerintah tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kata kunci : kesempatan kerja, sektor pertanian, sektor industri *) surya_dewi2002@yahoo.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembangunan yang berlangsung di negara-negara yang sedang berkembang ditunjukan dengan adanya gejala perananan sektor primer yang menurun terhadap perekonomian nasional. Peranan sektor tersier yang cukup dominan dalam penyediaan kesempatan kerja diperkirakan sebagai akibat dari pergeseran kesempatan kerja yang cukup kuat dari sektor primer menuju ke sektor tersier, dengan melampaui sektor sekunder (Breman, 1985: 47). Pola umum dari ekonomi perkotaan di negaranegara yang sedang berkembang berdasarkan hal tersebut adalah besarnya pernanan sektor non pertanian yang pada umumnya didominasi oleh sektor tersier (Syaukani, 2003). Perubahan struktur ekonomi atau transformasi struktural ditandai dengan beberapa ciri yaitu pangsa sektor pertanian (primer) menurun dan pangsa sektor industri meningkat, sedangkan pangsa sektor jasa relatif konstan. Kalau dilihat perkembangan kontribusi sektoral terhadap produk domestik bruto nasional dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2003 ternyata dominasi produk domestik bruto yang dihasilkan perekonomian nasional mulai bergeser dari sektor pertanian ke sektor industri. Pada tahun 1980 pangsa sektor pertanian sebesar 47.29 persen dan sektor industri sebesar 22.22 persen. Berdasarkan hal tersebut, dengan demikian kontribusi sektor industri dinyatakan telah melampaui sektor pertanian (Widodo, 1997).

Dilihat dari struktur lapangan kerja di berbagai sektor produksi, dapat digambarkan kemampuan sektoral dalam menyerap tenaga kerja. Perkembangan lapangan kerja ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana peran sektor-sektor produksi dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang terus meningkat. Berikut adalah tabel kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bali. Dalam tabel B.1 terlihat bahwa penduduk usia kerja semakin meningkat tiap tahunnya seiring dengan pertambahan penduduk dimana secara tidak langsung suatu daerah dituntut untuk menyiapkan kesempatan kerja bagi pertambahan penduduk tersebut agar perekonomian dapat berkembang kea rah yang lebih baik. Tabel B.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali Tahun 2006-2011 no keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Penduduk 3263296 3372880 3409845 3471952 3890757 3984989 2 Penduduk Usia Kerja 2607821 2661913 2696136 2728747 2902573 2952545 3 Angkatan Kerja 1990476 2059711 2099278 2123588 2246149 2257258 4 Bekerja 1870288 1982134 2029730 2057118 2117358 2204874 5 Pengangguran 120188 77577 69548 66470 68791 52384 6 Bukan Angkatan Kerja 617345 602202 596858 605159 646424 695287 7 Setengah Pengangguran 515097 464672 621267 523550 492463 519827 8 TPAK 76,33 77,38 77,86 77,82 77,38 76,45 9 Tingkat Pengangguran 6,04 3,77 3,31 3,33 3,06 2,32 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Proses pembangunan ekonomi akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi baik dari sisi permintaan agregat (Agregat Demand) maupun dari sisi penawaran agregat (Agregat Supply). Dari sisi permintaan agregat (Agregat Demand), perubahan pada struktur ekonomi disebabkan karena adanya peningkatan

pendapatan masyarakat yang membuat perubahan pada selera (taste) yang akan terefleksi pada perubahan pola konsumsinya, sedangkan dari sisi penawaran agregat (Agregat Supply), faktor-faktor pendorong utamanya adalah terjadinya perubahan teknologi (technological progress), peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta penemuan material-material baru untuk produksi. Berdasarkan hal tersebut, dengan demikian produksi merupakan sumber penting pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian wilayah. Transformasi struktural berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dimana masing-masing sektor akan mengalami proses transformasi yang berbeda-beda. Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai proses industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui kenaikan kontribusi sektor industri manufaktur dalam permintaan konsumen, total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekspor dan kesempatan kerja. Chenery dalam Tambunan (2001) menyatakan bahwa perubahan struktur ekonomi yang umum disebut dengan transformasi struktural diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), Agregat Supply (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Transformasi ekonomi merupakan salah satu indikator terjadinya pembangunan perekonomian wilayah, jika terjadi proses transformasi ekonomi maka dapat dinyatakan bahwa telah terjadi pembangunan ekonomi dan perlu pengembangan lebih lanjut, akan tetapi jika tidak terjadi proses transformasi maka pemerintah daerah perlu mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan wilayahnya, sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Sukirno (2006) menjelaskan bahwa, berdasarkan lapangan usaha maka sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga kelompok utama yaitu: pertama, yaitu sektor primer, yang terdiri dari sekor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian. Kedua, Sektor sekunder, yang terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan dan Ketiga yaitu sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasajasa lain (termasuk pemerintahan). Pada umumnya, transformasi yang terjadi di negara berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri, atau terjadinya transformasi dari sektor primer kepada sektor non primer (sekunder dan tertier).

Tabel B.2 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2006-2011 di Provinsi Bali no Lapangan Pekerjaan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 pertanian 663016 714091 726287 704282 672204 556615 2 pertambangan, penggalian 2257 8544 12180 8156 7042 12635 3 industri 250613 289108 263331 293853 303589 290132 4 listrik, gas, air 8718 3912 7760 6838 3952 6859 5 konstruksi 127570 128676 140102 142370 144041 185705 6 perdagangan 403612 462517 481818 488976 571274 596527 7 angkutan dan komunikasi 74129 77373 92742 85991 95202 81744 8 keuangan 69422 52936 45454 46185 58832 83281 9 jasa-jasa 270951 52936 260056 279035 321222 391376 10 lainnya - - - 1432 - - Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Seperti yang terlihat pada tabel B.2 penduduk yang bekerja di sektor pertanian semakin berkurang tiap tahunnya namun disisi lain penduduk yang bekerja di sektor industri terlihat mengalami kenaikan dan penurunan yang rutin tahun ke tahun. Berdasarkan data tersebut penelitian ini akan menganalisis mengenai kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar dimana menurut penelitianpenelitian di daerah lain di Indonesia menyatakan bahwa terjadi perubahan signifikan kesempatan kerja yang terjadi di sektor pertanian dan industri karena adanya transformasi ekonomi di Indonesia.. Perubahan struktur ekonomi di Indonesia telah terjadi dan mungkin akan terus berlangsung. Hal ini didukung dengan beberapa argumentasi diantaranya perkembangan hasil pembangunan ekonomi yang sekarang terjadi telah menunjukkan proses transformasi, yang ditandai oleh adanya penurunan peran sektor pertanian

(primer) dan meningkatnya sektor manufaktur (skunder) dan sektor tersier, pemecahan berbagai masalah yang dihadapi sektor pertanian masih sangat tergantung dari keberhasilan perkembangan sektor industri. Hal ini tentu berkaitan langsung dengan mobilitas tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, sehingga perlu dibangun industri yang kuat untuk mendukung sektor pertanian (Syafa at, 2003). Krisis ekonomi disamping itu pula membawa implikasi yang sangat luas, karena secara makro krisis tersebut mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat. Ditinjau dari sisi permintaan agregat, krisis ekonomi telah menyebabkan kesulitan keuangan bagi pemerintah dan swasta. Krisis ekonomi juga telah menyebabkan aktifitas ekonomi menurun, terutama di wilayah perkotaan. Krisis ekonomi juga telah menyebabkan gangguan pada sistem produksi, distribusi dan konsumsi di seluruh wilayah Indonesia. Secara empiris pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang (Swasono dan Sulistyaningsih,1993). Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa laju pergeseran ekonomi sektoral relatif lebih cepat dibandingkan dengan laju pergeseran tenaga kerja, sehingga Manning (1995) mengatakan bahwa titik balik aktivitas ekonomi (economic turning-point) tercapai lebih dahulu dibanding dengan titik balik penggunaan tenaga kerja (labour turning-point), sehingga sering timbul masalah dan menjadi perdebatan, diantaranya: (1) apakah penurunan pangsa produk domestik bruto sebanding dengan penurunan pangsa serapan tenaga kerja sektoral, dan (2) industri mana yang berkembang lebih cepat, agroindustri atau industri manufaktur.

Jika transformasi kurang seimbang maka dikuatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumberdaya manusia pada sektor pertanian (primer). Lebih jauh dikatakan Manning (1995), bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumberdaya alam, pengalihan kebijakan industri dari substitusi impor ke orientasi ekspor dapat sedikit ditunda karena masih banyak komponen yang diperlukan untuk proses produksi belum tesedia di dalamnegeri. Kondisi ini mengakibatkan daya serap sektor tenaga kerja di luar sektor pertanian rendah dan mengakibatkan tertundanya pencapaian titik balik tenaga kerja (labour turning-point). Menurut regitrasi penduduk Kota Denpasar sesuai dengan hasil Sensus pada tahun 2010 berjumlah 788.445 Jiwa. Tahun 2010 angkatan kerja di Kota Denpasar sebanyak 310.832, dengan rincian 9.506 orang terserap di sektor pertanian, 35.245 terserap di sektor industri, 127.581 terserap di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, 20.816 di sektor Transportasi, 17.026 terserap di sektor Konstruksi dan 100.658 di sektor jasa-jasa lainnya. Ditinjau dari pendidikan kualitas pencari kerja di Kota Denpasar semakin meningkat karena dari jumlah pencari kerja yang terdaftar di dominasi oleh lulusan Sarjana 42,90 persen, Diploma 21,75 persen, SLTA 34,17 persen, SLTP 1,02 persen dan SD 0,25 persen. Sebagian besar penduduk yang bekerja memiliki lapangan usaha utama pada sektor jasa sebesar 48,98 persen, sektor perdagangan 32,25 persen sektor pertanian 4.22 persen serta sektor lainnya 0,57 persen. Sampai akhir tahun 2008 tercatat secara komulatif pencari kerja sebanyak 4.588 orang dan lowongan kerja yang ada 2650 (baik dalam maupun luar negeri).

Berdasarkan uraian diatas perkembangan hasil pembangunan ekonomi yang sekarang terjadi telah menunjukkan proses transformasi, yang ditandai oleh adanya penurunan peran sektor pertanian (primer) dan meningkatnya sektor manufaktur (skunder) dan sektor tersier, pemecahan berbagai masalah yang dihadapi sektor pertanian masih sangat tergantung dari keberhasilan perkembangan sektor industri. Hal ini tentu berkaitan langsung dengan mobilitas tenaga kerja yang keluar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, sehingga perlu dibangun industri yang kuat untuk mendukung sektor pertanian, maka dari itu penelitian ini menganalisis mengenai kesempatan kerja yang terdapat pada sektor pertanian dan industri khususnya di Kota Denpasar pada tahun 2006 hingga 2011. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka pokok permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut : 1) Apakah terjadi perubahan kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu :

1) Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan pada kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar 1.4 Kegunaan Penelitian 1) Manfaat Teoritris Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya ekonomi pembangunan dan informasi mengenai kesempatan kerja yang ada di Kota Denpasar pada sektor pertanian dan industri, serta sebagai perbandingan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. 2) Manfaat praktis Dengan memahami kesempatan kerja yang tercipta pada sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan kepada pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja Sumber Daya Manusia (SDM) atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, SDM mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu memberikan jasa atau usaha kerja. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia, dengan kata lain, orang dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power (Simanjuntak, 2001). Dalam proses produksi sebagai suatu strutur dasar aktivitas perekonomian, tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting, karena tenaga kerja tersebut bertindak sebagai pelaku ekonomi, berbeda dengan faktor produksi lainnya yang bersifat pasif (seperti : modal, bahan baku, mesin, dan tanah). Tenaga kerja berkemampuan bertindak aktif, mampu mempengaruhi dan melakukan manajemen terhadap faktor produksi lainnya yang terlibat dalam proses produksi (Sumarsono, 2003). Tenaga kerja adalah penduduk dengan batas umur minimal 10 tahun tanpa batas maksimal. Berdasarkan uraian tersebut dengan demikian, tenaga kerja di Indonesia yang dimaksudkan adalah

penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih, sedangkan yang berumur di bawah 10 tahun sebagai batas minimum. Ini berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang berumur muda yang sudah bekerja dan mencari pekerjaan (Simanjuntak, 2001), sedangkan tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu (Sukirno, 2003). Pada dasarnya tenaga kerja dibagi ke dalam kelompok angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja, yang termasuk dalam angkatan kerja adalah (1) golongan yang bekerja dan (2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Menurut BPS (2008), sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan, yaitu orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar, mahasiswa), mengurus rumah tangga maksudnya ibu-ibu yang bukan merupakan wanita karier atau bekerja, serta penerimaan pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung dari jasa kerjanya (pensiun, penderita cacat) (Simanjuntak, 2001). 2.1.2 Kesempatan Kerja Kesempatan kerja secara umum diartikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau disebut pula pekerja. Bekerja yang dimaksud disini adalah paling sedikit satu jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Esmara

(1986 : 134), kesempatan kerja dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan; semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja. Sagir (1994 : 52), memberi pengertian kesempatan kerja sebagai lapangan usaha atau kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai partisipasi dalam pembangunan. Sukirno (2000 : 68), memberikan pengertian kesempatan kerja sebagai suatu keadaan dimana semua pekerja yang ingin bekerja pada suatu tingkat upah tertentu akan dengan mudah mendapat pekerjaan. Swasono dan Sulistyaningsih (1993), memberi pengertian kesempatan kerja adalah termasuk lapangan pekerjaan yang sudah diduduki (employment) dan masih lowong (vacancy). Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut timbul kemudian kebutuhan tenaga kerja yang datang misalnya dari perusahaan swasta atau BUMN dan departemen-departemen pemerintah. Adanya kebutuhan tersebut berarti ada kesempatan kerja bagi orang yang menganggur, dengan demikian kesempatan kerja (employment) yaitu kesempatan kerja yang sudah diduduki. 2.1.3 Transformasi Struktural Menurut Kuznets, transformasi struktural merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Pada

umumnya transformasi yang terjadi di negara-negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri. Perubahan struktur atau transformasi dari ekonomi tradisional menjadi ekonomi modern secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan per kapita (Chenery and Syrquin, 1975, Amir dan Nazara, 2005, Tambunan, 2006). 2.1.4 Faktor penyebab terjadinya transformasi ekonomi Beberapa faktor penyebab terjadinya transformasi ekonomi yaitu, pertama disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya. Berdasarkan Hukum Engels bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli barang-barang produksi industri menjadi bertambah besar, dengan demikian peranan sektor industri akan semakin besar dibandingkan sektor pertanian. Kedua, perubahan struktur ekonomi disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang berlangsung secara terus menerus. Proses transformasi struktural akan berjalan cepat jika terjadi pergeseran pola permintaan

domestik kearah output industri manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor. 2.1.5 Teori Human Capital Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti, di satu pihak, meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, akan tetapi di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun untuk mengikuti sekolah tersebut dan berharap untuk meningkatkan penghasilan dengan peningkatan pendidikan (Simanjuntak, 2001). Menurut Ace Suryadi (1994), pendidikan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendidikan berperan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Teori ini menganggap pertumbuhan masyarakat ditentukan oleh produktivitas perorangan, jika setiap orang memiliki penghasilan yang lebih tinggi karena pendidikannya lebih tinggi, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat ditunjang. Teori human capital menganggap pendidikan formal merupakan suatu investasi, baik bagi individu maupun masyarakat. Teori human capital dalam hubungan dengan kesempatan kerja untuk memperoleh pekerjaan yang lebih terbuka bagi mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini karena pada umumnya tingkat kelangkaan dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi juga lebih akurat, sehingga tingkat persaingannya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai juga lebih longgar.

Kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan tinggi lebih terbuka, sehingga secara teoritis tingkat pengangguran pada kelompok ini cenderung lebih kecil dibanding kelompok yang berpendidikan lebih rendah, namun demikian kesempatan kerja itu akan menyempit dengan meningkatnya jumlah lulusan lulusan pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat pendapatan, mereka yang mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Pada dasarnya pendapatan yang lebih tinggi dari mereka yang berpendidikan tinggi bukanlah hasil langsung dari investasi yang lebih mahal pada pendidikan mereka yang lebih tinggi, melainkan dari sesuatu yang komplek. 2..2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dan penelitian terdahulu serta teori-teori yang telah dikemukakan, maka didapat hipotesis sebagai berikut : 1) Diduga bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang berbentuk deskriptif. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. Sedangkan pengertian metode deskriptif adalah penelitian berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya satu variable atau lebih (Sugiyono, 2009:53). Dalam penelitian ini metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar dengan menggunakan studi pustaka. 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Penelitian ini seluruhnya dilakukan di Provinsi Bali, dengan memilih lokasi di Kota Denpasar. Dengan meneliti sember-sumber yang berkaitan dengan kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar.

3.3 Obyek Penelitian Sugiyono (2005:32) mendefinisikan obyek penelitian adalah sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri yang terjadi di Kota Denpasar. 3.4 Identifikasi Variabel Variable didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:59). Penelitian ini menggunakan satu jenis variable yaitu variable mandiri dimana dalam penelitian ini yang menjadi variable adalah kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri. 3.5 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk lebih memperjelas pemahaman terhadap variable-variabel yang dianalisis, maka diperlukan adanya rumusan definisi operasional variable diamana variable kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri ini merupakan seberapa besar jumlah kesempatan atau lowongan pekerjaan untuk penduduk usia kerja yang mencari pekerjaan atau bersedia untuk bekerja yang ada pada sektor pertanian dan industri yang tersedia di Kota Denpasar

3.6 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, dimana data kuantitaif ini merupakan data yang berbentuk angka-angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung (Sugiyono, 2009:13). Data kuantitatif yang digunakan adalah data mengenai kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bali dan penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan di Provinsi Bali. Penelitian ini selain menggunakan data kuantitatif penelitian ini juga mengguanakan data kualaitatif. Data kualaitatif adalah data yang tidak berbentuk angka-angka dan tidak dapat diukur dengan satuan hitung yang berupa keteranganketerangan dan informasi (Sugiyono, 2009:14). Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa keterangan, informasi, referensi mengenai kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri di Provinsi Bali. 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan kharakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Populasi dalam penelitian ini adalah kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bali.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan kharakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116), dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar. 3.8 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, serta mempelajari uraian dari buku-buku, artikel, karya ilmiah berupa skripsi, dan dokumen-dokumen yang terdapat dari instansi terkait seperti BPS Provinsi Bali, jurnal, browsing, dan buku-buku literatur. 3.9 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Deskriptif dan studi pustaka yang merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kesempatan kerja pada sektor pertanian dan industri di Provinsi Bali.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian Denpasar merupakan ibu kota Provinsi Bali dengan luas wilayah sebesar 130,48 km 2 yang terdiri dari empat kecamatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, pencerminan penduduk Kota Denpasar pada tahun 2010 berjumlah 788.589 jiwa yang terdiri dari penduduk laki laki 403.293 jiwa (51,14 persen) dan penduduk perempuan 385.296 jiwa (48,86 persen) yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan. Semakin sempitnya lahan sawah memberikan dampak negatif bagi hasil produksi pertanian yang mengalami penurunan 6,04 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 34.166 ton pada tahun 2009 menjadi 32.104 ton pada tahun 2010, sedangkan total industri yang ada di Denpasar meningkat dari 1.201 menjadi 1.288 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 7,24 persen. 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Tabel H.2.1 Penduduk yang Bekerja di Sektor Pertanian Tahun 2006-2011 tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 pertanian 663016 714091 726287 704282 672204 556615

tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa penduuduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami peningkatan pada tahun 2006 hingga tahun 2008. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan jumlah, dimana pada tahun 2011 penurunan jumlah penduuduk yang bekerja di sektor pertanian adalah sebesar 115.589 orang. Tabel H.2.1 Penduduk yang Bekerja di Sektor Industri Tahun 2006-2011 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Industri 250.613 289.108 263.331 293.853 303.589 290.132

Menurut tabel dan gambar diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan penduduk yang bekerja di sektor industri sebanyak 38.495 jiwa pada tahun 2007 dari tahun sebelumnya, namun kembali mengalami penurunan pada tahun 2008. Pada tahun 2008 hingga tahun 2010 penduduk yang bekerja di sektor industri kembali mengalami peningkatan tiap tahunnya dan pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan sebesar 13.457 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data yang telah didapat sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa memang benar terjadi perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2006 samai dengan tahun 2011. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian terlihat mulai mengalami penurunan setiap tahunnya pada tahun 2008 hingga 2011. Berbeda dengan sektor

industi, dimana penduduk yang bekerja di sektor industri terus mengalami peningkatan tiga tahun berturut-turut pada tahun 2008 hingga tahun 2010, namun terjadi penurunan yang tidak cukup signifikan di tahun 2011. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hipotesis penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini. Menurut penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa memang benar terjadi perubahan kesempatan kerja yang cukup signifikan di sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar khususnya pada tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana terjadi semakin menurunnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan pada sektor industri terjadi keadaan yang sebaliknya dimana penduduk yang bekerja di sektor industri mengalami penurunan jumlah khususnya pada tahun 2008 hingga 2011. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan luas lahan sawah di Kota Denpasar dalam kurun waktu lima tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 telah terjadi penyusutan seluas 85 ha (3,13 persen), yaitu dari 2.717 ha menjadi 2.632 ha, atau rata-rata mengalami penyusutan per tahun mencapai 21,25 ha. Ketimpangan atau tidak seimbangnya pembangunan antar sektor dimana sektor pertanian yang merupakan sektor primer yang terabaikan, dan pada gilirannya menyebabkan peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian lebih kecil dari luar sektor pertanian. Melihat kondisi tersebut, insentif dari sektor pertanian yang rendah, membuat masyarakat khususnya angkatan kerja di Kota Denpasar kurang berminat dengan bidang pertanian pada umumnya dan pertanian sawah pada khususnya. Mereka lebih memilih bidang pekerjaan di luar sektor pertanian, yang lebih

menjanjikan atau memilih bidang yang memberikan insentif lebih tinggi. Keengganan untuk bekerja di sektor pertanian dan memilih bekerja diluar sektor pertanian tersebut pada akhirnya mengakibatkan transformasi lahan pertanian meningkat. Berbagai aktivitas ekonomi di luar sektor pertanian yang lebih menguntungkan dibandingkan sektor pertanian menyebabkan lahan-lahan pertanian dengan cepat beralih fungsi untuk kegiatan ekonomi lainnya (Abdianto, 2003). Secara umum, sektor industri yang mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun dari kemampuan menyerap tenaga kerja, dimana sektor industri di klasifikasikan menjadi industri besar/sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Total industri yang ada di Denpasar meningkat dari 1.201 menjadi 1.288 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 7,24 persen. Daya serap tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 4,66 persen dari 16.412 orang pada tahun 2009 menjadi 16.771 orang pada tahun 2010. Dalam hal ini, industri besar/sedang adalah kontributor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja oleh sektor industri (bps, 2013). Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke sektor modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer khususnya industri manufaktur dengan increasing returns to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dengan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Tambunan, 2001), sehingga terdapat suatu kolerasi yang positif antara pertumbuhan ekonomi dengan perubahan struktur ekonomi melalui

peningkatan pendapatan masyarakat (demand side effect ). Struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan ekonomi. Sukirno (2007) telah mengemukakan pendapat bahwa berbagai negara dapat dibedakan berdasarkan persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor primer, sekunder, dan tertier. Data yang dikumpulkannya itu menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, makin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja, sementara sektor industri akan semakin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan dalam struktur ekonomi suatu negara antara lain pertama, disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk konsumsi bahan makanan, sedangkan permintaan terhadap bahanbahan pakaian, perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil industri adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat tersebut sesuai dengan hukum Engels, dimana teori Engels mengatakan bahwa, makin tinggi pendapatan masyarakat maka akan semakin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barangbarang industri menjadi bertambah besar (Ediana, 2006). Menurut prambudi faktor kedua, yaitu perubahan struktur ekonomi disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang terus menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi di dalam proses pembangunan akan menyebabkan

perubahan pada struktur produksi yang bersifat cumpolsory dan inducive. Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas kegiatan-kegiatan ekonomi, pada akhirnya menyebabkan terjadinya perluasan pasar serta kegiatan perdagangan. Dengan demikian akan tercipta produk baru yang tidak hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan bagi konsumsi masyarakat desa tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat kota. Produk baru tersebut timbul karena adanya kemajuan teknologi, dengan demikian perubahan seperti itu disebut dengan perubahan struktur produksi nasional yang bersifat cumpolsory yaitu memproduksi produk yang belum tentu diperlukan masyarakat yang masih tradisional. Selain itu, kemajuan teknologi juga menyebabkan perubahan dalam struktur produksi nasional yang bersifat inducive, yaitu kemajuan dalam menciptakan produk baru akan menyebabkan bertambahnya pilihan produk yang dapat dikonsumsi masyarakat, dengan demikian kemajuan teknologi menyebabkan terciptanya barang-barang yang lebih beragam dan bermutu. Perubahan perubahan seperti ini selanjutnya menyebabkan peranan produksi barangbarang industri dalam negeri menjadi bertambah penting (Tambunan, 2011).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Menurut paparan yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam beberapa tahun terakhir kesempatan kerja di Kota Denpasar khususnya pada sektor pertanian dan industri telah mengalami perubahan. Terjadi perubahan kesempatan kerja yang cukup signifikan di sektor pertanian dan industri di Kota Denpasar khususnya pada tahun 2008 hingga tahun 2011, dimana terjadi semakin menurunnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan pada sektor industri terjadi keadaan yang sebaliknya dimana penduduk yang bekerja di sektor industri mengalami penurunan jumlah khususnya pada tahun 2008 hingga 2011. Hal ini ditunjukkan dengan adanya luas lahan sawah di Kota Denpasar yang mengalami penyusutan dalam kurun waktu lima tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, dimana telah terjadi penyusutan seluas 85 ha (3,13 persen), yaitu dari 2.717 ha menjadi 2.632 ha, atau rata-rata mengalami penyusutan per tahun mencapai 21,25 ha, sedangkan di sektor industri ditunjukkan dengan adanya peningkatan sektor industri secara umum, baik dari segi jumlah maupun dari kemampuan menyerap tenaga kerja. Total industri yang ada di Denpasar meningkat dari 1.201 menjadi 1.288 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 7,24 persen. Daya

serap tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 4,66 persen dari 16.412 orang pada tahun 2009 menjadi 16.771 orang pada tahun 2010. 5.2 Saran Sebaiknya pemerintah dalam rangka untuk mempersiapkan adanya transformasi dalam perekonomian yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap jumlah kesempatan kerja yang tercipta di berbagai sektor, melakukan berbagai persiapan kepada masyarakatnya khususnya dalam bidang pendidikan yang mencakup pengetahuan tentang teknologi, sehingga dapat memperkecil terciptanya pengangguran yang disebabkan karena perubahan struktur dalam perekonomian dan membuat terobosan agar sektor pertanian tidak semakin tertinggal dimana diketahui bersama bahwa makanan pokok penduduk insonesia adalah nasi dimana nasi tentunya berasal dari sektor pertanian, sehingga sudah sepantasnya untuk diperhatikan keaadaan di sektor tersebut. Setelah program-program dan terobosan dibuat oleh pemerintah namun tentunya perlu adanya ddukungan dan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam program-program yang dilakukan pemerintah tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Daftar Rujukan Amir, Hidayah&Nazara, Suahacil. 2005.Analisis Perubahan Struktur Eknomi (Ekonomi Lanscape) dan Kebijakan Strategi Pembangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000; Analisis Input-Output. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ediana, I Wayan. 2006. Struktur Ekonomi dan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian dan Non Pertanian Serta Kualitas Sumberdaya Manusia di Indonesia. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/9532/2006iwe.pdf?seq uence=2. Diunduh tanggal 1 Oktober 2013 Badan Pusat Statistik.Industri, Listrik, Air Minum. http://denpasarkota.bps.go.id/info/industri_listrik_air_minum_9.html. diakses tanggal 24 oktober 2013 Pambudi, Andi Tri. Pergeseran Struktur Perekonomian Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah. http://eprints.undip.ac.id/26853/1/jurnal_c2b_605_114.pdf. Diunduh tanggal 1 Oktober 2013 Sholeh, Maimun.2007. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Serta Upah :Teori Serta Beberapa Potretnya Di Indonesia. FISE Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volime 4 Nomor 1 Simanjuntak, Payaman J.2011.Peningkatan Kualitas Guru dan SDM Indonesia.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Sugiyono.2009.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Suhartono.2008. Analisis Kesempatan Kerja di Indonesia. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Volume 10 Nomor 1 ---------, Struktur Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Jawa Tengah. Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka Syaukani,H. 2003 Karakteristik dan Struktur Kesempatan Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 8 No.1 Yanfitri, Meily Ika Permata&Prasmuko,Andry.2010.Fenomena Labor Shifting Dalam Pasar Tenaga Kerja Indonesia. http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/b228fac5-1e67-4f5a-a7f7-483f89ab21eb/21595/2meily.pdf. Diunduh tanggal 1 Oktober 2013