Economic Education Analysis Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

Joyful Learning Journal

Journal of Elementary Education

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Economic Education Analysis Journal

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Journal of Elementary Education

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

Economic Education Analysis Journal

Joyful Learning Journal

Economic Education Analysis Journal

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Joyful Learning Journal

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

Nanang Nurudin SMA Negeri 2 Kandangan Abstract

Tukini. SD Negeri Jembayat 02 Received : September 2017; Accepted : February Abstrak

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Joyful Learning Journal

Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik

Journal of Elementary Education

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Economic Education Analysis Journal

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

Economic Education Analysis Journal

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SDN 08 SURAU GADANG SITEBA PADANG

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Journal of Physical Education, Health and Sport

PENGGUNAAN italc SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PURWOREJO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG STRUKTUR BATANG DAN FUNGSINYA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Joyful Learning Journal

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Joyful Learning Journal

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Transkripsi:

EEAJ 2 (1) (2013) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPETENSI DASAR MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PELANGGAN PADA SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG Maya Kurnia Dewi Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Sarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juli 2013 Disetujui Agustus 2013 Dipublikasikan Oktober 2013 Keywords: Hasil Belajar; Model Pembelajaran Kontekstual Abstrak Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Temanggung. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 2 Temanggung yang berjumlah 36 orang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklusnya terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. Hasil dari penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual mengalami peningkatan pada masing-masing siklus. Tahap siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 74,6 dan 87,2 pada siklus II. Dari lembar observasi aktivitas siswa siklus I sebesar 70% dan pada siklus II sebesar 87,5%. Hasil pengamatan pada kinerja guru siklus I sebesar 72,5% dan pada siklus II sebesar 92,5%. Abstract This research conducted to determine whether there is any improvement in the results of tenth grade students of Office Administration SMK N 2 Temanggung by using contextual learning model with basic competence providing service to customers. The subjects of this study are 36 students of tenth grade Office Administration 1 SMK N 2 Temanggung. This classroom action research (CAR) consists of two cycles. Each cycle includes 1) Planning, 2) implementation, 3) observation, 4) reflection. By applying the model of contextual learning, the results of research show that the students results increase in each cycle. The average score in first cycle is 74.6 and second cycle reaches 87.2. From observation sheets of the students activities show that first cycle is 70% and in the second cycle is 87.5%. Then, observations on the teacher s performance show that first cycle is 72.5% and in the second cycle is 92.5%. 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang E-mail: mae_foreverlove@yahoo.co.id ISSN 2252-6544 53

PENDAHULUAN Maya Kurnia Dewi / Economic Education Analysis Journal 2 (1) (2013) Hamalik (2007) menyampaikan tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran, dan/ atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, dkk, 2007). Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan pengertian hasil belajar diartikan sebagai perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, dkk, 2007). Suharsimi (2009) menyampaikan penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Kemampuan profesional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengamatan, pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Guru terbiasa melaksanakan kegiatan pembelajarannya dengan metode konvensional dimana siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan hanya sebagai pendengar guru tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat siswa. Proses kegiatan belajar mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel dan guru cenderung kurang demokratis. Pencapaian 54 dan keberhasilan pendidikan berdasarkan hasil akhir pembelajaran dengan mengabaikan proses. Kenyataan seperti di atas memerlukan adanya suatu inovasi strategi belajar yang diharapkan lebih aktif dan efisien sebagai alternatif yaitu pembelajaran kontekstual. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2007). Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan model lain. Dalam pembelajaran kontekstual ada kerja sama antar siswa. Antara siswa dengan guru sebagai fasilitator dan motivator. Saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran, menyenangkan dan tidak membosankan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar. Kelas kontekstual juga merupakan kelas yang terintegrasi, materi pembelajaran menggunakan berbagai sumber bukan satu sumber saja. Suprijono (2011) berpendapat ada tujuh komponen pembelajaran kontekstual, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling), refleksi, dan penilaian autentik. Sebuah kelas dikatakan menggunakan model pembelajaran kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya. Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual, tidak hanya ranah kognitif saja yang terukur, tetapi mencakup juga ranah afektif dan psikomotorik. Berdasarkan uraian di atas terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembelajaran kontekstual. Berns dan Erickson (2001:1-8) dengan judul Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy, menyatakan bahwa pembelajaran dengan model

kontekstual merupakan cara terbaik mengajar untuk hasil belajar siswa yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi ekonomi global dan pasar yang kompetitif, perubahan sifat pekerjaan dan kemajuan teknologi. Nurdin (2009:109-122) dengan judul Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar, menyatakan bahwa konsep pendekatan CTL yang diterapkan dapat menjadikan hasil belajar siswa meningkat. Pada penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SMK Negeri 2 Temanggung. Hal ini dikarenakan pada observasi awal didapatkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran memberikan pelayanan kepada pelanggan, antara lain: Kurang adanya keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada siswa yang belum bisa memahami materi yang diajarkan karena siswa hanya sebagai pendengar tanpa bisa menyampaikan pendapatnya. Siswa tidak ditekankan pada pola pemikiran belajar untuk berpikir kritis dalam menerima dan memahami materi, penyampaian materi yang hanya berlangsung dari satu arah (guru). Pembelajaran yang monoton dirasakan kurang efektif, tidak menarik dan membosankan bagi siswa yang bermuara pada rendahnya hasil belajar siswa. Guru belum memanfaatkan fasilitas belajar yang ada secara maksimal, contohnya penggunaan LCD. Proses pembelajaran yang dilakukan guru terpacu pada buku saja tanpa membuat siswa berusaha berpikir kritis untuk memahami materi yang disampaikan, pembelajaran yang sering kali tidak sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga menjadikan siswa tidak bisa memahami materi yang sedang disampaikan. Buku sumber yang digunakan hanya dimiliki oleh guru, siswa hanya sekedar mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan. Pembelajaran yang berakhir tanpa disertai dengan evaluasi, sehingga menjadikan siswa setiap pembelajaran merasa santai tanpa adanya semangat dan tantangan yang berlangsung dalam proses belajar mengajar. Siswa perlu tahu apa makna belajar, manfaat bagi kehidupannya, 55 apa status mereka dan bagaimana mencapainya, siswa perlu pengarah dan pembimbing. Untuk itu dalam proses pembelajaran diberikan suatu pendekatan pembelajaran yaitu kontekstual. Menurut hasil observasi, rata-rata hasil belajar dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 75. Namun hanya 47 siswa atau 64,38% dari jumlah seluruh siswa dinyatakan telah mencapai belajar tuntas sedangkan 26 siswa atau 35,62% belum mencapai belajar tuntas dari seluruh siswa yaitu 73 siswa. Hal ini menunjukkan nilai ulangan harian masih rendah dan di bawah standar ketuntasan. Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Apakah Ada Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Kompetensi Dasar Memberikan Pelayanan Kepada Pelanggan Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Temanggung? Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Temanggung. METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AP1 SMK Negeri 2 Temanggung yang berjumlah 36 orang. Agar mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini, ada beberapa variabel yang akan diteliti yaitu variabel siswa dan variabel guru. Variabel siswa di sini digunakan sebagai bahan pengamatan yaitu dengan melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan, untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan variabel guru di sini digunakan untuk mengamati aktivitas guru

dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus, setiap siklus merupakan alur suatu proses kegiatan yang meliputi empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi (Suhardjono, 2009). Dari refleksi pada siklus I jika terlihat adanya kekurangan kesempurnaan, maka dilakukan siklus II untuk menyempurnakan siklus I. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes yaitu digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data kognitif siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif bentuk pilihan ganda. Metode non tes yaitu untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku dan sikap dalam pembelajaran memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan pembelajaran kontekstual. Metode non tes di sini yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif persentase dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa sesudah tindakan. Data dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: merekapitulasi nilai ujian blok sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes diakhir siklus I dan siklus II, menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar sesudah tindakan pada siklus I dan siklus II, untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. Adapun nilai rata-rata siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus jumlah seluruh skor dibagi banyak subyek (Sudjana, 2010), selanjutnya menghitung data observasi aktivitas siswa dan kinerja guru yang dapat dihitung menggunakan rumus jumlah perolehan skor dibagi jumlah skor maksimal (Purwanto, 2010) sedangkan untuk data ketuntasan belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus nilai yang diperoleh dibagi dengan jumlah seluruh nilai (Ali, 1993). 56 HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Dalam proses pembelajaran, guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui dari hasil belajar siswa baik dari hasil tes maupun hasil aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti mengamati hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa khususnya pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan. Kemampuan kognitif siswa pada tingkat pengetahuan adalah kemampuan menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja, yaitu kemampuan siswa dalam menyebutkan pengertian negosiasi. Pada tingkat pemahaman, siswa dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu prinsip atau konsep, yaitu kemampuan siswa menjelaskan adanya proses negosiasi yang benar. Pada tingkat aplikasi, siswa dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru, yaitu kemampuan siswa di dalam menerapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan adanya proses negosiasi. Pada tingkat analisis, siswa diminta untuk menguraikan informasi kedalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat, yaitu kemampuan siswa dalam menjelaskan cara yang benar dalam negosiasi serta tujuan diadakannya negosiasi. Pada tingkat sintesis, siswa dituntut menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan, yaitu kemampuan siswa menjelaskan isi dari permasalahan dalam diskusi kepada kelompok lain. Pada tingkat evaluasi, siswa mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung yang nantinya bisa dijadikan tolok ukur dalam siswa mengerjakan soal tes evaluasi.

Hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran kontekstual kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan. Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dinyatakan dengan skor dan disertai deskripsi tentang kompetensi dasar yang telah dicapai dan yang belum tercapai. Misalnya, siswa telah menguasai kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan dan minat siswa dalam pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan negosiasi kepada pelanggan yang baik dan benar. Kerjasama siswa pada saat diskusi dan melakukan presentasi serta tanya jawab yang ditugaskan oleh guru. Secara keseluruhan hasil pelaksanaan siklus I adalah nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada tes evaluasi siklus I sebesar 74,6; jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa. Diperoleh ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 78,7%; dari hasil analisis pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran diperoleh skor 70%; dari hasil pengamatan kinerja guru pada saat pembelajaran diperoleh skor sebesar 72,5% dengan kecenderungan kategori baik. berdasarkan hasil tersebut, maka permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah dari hasil belajar kognitif siswa dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 78,7% yang belum mencapai batas minimal, ketuntasan belajar klasikal siswa sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai sebesar 75. Disamping itu pada analisis pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat proses pembelajaran perlu ditingkatkan lagi, agar proses pembelajaran pada siklus II dapat berlangsung dengan baik. Dari pengamatan aktifitas siswa di sini yang masih kurang adalah siswa yang masih pasif dalam proses diskusi dan belum mampu menerapkan komponen inkuiri dalam permasalahan pembelajaran, proses diskusi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Sedangkan dalam pengamatan kinerja guru di sini terlihat adanya kemampuan guru yang masih kurang dalam mengelola pembentukan kelompok belajar siswa dan belum mampu mendukung adanya kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif serta guru belum mampu memberi penguatan diakhir pembelajaran. Proses pembelajaran perlu diperbaiki lagi sehingga pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, selain itu juga meningkatkan aktivitas siswa maupun guru pada saat pembelajaran siklus II. Secara keseluruhan hasil pelaksanaan siklus II adalah nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada tes evaluasi siklus II sebesar 87,2; jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa. Diperoleh ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 93,5%; dari hasil analisis pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran diperoleh skor 87,5%; dari hasil pengamatan aktivitas guru pada saat pembelajaran diperoleh skor sebesar 92,5% dengan kecenderungan kategori sangat baik. Pembelajaran kontekstual yang dikaji dalam penelitian ini merupakan pembelajaran yang efektif terhadap hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan kelas X AP1 SMK Negeri 2 Temanggung. Hal ini dibuktikan dari rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa dari siklus I dan II mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal yaitu pada siklus I diperoleh nilai ratarata siswa sebesar 74,6 dengan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 78,7%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 87,2 dengan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 93,5%. Berdasarkan data di atas, berikut ini disajikan perolehan nilai ulangan harian kelas X Administasi Perkantoran sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual pada tabel 1. 57

Tabel 1. Daftar nilai sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan kelas Keterangan Sebelum tindakan Siklus I Siklus II Nilai tertinggi 80 92 96 Nilai terendah 35 40 68 Rata-rata 68,1 74,6 87,2 Ketuntasan belajar (%) 66,1 78,7 93,5 Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan disetiap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru mata diklat memberikan pelayanan kepada pelanggan SMK Negeri 2 Temanggung menyampaikan bahwa dari segi proses dan hasil belajar dikatakan berhasil dan berkualitas apabila secara individual maupun kelompok mencapai standar ketuntasan belajar minimal dengan nilai 75 dan mencapai ketuntasan belajar sekurangkurangnya 85% dari keseluruhan siswa serta menunjukkan suatu perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa. Lebih lanjut pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, sesuai dengan kebutuhan/perkembangan masyarakat dan pembangunan. Sesuai dengan karakteristiknya, pembelajaran kontekstual mengedepankan keaktifan siswa dengan menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi dunia nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2007). Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada kompetensi dasar memberikan pelayanan kepada pelanggan merupakan cara yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijono (2011) bahwa pembelajaran kontekstual memusatkan pada bagaimana peserta didik mengerti makna dari apa yang mereka pelajari, apa manfaatnya, 58 dalam status apa mereka, bagaimana mencapainya dan bagaimana mereka mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator yang menuntun dan membimbing siswa agar berfikir kritis dan analitis dalam menyelesaikan suatu masalah. Setiap siswa mempunyai pendapat yang berbeda-beda sehingga dalam pembelajaran ini, siswa dilatih untuk belajar menghargai pendapat orang lain. Pada akhirnya siswa tidak hanya memperoleh kemampuan kognitif saja tetapi juga keterampilan sosial dalam pembelajaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa SMK Negeri 2 Temanggung, khususnya pada kelas X AP1. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar kognitif yaitu pemerolehan nilai rata-rata tes dari masingmasing siklus yang mengalami peningkatan. Pada data awal nilai rata-rata siswa sebesar 68,1; pada siklus I nilai rata-rata tes siswa mencapai 74,6 dan pada siklus II mencapai 87,2. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal pada data awal sebesar 66,1%; pada siklus I sebesar 78,7%, dan pada siklus II mencapai 93,5%. Selain peningkatan hasil belajar kognitif terbukti juga adanya peningkatan hasil pengamatan aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran, pada siklus I diperoleh skor sebesar 70%, siklus II diperoleh skor sebesar 87,5%, dengan kecenderungan

kategori baik pada tiap siklus. Hasil analisis pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan yaitu, pada siklus I diperoleh skor sebesar 72,5%, siklus II diperoleh skor sebesar 92,5% dengan kecenderungan kategori baik pada tiap siklus. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Anni, Chatarina Tri, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori&Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya 59