MENENTUKAN TITIK KORDINAT SUATU BANGUNAN MENGGUNAKAN APLIKASI QGIS DESKTOP (STUDI KASUS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA DEPOK) Marhaeni, Nanda Dheanti N Program Studi Sistem Informasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jl. Moh Kahfi II Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan www.istn.ac.id marhaeni@istn.ac.id Abstrak Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. [1]. Badan Perencanaan Pembangunan Dan Penelitian Pengembangan Daerah Kota Depok (Bappeda) merupakan lembaga yang memberikan sebuah informasi mengenai titik koordinat. Beberapa masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana mengkonversi data Microsoft Excel berkodinat pada Aplikasi Quantum GIS, Bagaimana proses mapping pada Aplikasi Quantum GIS dalam lembaga Bappeda dan Bagaimana mengubah format shp menjadi bentuk image (jpeg). Dengan menggunakan sebuah aplikasi software Quantum GIS 2.6.1 Brighton dengan OS Windows serta Microsoft Excell dapat mengolah data dalam bentuk data mentah menjadi penyajian dalam bentuk gambar yang ber ekstensi JPEG. Dengan menggunakan aplikasi QGIS, Bappeda Kota Depok dapat mempermudah pekerjaannya di bidang pemetaan, proses pengolahan data baik spasial maupun non spasial serta dapat mensortir data mapping yang digunakan sebagai tolak ukur. Kata Kunci : SIG, Titik Koordinat, Quantum GIS, 1. PENDAHULUAN Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan salah satu bidang yang di kaji dalam disiplin ilmu geografi, Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. [1] Badan Perencanaan Pembangunan Dan Penelitian Pengembangan Daerah Kota Depok (Bappeda) merupakan lembaga yang memberikan sebuah informasi mengenai titik kordinat, lembaga ini menggunakan sebuah aplikasi software Quantum GIS 2.6.1 Brighton. Beberapa masalah yang akan dibahas adalah : Bagaimana mengkonversi data Microsoft Excel berkodinat pada Aplikasi Quantum GIS, Bagaimana proses mapping pada Aplikasi Quantum GIS dalam lembaga Bappeda dan Bagaimana mengubah format shp menjadi bentuk image (jpeg). 2. TINJAUAN PUSTAKA Quantum GIS (QGIS) Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan paket aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada umumnya. Menggunakan plugins dan fitur inti (core features) dimungkinkan untuk menvisualisasi (meragakan) pemetaan (maps) untuk kemudian diedit dan dicetak sebagai sebuah peta yang lengkap. Penguna dapat menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit dan dikelola sesuai dengan apa yang diinginkan. [2] Tools (Hardware dan Software) Adapun tools (Hardware dan Software) yang digunakan Hardware menggunakan Laptop dengan spesifikasi Processor Intel (R) Celeron (R) CPU 84 @ 1.10 GHz, RAM 2,00 GB, System Type 32-bit Operating System, Software OS 11 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Windows Microsoft Office 2007 dan Quantum GIS Brighton. 3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : A. Penyajian Data Berkoordinat Materi ini akan mencakup bagaimana menyajikan data yang memuat koordinat (dalam file excel/csv) ke dalam bentuk spasial dengan menggunakan Quantum GIS. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Pada gambar di bawah ini merupakan data berkordinat yang di input menggunakan Microsoft Excel. Data ini merupakan data sekolah di Depok, dengan kolom/field sebagai berikut : Persiapan Instalasi Software Penyajian Data Berkoordinat Georeferensi Peta Cetak dan Digitasi Mengubah Peta Menjadi Image (JPEG) Hasil Gambar 1. Tahapan Penelitian Persisapan Merupakan tahapana dalam mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk mendukun pembuatan penelitian ini dari mempersipakan hardware, software, infrastruktur dan peripheral pendukung. Instalasi Software Menginstalasi software yaitu Software OS Windows, Microsoft Office 2007 dan Quantum GIS Brighton. Penyajian Data Koordinat Bagaimana menyajikan data yang memuat koordinat (dalam file excel/csv) ke dalam bentuk spasial dengan menggunakan Quantum GIS. Georeferensi Peta Cetak dan Digitasi Proses georeferencing dilakukan pada data raster yang belum bereferensi kebumian atau memiliki koordinat geografis atau UTM atau Universal Transverse Mercator (dua sistem koordinat yang umum digunakan di Indonesia). Mengubah Peta Menjadi Image (JPEG) Bagaimana peta pada data kecamatan dengan format shp menjadi image (jpeg) Hasil Hasil dari penelitian ini. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar.2 Penyajian Data Berkordinat 2. Jalankan Aplikasi Quantum GIS. Pada gambar 3. merupakan tampilan awal pada saat menjalankan aplikasi QGIS. Gambar 3.Tampilan awal Aplikasi QGIS 3. Klik di Tools Layer Add Delimited Text Layer Pada gambar ini merupakan tampilan menu yang ada pada layer dan memilih Add Delimited Text Layer. Berikut adalah pembahasan dari proses untuk mementukan titik koordinat suatu bangunan menggunakan aplikasi QGIS. 12 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Gambar 4. Tampilan Delimited Text Layer 4. Pada gambar 5 merupakan tampilan create a layer from a delimited text file saat memilih Add Delimited Layer. Sehingga muncul dialog seperti dibawah ini : Layer name : secara default akan mengambil nama filenya. Namun bisa diganti. File Format : diisikan Custom delimiter dengan pilihan delimiter Comma dan Semicolon. Geometry Definition : karena bentuknya point kita isikan Point Coordinates dengan field X adalah kolom X ( diambil dari kolom file csv tadi) dan field Y adalah kolom Y. Layer setting : use spatial index Kemudian klik OK, akan muncul pemilihan sistem referensi dan isikan WGS84 (EPSG:4326) Pada gambar 7 merupakan tampilan coordinat reference system selector yang dipilih sesuai dengan wilayah yang telah ditentukan. Gambar 5.Tampilan Create a Layer from a Delimited Text File 5. Pada gambar di bawah ini merupakan isi tampilan create layer seperti berikut ini: Gambar 7. Coordinate Reference System Selector 6. Setelah di klik OK. Pada gambar 3.7 merupakan tampilan hasil dari input data csv ke format spasial, maka akan tampil seperti berikut ini: Gambar 6. Tampilan Create layer from a Delimited Text File File name : dinavigasikan ke lokasi file csv yaitu D:\ Data\Fasilitas_Pendidikan.csv 13 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Gambar 8. Tampilan Hasil 7. Untuk melihat atribut tabel nya bisa dengan mengklik ikon atau klik kanan pada nama layernya dan pilih Open Attribute Table. Pada gambar 3.8 merupakan isi dari tampilan attribute table. Gambar 10. Tampilan Table Of Content (TOC) 9. Kemudian klik kanan pada layer Properties. Pada gambar 3.10 merupakan tampilan label nama yang akan dipilih. Gambar 11. Tampilan label Gambar 9. Tampilan Attribute Table 8. Untuk melihat titik kordinat kita bisa klik 10. Klik OK, Pada gambar 3.11 merupakan tampilan hasil akhir yang telah diberi label nama sekolah, hasilnya sebagai berikut ini: tombol lalu klik salah satu titik kordinatnya. Pada gambar 3.9 merupakan isi dari tampilan Table Of Content (TOC), kemudian akan muncul seperti ini: 14 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Gambar 12. Tampilan hasil akhir 11. Simpan Data yang sudah ditampilkan tersebut ke dalam format shp dengan cara klik kanan pada layernya dan pilih Save As. Pada gambar 13 merupakan tampilan save as untuk menyimpan data tersebut. Gambar 14. Tampilan save vector layer as Pilih format nya adalah ESRI Shapefile. Kemudian klik browse dan navigasikan ketempat penyimpanan file shp. Pada gambar 3.14 Save as : D:\ Data\Hasil\Fasilitas_Pendidikan_Depok.shp G a mbar 13 tampilan save as untuk menyimpan Gambar 15. Tampilan file name save pada data Pada gambar 16 merupakan tampilan format save vector layer as yang telah diisi seperti berikut ini: 12. Pada gambar 14 merupakan tampilan save vector layer as seperti berikut ini: 15 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
1. Jalankan Quantum GIS, kemudian pada menu utama pilihlah Raster Georeferencer Georefencer. Pada gambar 3.18 merupakan tampilan pada menu raster. Gambar 19.Tampilan menu raster Gambar 16. Tampilan format save vector layer as Klik OK, Pada gambar 3.16 merupakan tampilan export to vector file bahwa proses sudah selesai akan ada notifikasi seperti berikut ini: 2. Maka akan muncul window baru Georeferencer (bagian atas untuk layer, bawah informasi tabel ground control point (GCP). Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan jendela georeferencer. Gambar17 Tampilan export to vector file sudah selesai Cek di folder tempat penyimpanan yang sudah dimasukkan pada tahap sebelumnya. Pada gambar 18 merupakan data yang sudah tersimpan. Gambar 18. Tampilan data sudah tersimpan B. Georeferensi Peta Cetak dan Digitasi Proses georeferencing dilakukan pada data raster yang belum bereferensi kebumian atau memiliki koordinat geografis atau UTM atau Universal Transverse Mercator (dua sistem koordinat yang umum digunakan di Indonesia). Prosesnya adalah memilih titik-titik ikat pada data raster yang belum berkoordinat kemudian memberikan nilai pasangan koordinat bumi, kemudian tool akan menghitung parameter world file. Semakin banyak titik-titik ikat koordinat yang Anda berikan maka hasilnya akan semakin baik. Gambar 20. Tampilan Georeferencer 3. Georeferencing Data Raster bersistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Bahan : Peta Depok yang telah di-scan. Jalankan Georefencer, pada menu utama pilihlah ikon Open raster atau klik pada File Open raster. Pada gambar 3.20 merupakan tampilan menu file pada georeferencer. Gambar 11. Tampilan menu file pada georeferencer 16 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
4. Kemudian arahkan pada folder penyimpanan data raster (Pola Ruang Kota Depok) yang akan digeoreferencing, pada data D:\Data\Peta Dasar\Pola Ruang Perbatasan pilih file raster dengan nama Pola Ruang Kota Depok.jpg maka akan muncul window pilihan sistem koordinat. Pada gambar 22 merupakan tampilan coordinat reference system sector dan pilih Coordinate Reference System: WGS 84/ UTM zone 48S, Authority ID: EPSG:32748 dengan mengklik icon atau pada menu Edit Move GCP Point dan arahkan pada titik ikat tersebut. Fasilitas lain yang akan sering digunakan pada proses Georeferencing ini adalah menu View ada Pan untuk menggeser, Zoom In untuk memperbesar, Zoom Out untuk memperkecil, ada Zoom to Layer untuk menyesuaikan dengan cakupan layer, Zoom Last untuk melakukan zooming ke posisi sebelumnya, Zoom Next untuk melakukan zooming ke posisi sesudahnya. Pada gambar 24 merupakan tampilan menu view pada georeferencer. Gambar 22. Tampilan coordinat reference system sektor 5. Kemudian OK. Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan georeferncer Pola Ruang Kota Depok. 6. 7. 8. 9. Gambar 23. Tampilan jendela georeferencer Untuk memulai melakukan pemberian titik ikat atau Ground Control Point (GCP) pada Pola Ruang Kota Depok tersebut, maka pilihlah pada menu Gambar 24. tampilan menu view pada georeferencer. Pertama-tama lakukan zooming pada ke-empat sudut pojok dari Pola Ruang Kota Depok untuk terlebih dahulu mengetahui lokasi dan nilai koordinat dari titik ikat yang akan kita pergunakan. Klik Zoom In dan arahkan pada lokasi titik ikat pertama (pojok kanan atas) sedetil mungkin. Seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini, pertemuan garis yang saling silang (+) adalah titik ikatnya dan angka berwarna biru merupakan koordinat UTM yang akan kita masukkan. Masukan koordinat meast dan mnorth. Tulis angkanya lalu klik OK. Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan membuat titik ikat pada georeferencer. Edit Add point atau klik ikon (Add point). Apabila kita melakukan kesalahan atau hendak mengubah titik ikat yang sudah kita pasangkan pada Peta, silahkan pilih Delete point dan arahkan pada titik ikat tersebut. Apabila kita hendak menggeser lokasi titik ikat, silahkan pergunakan Move GCP point 17 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Gambar 25.Tampilan membuat titik ikat pada georefencer Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan input kordinat seperti berikut ini: Gambar 28. Tampilan menu settings pada georeferencer Pada gambar 29 merupakan tampilan Transformation settings dan pilihlah tipe transformasi Linear, tentukan output raster dan pilih CRS WGS84/UTM Zone 48S. Gambar 26 Tampilan input kordinat titik ikat Pada tabel 1 merupakan angka koordinat titik ikat untuk POLA RUANG KOTA DEPOK yang akan diberikoordinat UTM. Table 3. 1 Angka koordinat titik ikat Id X (East) Y (North) 1 711270 9301750 2 711270 9286750 3 691270 9286750 4 691270 9301750 Agar lebih mudah, maka kita dapat melakukan georeferencing atau pemberian titik ikat dengan memulai titik ikat pertama dan seterusnya secara searah dengan jarum jam. Pada gambar 3.26 merupakan tampilan yang telah dipasangkan ke-4 titik ikat pada lokasinya dan diisi sesuai dengan nilai koordinat. Gambar 29. Tampilan settings transformation Kemudian di tampilan paling bawah akan muncul perhitungan statistic terkait georeferencing dan tipe transformasi yang kita pilih. Pada gambar 3.29 merupakan rata-rata error berdasarkan pixel: Gambar 30. Tampilan transformation error berdasarkan pixel Untuk melakukan proses georeferencing, Pada gambar ini merupakan tampilan untuk memulai georeferencing. Pilih menu File Start georeferencing. Gambar 27. Tampilan titik ikat georefencer Pilih menu Setting Transformation settings. Pada gambar 3.27 merupakan tampilan menu settings pada georefencer. Gambar 31. Tampilan start georeferencer Tampilkan data Pola Ruang Kota Depok yang telah di-georeference. Pilih Layer Add raster 18 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Layer pada menu utama dan pilihlah POLARUANGKOTADEPOK.tif. Akan muncul Pola Ruang Kota Depok yang sudah memiliki sistem koordinat UTM pada software Quantum GIS. Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan hasil seperti berikut ini: Gambar 35. Tampilan batas kecamatan 2. Pada menu Project pilih New Print Composer. Pada gambar ini merupakan tampilan menu project. Gambar 32. Tampilan hasil akhir pola ruang kota depok yang memiliki sistem koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). C. Mengubah Peta Menjadi Image (JPEG) Materi ini akan mencakup bagaimana peta pada data kecamatan dengan format shp menjadi image (jpeg). Langkahlangkahnya sebagai berikut ini: 1. Jalankan Quantum GIS. Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan menu layer Add Layer Add Vektor Layer atau klik Gambar 36. Tampilan menu project Pada gambar ini merupakan tampilan composer title dan berikan judul untuk composernya. icon Gambar 37. Tampilan composer title Gambar 33. Tampilan menu add vector layer Pada gambar 3.37 merupakan tampilan layout, kemudian pilih menu Layout Add Map Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan add vector layer seperti berikut ini: Gambar 38.Tampilan print composer Pada gambar di bawah ini merupakan tampilan peta yang dipindahkan dengan move item content atau dengan kursor seperti gambar dibawah ini: Gambar 34. Tampilan add vector layer Browse data ke lokasi file shp yaitu D:\Data\Peta Dasar\Batas Administrasi\Batas Kecamatan\Batas_kecamatan_region.shp. Pada gambar ini merupakan tampilan batas kecamatan. 19 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
Gambar 39. Tampilan menambahkan peta kecamatan kota depok Dipilih tool add ellips, lalu dipilih add rectangle, dan dibuat kotak sebelah peta tersebut. Untuk menambahkan judul peta dengan menu layout menggunakan add label. Untuk legenda diklik add legend, dan skala dengan diklik add scalebar. Pada gambar ini merupakan tampilan peta kecamatan seperti contoh berikut ini: 2. Dengan menggunakan aplikasi QGIS, memberikan kemudahan dalam proses pengolahan data baik spasial maupun non spasial. 3. Dengan menggunakan aplikasi QGIS, pengguna dapat mensortir data mapping yang digunakan sebagai tolak ukur. Saran 1. Dalam menggunakan aplikasi QGIS, dapat mengembangkan sebuah inovasi pengolahan data dan pemetaan lainnya seperti Pemetaan pengawasan daerah bencana alam, Pemetaan pengawasan kesehatan masyarakat, dll. 2. Sebaiknya dapat mengembangkan wawasannya dalam aplikasi berbasis GIS lainnya, seperti ArcGIS, Web GIS, Esri GIS, dll. DAFTAR PUSTAKA Gambar 40. Tampilan peta kecamatan kota depok Kemudian klik icon ekport as image, lalu save as dan pilih format Jpeg. Pada gambar 3.40 merupakan tampilan hasilnya seperti berikut ini: 1. Suherman. 2013. Laporan Praktikum SIG. Jawa Tengah [10 Agustus 2017] 2. Umura. 2012. Quantum GIS. Bandung [08 Agustus 2017] 3. Website Bappeda. Tersedia : www.bappeda.depok.go.id [10 April 2017] 4. Adam. 2014. Penggunaan Quantum GIS pada Sistem Informasi Geografis. Bogor [09 Agustus 2017] 5. Indriyana. 2014. Pembuatan Website Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta. Jakarta Selatan. [15 April 2017] Gambar 41. Peta Kecamatan Kota Depok dengan format jpeg 5. PENUTUP Kesimpulan 1. Dengan menggunakan aplikasi QGIS, Bappeda Kota Depok dapat mempermudah pekerjaannya di bidang pemetaan. 20 Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018