PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARSISWA. (Artikel) Oleh. Destya Norrahmah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA. (Artikel) Oleh KARTIKA AYU WULANDARI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL PBM TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (ARTIKEL) Oleh RAISA RAMADHANI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh RENITA PRAHASTIANI

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh NI WAYAN NILA SRI LESTARI

PENGARUH METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. (Artikel) Oleh NURMALA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh Wana Ginandi Putra

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI PERISTIWA ALAM DAN DAMPAKNYA. (Artikel) Oleh IMRON ROSADI

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUSAAN KONSEP SISWA. (Artikel) Oleh MADE SETIA HARINI

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA. (Artikel) Oleh WINA HALIMAH

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUHMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR. (Artikel) Oleh SARVIA TRISNIATI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI. (Artikel) Oleh RAPENDA ESANTINO

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh YUDI SAPUTRA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh IRA ROSITA

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS. (Artikel) Oleh SILFI AULIYANTI

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. (Artikel) Oleh PUTRI CHRIS YANTO

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI POKOK JAMUR. (Artikel) Oleh Wulan Sari Irawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP PENGUASAAN MATERI KINGDOM PLANTAE OLEH SISWA. (Artikel) Oleh FERI PERNANDO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh RIA MUSTIKA

PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA. (Artikel) Oleh. Sefty Goestira

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh EVA FEBRIYANTI R.

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH ACTIVE LERANING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh. Emilia Yuliani

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL KOOPERATIF TAI TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA

PERBANDINGAN METODE EKSPERIMEN INKUIRI DENGAN VERIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN. (Artikel) Oleh SIGIT DWI NURCAHYO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP. (Artikel) Oleh DEWI OKTARIA

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

PENGARUH PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS. (Artikel) Oleh SILVIA PRANA MAHKOTA

PENGARUH PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI SISWA

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. (Artikel) Oleh ERFINA TRIUTAMI

Susi Susanti 1*, Tri Jalmo 1, Berti Yolida 1 Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Lampung

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh MADE OKTAVIA SRI RAHAYU

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODELS EFFECT TOWARD STUDENT S PROBLEM SOLVING SKILL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGGUNAAN STRATEGI PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh FEBI MULIA IBKA SARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh RELA KRISTIYAWANTI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TPS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA. (Artikel) Oleh SUSANTI AGUSTA

PERBANDINGAN MEDIA REALIA DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. (Artikel) Oleh NOVITA SARI

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBANDINGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN GALLERY WALK TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. (Artikel) Oleh MUHAMMAD AKBAR

KUALITAS KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA. (Artikel) Oleh DIRA TIARA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di SMA Negeri 8 Bandar. Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Annisa Rachma 1, Sunarmi 2, Murni Saptasari 3. Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

R 1 O 1 X 1 O 2 R 2 O 1 X 2 O 2

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh WELLY MENTARI

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENGARUH PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARSISWA (Artikel) Oleh Destya Norrahmah FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2014

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARSISWA Destya Norrahmah 1, Tri Jalmo 2, Rini Rita T. Marpaung 2 Email: destyanorrahmah@rocketmail.com. HP: 08976043189 ABSTRAK This research aimed to determine improvement of student s activities and learning outcomes. Samples were X 1 and X 2 SMAN 1 Trimurjo 2013/2014 Academic Year were selected by purposive sampling and research design was pretest posttest non-equivalen group. Quantitave data were obtained from pretest posttest average value which analysed statisticly. Qualitative data were learning activity, respond questionare, and involved questionare which analyzed descriptively. The results showed percentage average of student s activity on whole aspect in good criteria (75,91%). Most of students gave positive responds and involved on Problem Based Learning (PBL). PBL could increased student s learning outcomes with N-gain average of high criteria (74,10%). Learning outcomes improvement for cognitive indicators (C2 and C4) with N-gain average of high criteria (79,17%), C2 cognitive indicator; and C4 cognitive had medium criteria (69,02%). It was obvious that PBL could increased student s activity and learning outcomes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.sampel penelitian adalah siswa kelas X 1 dan X 2 SMAN 1 Trimurjo TP 2013/2014 yang dipilih secarapurposive samplingdan desain penelitian pretespostes kelompok non-ekuivalen.data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik.data kualitatif berupa data aktivitas belajar, angket tanggapan, dan angket keterlibatan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek berkriteria baik (75,91%). Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap model PBL dan terlibat dalam proses pembelajaran PBL. Penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-gain yang berkriteria tinggi (74,10%). Peningkatan hasil belajar terjadi pada semua indikator kognitif (C2 dan C4) dengan rata-rata N-gain berkriteria tinggi (79,17%) untuk indikator kognitif C2; dan indikator kognitif C4 berkriteria sedang (69,02%).Dengan demikian penggunaan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, model PBL 1 Mahasiswa pendidikan biologi 2 Staf pengajar

PENDAHULUAN Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (BSNP, 2006: iv). Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran biologi untuk sekolah menengah atas (SMA/MA) dan Standar Isi (SI) yang menginginkan peserta didik untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyajikan data secara sistematis, serta dapat bekerja sama dengan orang lain. Untuk mewujudkan Standar Kompetensi Lulusan tersebut, guru sebagai komponen pengajaran memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru (Asnawir dan Usman, 2002:1).Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing (Sardiman, 2004:143). Berdasarkan pernyataan tersebut, guru seharusnya mampu menciptakan suasana belajar yang aktif sehingga siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Kenyataan di SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah menunjukkan bahwa pembelajaran biologi cenderung hanya menghadirkan konsep-konsep dan teori-teori secara verbal tanpa memberikan pengalaman bagaimana proses ditemukannya konsep dan teori tersebut. Hasil observasi dan wawancara pada Desember 2013dengan guru biologi di sekolah tersebutdapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran masih terbilang rendah. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting, sehingga dalam proses pembelajaran yang demikian, siswa menjadi pasif. Selama ini, guru cenderung menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam proses pembelajaran.metode-metodeseperti

ini diduga kurang efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kurang berkembang dan tidak tergali secara optimal. Hal tersebut tentu berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa.kenyataan tersebut diperkuat dengan perolehan hasil ratarata nilai ulangan harian biologi siswa kelas X pada materi pokok lingkungan tahun ajaran 2012/2013yang masih di bawah KKM. Siswa yang memperoleh nilai 75 hanya mencapai 25%, sedangkan ketuntasan belajar yang ditetapkan untuk mata pelajaran biologi yakni sebesar 75. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang selain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, juga dapat meningkatkan solidaritas sosial siswa yang dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model PBL.Model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada pemecahan masalah atau masalah sebagai titik tolak. Dalam model ini, siswa dapat menumbuhkan keterampilan menyelesaikan masalah, bertindak sebagai pemecah masalah dan pembelajaran dibangun proses berpikir, kerja kelompok, berkomunikasi, dan saling memberi informasi (Akinoglu dalam Sahara, 2008:279). Dalam kegiatannya, siswa dapat saling membantu dalam menyelesaikan tugas selama proses pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar. Hasil yang diperoleh dari penelitian Medriati (2013:8) menunjukkan bahwa model PBL berpengaruh nyata terhadap meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada konsep Cahaya di kelas VIII6 SMP Negeri 14 Kota Bengkulu. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. METODE PENELITIAN

Rata-rata nilai Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Trimurjo, semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian dipilih dengan cara purposive samplingyaitu kelas X 2 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas X 1 sebagai kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes- postes kelompok nonekuivalen(riyanto, 2001:43). Kelas Pretes PerlakuanPostes I O 1 X O 2 II O 1 C O 2 Keterangan: I = kelas eksperimen (kelas X2); II = kelas kontrol (kelas X1);O 1 = pretes; O 2 = postes; X = perlakuan eksperimen menggunakan model PBL;C = kontrol (metode diskusi) Gambar 1. Desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen Data penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil belajar ranah kognitif siswa yang diperoleh dari nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik dengan uji t dan uji U, serta data kualitatif berupa deskripsi aktivitas belajar siswa, angket tanggapan siswa, dan angket keterlibatan siswa yang dianalisis secara deskriptif. HASIL PENELITIAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa (Gambar 2). Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa nilai pretes kedua kelas berbeda tidak signifikan, artinya kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Untuk nilai postes dan N-gain siswa pada kedua kelas berbeda secara signifikan yang terlihat dari perbedaan rata-rata nilai postes dan N-gain siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. 36.98 35.23 BTS Kontrol 78.6 68.05 BS Eksperimen 47.05 68.13 BS Pretes Postes N-gain Keterangan : BS = Berbeda Signifikan; BTS = Berbeda Tidak Signifikan Gambar 2.Rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain hasil belajar siswa Peningkatan hasil belajar tersebut dimungkinkan karena selama proses pembelajaran siswa aktif dalam

Persentase (%) Rata-rata N-Gain kegiatan diskusi dan aktif mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah, antara lain menuliskan rumusan masalah, mengumpulkan informasi, bekerjasama, mempresentasikan hasil diskusi, dan mengajukan pertanyaan.hal ini dapat terlihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa kelas ekspeimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik aspek menuliskan rumusan masalah, bekerjasama, mengumpulkan informasi, mempresentasikan, dan mengajukan pertanyaan (Gambar 3). 32.29 Kontrol Eksperimen 71.59 76.14 73.86 82.95 75 63.54 62.5 64.58 66.67 A B C D E Keterangan : A = Menuliskan Rumusan Masalah; B = Bekerjasama; C = Mengumpulkan Informasi; D = Mempresentasikan; E = Mengajukan Pertanyaan Gambar 3. Rata-rata aktivitas belajar siswa Hasil belajar yang meningkat didukung juga oleh Gambar 4 yang menunjukkan bahwa rata-rata N-gain indikator kognitif C2 dan C4 pada kedua kelas berbedasignifikanyang terlihat dari N-gain siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. 75 Kontrol C2 79.17 BS Keterangan : BS = Berbeda Signifikan; BTS = Berbeda Tidak Signifikan Gambar 4.Rata-rata nilai N-gain indikator C2 dan C4 Hal ini dibuktikan dari tanggapan siswa terhadap model PBL yang diketahui bahwa pada umumnya (72,73% dan 63,64%) siswa lebih mudah mempelajari Materi Pokok Lingkungan dan tidak merasa kesulitan mengerjakan soal-soal di LKS dengan model pembelajaran PBL (Gambar 5). Tidak Setuju Memperoleh wawasan/pengetahuan baru Merasa sulit mengerjakan soalsoal LKS. Termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai Merasa sulit berinteraksi dengan teman. Lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok. Tidak mampu mengembangkan kemampuan memecahkan Lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Eksperimen 65 C4 69.02 BS Persentase % Setuju 13.64 86.36 63.64 36.36 13.64 86.36 9.09 90.91 4.55 95.45 18.18 81.82 27.27 72.73 Gambar 5. Tanggapan siswa terhadap model

PBL Selain itu, sebagian besar siswa merasa mampu mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan meningkatkan hasil belajarnya (81,82%) karena siswa merasa lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok (95,45%) dan mudah berinteraksi dengan teman selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku dan internet) sehingga memudahkan siswa pada umumnya (63,64%) dalam mengerjakan soal di LKS dan menambah wawasan/pengetahuan baru tentang materi yang dipelajari. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran PBL juga turut meningkatkan hasil belajar siswa, seperti yang terlihat pada Gambar 6. Tidak Mengajukan pertanyaan pada kelompok lain pada saat presentasi. Berkontribusi dalam menyajikan hasil diskusi dan/atau menjawab pertanyaan pada saat presentasi. Berkontribusi dalam membuat poster (hasil karya). Dapat bekerja sama dengan baik dengan teman-teman sekelompok. Berkontribusi dalam mencari informasi dari buku atau sumber lain yang relevan. Berkontribusi dalam memberikan solusi/pemecahan masalah. Persentase % Ya 36.36 63.64 18.18 81.82 0 100 18.18 81.82 9.09 90.91 18.18 81.82 Gambar 6. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran PBL Gambar 6 menunjukkan bahwasebagian besar siswa (90,91% dan 81,82%) ikut berkontribusi dalam mencari informasi dari buku atau sumber lain yang relevan, memberikan solusi/pemecahan masalah dari permasalahan yang ada pada LKS, menyajikan hasil diskusi dan/atau menjawab pertanyaan pada saat kelompoknya presentasi, serta siswa dapat bekerja sama dengan baik dengan teman-teman sekelompoknya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKS. Kemudian semua siswa (100%) ikut berkontribusi dalam membuat poster yang merupakan hasil karya dan 63,64% siswa atau pada umumnya siswa di kelas mengajukan pertanyaan pada kelompok lain pada saat presentasi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa penggunaan model PBL berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Gambar 2). Hal ini dimungkinkan karena selama proses pembelajaran siswa aktif dalam kegiatan diskusi dan aktif mengembangkan kemampuannya

dalam memecahkan masalah, antara lain menuliskan rumusan masalah, mengumpulkan informasi, bekerjasama, mempresentasikan hasil diskusi, dan mengajukan pertanyaan. Selain itu, modelpbl dapat memfasilitasi siswa untuk aktif dalam mengontruksi pengetahuannya melalui suatu masalah yang disajikan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Sebagaimana pendapat Akinoglu (dalam Sahara, 2008:279) yang menyatakan bahwa pada model PBL siswa dapat menumbuhkan keterampilan menyelesaikan masalah dan bertindak sebagai pemecah masalah. Peningkatan hasil belajar tersebut didukung oleh sebagian besar siswa (90,91%) yang berpendapat bahwa mereka tidak merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman selama proses pembelajaran, sehingga siswa dapat bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompoknya (Gambar 6) dan menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelas dan kelompok (Gambar 5). Selama proses pembelajaran, siswa diarahkan untuk bekerjasama dengan anggota kelompok yang telah ditentukan dan dituntut untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam LKS. Siswa bekerja dalam tim sehingga siswa dilatih untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan anggota kelompoknya dalam menyelesaikan masalah terkait dengan materi pokok Lingkungan. Hal ini didukung oleh data hasil penelitian (Gambar 3) pada aspek bekerjasama yang berkriteria baik (76,14%). Sebagaimana pendapat Major dan Palmer (2001:1) yang menyatakan bahwa dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Sementara itu Suprijono (2010:72) berpendapat bahwa kolaborasi peserta didik dalam pembelajaran berbasis masalah mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial. Selain itu, meningkatnya hasil belajar siswa didukung oleh kemampuan siswa dalam menuliskan rumusan masalah seperti yang terlihat pada Gambar 3 bahwa aktivitas siswa dalam menuliskan rumusan masalah

berkriteria cukup (71,59%). Selama kegiatan diskusi, siswa dilatih untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (buku dan internet) dalam mencari solusi dari permasalahan yang ada pada LKS seperti yang diungkapkan oleh sebagian besar siswa (90,91%) yang menyatakan bahwa mereka ikut berkontribusi dalam mencari informasi dari buku atau internet (Gambar 6). Kemudian hasil penemuan masing-masing siswa tersebut didiskusikan bersama dengan teman sekelompoknya untuk mencari solusi yang paling tepat terhadap permasalahan yang ada pada LKS. Hal ini didukung oleh sebagian besar siswa (81,82%) yang menyatakan bahwa mereka berkontribusi dalam memberikan solusi/pemecahan masalah berdasarkan permasalahan yang ada pada LKS (Gambar 6). Berikut adalah contoh jawaban siswa dalam menuliskan rumusan masalah: Komentar: jawaban siswa di atas memperoleh skor maksimal karena siswa dapat menuliskan rumusan masalah dengan benar meskipun kurang tepat (kata-kata berbagai jenis buah kurang spesifik). Mungkin maksud siswa berbagai jenis pohon buah-buahan. Salah satu penyebab meningkatnya hasil belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.kemampuan siswa dalam memecahkan masalah lebih sering dilatih pada kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Dalam diskusi kelompok, siswa menggunakan pengalaman dan kemampuan berpikirnya untuk mencari dan memilih solusi yang paling sesuai berdasarkan permasalahan yang ada pada LKS, sedangkan dalam diskusi kelas siswa dilatih untuk memberikan alasan logis dan argumen/pendapatnya menuangkan mengenai solusi yang mereka pilih dari permasalahan yang ada pada LKS dalam bentuk poster melalui kegiatan presentasi dan tanya jawab. Gambar 7. Jawaban siswa dalam menuliskan rumusan masalah pada materi keterkaitan kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan Merujuk pada Gambar 3, terlihat bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Persentaseaktivitas mempresentasikan hasil diskusi

kelompok memiliki kriteria baik (82,95%), begitu juga dengan aktivitas bertanya (75,00%). Aktivitas mempresentasikan hasil diskusi kelompok adalah aktivitas yang persentasenya paling tinggi dibandingkan dengan aktivitas yang lain. Hal ini diduga disebabkan hasil diskusi yang siswa presentasikan adalah sebuah hasil karya yang siswa buat sendiri, yaitu berupa poster, sehingga siswa merasa antusias dengan hasil karya yang mereka sajikan. Antusias siswa tersebut dapat terlihat dari angket keterlibatan siswa pada Gambar 6 bahwa sebagian besar siswa (81,82%) berkontribusi dalam menyajikan hasil diskusi (presentasi). Selama proses pembuatan poster tersebut, siswa bekerja sama dengan baik. Semua siswa ikut berkontribusi untuk membuat dan menghasilkan sebuah hasil karya yang terbaik. Hal ini dibuktikan dari hasil data angket keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran PBL. Dari hasil data tersebut terlihat bahwa semua siswa (100%) terlibat dalam proses pembuatan poster (Gambar 6). Berikut ini adalah contoh gambar siswa dalam membuat poster. Gambar 8. Proses pembuatan poster Selain itu, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah juga dilatih pada kegiatan tanya jawab selama kegiatan diskusi kelas. Seperti yang terlihat pada Gambar 6 bahwa pada umumnya (63,64%) siswa berkontribusi dalam mengajukan pertanyaan pada kelompok lain saat presentasi. Hal ini dikarenakan anggota kelompok lain dituntut untuk aktif dalam mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan yang disajikan oleh kelompok penyaji. Senada dengan pendapat Rusman (2011:238) bahwa dalam model PBL siswa belajar memaknai hubungan dalam kehidupan yang lebih luas, keterampilan menilai informasi,

bekerja sama, serta keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif. Oleh karena itu, pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, siswa lain memperhatikan jawaban-jawaban yang diberikan untuk diberi tanggapan/pertanyaan. Berikut ini disajikan contoh poster yang dipresentasikan oleh siswa dalam kegiatan diskusi kelas: Gambar 9.Contoh hasil karya (poster) siswa pada pertemuan kedua materi keterkaitan kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan) Komentar: hasil karya siswa di atas memperoleh skor maksimal karena tulisan dan gambar pada poster tersebut sesuai dengan tema dalam wacana. Selain itu, poster diwarnai dengan cukup baik sehingga terlihat indah dan rapih. Hasil belajar siswa yang meningkat didukung juga dengan hasil uji statistik pada setiap indikator aspek kognitif tingkat C2 dan C4 yang mengalami peningkatan.namun indikator aspek kognitif tingkat C2 mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator aspek kognitif tingkat C4 (Gambar 4). Peningkatan hasil belajar pada indikator aspek kognitif tingkat C2 (memahami) memiliki nilai N-gain berkriteria tinggi (79,17%) karena siswa telah dilatih untuk memahami wacana dan gambar yang ada pada LKS, dengan begitu siswa dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, sehingga siswa memiliki data yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada tiap LKS yang diberikan setiap pertemuan. Hal ini didukung oleh pendapat siswa (Gambar 6) yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa (86,36%) termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber seperti buku dan internet dan mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajarnya (81,82%). Seperti halnya dengan pernyataan Suprijono (2010:72) bahwa hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta didik memiliki keterampilan penyelidikan dan keterampilan menyelesaikan masalah. Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi kepada

proses belajar. Berikut merupakan contoh jawaban siswa pada LKS yang memuat indikator aspek kognitif tingkat C2 (memahami): Berikut merupakan contoh untuk soal tipe C4: Gambar 10. Jawaban siswa untuk indikator kognitif C2 (LKS kelas eksperimen pertemuan kedua materi keterkaitan kegiatan dengan pelestarian lingkungan) Komentar: jawaban siswa di atas memperoleh skor maksimal karena jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu memberikan contoh lain aktivitas manusia yang termasuk dalam pelestarian lingkungan. Sedangkan peningkatan hasil belajar pada indikator aspek kognitif C4 (menganalisis) memiliki nilai N-gain berkriteria sedang (69,02%). Hal ini diduga karena siswa masih belum terbiasa dengan soal-soal yang sifatnya menuntut mereka untuk menganalisis.selain itu diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam, logika berpikir dan pemikiran yang kritis untuk dapat menjawab soal-soal yang menggali kemampuan menganalisis. Gambar11. Jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS kelas eksperimen pertemuan kedua materi keterkaitan kegiatan dengan pelestarian lingkungan) Komentar: jawaban siswa di atas memperoleh skor maksimal, karena jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu menganalisis keterkaitan kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan pada wacana dan gambar yang ada pada LKS. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa penggunaan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model PBL serta terlibat dalam proses pembelajaran PBL. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2004:175-176) yang menyatakan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi siswa karena siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri sehingga akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral, siswa juga bekerja menurut kemampuan sendiri sehingga mengembangkan pemahaman dan daya pikir.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan model PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan berpengaruh signifikan dalammeningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Lingkungan. Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan bahwa Pembelajaran menggunakan model PBL dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selanjutnya peneliti lain yang akan menerapkan model PBL hendaknya terlebih dahulu mengajarkan materi lain dengan model pembelajaran PBL sehingga siswa telah beradaptasi dengan model pembelajaran ini. Selain itu peneliti sebaiknya lebih mengkondisikan setiap kelompok selama kegiatan diskusi dan menyampaikan batasan waktu yang disediakan pada setiap sintaks PBL sehingga semua langkah pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan siswa dapat menggunakan waktu dengan lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA Asnawir, H. dan Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Major, C. H. dan Palmer. 2001. Assessing the Effectiveness ofproblem-based Learning in Higher Education: Lessons from the Literature. (Online).(http:// www.rapidintellect.com/aeqw eb/mop4spr01.htm,diakses pada 12 Maret 2014; 21.57 WIB). Medriati, R. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota Bengkulu. (Online).(http://jurnal.fmipa.unil a.ac.id/index.php/semirata/articl e/viewfile/727/546, diakses pada 12 Maret 2014; 21.12 WIB). Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan

Profesionalisme Jakarta: Rajawali Pers. Guru. Sahara, L. 2008. Using Problem Based Learning to Increase Critical Thinking Skill at Heat Concept (Proceedings The 2 nd International Seminar on Science Education). Bandung: UPI. Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.