menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut WHO terdapat hampir 6 perokok mulai menggunakannya sebelum usia 18 tahun (GYTS, 2014)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah periode waktu yang membentang dari masa pubertas ke awal usia 20-an. Individu mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan masalah kesehatan utama di dunia, dan menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut WHO terdapat hampir 6 juta kematian per tahun akibat rokok. Angka ini diperkiran akan meningkat menjadi lebih dari 8 juta kematian per tahun pada tahun 2030. Kebanyakan perokok mulai menggunakannya sebelum usia 18 tahun (GYTS, 2014) Merokok merupakan perilaku yang sangat merugikan dilihat dari berbagai sudut pandang, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar dapat menstimulasi berbagai penyakit seperti penyempitan pembuluh darah, hipertensi, jantung, paru-paru, dan kanker. Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada dasarnya membakar uang apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang belum mempunyai penghasilan sendiri. Dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (Komasari & Helmi, 2000). Jumlah perokok di dunia menurut WHO pada tahun 2009 mencapai 1,1 milyar yang terdiri dari 47% adalah pria, 12% adalah wanita dan 49% adalah Remaja dan anak-anak. Menurut Dr Robert Kim-Farley, utusan WHO di Jakarta, terdapat pergeseran persentase perokok dari pria ke wanita dan terdapat peningkatan persentase perokok pada remaja dan anak-anak. Hal ini tentu saja

merupakan hal yang sangat memprihatinkan dimana tumpuan bangsa adalah pada remaja (Wahyono & Maharani, 2010). Berdasarkan data dari The ASEAN Tobacco Control Report Tahun 2007, yang menyebutkan bahwa jumlah perokok di ASEAN mencapai 124 juta orang dan Indonesia menyumbang perokok terbesar, yakni 57 juta orang atau sekitar 46,16, persen. Pada tahun 2008, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ketiga sebagai pengguna rokok. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia mengalami ketergantungan terhadap rokok, dan kematian akibat mengonsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun (Nururrahmah, 2014) Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah perokok remaja terbanyak di dunia. Sekitar 80% perokok di Indonesia memulai kebiasaannya tersebut sebelum berumur 19 tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 pun menunjukkan bahwa usia pertama kali merokok yaitu usia 10 14 tahun sebanyak 9,6%, 15 19 tahun sebanyak 36,3%, 20 24 tahun 16,3%, 25 29 tahun sebanyak 4,4% dan 30 tahun sebanyak 3,2%. Riset ini dilakukan di 33 provinsi dan secara nasional persentase usia mulai merokok yang menduduki tempat tertinggi adalah usia 15 16 tahun yaitu sebanyak 36,3%. Kondisi ini tentu saja memprihatinkan karena anak merupakan kelompok yang rentan dan berpotensi menjadi perokok jangka panjang (Chotidjah, 2012). Berdasarkan Riskesdas (2013) prevalensi anak usia 5-9 tahun yang mulai merokok sebesar 1,6 % dan anak usia 10-14 tahun sebesar 18 %, mereka dengan mudah mendapatkan rokok meski sudah ada larangan menjual rokok ke anak-anak. Data berdasarkan Riskesdas (2010), prevalensi perokok laki laki paling tinggi menurut hasil

Riskesdas (2010) adalah pada umur 15-19 tahun atau seusia remaja di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang profil merokok pada remaja di Kota Padang. Pada penelitian ini dipilih siswa SMA di kota Padang yang merupukan kategori remaja dengan kelompok usia 15-16 tahun, hal ini dikarenakan tinggi nya angka kejadian perokok pada kelompok usia ini dan terjadinya peningkatan kejadian pada kelompok usia ini yang merupakan kelompok usia remaja. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana profil merokok pada siswa SMAN di Kota Padang 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui profil merokok pada siswa SMAN di Kota Padang 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1.3.2.1 Mengetahui distribusi frekuensi perokok di SMAN Kota Padang 1.3.2.2 Mengetahui distribusi frekuensi siswa yang pernah mencoba rokok berdasarkan usia pertama kali mencoba rokok di SMAN Kota Padang

1.3.2.3 Mengetahui distribusi frekuensi siswa yang pernah mencoba rokok berdasarkan jenis kelamin di SMAN Kota Padang 1.3.2.4 Mengetahui tingkat pengetahuan terhadap bahaya merokok pada siswa SMAN di Kota Padang 1.3.2.5 Mengetahui sikap terhadap larangan merokok pada siswa SMAN di Kota Padang 1.3.2.6 Mengetahui perokok pasif yang ada di SMAN Kota Padang 1.3.2.7 Mengetahui peran dari media dalam memberikan informasi tentang bahaya rokok. 1.3.2.8 Mengetahui peran sekolah dalam memberikan pelajaran tentang bahaya rokok. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti 1.4.1.1. Menambah wawasan serta pengalaman penulis dalam melakukan penelitian terutama di bidang kedokteran. 1.4.1.2. Hasil penelitian diajukan sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran. 1.4.2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan 1.4.2.1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data untuk mengetahui Profil Merokok Pada Siswa SMAN 3, SMAN 13, dan SMAN 15 di Kota Padang.

1.4.2.2. Sebagai bahan dasar dan literatur untuk penelitian profil merokok selanjutnya. 1.4.3. Bagi Masyarakat dan Pemerintah 1.4.3.1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang profil merokok pada siswa sehingga meningkatkan pengawasan terhadap remaja. 1.4.3.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah menentukan upaya-upaya yang tepat dalam menyelesaikan masalah merokok pada remaja.