Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 1

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 88 TAHUN 2016

PINJAM PAKAI BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 246/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK lndones!a SALINAN

POKOK POKOK PERUBAHAN DALAM PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN PENGELOLAAN ASET DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 19 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN

TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH. A. Pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 04 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BAB XI ADMINISTRASI PENGELOLAAN BARANG DAERAH

PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR TAHUN TENTANG (spasi) PENGELOLAAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

SALINAN BUPATI BULELENG, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 511 ayat (1),

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

RAPERDA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.06/2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

SALINAN NO : 14 / LD/2009

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah MENUJU TERTIB ADMINISTRASI, TERTIB FISIK DAN TERTIB HUKUM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET MILIK DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 3 TAHUN 2007

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembanguna

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PROSEDUR PENGALIHAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH (Permendagri Nomor19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan BMD)

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.40/Menhut-II/2014

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratura

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (private sector) maupun


PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2016 http://www.lppapdiklat.com/ A. LATAR BELAKANG Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. 1 Salah satu ruang lingkup dari keuangan negara adalah kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah. 2 Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang digunakan untuk mencapai tujuan bernegara. 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa Presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. 4 Penyelenggaraan fungsi pemerintahan berupa pengelolaan keuangan daerah yang telah diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota dilakukan untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana tercantum pada alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Barron s Law Dictionary Sixth Edition, assets (aset) adalah anything owned that has monetary value; any interest in real property or personal property that can be used for 1 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2 Pasal 2 huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 4 Pasal 6 ayat (1) dan (2) huruf c Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 1

payment of debts. 5 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumbersumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 6 Pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan, sedangkan aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar. 7 Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum, meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya. 8 Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dinyatakan bahwa aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan. 9 Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 10 Jika dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, barang milik daerah merupakan aset, yaitu barang milik daerah berupa persediaan yang termasuk dalam aset lancar, dan barang milik daerah berupa aset tetap terdiri atas tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan yang termasuk dalam aset nonlancar. Ketentuan mengenai pengelolaan barang milik daerah telah diatur secara singkat dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, khususnya pada Bab VII Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yaitu Pasal 43, 44, 45, 47, 48, dan 49. 5 Steven H Gifis, Barron s Law Dictionary Sixth Edition, (New York: Barron s Educational Series, 2010), hlm. 37. 6 Paragraf 65 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 7 Paragraf 67 dan 68 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 8 Paragraf 69 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 9 Paragraf 71 Lampiran I.01 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 10 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 2

Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang diantaranya mengatur pedoman teknis dan adminstrasi pengelolaan barang milik daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah mengatur bahwa salah satu lingkup dalam pengelolaan barang milik daerah adalah penggunaan barang milik daerah. Apa yang menjadi ruang lingkup dan prinsip umum penggunaan barang milik daerah, serta bagaimana pelaksanaan penggunaan barang milik daerah akan menjadi pembahasan utama dalam tulisan hukum ini. Berdasarkan ketentuan Pasal 59 ayat (3), Pasal 90 ayat (3) dan Pasal 98 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Menteri Dalam Negeri berwenang menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah. Berdasarkan wewenang tersebut Menteri Dalam Negeri telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Penyusunan tulisan mengenai Penggunaan Barang Milik Daerah ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. B. PERMASALAHAN Berdasarkan uraian di atas, beberapa pemasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah: 1. Apa yang menjadi ruang lingkup dan prinsip umum penggunaan barang milik daerah? 2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan penggunaan barang milik daerah? C. PEMBAHASAN 1. Ruang Lingkup dan Prinsip Umum Penggunaan Barang Milik Daerah a. Ruang Lingkup Penggunaan Barang Milik Daerah Secara umum, manajemen aset baik di perusahaan maupun negara meliputi aktivitas: perencanaan (planning), perolehan (acquisition), pemanfaatan (utilization), dan penghapusan (disposal), atau yang biasa disebut dengan siklus hidup. 11 11 Titik Triwulan T, Ismu Gunadi Widodo, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 389. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 3

Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan bahwa ruang lingkup pengaturan pengelolaan barang milik daerah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut meliputi: 12 1) Pejabat pengelola barang milik daerah; 2) Perencanaan kebutuhan dan penganggaran; 3) Pengadaan; 4) Penggunaan; 5) Pemanfaatan; 6) Pengamanan dan pemeliharaan; 7) Penilaian; 8) Pemindahtanganan; 9) Pemusnahan; 10) Penghapusan; 11) Penatausahaan; 12) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian; 13) pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 14) barang milik daerah berupa rumah negara; dan 15) ganti rugi dan sanksi. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa salah satu aktivitas dalam pengelolaan barang milik daerah adalah penggunaan, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. 13 Selanjutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah mengatur bahwa ruang lingkup penggunaan barang milik daerah meliputi: 14 1) Penetapan status penggunaan barang milik daerah; 2) Pengalihan status penggunaan barang milik daerah; 3) Penggunaan sementara barang milik daerah; dan 12 Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 13 Pasal 1 angka 31 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 14 Pasal 44 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 4

4) Penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. Pelaksanaan masing-masing ruang lingkup penggunaan barang milik daerah tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam Tulisan Hukum ini, yaitu pada bagian mengenai Mekanisme Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Daerah. b. Prinsip Umum Penggunaan Barang Milik Daerah Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah diatur beberapa prinsip umum penggunaan barang milik daerah, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Status penggunaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota secara tahunan. 15 Wewenang Gubernur/Bupati/Walikota untuk menetapkan status penggunaan atas barang milik daerah dapat didelegasikan kepada Pengelola Barang, yaitu atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu. 16 2) Yang dimaksud dengan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud di atas, antara lain adalah: 17 a) barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang tidak mempunyai bukti kepemilikan; atau b) barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai tertentu, dimana nilai tertentu tersebut ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota. 3) Penetapan status penggunaan barang milik daerah dilakukan untuk: 18 a) penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD; dan b) dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. 4) Penetapan status penggunaan tidak dilakukan terhadap: 19 a) barang persediaan; b) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP); c) barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan; dan d) Aset Tetap Renovasi (ATR). 15 Pasal 43 ayat (1) dan (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 16 Pasal 43 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 17 Pasal 43 ayat (3) dan (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 18 Pasal 44 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 19 Pasal 45 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 5

5) Penetapan status penggunaan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dilakukan apabila diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang yang bersangkutan. 20 6) Jika barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan tidak digunakan Pengguna Barang yang bersangkutan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya maka Pengguna Barang mempunyai kewajiban untuk menyerahkan tanah dan/atau bangunan berkenaan kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang. Pengecualian atas kewajiban tersebut adalah jika tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang telah direncanakan untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan penetapan Gubernur/Bupati/ Walikota. 21 7) Setelah diserahkan oleh Pengguna Barang, Gubernur/Bupati/Walikota mencabut status penggunaan atas barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang. 22 8) Dalam hal Pengguna Barang tidak menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya kepada Gubernur/Bupati/Walikota, maka Pengguna Barang dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan atas barang milik daerah berkenaan. 23 9) Dalam menetapkan barang milik daerah yang harus diserahkan oleh Pengguna Barang karena tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan/atau kuasa Pengguna Barang dan tidak dimanfaatkan oleh pihak lain, Gubernur/Bupati/Walikota memperhatikan: 24 a) standar kebutuhan barang milik daerah untuk menyelenggarakan dan menunjang tugas dan fungsi Pengguna Barang; b) hasil audit atas penggunaan tanah dan/atau bangunan; dan/atau c) laporan, data, dan informasi yang diperoleh dari sumber lain, antara lain 20 Pasal 46 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 21 Pasal 46 ayat (2) dan (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 22 Pasal 46 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 23 Pasal 46 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 24 Pasal 47 ayat (1) s.d. (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 6

termasuk hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Pengelola Barang atau Gubernur/Bupati/Walikota dan laporan dari masyarakat. 10) Tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan barang milik daerah sebagaimana dimaksud di atas meliputi: 25 a) penetapan status penggunaan; b) pemanfaatan; atau c) pemindahtanganan. 2. Mekanisme Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Daerah Sebagaimana telah disebutkan di atas, ruang lingkup penggunaan barang milik daerah meliputi: a. Penetapan status penggunaan barang milik daerah; b. Pengalihan status penggunaan barang milik daerah; c. Penggunaan sementara barang milik daerah; dan d. Penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. Mekanisme pelaksanaan masing-masing ruang lingkup tersebut dapat kami uraikan sebagai berikut: a. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Pelaksanaan penetapan status penggunaan barang milik daerah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Oleh Gubernur/Bupati/Walikota Mekanisme penetapan status penggunaan barang milik daerah oleh Gubernur/Bupati/Walikota dapat diuraikan sebagai berikut: 26 a) Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Gubernur/Bupati/Walikota, setelah diterimanya barang milik daerah berdasarkan dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran yang berkenaan. b) Permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah diajukan secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada Gubernur/Bupati/Walikota 25 Pasal 47 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 26 Pasal 48 s.d 52 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 7

paling lambat pada akhir tahun berkenaan. c) Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan keputusan penetapan status penggunaan barang milik daerah setiap tahun. d) Pengajuan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah disertai dengan dokumen: (1) untuk barang milik daerah berupa tanah yaitu fotokopi sertifikat. Apabila belum memiliki fotokopi sertifikat, maka dapat diganti dengan: (a) akta jual beli; (b) girik; (c) letter C; (d) surat pernyataan pelepasan hak atas tanah; (e) surat keterangan lurah atau kepala desa, jika ada; (f) berita acara penerimaan terkait perolehan barang; atau (g) dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan. (2) untuk barang milik daerah berupa bangunan yang diperoleh dari APBD yaitu: (a) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan (b) fotokopi dokumen perolehan. Apabila belum memiliki IMB dan dokumen perolehan, maka dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang menyatakan bahwa bangunan tersebut digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD. (3) untuk barang milik daerah berupa bangunan yang diperoleh dari perolehan lainnya yang sah sekurang-kurangnya berupa dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST). (4) untuk barang milik daerah berupa tanah dan bangunan yang diperoleh dari APBD yaitu: (a) fotokopi sertifikat; apabila belum memiliki fotokopi sertifikat, maka dapat diganti dengan: 1. akta jual beli; 2. girik; 3. letter C; 4. surat pernyataan pelepasan hak atas tanah; Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 8

5. surat keterangan lurah atau kepala desa, jika ada; 6. berita acara penerimaan terkait perolehan barang; atau 7. dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan. (b) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan (c) fotokopi dokumen perolehan. Apabila belum memiliki sertifikat, IMB, dan dokumen perolehan, maka dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang menyatakan bahwa tanah dan bangunan tersebut digunakan untuk penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD. (5) untuk barang milik daerah berupa tanah dan bangunan dari perolehan lainnya yang sah sekurang-kurangnya berupa dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST). (6) untuk barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang memiliki dokumen yaitu: (a) fotokopi dokumen kepemilikan; dan/atau (b) fotokopi dokumen perolehan. Apabila barang milik daerah berupa selain tanah dan bangunan yang diperoleh dari APBD belum memiliki dokumen kepemilikan, maka dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang menyatakan bahwa barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan tersebut digunakan untuk penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD. (7) untuk barang milik daerah yang dari awal pengadaan direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara penyertaan modal pemerintah daerah yaitu: (a) fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; (b) fotokopi dokumen kepemilikan, untuk barang milik daerah berupa tanah; (c) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), untuk barang milik daerah berupa bangunan; dan/atau (d) fotokopi dokumen perolehan. Jika dokumen (b), (c), dan (d) belum ada, maka pengajuan usul permohonan penerbitan status penggunaan disertai dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang bersangkutan yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah barang milik daerah yang dari awal Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 9

pengadaannya direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara penyertaan modal pemerintah daerah. e) Barang milik daerah yang belum memiliki dokumen kepemilikan tetap harus diselesaikan pengurusan dokumen kepemilikannya meskipun status penggunaan barang milik daerah telah ditetapkan. f) Atas permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diajukan oleh Pengguna Barang, Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan. g) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat: (1) meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah; dan/atau (2) melakukan pengecekan lapangan. h) Berdasarkan hasil penelitian oleh Pengelola Barang, Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan status penggunaan barang milik daerah dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota. i) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan Pengguna Barang, Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang disertai dengan alasannya. 2) Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Oleh Pengelola Barang Pengelola Barang menetapkan status penggunaan barang berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh Gubernur/Bupati/Walikota, yaitu atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu. 27 Mekanisme penetapan status penggunaan barang milik daerah oleh Pengelola Barang dapat diuraikan sebagai berikut: 28 a) Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Pengelola Barang, setelah diterimanya barang milik daerah 27 Pasal 53 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 28 Pasal 53 ayat (2) s.d (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 10

berdasarkan dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran yang berkenaan. b) Permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah diajukan secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat pada akhir tahun berkenaan. c) Pengajuan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah disertai dengan dokumen: (1) untuk barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang memiliki dokumen yaitu: (a) fotokopi dokumen kepemilikan; dan/atau (b) fotokopi dokumen perolehan. apabila barang milik daerah berupa selain tanah dan bangunan yang diperoleh dari APBD belum memiliki dokumen kepemilikan, maka dapat diganti dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang yang menyatakan bahwa barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan tersebut digunakan untuk penyelenggaran tugas dan fungsi SKPD. (2) untuk barang milik daerah yang dari awal pengadaan direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara penyertaan modal pemerintah daerah yaitu: (a) fotokopi dokumen pelaksanaan anggaran; dan/atau (b) fotokopi dokumen perolehan. Jika dokumen (b) belum ada, maka pengajuan usul permohonan penerbitan status penggunaan disertai dengan surat pernyataan dari Pengguna Barang bersangkutan yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah barang milik daerah yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan dengan cara penyertaan modal pemerintah daerah. d) Barang milik daerah yang belum memiliki dokumen kepemilikan tetap harus diselesaikan pengurusan dokumen kepemilikannya meskipun status penggunaan barang milik daerah telah ditetapkan. e) Atas permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah yang diajukan oleh Pengguna Barang, Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 11

f) Jika hasil penelitian terhadap terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat: (1) meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah; dan/atau (2) melakukan pengecekan lapangan. g) Berdasarkan hasil penelitiannya, Pengelola Barang menetapkan status penggunaan barang milik daerah. h) Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pengguna Barang, Pengelola Barang menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang disertai dengan alasannya. b. Pengalihan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Mekanisme pengalihan status penggunaan barang milik daerah dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Barang milik daerah dapat dilakukan pengalihan status penggunaan berdasarkan: 29 a) Inisiatif dari Gubernur/Bupati/Walikota Pengalihan status penggunaan barang milik daerah berdasarkan inisiatif dari Gubernur/Bupati/Walikota dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pengguna Barang. b) Permohonan dari Pengguna Barang lama Pengalihan status penggunaan barang milik daerah dari Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi dilakukan berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. Pengalihan status penggunaan barang milik daerah tersebut dilakukan terhadap barang milik daerah yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan tidak digunakan oleh Pengguna Barang yang bersangkutan. Selain itu, pengalihan status penggunaan barang milik daerah tersebut dilakukan tanpa kompensasi dan tidak diikuti dengan pengadaan barang milik daerah pengganti. 2) Mekanisme pengalihan status penggunaan barang milik daerah berdasarkan permohonan dari Pengguna Barang lama dapat dijelaskan sebagai berikut: 30 29 Pasal 54 s.d. 55 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 30 Pasal 56 s.d. 60 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 12

a) Pengalihan status penggunaan barang milik daerah berdasarkan permohonan dari Pengguna Barang lama dilakukan dengan pengajuan permohonan secara tertulis oleh Pengguna Barang kepada Gubernur/Bupati/Walikota. b) Pengajuan permohonan paling sedikit memuat: (1) data barang milik daerah yang akan dialihkan status penggunaannya, antara lain: (a) kode barang; (b) kode register; (c) nama barang; (d) jumlah; (e) jenis; (f) nilai perolehan; (g) nilai penyusutan; (h) nilai buku; (i) lokasi; (j) luas; dan (k) tahun perolehan. (2) calon Pengguna Barang baru; dan (3) penjelasan serta pertimbangan pengalihan status penggunaan barang milik daerah. c) Pengajuan permohonan dilampiri dengan: (1) fotokopi daftar barang milik daerah; (2) surat pernyataan yang memuat kesediaan calon Pengguna Barang baru untuk menerima pengalihan barang milik daerah dari Pengguna Barang lama. d) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan pengalihan status penggunaan barang milik daerah dari Pengguna Barang. Penelitian tersebut dilakukan terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan. e) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat: (1) meminta keterangan atau data tambahan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan pengalihan status penggunaan barang milik daerah; dan (2) meminta konfirmasi kepada calon Pengguna Barang baru. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 13

f) Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Gubernur/Bupati/Walikota memberikan persetujuan pengalihan status penggunaan barang milik daerah berupa Surat Persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. g) Surat persetujuan tersebut paling sedikit memuat: (1) data barang milik daerah yang akan dialihkan status penggunaannya; (2) Pengguna Barang lama dan Pengguna Barang baru; dan (3) kewajiban Pengguna Barang lama, yaitu: (a) melakukan serah terima barang milik daerah kepada Pengguna Barang baru yang selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST); dan (b) melakukan penghapusan terhadap barang milik daerah yang telah dialihkan dari daftar barang pada Pengguna Barang berdasarkan surat keputusan penghapusan barang. h) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan Pengguna Barang, Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang dengan disertai alasannya. i) Berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, Pengguna Barang lama melakukan serah terima barang milik daerah kepada Pengguna Barang baru paling lama 1 (satu) bulan sejak persetujuan alih status penggunaan barang milik daerah yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST). j) Berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST), Pengguna Barang lama melakukan usulan penghapusan atas barang milik daerah yang dialihkan status penggunaannya tersebut dari daftar barang pada Pengguna Barang lama. Usulan tersebut diajukan kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) minggu sejak tanggal Berita Acara Serah Terima (BAST), untuk kemudian penghapusan barang milik daerah tersebut ditetapkan dengan Keputusan Pengelola Barang. k) Berita Acara Serah Terima (BAST) dan Keputusan Pengelola Barang tentang penghapusan barang milik daerah dilaporkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Pengguna Barang baru paling lama 1 (satu) minggu sejak keputusan penghapusan ditetapkan. l) Pengguna Barang dalam penatausahaan barang milik daerah melakukan pencatatan berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, Berita Acara Serah Terima (BAST), dan keputusan penghapusan barang milik daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 14

c. Penggunaan Sementara Barang Milik Daerah Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah status penggunaan barang milik daerah tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. 31 Penggunaan sementara barang milik daerah tersebut dapat dilakukan untuk jangka waktu: 32 1) paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan; 2) paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan. Penggunaan sementara barang milik daerah dalam jangka waktu kurang dari 6 (enam) bulan dilakukan tanpa persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. 33 Penggunaan sementara barang milik daerah dituangkan dalam perjanjian antara Pengguna Barang dengan Pengguna Barang sementara. 34 Biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu penggunaan sementara dibebankan kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah bersangkutan. 35 Mekanisme penggunaan sementara barang milik daerah dapat diuraikan sebagai berikut: 36 1) Permohonan penggunaan sementara barang milik daerah diajukan secara tertulis kepada Gubernur/Bupati/ Walikota. 2) Permohonan tersebut paling sedikit memuat: a) data barang milik daerah yang akan digunakan sementara; b) Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara barang milik daerah; dan c) penjelasan serta pertimbangan penggunaan sementara barang milik daerah. 3) Permohonan penggunaan sementara barang milik daerah harus dilengkapi dokumen: a) fotokopi keputusan penetapan status penggunaan barang milik daerah; dan 31 Pasal 61 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 32 Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 33 Pasal 61 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 34 Pasal 62 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 35 Pasal 62 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 36 Pasal 63 s.d. 67 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 15

b) fotokopi surat permintaan penggunaan sementara barang milik daerah dari Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara barang milik daerah kepada Pengguna Barang. 4) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penggunaan sementara. Penelitian tersebut dilakukan terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan. 5) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat: a) meminta keterangan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan penggunaan sementara barang milik daerah; dan b) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara barang milik daerah. 6) Berdasarkan hasil penelitian Pengelola Barang, Gubernur/Bupati/Walikota memberikan persetujuan atas penggunaan sementara barang milik daerah dengan menerbitkan surat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, yang paling sedikit memuat: a) data barang milik daerah yang akan digunakan sementara; b) Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah; c) kewajiban Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah untuk memelihara dan mengamankan barang milik daerah yang digunakan sementara; d) jangka waktu penggunaan sementara; e) pembebanan biaya pemeliharaan; dan f) kewajiban Pengguna Barang untuk menindaklanjuti dalam perjanjian. 7) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan penggunaan sementara barang milik daerah, Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang disertai alasannya. 8) Apabila jangka waktu penggunaan sementara atas barang milik daerah telah berakhir, maka: a) Pengguna Barang sementara mengembalikan barang milik daerah kepada Pengguna Barang; atau b) dilakukan pengalihan status penggunaan kepada Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 16

Mekanisme pengalihan status penggunaan barang milik daerah sebagaimana diuraikan pada Sub Bagian b mengenai Pengalihan Status Penggunaan Barang Milik Daerah, dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, berlaku juga terhadap mekanisme pengalihan status penggunaan kepada Pengguna Barang yang menggunakan sementara barang milik daerah. 9) Pengguna Barang Sementara dapat mengajukan permohonan perpanjangan waktu penggunaan sementara atas barang milik daerah kepada Gubernur/Bupati/Walikota paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu penggunaan sementara barang milik daerah berakhir. 10) Mekanisme pengajuan permohonan, penelitian, persetujuan, dan penetapan oleh Gubernur/Bupati/ Walikota sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan 8), dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, juga berlaku pada mekanisme pengajuan permohonan, penelitian, persetujuan dan penetapan oleh Gubernur/Bupati/Walikota terhadap perpanjangan penggunaan sementara barang milik daerah. d. Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah Untuk Dioperasikan Oleh Pihak Lain Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang, dapat digunakan untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. 37 Penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain tersebut dituangkan dalam perjanjian antara Pengguna Barang dengan pimpinan pihak lain. 38 Biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dibebankan pada pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah. 39 Pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah dilarang melakukan pengalihan atas pengoperasian barang milik daerah tersebut kepada pihak lainnya dan/atau memindahtangankan barang milik daerah bersangkutan. 40 Gubernur/Bupati/Walikota dapat menarik penetapan status barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam hal pemerintah daerah akan menggunakan 37 Pasal 68 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 38 Pasal 68 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 39 Pasal 68 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 40 Pasal 68 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 17

kembali untuk penyelenggaraan pemerintah daerah atau pihak lainnya. 41 Mekanisme penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dapat diuraikan sebagai berikut: 42 1) Permohonan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain diajukan secara tertulis oleh Pengguna Barang bersangkutan kepada Gubernur/ Bupati/Walikota. 2) Pengajuan permohonan tersebut paling sedikit memuat: a) data barang milik daerah; b) pihak lain yang akan menggunakan barang milik daerah untuk dioperasikan; c) jangka waktu penggunaan barang milik daerah yang dioperasikan oleh pihak lain; d) penjelasan serta pertimbangan penggunaan barang milik daerah yang dioperasikan oleh pihak lain; dan e) materi yang diatur dalam perjanjian. 3) Pengajuan permohonan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dilampiri dokumen: a) fotokopi keputusan penetapan status penggunaan barang milik daerah; b) fotokopi surat permintaan pengoperasian dari pihak lain yang akan mengoperasikan barang milik daerah kepada Pengguna Barang; dan c) fotokopi surat pernyataan dari pihak lain yang akan mengoperasikan barang milik daerah kepada Pengguna Barang, yang memuat: (1) barang milik daerah yang akan dioperasionalkan dalam rangka pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD/Unit Kerja; (2) menanggung seluruh biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu pengoperasian barang milik daerah; (3) tidak mengalihkan pengoperasian dan/atau pemindahtanganan barang milik daerah selama jangka waktu pengoperasian barang milik daerah; dan (4) mengembalikan barang milik daerah kepada Pengguna Barang, apabila jangka waktu pengoperasian barang milik daerah telah selesai. 4) Pengelola Barang melakukan penelitian atas permohonan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. Penelitian tersebut dilakukan terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan. 41 Pasal 68 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. 42 Pasal 69 s.d. 77 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 18

5) Jika hasil penelitian terhadap kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan belum mencukupi, Pengelola Barang dapat: a) meminta keterangan kepada Pengguna Barang yang mengajukan permohonan penggunaan barang milik daerah yang dioperasikan oleh pihak lain; b) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada pihak lain yang akan mengoperasikan barang milik daerah; c) mencari informasi dari sumber lainnya; d) melakukan pengecekan lapangan dengan mempertimbangkan analisis biaya dan manfaat. 6) Berdasarkan hasil penelitian Pengelola Barang, Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dengan Keputusan Gubernur/Bupati/ Walikota yang paling sedikit memuat: a) data barang milik daerah; b) jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasionalkan pihak lain; c) pihak lain yang akan mengoperasionalkan barang milik daerah; d) kewajiban pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah, antara lain memelihara dan mengamankan barang milik daerah yang dioperasikan; dan e) kewajiban Pengguna Barang, meliputi: (1) menindaklanjuti penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dengan perjanjian; dan (2) melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap barang milik daerah yang dioperasikan oleh pihak lain. 7) Dalam hal Gubernur/Bupati/Walikota tidak menyetujui permohonan Pengguna Barang, Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat penolakan kepada Pengguna Barang disertai alasannya. 8) Penggunaan barang milik daerah oleh Pengguna Barang untuk dioperasikan oleh pihak lain dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dengan pihak lain setelah adanya Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota. Perjanjian penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain tersebut paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. 9) Perjanjian penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain, sekurang-kurangnya memuat: a) data barang milik daerah yang menjadi objek; Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 19

b) Pengguna Barang; c) pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah; d) peruntukan pengoperasian barang milik daerah; e) jangka waktu pengoperasian barang milik daerah; f) hak dan kewajiban Pengguna Barang dan pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah, termasuk kewajiban pihak lain tersebut untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah; g) pengakhiran pengoperasian barang milik daerah; dan h) penyelesaian perselisihan. 10) Pengguna Barang dapat melakukan perpanjangan penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. 11) Perpanjangan tersebut diajukan Pengguna Barang kepada Gubernur/Bupati/ Walikota paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu penggunaan barang milik daerah berakhir. 12) Mekanisme permohonan, penelitian, dan penetapan sebagaimana diuraikan pada angka 1) sampai dengan 7), dengan perubahan-perubahan yang diperlukan, juga berlaku pada mekanisme permohonan, penelitian, dan penetapan perpanjangan jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. 13) Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan penggunaan barang milik daerah dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 14) Penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain berakhir apabila: a) berakhirnya jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain, sebagaimana tertuang dalam perjanjian; b) perjanjian diakhiri secara sepihak oleh Pengguna Barang, yang dapat dilakukan jika: (1) pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah tidak memenuhi kewajibannya yang tertuang dalam perjanjian; atau (2) terdapat kondisi yang mengakibatkan pengakhiran penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain sebagaimana dituangkan dalam perjanjian. Dalam melakukan pengakhiran secara sepihak atas pengoperasian barang milik daerah oleh pihak lain, Pengguna Barang wajib meminta persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 20

c) ketentuan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 15) Pada saat jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain telah berakhir, pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah mengembalikan barang milik daerah tersebut kepada Pengguna Barang dengan Berita Acara Serah Terima (BAST). 16) Pengguna Barang melaporkan berakhirnya penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan pihak lain tersebut kepada Gubernur/Bupati/Walikota paling lama 1 (satu) bulan sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima (BAST)), dengan melampirkan fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST). D. PENUTUP Penggunaan barang milik daerah adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. Penggunaan barang milik daerah meliputi penetapan status penggunaan barang milik daerah, pengalihan status penggunaan barang milik daerah, penggunaan sementara barang milik daerah, dan penetapan status penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain. Penetapan status penggunaan barang milik daerah merupakan kewenangan dari Gubernur/Bupati/Walikota. Atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan dengan kondisi tertentu, wewenang penetapan status penggunaan barang milik daerah dapat didelegasikan kepada Pengelola Barang. Barang milik daerah dapat dilakukan pengalihan status penggunaan berdasarkan: 1. Inisiatif dari Gubernur/Bupati/Walikota, yang dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pengguna Barang. 2. Permohonan dari Pengguna Barang lama, yang dilakukan berdasarkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota dan dilakukan terhadap barang milik daerah yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang namun tidak digunakan oleh Pengguna Barang yang bersangkutan. Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah status penggunaan barang milik daerah tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 21

Barang milik daerah yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang, dapat digunakan untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. Biaya pemeliharaan barang milik daerah yang timbul selama jangka waktu penggunaan barang milik daerah untuk dioperasikan oleh pihak lain dibebankan pada pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah. Selain itu, pihak lain yang mengoperasikan barang milik daerah dilarang melakukan pengalihan atas pengoperasian barang milik daerah tersebut kepada pihak lainnya dan/atau memindahtangankan barang milik daerah bersangkutan. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 22

DAFTAR PUSTAKA BUKU Gifis, Steven H, 2010, Barron s Law Dictionary Sixth Edition, New York: Barron s Educational Series. Triwulan T, Titik, Ismu Gunadi Widodo, 2011, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, Jakarta: Kencana. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Penulis: Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi Papua. Disclaimer: Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum adalah bersifat umum dan disediakan untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat instansi. Subbagian Hukum BPK Perwakilan Provinsi Papua 23