FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI PADA BAYI NEONATAL DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NEED DAN DEMAND IBU HAMIL TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RSIA PERTIWI KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

ABSTRAK PENGARUH SECTIO CAESAREA TERHADAP KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : MIRANTI OCTARINA

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN MENGENAI INISIASI MENYUSU DINI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI PADA BAYI NEONATAL DI RSIA PERTIWI MAKASSAR Aswita Amir 1, Nursalim 1, Aliffiani Widyansyah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Prodi D-IV, Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar Korespondensi : E-Mail : aswitaamir@poltekkes-mks.ac.id ABSTRACT Breastmilk contains high immune antibodies and killer germs that can reduce the risk of infant mortality but exclusive breastfeeding coverage in Indonesia is only 55,7% and has not reached the government target of 80%. This study aims to determine the relation between delivery process of baby, breast crawl and mother s knowledge with exclusive breastfeeding at RSIA Pertiwi Makassar.The research is an analytical research with cross sectional design. Samples of this study are 155 newborn babies at RSIA Pertiwi Makassar. Data collected by interview using questionnaire then analyzed by Chi Square Test. The results show that there are 54,2% respondents who gave exclusive breastfeeding. There are 59,4% respondents with normal delivery process. There are 20,6% respondents who did breast crawl. Thera are 11,6% respondents with good knowledge. The result of statistical test shows that there are relation between delivery process of baby, breast crawl, and mother s knowledge with exclusive breastfeeding. Keywords: Breast crawl, delivery process of baby, exclusive breastfeeding, mother s knowledge PENDAHULUAN Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi karena ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi. Selain itu, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan mengganggu enzim di usus (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). United nation childrens fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu (ASI) paling sedikit selama 6 bulan. ASI Eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tersebut. Di Indonesia, pemerintah telah memprioritaskan program pemberian ASI khususnya ASI eksklusif melalui Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) pada tahun 1990. Pada tahun 2012, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerinah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (PP Nomor 33 Tahun 2012) yang mengatur tugas dan tanggung jawab 47

pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI. Dalam rangka mendukung keberhasilan menyusui, sampai tahun 2013, telah dilatih sebanyak 4.314 orang konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatihan konseling menyusui. Cakupan ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Berdasarkan data Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI, cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional pada tahun 2015 sebesar 55,7%. Sementara itu, persentase bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebesar 49.7%. Hal ini menunjukkan bahwa praktik IMD di Indonsesia masih belum maksimal. Di Sulawesi Selatan, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 6 bulan hanya sebesar 71.5% dimana cakupan tersebut masih kurang dari target yang ditetapkan pemerintah (Kemenkes, 2016). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSIA Pertiwi Makassar ditemukan sebesar 30.8% bayi tidak diberikan ASI eksklusif dalam satu bulan pertama kehidupan dan persentase ibu yang tidak melakukan IMD sebesar 59.6% (Amir, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa target pemberian ASI eksklusif belum tercapai dan sebagian besar ibu tidak melakukan IMD. Menurut Djami, dkk (2013) faktor faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif antara lain karakteristik ibu (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, usia, paritas dan etnis), karakteristik bayi (berat lahir dan kondisi kesehatan bayi), lingkungan (keyakinan, dukungan keluarga, tempat tinggal dan sosial ekonomi) dan pelayanan kesehatan (pemeriksaan kehamilan, konseling laktasi, tempat persalinan, penolong persalinan dan kebijakan). Semua faktor tersebut memiliki kontribusi tersendiri dalam terciptanya perilaku yang diharapkan dalam pemberian ASI eksklusif. Proses pemberian ASI pada prinsipnya ditentukan oleh tingkat pengetahuan seorang ibu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap orang tersebut (Rachmaniah, 2014). IMD merupakan kunci yang sangat penting dalam keberhasilan menyusui. Hal in disebabkan karena bayi yang melakukan IMD sudah berusaha menyusu sendiri di awal kelahirannya sehingga membuat proses menyusui lebih efektif karena bayi dapat melekat dengan baik (Umar, 2014). Kondisi psikis ibu sangat berpengaruh dalam produksi ASI. Kondisi psikis seperti kelelahan, ketidaknyamanan, dan nyeri merupakan kondisi psikis yang sering ditemukan setelah persalinan khususnya persalinan dengan operasi caesar (Hasiana, 2014). Ibu yang bersalin normal (pervagina) lebih cepat melakukan mobilisasi dini post partum sehingga dapat memungkinkan ibu untuk merawat bayinya sendiri khususnya dalam menyusui (Warsini, 2015). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dianggap perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi neonatal di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pertiwi Makassar. METODE Penelitian ini merupakan penelitian Obsevasional dengan menggunakan rancangan cross sectional study untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2017. Responden pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSIA Pertiwi sebanyak 155 orang. Data diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dan data 48

sekunder. Data Primer seperti karakteristik responden, praktik pemberian ASI eksklusif, tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) diperoleh dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder seperti gambaran lokasi penelitian dicatat dari dokumen pada instansi terkait di wilayah penelitian. Data diolah dengan menggunakan program SPSS For Windows. Analisis data menggunakan Uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, proses persalinan dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. Data disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi dengan berpedoman pada teori-teori dan hasil penelitian yang sesuai. HASIL Proses Persalinan Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Proses Persalinan Responden di RSIA Pertiwi Makassar Proses Persalinan n % Normal 92 59,4 Sectio Caesarea (SC) 63 40,6 Total 155 100 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden dengan proses persalinan normal sebanyak 92 orang (59,4%), sedangkan proses persalinan Sectio Caesarea (SC) sebanyak 63 orang (40,6%). Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan IMD di RSIA Pertiwi Makassar Pelaksanaan IMD n % IMD 32 20,6 Tidak IMD 123 79,4 Total 155 100 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden yang melaksanakan IMD sebanyak 32 orang (20,6%), sedangkan yang tidak melaksanakan IMD sebanyak 123 orang (79,4%). Responden yang melaksanakan kontak dini sampai menyusui awal berakhir sebanyak 18 orang (56,3%) dari 32 orang yang melaksanakan IMD. Pengetahuan Responden Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di RSIA Pertiwi Makassar Pengetahuan n % Baik 18 11.6 Kurang 137 88,4 Total 155 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 18 orang (11,6%), sedangkan pengetahuan kurang sebanyak 137 orang (88,4%). 49

Frekuensi (%) Media Gizi Pangan, Vol. 25, Edisi 1, 2018 Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif di RSIA Pertiwi Makassar ASI Eksklusif n % Eksklusif 84 54,2 Tidak Eksklusif 71 45,8 Total 155 100 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa responden yang memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 84 orang (54,2%), sedangkan yang tidak ASI eksklusif sebanyak 71 orang (45,8%). Hubungan Proses Persalinan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Neonatal 100 90 80 70 83,3 69 60 50 Eksklusif 40 30 20 31 16,7 Tidak Eksklusif 10 0 Normal Sectio Caesarea (SC) Grafik 1. Hubungan Proses Persalinan dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Neonatal di RSIA Pertiwi Makassar Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat bahwa responden dengan persalinan normal sebagian besar memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 83,3% dan yang tidak ASI eksklusif sebesar 31%. Sedangkan responden dengan proses persalinan Sectio Caesarea (SC) sebagian besar tidak ASI eksklusif yaitu sebesar 69% dan yang memberikan ASI eksklusif sebesar 16,7%. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p 0,0001 (<0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara proses persalinan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. Hal ini disebabkan karena responden dengan proses persalinan Sectio Caesarea (SC) tidak melaksanakan IMD dimana IMD merupakan kunci keberhasilan menyusui. 50

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Media Gizi Pangan, Vol. 25, Edisi 1, 2018 Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Neonatal 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 33,3 IMD 5,63 66,7 94,37 Tidak IMD Eksklusif Tidak Eksklusif Grafik 2. Hubungan Pelaksanaan IMD dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Neonatal di RSIA Pertiwi Makassar Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang melaksanakan IMD memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 33,3% dan yang tidak ASI eksklusif sebesar 5,63%. Sedangkan responden yang tidak melaksanakan IMD sebagian besar tidak ASI eksklusif yaitu sebesar 94,37% dan yang memberikan ASI eksklusif sebesar 66,7%. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p 0,0001 (<0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara pelaksanaan IMD dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Neonatal 100 80 94,37 83,3 60 40 20 0 16,7 5,63 Baik Kurang Eksklusif Tidak Eksklusif Grafik 3. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Neonatal di RSIA Pertiwi Makassar 51

Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 16,7% dan yang tidak ASI eksklusif sebesar 5,63%. Sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 94,37% dan yang memberikan ASI eksklusif sebesar 83,3%. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p 0,043 (<0,05) yang artinya ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. PEMBAHASAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral). Berdasarkan hasil penelitian pada 155 responden di RSIA Pertiwi Makassar, diperoleh hasil bahwa responden yang memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 54,2% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 45,8%. Walaupun cakupan pemberian ASI eksklusif di RSIA Pertiwi hampir setara dengan cakupan nasional (55,7%) tetapi kondisi ini juga dapat mencerminkan bahwa perilaku ibu terhadap pemberian ASI eksklusif kepada bayinya relatif rendah dibandingkan target pemerintah yaitu 80% bayi 0-6 bulan harus diberikan ASI secara eksklusif. Hasil wawancara dengan responden ditemukan beberapa faktor mengapa responden tidak memberikan ASI secara eksklusif, antara lain; terjadi pemisahan antara ibu dan bayi sesaat setelah melahirkan, ASI belum keluar dan produksi ASI masih sedikit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (59,4%) dengan proses persalinan normal dan 40,6% responden dengan proses persalinan Sectio Caesarea (SC). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara proses persalinan dengan pemberian ASI di RSIA Pertiwi Makassar dengan p value 0,0001. Hal ini disebabkan karena responden dengan proses persalinan Sectio Caesarea (SC) tidak melaksanakan IMD sedangkan IMD merupakan kunci keberhasilan menyusui. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Warsini (2015) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI eksklusif. Pada ibu yang melahirkan secara pervagina akan lebih cepat melakukan mobilisasi dini post partum karena ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur sebelum 48 jam dan dianjurkan agar secepat mungkin berjalan. Mobilisasi yang dini setelah melahirkan akan memungkinkan ibu dapat segera merawat sendiri bayinya termasuk dalam hal menyusui. Bayi dapat sedini mungkin mendapatkan ASI dari ibunya dan menghindarkan bayi dari pemberian asupan makanan prelakteal yang akan menggagalkan pemberian ASI eksklusif. Penelitian lain yang dilakukan Hasiana, dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persalinan caesar dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ketidaknyamanan dan nyeri merupakan kondisi psikis setelah persalinan. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi psikis tersebut sehingga ibu akhirnya tidak berhasil menyusui dengan baik. Berdasarkan hasil uji univariat menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang melahirkan di RSIA Pertiwi Makassar tidak melaksanakan lmd (79,4%) dibandingkan dengan ibu yang melaksanakan IMD (20,6%). Cakupan pelaksanaan IMD di RSIA Pertiwi masih rendah jika dibandingkan dengan cakupan 52

nasional sebesar 49,7%. Dari hasil wawancara dengan responden diperoleh keterangan bahwa mereka tidak melaksanakan IMD karena beberapa faktor antara lain; proses persalinan caesar, komplikasi saat persalinan, proses penjahitan setelah persalinan, bayi membutuhkan penanganan khusus, serta adapula bayi yang diletakkan di dada ibu sesaat setelah melahirkan namun dengan waktu kurang dari 1 jam. Rendahnya pelaksanaan IMD pada persalinan caesar terjadi karena barbagai faktor seperti pemisahan ibu dan bayi serta ketidaknyamanan dan nyeri setelah operasi sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan diri sebelum mampu untuk menyusui bayinya. Berdasarkan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI di RSIA Pertiwi Makassar dengan p value 0,0001. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa IMD merupakan kunci yang sangat penting dalam proses menyusui. Bayi yang melakukan IMD akan lebih berhasil menyusu karena bayibayi tersebut sudah berusaha sendiri tanpa bantuan siapapun di awal kelahirannya. Kemampuan bayi menyusu sendiri ini juga akan membuat proses menyusu menjadi efektif karena bayi bisa melekat dengan baik (Umar, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Parwito (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang melakukan IMD berpeluang 16 kali lebih banyak untuk memberikan ASI eksklusif daripada ibu yang tdak melakukan IMD. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif adalah pengetahuan ibu tentang ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Berdasarkan hasil uji univariat diperoleh bahwa mayoritas ibu yang melahirkan di RSIA Pertiwi Makassar memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang (88,4%) dibanding ibu dengan tingkat pengetahuan baik (11,6%). Dari kondisi ini dapat dilihat bahwa responden di RSIA Pertiwi Makassar belum memahami pengertian dan maksud dari program ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI di RSIA Pertiwi Makassar dengan p value 0,043. Hasil ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari pengetahuan (Notoadmodjo, 2003). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rachmaniah (2014) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan tindakan ASI eksklusif, dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap ibu sehingga akan menimbulkan perilaku positif untuk memberikan ASI eksklusif. KESIMPULAN 1. Responden dengan proses persalinan normal cenderung memberikan ASI eksklusif pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. 2. Responden yang melaksanakan IMD cenderung memberikan ASI eksklusif pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. 3. Responden yang memiliki pengetahuan baik cenderung memberikan ASI eksklusif pada bayi neonatal di RSIA Pertiwi Makassar. 53

SARAN 1. Perlu peningkatan pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan IMD pada bayi melalui edukasi saat pemeriksaan kehamilan. 2. Diharapkan untuk meneliti lebih lanjut tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dimana kriteria dari IMD tidak hanya bayi diletakkan di dada ibu selama minimal satu jam tetapi bayi juga telah mendapatkan kolostrum selama pelaksanaan IMD. Diharapkan juga untuk meneliti tentang ASI eksklusif dengan mengambil variabel-variabel lain mengingat masih rendahnya cakupan ASI eksklusif khususnya di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pertiwi Makassar. Surakarta: Universitas Katolik Widya Mandala. Rachmaniah, Nova. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi dengan Tindakan ASI Eksklusif. Surakarta: Fak. Kedokteran univ. muhammadiyah. Umar, Nia. 2014. Multitasking Breastfeeding Mama. Jakarta: Puspa Swara Warsini. 2015. Hubungan Antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan Dan Status Bekerja Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif 6 (Enam) Bulan Di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. DAFTAR PUSTAKA Amir, Aswita. 2016. Pengaruh Konseling Menyusui Terhadap Perilaku Menyusui, Kondisi Payudara Dan Pertumbuhan Bayi Di Kota Makassar. Makassar: Poltekkes Kemenkes Makassar. Djami, dkk. 2013. Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Konseling Laktasi, dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Bandung: Fak. Kedokteran Univ. Padjadjaran. Hasiana, dkk. 2014. Pengaruh Sectio Caesarea Tehadap Keberhasilan Eksklusif. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Notoadmodmojo, Soekidjo.2003.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Parwito, Irena F. 2015. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Posyandu Puskesmas Gajahan Surakarta. 54