BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. melakukan perancangan Asrama mahasiswa nantinya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA IV.1 ANALIS A MAN US IA, KEGIATAN DAN S IS TEM RUANG. kegiatan ini dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)


BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep ini merupakan kesimpulan dan hasil dari analisa yang telah dilakukan. Konsep yang digunakan ini diharapkan akan menjadi dasar dan pegangan dalam melakukan perancangan Asrama mahasiswa nantinya. V.2 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Lokasi 94

V.2.1 PENCAPAIAN KE TAPAK I N O U T SERVI Untuk pencapaian ke tapak, dipisahkan menjadi dua jalur, yaitu : Main Entrance Sebagai jalur masuk utama, bagi penghuni atau tamu yang hendak berkunjung, masuk melalui pintu masuk utama ini. Side Entrance Pintu masuk ini digunakan sebagai jalur untuk servis, namun untuk waktu tertentu jalur ini pun dapat digunakan untuk jalur masuk umum. Pintu masuk menuju tapak ini dipisahkan menjadi dua jalur, agar terjadi pemisahan yang jelas dan adanya keteraturan dalam sirkulasi kendaraan serta tidak terjadi penumpukkan lalu lintas. Pintu masuk ini pun diletakkan agak jauh dari pertigaan yang merupakan sumber kemacetan. Pintu masuk dan keluar penghuni dipisahkan agar. Namun kedua jalur tersebut berada di jalan Raya Kebon Jeruk yang merupakan jalan 95

Utama agar informatif. Ditinjau dari sisi kepadatan pun, jalan raya kebon jeruk ini pun ledih sepi bila dibandingkan dengan jalan rawa belong. Pintu servis diletakkan terpisar dari jalur masuk dan keluar penghuni untuk menjaga kenyamanan penghuni dan sirkulasi menjadi lebih teratur. Pintu servis diletakkan pada jalan Rawa Belong dan merupakan sisi belakang tapak. V.2.2 BENTUK BANGUNAN Bentuk bangunan pada asrama ini, adalah memanjang. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar cahaya matahari yang masuk akan lebih maksimal. Bentuk bangunan yang pipih dan tidak terlalu lebar akan memungkinkan lebih banyak cahaya matahari yang akan masuk ke dalam ruangan. Dengan pertimbangan lokasi yang berada pada sudut jalan, orientasi massa pun harus diperhatikan, agar tidak hanya menghadap pada satu bagian sisi bangunan saja. Dengan pertimbangan tersebut, maka orientasi massa yang digunakan adalah bentuk perpaduan dari orientasi timur-barat dan utara selatan, dimana, bangunan yang menghadap timur-barat dapat dipergunakan untuk 96

daerah servis maupun publik. Sedangkan pada daerah yang menghadap utaraselatan dapat digunakan sebagai area privat. Bentuk bangunan yang memanjang dan tidak terlalu lebar pun akan memudahkan terjadinya cross ventilation. Sehingga udara dalam ruangan dapat bergerak dan udara yang ada selalu segar. Pola Massa Bangunan Majemuk Sebuah pola massa bangunan yang terdiri dari beberapa massa dalam satu tapak. Pertimbangan pemilihan pola ini antara lain: o Pola perletakan massa dinamis. o Memerlukan lahan yang luas. o Pemisahan beberapa kelompok aktifitas. o Sifat bangunan menyebar dan memusat pada satu titik aktifitas. Pada perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dipilih pola massa bangunan majemuk karena beberapa pertimbangan fungsi yang berbeda pada bangunan, akan ada 3 massa bangunan dalam Asrama ini. Massa-massa tersebut adalah Massa hunian putra, massa hunian putri, dan massa penunjang. Ketiga massa tersebut secara fungsi sebaiknya memang tidak disatukan di dalam sebuah gedung bermassa tunggal. 97

V.2.3 HUBUNGAN RUANG DALAM BANGUNAN Bubble Diagram Hubungan ruang Makro Main Entrance Side Entrance pengelola Parkir Servis Lobby Fasilitas penunjang Unit Hunian Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Hunian Ruang Makan Dapur Lobby Unit Hunian R.cuci setrika Kamar mandi Pantry Taman Komunal Toilet Gambar 33 : bubble diagram hubungan ruang mikro hunian 98

Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Penunjang Kios Kios Kios Lobby Kios Kios Gambar 34: bubble diagram hubungan ruang mikro pengunjung Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Pengelola Kepala asrama Toilet wakil Lobby Tata Usaha Receptionist Gambar 35: bubble diagram hubungan ruang mikro pengelola Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Servis Genset Ruang pompa Sampah Panel Gambar 36: bubble diagram hubungan ruang mikro servis 99

V.2.4 KEBUTUHAN DAN DIMENSI RUANG A. Kamar Tidur Asrama Luas kamar mahasiswa : 2 orang/kamar : 102 x 16.5 m 2 = 1683 m 2 4 orang/kamar : 56 x 30 m 2 = 1680 m 2 Total luas kamar : 3363 m 2 B. Pengelola Kebutuhan Ruang Luas Lobby 112m² Ruang Kepala Asrama 20m² Ruang Tata Usaha 30m² Ruang Rapat 16m² Toilet 3.2m² Sirkulasi 13.3m² Total 194.5m² C. Fasilitas Umum per Lantai Kebutuhan Ruang Luas Ruang Cuci dan setrika 240 m² Ruang TV 180 m² Pantry 90 m² Kamar Mandi 115.2 m² Ruang Panel 5 m² Ruang Sampah 5m² Janitor 5 m² Sirkulasi 140 m² Total 655m² 100

D. Penunjang Kebutuhan Ruang Luas Kios 252 m² E. Fasilitas Umum Kebutuhan Ruang Luas Ruang makan 382 m² Dapur 75 m² Ruang Tamu 150 m² Toilet umum 10 m² Sirkulasi 120 m² Total 737 m² F. Area Servis Kebutuhan Ruang Luas Ruang pompa 20 m² Genset 40 m² Ruang Panel 20 m² Sampah 10 m² Sirkulasi 18 m² Total 108 m² Total luas bangunan : 8668.34 m 2 G. Parkir Pengelola : Jumlah mobil : 30% x 30 = 9 mobil Jumlah motor : 70% x 50 = 21 motor Tamu : Jumlah mobil : 70% x 50 = 35 mobil Jumlah motor : 30% x 50 = 15 motor 101

Mahasiswa : Jumlah motor : 50 % x 277 = 138.5 139 motor Luas lahan parkir : Luas Lahan parkir untuk mobil diperlukan : 12.5 m 2 x 45 mobil = 562.5 m 2 Luas Lahan parkir untuk motor diperlukan : 2 m 2 x 175 motor = 350 m 2 Luas Lahan parkir untuk kendaraan servis diperlukan : 18 m 2 x 2 mobil box = 36 m 2 102

V.2.4 FUNCTIONAL PLANNING Zoning Horizontal PRIVAT PUBLIK SEM I PUBLIK Asrama mahasiswa SERVIS PUBLIK yang berfungsi sebagai hunian ini, membutuhkan ketenangan dalam kegiatan sehari-harinya, baik untuk beristirahat maupun untuk belajar. Oleh karena itu daerah privat yang merupakan unit hunian bagi mahasiswa itu sendiri terletak pada bagian belakang agak jauh dari jalan, dimana letaknya berbatasan dengan hunian warga pula, jadi suasana pun tenang. Daerah dekat jalan yang biasanya bising, diletakan area publik dan semi publik. Biasanya daerah public ini tidak membbutuhkan ketenangan seperti daerah privat. Sedangkan area servis diletakan pula pada bagian 103

kanan, yang dengan jalan, hal ini dilakukan agar memudahkan dalam sirkulasi. Daerah ini dekan dengan side entrance yang dikhususkan untuk jalur servis. Zoning Vertikal PRIVAT SEM I PUBLIK PUBLIK SERVIS Secara vertikal zoning dapat dibagi menjadi seperti gambar di atas. Untuk area publik merupakan area yang dapat dijangkau oleh siapa saja, terletak pada lantai bawah asrama. Area publik ini diletakan pada lantai dasar agar mudah dalam pencapaiannya, setiap orang dapat dengan mudah menemukan area tersebut. Area privat dan semi publik yang hanya dapat dijangkau oleh penghuni atau orang lain dengan izin tertentu, terletak pada lantai atas. Hal ini dilakukan agar privasi dapat lebih terjaga, karena tidak semua orang dapat dengan langsung naik ke lantai atas, hingga tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan. Area servis terletak pada setiaplantai, hal ini pun dimaksudkan agar mudah dalam pencapaian atau aksesnya bagi petugas servis menuju daerah 104

yang ditujunya. Setaip lantai pasti membutuhkan servis untuk melayani kebutuhan setiap penghuninya. V.2.5 AESTHETIC DESIGN Untuk estetika pada bangunan asrama, sebaiknya dibuat semenarik mungkin agar mahasiswa yang melihat tertarik dan kerasan tinggal di asrama tersebut. Sebaiknya bentuk asrama tidak dibuat secara monoton, atau flat ( datar ) saja. Dibuat permainan pada fasadenya dengan bentuk yang sedikit maju mundur, ornamen atau dengan permainan warna pada cat temboknya. Pada perancangan asrama ini akan menggunakan warna-warna yang natural seperti warna coklat tanah maupun warna kayu. Warna- warna yang terlalu terang pada bangunan akan menyilaukan dan membuat bangunan terkesan panas. Dengan penggunaan warna-warna yang lebih natural akan membuat bangunan terkesan nyaman sebagai sebuah hunian. V.2.6 KRITERIA Human Performance Pada Bangunan Asrama yang merupakan sebuah hunian ini, sebaiknya proporsi bangunan tidak terlalu tinggi, dimana pada asrama ini terdiri dari 4 lantai saja. Simbolic Performance Sebuah asrama harus dapat menampilkan bentuk yang sesuai dengan fungsinya, yaitu sebuah hunian. 105

V.2.7 SITE DEVELOPMENT Elemen pembentuk ruang luar terbagi menjadi elemen lunak (soft material), yang merupakan penghijauan atau vegetasi dan elemen keras (hard material) yang merupakam perkerasan. Perhitungan Kebutuhan Ruang Luar : Ruang luar yang dibutuhkan disini adalah ruang hijau, sirkulasi serta parkir. Perbandingan ruang hijau dan perkerasan adalah 30 % untuk ruang hijau dan 20% untuk perkerasan. Luas Tapak :10.400m 2 KDB : 50% x 10.400m 2 = 5.200m 2 Ruang hijau : 30% x 10.400m 2 = 3.120m 2 Perkerasan : 20% x 10.400m 2 = 2.080m 2 PERKERASAN PENUNJANG HUNIAN 106

V.2.8 STRUKTUR Bangunan asrama ini rencananya akan dibuat vertikal dengan jumlah 4 lantai, Sistem Struktur yang akan digunakan pada Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini adalah sistem struktur rangka.dimana sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang berupa grid-grid yang terdiri dari balok dan kolom. Struktur rangka yang dipilih adalah yang menggunakan bahan beton bertulang. Pondasi yang akan digunakan dalam pembangunan Asrama Mahasiswa ini adalah pondasi Hydrolic jack. V.3 PEN EKANAN KHUS US V.3.1 ENVIRONMENT CONTROL SUM BER KEMACETAN BISING Daerah pertigaan Batusari yang diberi tanda berupa lingkaran merah, merupakan sumber kemacetan, dan jalan Kebon Jeruk Raya dan Jalan Rawa 107

belong adalah jalan besar yang setiap harinya selalu penuh dan padat oleh kendaraan. Daerah sepanjang jalan tersebut merupakan pusat kemacetan dan sumber kebisingan. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, daerah di sekeliling asrama akan diberikan tembok pembatas. Hal ini akan cukup meredam kebisingan yang ditimbulkan dari luar. Daerah Kebon Jeruk ini pun sangat gersang, tidak adanya pepohonan serta banyaknya polusi yang timbulkan asap kendaraan yang berlalu lalang. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut di dalam tapak diusahakan memaksimalkan penghijauan dengan menanam banyak pepohonan yang memperbanyak lahan hijau. o Penghawaan Untuk mendapatkan penghawaan yang baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, adanya pepohonan di sekitar tapak, dapat berpengaruh pada pengudaraan. Dengan adanya pepohonan dapat menurunkan suhu di dalam tapak tersebut. Selain dengan penanaman pohon, letak jendela pada bangunan pun harus diperhatikan agar terjadi cross ventilation di dalam bangunan. Agar ruangan dapat dihuni dengan nyaman, perlu ada aliran udara yang bekerja dalam ruang. Aliran udara ini membuat ruangan terhindar dari kelembapan yang berlebihan. Hal ini dapat dicapai dengan membuat bukaan pada 2 sisi ruang, bisa diletakan secara berdekatan, namum lebih baik lagi apabila saling berhadapan, hal ini dapat menciptakan ventilasi silang sehingga aliran udara bekerja maksimal. 108

Iklim pun menjadi satu permasalahan yang tidak luput dari perancangan. Di Indonesia dengan curah hujan yang tinggi, kelembapan tinggi dan tiupan angin yang kencang perlu diperhatikan. Dengan iklim tropis di Indonesia bagunan sebaiknya material utama bangunan tidak menggunakan kaca yang menyerap panas dan dapat menimbulkan efek rumah kaca. Sikap berkompromi dengan panas pun dapat ditunjukan melalui desain bangunan tropis yang menggunakan atap miring (pitch roof). Bentuk atap ini selain sesuai dengan iklim di Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi, selain itu pula bentuk atap seperti ini secara otomatis memberikan ruang di atas plafon. Panas akan tertahan di bawah atap terlebih dahulu sehingga tidak langsung membuat panas ruang-ruang di bawahnya. o Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan ada dua yaitu, pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Untuk sistem pencahayaan pada Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini semaksimal mungkin menggunakan pencahayaan alami dan hanya pada ruangan tertentu yang memerlukan intensitas cahaya yang stabil saja menggunakan pencahayaan buatan. Untuk dapat memaksimalkan pencahayaan alami, bangunan diberi bukaan bukaan yang cukup agar cahaya matahari dapat masuk melalui jendela, pintu dan lubang cahaya di dinding yang tinggi. Dari segi kesehatan pun matahari memberikan banyak manfaat, salah satunya mengandung 109

vitamin D yang bermanfaat bagi tulang kita. Cara lain yang dapat digunakan adalah pada tengah bangunan dapat menggunakan void atau penggunaan skylight untuk memasukkan sinar matahari, khususnya untuk ruang yang posisinya tidak bisa diakses langsung dari dinding terluar bangunan. o Limbah Padat Pada asrama ini dapat dilakukan pemisahan sampah berdasarkan jenis bahan sampah tersebut agar dapat membantu kegiatan daur ulang. Disediakan tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah organic dan sampah anorganik. Tidak mencampur sampah basah dan sampah kering pun mempermudah proses pemisahan sampah. Sehingga lingkungan dapat tetap terjaga. o Sistem Instalasi Listrik Penyediaan listrik pada bangunan diambil dari PLN, dialirkan ke gardu / ruang trafo untuk kemudian disalurkan ke ruang panel induk, dan dibagi ke panel-panel cabang dan ruang-ruang yang membutuhkan. Pada saat aliran listrik utama dari PLN terputus, maka listrik yang digunakan adalah aliran listrik dari genset. Genset merupakan sumber listrik cadangan, dimana genset ini melayani kebutuhan listrik pada ruangan tertentu yang membutuhkan pasokan listrik. Usaha penghematan listrik yang dilakukan dalam asrama ini adalah, pada setiap kamar dalam asrama ini menggunakan sistem card key, dimana 110

card ini berfungsi sebagai kunci, dan digunakan untuk mematikan dan menyalakan seluruh listrik yang ada dalam ruangan. Jika ada orang di dalam ruangan maka listrik akan menyala, sedangkan apabila tidak ada orang dalam kamar maka card tersebut akan dicabut dan secara otomatis maka listrik akan mati. V.3.2 MATERIAL Pada bangunan asrama ini sebaiknya menggunakan material yang tahan lama, serta mudah dalam perawatannya. Hal ini pun mengacu pada tema perancangan yaitu efficiency energy, dimana hemat dalam penggunaan energi, termasuk pasca perancangan. Sehingga dalam perawatan bangunan pada nantinya tidak memerlukan biaya yang banyak. Dengan adanya pertimbangan efisien dan hemat energi, maka pemilihan material haruslah yang aman, tidak berbahaya serta tidak merusak lingkungan. Untuk itu pemilihan material yang akan digunakan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara adalah penutup lantai menggunakan keramik, bahan untuk dinding menggunakan bata serta penutup dinding menggunakan cat atau bisa ditambah dingan material lain untuk bagian eksterior seperti batu alam atau bata ekspos. Plafond menggunakan gypsum, rangka atap menggunakan baja ringan dan penutup atap menggunakan genteng keramik. Pemilihan dinding menggunakan batu bata dengan pertimbangan bila diolah secara tepat, maka akantahan terhadap cuaca,tetapi tetap berpori 111

sehingga dapat bernapas,penyerapan panas baik dan penyaluran panas rendah. Penggunaan batu alam umumnya tahan terhadap angin dan cuaca. Memiliki kemampuan menyerap panas tinggi pada bahan yang padat. Bahan berpori memiliki kemampuan pengisolasian panas. 112