10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu peristiwa penting dalam kehidupan seseorang adalah perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan naluri manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam melakukan hubungan biologis dan berkeluarga. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dalam Pasal 1 bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Tujuan perkawinan yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 di atas adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna tercipta kehidupan kekerabatan yang rukun dan damai atas ridha Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu perkawinan semata-mata bukan untuk kepentingan suami istri yang bersangkutan, melainkan juga termasuk kepentingan anak-anaknya atau orang tuanya dan kerabatnya. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur mengenai sahnya suatu perkawinan yaitu pada Pasal 2 yang menyatakan bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya. Ketentuan hukum Islam di Indonesia untuk mengadakan akad perkawinan harus memenuhi rukun dan syarat perkawinan yang diatur dalam Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam yaitu : Rukun perkawinan tersebut meliputi: 1. Adanya calon suami istri, 2. Wali nikah, 3. Dua orang saksi, dan 4. Lafal ijab kabul Berdasarkan pasal di atas jelaslah jika suatu perkawinan tidak memenuhi rukun perkawinan, maka perkawinan tersebut tidak sah baik secara agama maupun secara negara. Untuk mencegah terjadi perkawinan yang tidak sah pada prinsipnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan (selanjutnya disebut UUP) pada Pasal 60 mengatur mengenai pencegahan
11 perkawinan. Pencegahan perkawinan dilakukan pada saat perkawinan belum berlangsung dengan mengajukan pencegahan tersebut kepada pengadilan pada daerah hukum dimana perkawinan dilangsungkan serta memberitahukan kepada Pegawai Pencatatan Perkawinan. Namun apabila perkawinan telah berlangsung maka dapat dilakukan pembatalan Pasal 22 UUP menyebutkan : Perkawinan dapat dibatalkan, apabila para pihak tidak memenuhi syaratsyarat untuk melangsungkan perkawinan. Seperti pada kasus pembatalan perkawinan dalam putusan/penetapan Mahkamah Syar iyah Langsa Nomor 238/Pdt.G.2010/MS-LGS tanggal 19 Januari 2011, dimana orang tua dalam hal ini (Ayah/Bapak) kandung yang bernama Syafruddin Bin Daud sebagai Penggugat mengajukan gugatan pembatalan perkawinan anak perempuannya. Pada kasus ini Tergugat I adalah Pahrim sebagai PNS PPN KUA Kec.Labuhan Deli, Tergugat II Yessy Sicnorina, dan Tergugat III Riza Rahmad yang melangsungkan pernikahan pada hari Kamis tanggal 30 September 2010 di KUA Kec.Labuhan Deli kab Deli Serdang. Bahwa pernikahan Tergugat II dan Tergugat III yang dilaksanakan tersebut dinilai cacat hukum baik dari sudut pandang Hukum Islam maupun sudut pandang Hukum Positif, dikarenakan pernikahan tersebut tidak ada wali nasabnya yaitu Ayah kandungnya sewaktu pelaksanaan pernikahan berlangsung, padahal wali nasabnya yaitu Ayah dari anak perempuan tersebut masih hidup. Namun pada kasus ini setelah mendapatkan putusan pembatalan perkawinan oleh pengadilan Mahkamah Syar iyah kota Langsa Tergugat II dan Tergugat III masih hidup bersama. Hal ini menjadi fenomena menarik bagi penulis untuk mencermati lebih dalam tentang pembatalan perkawinan, maka penulis mengangkat skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan oleh Orang Tua terhadap anaknya di Mahkamah Syar iyah Langsa (Studi kasus di Pengadilan Mahkamah Syar iyah kota Langsa No. Perkara 238/PdtG/2010/MS-LGS). B. Permasalahan Berdasarkan uraian diatas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apa faktor penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya? 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya?
12 3. Apa akibat hukum atas pembatalan perkawinan oleh orang tua/wali terhadap perkawinan anaknya? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya. 2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya. 3. Untuk mengetahui akibat hukum atas pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap status anaknya. D. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis a. Sebagai bahan untuk pengembangan wawasan dan kajian lebih lanjut bagi kalangan akademis dan masyarakat yang ingin mengetahui dan memperdalam tentang pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anknya. b. Memperkaya khasanah perpustakaan hukum khususnya di bidang Hukum Perdata. 2. Secara praktis
13 a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat khususnya memberikan informasi ilmiah mengenai kajian hukum terhadap pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya. b. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para hakim tentang pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya. E. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam perumusan masalah tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum deskriptif. Penelitian deskriptif ialah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. 4 Selain itu skripsi ini juga menganalisis putusan Mahkamah Syar iyah Langsa yang menyangkut masalah Pembatalan Perkawinan yang dilaporkan oleh orang tuanya. 2. Metode pendeketan Metode pendekatan yang dipergunakan dalam skripsi ini ialah metode pendekatan secara kualitatif yaitu metode pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan studi kasus dengan pedoman wawancara untuk mendapatkan hasil kesimpulan dari permasalahan didalam skripsi ini. 5 4 http://basirunjenispel.blogspot.com/2009/04/penelitian-deskriptif-penelitian.html?m=1 di akses pada tanggal 9 juni 2013 5 Burhan Ashofha, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 21
14 3. Data dan sumber data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder didukung dengan data primer. Data sekunder yaitu, data dari bahan-bahan kepustakaan yang antara lain meliputi bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur, koran, majalah, jurnal, maupun arsip-arsip yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang isinya mempunyai kekuatan hukum mengikat, dalam hal ini adalah norma atau kaidah dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan hukum primer yang paling utama digunakan dalam penelitian adalah : 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; 2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam; 3) Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami bahan hukum primer, berupa buku-buku, hasil penelitian dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan putusan pengadilan.
15 c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum. Penggunaan data primer dalam bentuk hasil wawancara hanya berfungsi untuk memenuhi persoalan yang dikaji lebih baik dan sekaligus untuk mendukung studi normatif yang dilakukan. 4. Metode Pengumpulan Data a. Studi kepustakaan (library research), yakni studi dokumen dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku hukum, literatur, tulisantulisan ilmiah, peraturan perundang-undangan dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, dan dokumen yang diteliti adalah putusan pengadilan. b. Studi lapangan (field research), yakni studi lapangan dengan melakukan wawancara dengan para informan yaitu hakim dari Pengadilan Mahkamah Syar iyah Kota Langsa, Para penggugat dan Tergugat, serta Akademis Hukum. 5. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data mengkualifikasikan kemudian menghubungkan fakta-fakta
16 yang berhubungan dengan masalah dan akhirnya menarik kesimpulan untuk menentukan hasil. F. Keaslian Penelitian Skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan oleh Orang Tua terhadap Anaknya di Mahkamah Syar iyah langsa (Studi kasus di pengadilan Mahkamah syar iyah kota Langsa Nomor Perkara 238/PdtG.2010/MS.Lgs) telah diperiksa melalui penelusuran kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sepengetahuan penulisan belum pernah ditulis oleh siapapun di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Data yang digunakan guna melengkapi penulisan skripsi ini memanfaatkan informasi yang diperoleh dari berbagai media, baik itu media cetak atau pun pengumpulan informasi melalui internet. Maka apabila di kemudian hari terdapat judul dan objek pembahasan yang sama sebelum tulisan ini dibuat maka penulis siap untuk mempertanggungjawabkannya secara moral dan ilmiah. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini haruslah disusun atau ditulis secara sistematis agar dihasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah pada suatu titik permasalahan dan pembahasan yang jelas, adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman mengenai isi tulisan skripsi ini. Sistematikanya adalah sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan, bab ini dimulai dengan mengemukakan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
17 Bab II merupakan pengaturan perkawinan di Indonesia, bab ini menjelaskan tentang hukum positif tentang perkawinan, pihak-pihak yang berkompeten dalam pelaksanaan perkawinan, tujuan perkawinan, perjanjian perkawinan, pencegahan perkawinan, dan batalnya perkawinan. Bab III merupakan pembatalan perkawinan menurut hukum Islam, yang membahas pengertian pembatalan perkawinan, pihak-pihak yang berhak mengajukan pembatalan perkawinan, alasan pembatalan perkawinan, saat mulai berlakunya pembatalan perkawinan dan akibat pembatalan perkawinan. Bab IV merupakan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya di Mahkamah Syar iyah Langsa (Studi Kasus di Pengadilan Mahkamah Syar iyah Kota Langsa No. Perkara 238/PdtG/2010/MS-LGS), bab ini memaparkan hasil penelitian yang berupa kasus posisi, fakta dan dasar-dasar hukum yang dipakai oleh kedua belah pihak, pertimbangan hukum dari majelis hakim, kesimpulan atau isi vonis. Dari kesimpulan di atas terdapat analisis yang berupa faktor penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya, pertimbangan hakim, dan akibat hukum atas pembatalan perkawinan oleh orang tua atau wali terhadap anaknya. Bab V merupakan kesimpulan dan saran, bab ini merupakan bab penutup dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari jawaban permasalahan
18 yang dikemukan dalam skripsi ini, selanjutnya penulisan akan memberikan saran sebagai jalan keluar terhadap kelemahan-kelemahan yang ditemukan.