BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN PERDATA BW

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akomodatif artinya mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif dan erat sekali hubunganya dengan kerohanian seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB V PENUTUP A. Ikhtisar

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pernyataan bahwa manusia adalah makhluk zoonpoliticon 75, yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap keluarga yang hidup di dunia ini selalu mendambakan agar keluarga itu

Prosiding SNaPP2014Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Sri Turatmiyah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. 1 Dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut belum mempunyai kemampuan untuk melengkapi serta. kepentingan pribadi mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh pasangan suami istri yang terikat

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, sesuai dengan Undang-Undang

P U T U S A N. Nomor : 033/Pdt.G/2012/PA.DGL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN PERKAWINAN KARENA STATUS WALI NIKAH YANG TIDAK SAH MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN Oleh: Alinapia 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kelamin yang berlainan seorang laki laki dan seorang perempuan ada daya saling

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan aturan terhadap suatu perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Negara. Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1

P E N E T A P A N. Nomor : 7/Pdt.P/2013/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara formal dengan Undang-undang (yuridis) baik itu dalam hal pemenuhan

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Transkripsi:

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu peristiwa penting dalam kehidupan seseorang adalah perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan naluri manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam melakukan hubungan biologis dan berkeluarga. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dalam Pasal 1 bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Tujuan perkawinan yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 di atas adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna tercipta kehidupan kekerabatan yang rukun dan damai atas ridha Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu perkawinan semata-mata bukan untuk kepentingan suami istri yang bersangkutan, melainkan juga termasuk kepentingan anak-anaknya atau orang tuanya dan kerabatnya. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur mengenai sahnya suatu perkawinan yaitu pada Pasal 2 yang menyatakan bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya. Ketentuan hukum Islam di Indonesia untuk mengadakan akad perkawinan harus memenuhi rukun dan syarat perkawinan yang diatur dalam Pasal 14 Kompilasi Hukum Islam yaitu : Rukun perkawinan tersebut meliputi: 1. Adanya calon suami istri, 2. Wali nikah, 3. Dua orang saksi, dan 4. Lafal ijab kabul Berdasarkan pasal di atas jelaslah jika suatu perkawinan tidak memenuhi rukun perkawinan, maka perkawinan tersebut tidak sah baik secara agama maupun secara negara. Untuk mencegah terjadi perkawinan yang tidak sah pada prinsipnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan (selanjutnya disebut UUP) pada Pasal 60 mengatur mengenai pencegahan

11 perkawinan. Pencegahan perkawinan dilakukan pada saat perkawinan belum berlangsung dengan mengajukan pencegahan tersebut kepada pengadilan pada daerah hukum dimana perkawinan dilangsungkan serta memberitahukan kepada Pegawai Pencatatan Perkawinan. Namun apabila perkawinan telah berlangsung maka dapat dilakukan pembatalan Pasal 22 UUP menyebutkan : Perkawinan dapat dibatalkan, apabila para pihak tidak memenuhi syaratsyarat untuk melangsungkan perkawinan. Seperti pada kasus pembatalan perkawinan dalam putusan/penetapan Mahkamah Syar iyah Langsa Nomor 238/Pdt.G.2010/MS-LGS tanggal 19 Januari 2011, dimana orang tua dalam hal ini (Ayah/Bapak) kandung yang bernama Syafruddin Bin Daud sebagai Penggugat mengajukan gugatan pembatalan perkawinan anak perempuannya. Pada kasus ini Tergugat I adalah Pahrim sebagai PNS PPN KUA Kec.Labuhan Deli, Tergugat II Yessy Sicnorina, dan Tergugat III Riza Rahmad yang melangsungkan pernikahan pada hari Kamis tanggal 30 September 2010 di KUA Kec.Labuhan Deli kab Deli Serdang. Bahwa pernikahan Tergugat II dan Tergugat III yang dilaksanakan tersebut dinilai cacat hukum baik dari sudut pandang Hukum Islam maupun sudut pandang Hukum Positif, dikarenakan pernikahan tersebut tidak ada wali nasabnya yaitu Ayah kandungnya sewaktu pelaksanaan pernikahan berlangsung, padahal wali nasabnya yaitu Ayah dari anak perempuan tersebut masih hidup. Namun pada kasus ini setelah mendapatkan putusan pembatalan perkawinan oleh pengadilan Mahkamah Syar iyah kota Langsa Tergugat II dan Tergugat III masih hidup bersama. Hal ini menjadi fenomena menarik bagi penulis untuk mencermati lebih dalam tentang pembatalan perkawinan, maka penulis mengangkat skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan oleh Orang Tua terhadap anaknya di Mahkamah Syar iyah Langsa (Studi kasus di Pengadilan Mahkamah Syar iyah kota Langsa No. Perkara 238/PdtG/2010/MS-LGS). B. Permasalahan Berdasarkan uraian diatas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apa faktor penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya? 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya?

12 3. Apa akibat hukum atas pembatalan perkawinan oleh orang tua/wali terhadap perkawinan anaknya? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya. 2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya. 3. Untuk mengetahui akibat hukum atas pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap status anaknya. D. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis a. Sebagai bahan untuk pengembangan wawasan dan kajian lebih lanjut bagi kalangan akademis dan masyarakat yang ingin mengetahui dan memperdalam tentang pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anknya. b. Memperkaya khasanah perpustakaan hukum khususnya di bidang Hukum Perdata. 2. Secara praktis

13 a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat khususnya memberikan informasi ilmiah mengenai kajian hukum terhadap pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya. b. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para hakim tentang pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya. E. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam perumusan masalah tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum deskriptif. Penelitian deskriptif ialah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. 4 Selain itu skripsi ini juga menganalisis putusan Mahkamah Syar iyah Langsa yang menyangkut masalah Pembatalan Perkawinan yang dilaporkan oleh orang tuanya. 2. Metode pendeketan Metode pendekatan yang dipergunakan dalam skripsi ini ialah metode pendekatan secara kualitatif yaitu metode pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan studi kasus dengan pedoman wawancara untuk mendapatkan hasil kesimpulan dari permasalahan didalam skripsi ini. 5 4 http://basirunjenispel.blogspot.com/2009/04/penelitian-deskriptif-penelitian.html?m=1 di akses pada tanggal 9 juni 2013 5 Burhan Ashofha, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 21

14 3. Data dan sumber data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder didukung dengan data primer. Data sekunder yaitu, data dari bahan-bahan kepustakaan yang antara lain meliputi bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur, koran, majalah, jurnal, maupun arsip-arsip yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang isinya mempunyai kekuatan hukum mengikat, dalam hal ini adalah norma atau kaidah dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan hukum primer yang paling utama digunakan dalam penelitian adalah : 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; 2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam; 3) Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami bahan hukum primer, berupa buku-buku, hasil penelitian dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan putusan pengadilan.

15 c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum. Penggunaan data primer dalam bentuk hasil wawancara hanya berfungsi untuk memenuhi persoalan yang dikaji lebih baik dan sekaligus untuk mendukung studi normatif yang dilakukan. 4. Metode Pengumpulan Data a. Studi kepustakaan (library research), yakni studi dokumen dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku hukum, literatur, tulisantulisan ilmiah, peraturan perundang-undangan dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, dan dokumen yang diteliti adalah putusan pengadilan. b. Studi lapangan (field research), yakni studi lapangan dengan melakukan wawancara dengan para informan yaitu hakim dari Pengadilan Mahkamah Syar iyah Kota Langsa, Para penggugat dan Tergugat, serta Akademis Hukum. 5. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan data mengkualifikasikan kemudian menghubungkan fakta-fakta

16 yang berhubungan dengan masalah dan akhirnya menarik kesimpulan untuk menentukan hasil. F. Keaslian Penelitian Skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan oleh Orang Tua terhadap Anaknya di Mahkamah Syar iyah langsa (Studi kasus di pengadilan Mahkamah syar iyah kota Langsa Nomor Perkara 238/PdtG.2010/MS.Lgs) telah diperiksa melalui penelusuran kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sepengetahuan penulisan belum pernah ditulis oleh siapapun di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Data yang digunakan guna melengkapi penulisan skripsi ini memanfaatkan informasi yang diperoleh dari berbagai media, baik itu media cetak atau pun pengumpulan informasi melalui internet. Maka apabila di kemudian hari terdapat judul dan objek pembahasan yang sama sebelum tulisan ini dibuat maka penulis siap untuk mempertanggungjawabkannya secara moral dan ilmiah. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini haruslah disusun atau ditulis secara sistematis agar dihasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah pada suatu titik permasalahan dan pembahasan yang jelas, adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman mengenai isi tulisan skripsi ini. Sistematikanya adalah sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan, bab ini dimulai dengan mengemukakan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.

17 Bab II merupakan pengaturan perkawinan di Indonesia, bab ini menjelaskan tentang hukum positif tentang perkawinan, pihak-pihak yang berkompeten dalam pelaksanaan perkawinan, tujuan perkawinan, perjanjian perkawinan, pencegahan perkawinan, dan batalnya perkawinan. Bab III merupakan pembatalan perkawinan menurut hukum Islam, yang membahas pengertian pembatalan perkawinan, pihak-pihak yang berhak mengajukan pembatalan perkawinan, alasan pembatalan perkawinan, saat mulai berlakunya pembatalan perkawinan dan akibat pembatalan perkawinan. Bab IV merupakan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap anaknya di Mahkamah Syar iyah Langsa (Studi Kasus di Pengadilan Mahkamah Syar iyah Kota Langsa No. Perkara 238/PdtG/2010/MS-LGS), bab ini memaparkan hasil penelitian yang berupa kasus posisi, fakta dan dasar-dasar hukum yang dipakai oleh kedua belah pihak, pertimbangan hukum dari majelis hakim, kesimpulan atau isi vonis. Dari kesimpulan di atas terdapat analisis yang berupa faktor penyebab terjadinya gugatan permohonan pembatalan perkawinan oleh orang tua terhadap perkawinan anaknya, pertimbangan hakim, dan akibat hukum atas pembatalan perkawinan oleh orang tua atau wali terhadap anaknya. Bab V merupakan kesimpulan dan saran, bab ini merupakan bab penutup dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari jawaban permasalahan

18 yang dikemukan dalam skripsi ini, selanjutnya penulisan akan memberikan saran sebagai jalan keluar terhadap kelemahan-kelemahan yang ditemukan.