Anatomi sistem skeletal Fungsi sistem skeletal Anatomi otot Fungsi otot Mekanisme kontraksi otot Sistem Muskuloskeletal - 2
Skeletal manusia adalah kerangka internal tubuh. Terdiri dari sekitar 270 tulang saat lahir - jumlah ini berkurang menjadi sekitar 206 tulang pada masa dewasa setelah beberapa tulang bergabung bersama. Massa tulang pada skeletal mencapai kepadatan maksimum sekitar usia 21 tahun. Sistem Muskuloskeletal - 3
Kerangka manusia dibagi menjadi axial skeleton dan appendicular skeleton. Axial skeleton dibentuk oleh kolumna vertebralis, tulang rusuk, tengkorak. Appendicular skeleton, yang melekat pada aksial skeleton, dibentuk oleh sendi bahu, sendi panggul dan tulang-tulang ekstremitas atas dan bawah. Sistem Muskuloskeletal - 4
Axial skeleton (80 tulang) dibentuk oleh: Kolumna vertebralis (24 tulang); 5 tulang sakral dan 4 tulang coccygeal). Tulang rusuk (12 pasang tulang rusuk dan sternum). Tengkorak (22 tulang dan 7 tulang yang terkait). Sistem Muskuloskeletal - 5
Appendicular skeleton (126 tulang) dibentuk oleh: Sendi pectoral. Ekstremitas atas. Sendi pelviks. Ekstremitas bawah. Sistem Muskuloskeletal - 6
Kerangka manusia melakukan enam fungsi utama; Dukungan. Skeletal menyediakan kerangka yang mendukung tubuh dan mempertahankan bentuknya. Pelvis, ligamen dan otot yang terkait memberikan dasar untuk struktur panggul. Tanpa tulang rusuk, tulang rawan kosta, dan otot interkostal, paru-paru akan kolaps. Gerakan. Persendian antara tulang memungkinkan gerakan, beberapa memungkinkan rentang gerakan yang lebih luas daripada yang lain. Gerakan ini didukung oleh otot rangka, yang melekat pada kerangka di berbagai tempat pada tulang. Sistem Muskuloskeletal - 7
Perlindungan. Tengkorak melindungi otak Vertebra melindungi korda spinalis. Tulang rusuk, tulang belakang, dan sternum melindungi paru-paru, jantung dan pembuluh darah utama. Produksi sel darah (hematopoiesis). Pada anak-anak, haematopoiesis terjadi terutama di sumsum tulang panjang seperti femur dan tibia. Pada orang dewasa, terjadi terutama di pelvis, kranium, vertebra, dan sternum. Sistem Muskuloskeletal - 8
Penyimpanan mineral dan lemak. Matriks tulang mengandung kalsium fosfat, sumber ion kalsium dan ion sulfat dalam darah. Sumsum tulang dapat menyimpan besi dalam bentuk ferritin. Lemak disimpan dalam sumsum tulang kuning. Sistem Muskuloskeletal - 9
Regulasi endokrin. Sel-sel tulang melepaskan hormon yang disebut osteocalcin, yang berperan dalam pengaturan gula darah (glukosa) dan penumpukan lemak. Osteocalcin meningkatkan sekresi dan sensitivitas insulin, selain meningkatkan jumlah sel yang memproduksi insulin dan mengurangi simpanan lemak. Sistem Muskuloskeletal - 10
Otot adalah jaringan lunak. Jenis otot: Otot skeletal Otot jantung Otot polos Sel-sel otot mengandung filamen protein aktin dan myosin. Sistem Muskuloskeletal - 11
Berbentuk silindris dan multinuklear. Organela terletak dekat kutub nukleus. Terdiri dari mitokondria, granula glikogen dan protein pengikat oksigen yang disebut myoglobin. Serat otot yang mature tidak dapat membelah. Sistem Muskuloskeletal - 12
Otot skeletal juga mengandung. Jaringan Connective Pembuluh darah Saraf Otot skeletal bertanggung jawab terhadap semua pergerakan. Mempertahankan postur, stabilitas persendian dan menghasilkan panas. Sistem Muskuloskeletal - 13
Sel otot jantung (myocyte) adalah sel tunggal, panjang, tidak menyatu seperti otot skeletal. Dipisahkan oleh endomysium. Merupakan sel yang bercabang-cabang dengan nukleus yang terletak ditengah. Membentuk lapisan tebal yang disebut myocardium. Sistem Muskuloskeletal - 14
Susunan myofilament menghasilkan garis-garis seperti otot skeletal. Hubungan myocyte jantung adalah junctional complex khusus yang disebut intercalated disc. Sistem Muskuloskeletal - 15
Otot jantung bertanggung jawab terhadap mengalirnya darah ke seluruh tubuh. Sistem Muskuloskeletal - 16
Serat otot polos adalah sel-sel berbentuk kumparan dengan nukleus tunggal yang terletak ditengah. Sel-sel otot polos berbentuk spindle. Sistem Muskuloskeletal - 17
Myofilament tidak tersusun sehingga tidak nampak bergaris seperti otot skeletal. Filament tipis: mirip dengan filament actin skeletal, tetapi dilekatkan oleh α- actinin dense bodies. Filament tebal: filament myosin kurang stabil dibanding dengan otot bergaris. Sistem Muskuloskeletal - 18
Ditemukan didalam dinding organorgan visceral. Enam lokasi utama Dinding pembuluh darah. Saluran pernapasan. Saluran pencernaan. Organ-organ urinari. Organ-organ reproduktif. Di bagian dalam mata. Sistem Muskuloskeletal - 19
Otot polos membantu mempertahankan tekanan darah, dan memeras atau mendorong substansi (misal., makanan, feces) melalui organ. Sistem Muskuloskeletal - 20
Unit kontraktil dari otot adalah sarcomere. Bagian dari myofibril yang terletak antara dua Z disc Terdiri dari myofilament yang terbuat dari protein kontraktil: filament tebal (myosin) dan filament tipis (actin) Sistem Muskuloskeletal - 21
Filament tebal terdiri dari protein myosin. Setiap molekul myosin memiliki tangkai seperti ekor dan kepala berbentuk bundar (globular). Sistem Muskuloskeletal - 22
Filament tipis terutama terdiri dari protein actin. Molekul actin adalah polymer helical dari subunit globular yang disebut G actin Subunit mengandung active sites untuk melekat kepala myosin selama kontraksi Tropomyosin dan troponin adalah subunit regulator yang mengikat pada actin. Sistem Muskuloskeletal - 23
Myofilament actin adalah polymer dari actin globular yang tersusun dari dua protein regulator, yaitu tropomyosin dan troponin. Dalam keadaan resting, tropomyosin menutupi myosinbinding sites pada actin. Troponin bertindak sebagai tombol on/off; dengan Ca 2+ sebagai trigger. Sistem Muskuloskeletal - 24
Pada keadaan terstimulasi oleh impuls saraf, Ca 2+ dilepaskan dari SR dan mengikat pada troponin dari myofilament actin, hal ini menyebabkan penyusunan ulang dari protein tropomyosin dan mengakibatkan terbukanya tempat perlekatan myosin. Sistem Muskuloskeletal - 25
Potensial aksi pada sarcolemma memasuki T tubule. Protein yang sensitif terhadap tegangan (voltage sensitive protein) pada membran T tubule mengaktifkan Ca ++ channel yang terletak dalam membran SR. Pelepasan Ca ++ kedalam cytosol dari serat otot dan memulai kontraksi dari sarcomere. Sistem Muskuloskeletal - 26
Ca 2+ mengikat pada troponin, menyebabkan terbukanya tempat perlekatan pada filament actin. Kepala dari molekul myosin mengikat pada tempat yang terbuka dari filament actin dan membentuk crossbridge, dan phosphate dilepaskan dari kepala myosin. Energi yang dihasilkan dari pelepasan phosphate menyebabkan kepala myosin bergerak, sehingga menyebabkan filament actin bergeser melewati filament myosin. ADP dilepaskan dari kepala myosin. Molekul ATP lainnya mengikat pada myosin yang akan mengakibatkan pelepasan actin dari myosin. ATP dipecah menjadi ADP dan P, tetapi tetap terikat pada kepala myosin. Kepala myosin kembali ke posisi istirahat (resting) sambil menunggu perlekatan lainnya pada myofilament actin. Sistem Muskuloskeletal - 27
Ca 2+ mengikat pada calmodulin dan mengaktifkannya. Calmodulin yang teraktivasi akan mengaktifkan enzim kinase. Kinase yang teraktivasi mentransfer phosphate dari ATP ke myosin cross bridges. Cross bridges yang terfosforilasi berinteraksi dengan actin untuk menghasilkan pemendekan. Otot polos relaks ketika kadar Ca 2+ intraseluler turun. Sistem Muskuloskeletal - 28
Kontraksi Isotonik. Pada kontraksi isotonik, otot berubah dalam panjang (menurunkan sudut persendian) dan menggerakkan beban. Dua tipe: Kontraksi konsentrik otot memendek dan melakukan kerja. Kontraksi esentrik otot berkontraksi sambil memanjang. Sistem Muskuloskeletal - 29
Kontraksi Isometrik. Tegangan meningkatkan kapasitas otot-otot, tetapi otot tidak memendek maupun memanjang. Terjadi jika beban lebih besar daripada tegangan otot yang dapat dikembangkan. Sistem Muskuloskeletal - 30