Wawasan Agribisnis Paradigma Pembangunan Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ www.adamjulian.net
Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Agribisnis merupakan cara baru melihat pertanian. Dahulu Pertanian dilihat secara sektoral Pertanian dilihat secara subsistem Pertanian berorientasi produksi Sekarang Pertanian dilihat secara intersektoral Pertanian dilihat secara sistem. Pertanian berorientasi bisnis
Apabila agribisnis dianggap sebagai sistem, maka subsistem atau kegiatan agribisnis usahatani tidak terlepas dari subsistem agribisnis non usahatani seperti subsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir), subsistem pemasaran input-output, dan subsistem lembaga penunjang. Oleh karena itu, agribisnis merupakan visi ke depan, cara baru melihat pertanian dan juga paradigma baru dalam membangun pertanian.
Tingkatan kegiatan pertanian Terdapat beberapa level kegiatan bisnis pertanian sampai dapat dikatakan sebagai agribisnis.
Level 1. bercocok tanam Dipandang dari segi bisnis, bercocok tanam merupakan kegiatan pertanian yang paling sederhana atau level paling bawah, kalau menyangkut masalah ternak dan ikan, adalah kegiatan memelihara ternak atau ikan, Kegiatan ini telah melibatkan kegiatan pengolahan lahan, memilih dan menanam bibit, memelihara sampai dengan panen. Kegiatan produksi dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri. Dalam kegiatan ini belum ada aktivitas menjual. Seandainya ada, penjualan yang dilakukan hanya karena ada teman atau tetangga yang memerlukan. Kegiatan ini adalah kegiatan pertanian, tapi belum dapat dikatan sebagai agribisnis.
Level 2. bertani bertani yang pelakunya disebut peasant atau diterjemahkan sebagai petani, tetapi dalam kegiatan usahanya masih bersifat subsisten yakni kegiatan usahatani yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Kegiatan penjualan baru dilakukan apabila terdapat marketable surplus. Dalam proses produksi, semua faktor produksi disediakan sendiri oleh petani dari hasil produksi sebelumnya. Pembelian faktor produksi baru dilakukan jika ada faktor produksi yang tidak dapat dipenuhi dari dalam keluarga petani sendiri. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan pertanian. Namun karena tujuan utama kegiatan ini adalah hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masih bersifat subsisten, maka belum dapat dikatakan sebagai agribisnis.
Level 3. berusahatani Level selanjutnya adalah kegiatan berusahatani yang pelakunya disebut farmer atau disebut petani, tetapi petani yang dalam kegiatan usahanya telah berorientasi pasar. Keuntungan menjadi motivasi utama dalam melakukan kegiatan pertanian. Keputusan untuk melakukan proses produksi didasarkan pada keadaan kebutuhan konsumen dan harga pasar. Faktor produksi yang diperlukan juga dibeli dari pasar. Proses produksi tidak hanya terbatas pada budidaya saja, tetapi mencakup kegiatan penyimpanan, pengepakan, pengolahan sampai dengan distribusi pemasarannya. Kegiatan pertanian ini sudah dapat disebut bisnis pertanian, tetapi belum tentu termasuk dalam kategori agribisnis.
Bisnis pertanian bagaimana yang disebut sebagai agribisnis? Bisnis pertanian dapat disebut agribisnis, apabila kegiatan usaha tersebut telah dipersepsikan sebagai bagian dari suatu sistem bisnis yang luas.
Peranan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional Sektor agribisnis memiliki peranan cukup besar dalam perekonomian nasional. Dari total nilai ekspor Indonesia, ekspor produk-produk agribisnis mengalami peningkatan. Sebagai gambaran, bahwa di tahun 1990 ekspor produk-produk agribisnis sebesar 43,4 persen dan di tahun 1995, sebesar 55,6 persen.
Potensi Pengembangan Agribisnis di Indonesia Dilihat dari sisi penawaran, Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun dan mengembangkan agribisnis. 1. Indonesia memiliki lahan yang luas. 2. Indonesia sangat kaya dengan plasma nutfah (sumber-sumber keanekaragaman genetik), baik yang ada di darat maupun di perairan.
3. Indonesia memiliki laut dengan luas dengan sumber alam yang dikandungnya begitu besar. 4. Indonesia memiliki komoditi perkebunan, di mana untuk beberapa komoditi menjadi andalan ekspor. 5. Pada komoditi peternakan, khususnya ayam ras, Indonesia berpeluang menjadi produsen terbesar di dunia, terutama dilihat dari kemampuan daya dukung pakan.
6. Indonesia memiliki potensi SDM yang melimpah. 7. Indonesia memiliki modal sosial (social capital) dan pengalaman dalam mengembangkan agribisnis. 8. Indonesia memiliki empat (4) kelebihan alam yang tidak dimiliki oleh sebagian besar negara-negara maju, yaitu : panjang dan intensitas penyinaran, suhu, bebas taifun, dan curah hujan.
Jantung Agribisnis Pertanian atau usahatani sebagai salah satu sub sistem agribisnis dan merupakan jantung agribisnis memiliki potensi besar untuk maju dan berkembang sepanjang Pemerintah Indonesia memiliki kemauan politik untuk menggali potensinya.
Hans Westenberg Seaorang warga Belanda yang menggeluti pertanian di Indonesia selama bertahuntahun. Mengatakan bahwa Indonesia dapat menjadi negara kaya, asalkan Indonesia menangani pertaniannya secara besarbesaran, bersungguh-sungguh dan terencana dengan baik.
to be continued...