Peraturan Sekjen Nomor : 816 Tahun 2018 Tentang Internal Audit Charter Rabu, 19 September 2018

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PIAGAM AUDIT INTERN. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : Januari 2016 Inspektur Jenderal RILDO ANANDA ANWAR

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1075/SEKJEN/2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI OGAN KOMERING ULU TFMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR TENTANG

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 109 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM INTERNAL AUDIT

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR : PER/04/M.PAN/03/2008 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

INTERNAL AUDIT CHARTER

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

Standar Audit Internal Pemerintah Indonesia. Asosiasi Audit Internal Pemerintah Indonesia

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 91 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PEMERIKSA / AUDITOR INSPEKTORAT ACEH GUBERNUR ACEH,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

STANDAR PENGAWASAN INTERNAL BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PIAGAM SATUAN AUDIT INTERNAL

Transkripsi:

Peraturan Sekjen Nomor : 816 Tahun 2018 Tentang Internal Audit Charter Rabu, 19 September 2018

1. Pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 2. Inspektorat Utama memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh informasi Satuan Kerja/Biro/Pusat, mengatur sumber daya APIP, meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asistensi yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan intern serta kewenangan lain sebagaimana tercantum dalam Standar Pengawasan Intern. 3. Untuk mewujudkan pengawasan internal yang efektif, Pimpinan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia wajib menciptakan dan memelihara Lingkungan Pengendalian yang baik melalui : a. Penegakan integritas dan nilai etika; b. Komitmen terhadap kompetensi; c. Kepemimpinan yang kondusif; d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; g. Mewujudkan peran Inspektorat Utama yang efektif; dan h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait. 4. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia akan mengalokasikan anggaran belanja yang memadai untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Utama.

Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Setjen dan BK DPR-RI dilaksanakan oleh Inspektorat Utama sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Dalam rangka menindaklanjuti Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara tertulis dan disetujui Pimpinan Organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, serta ditandatangani oleh Pimpinan APIP sebagai Piagam Audit (Internal Audit Charter) Agar kewenangan, tanggungjawab dan lingkup pengawasan yang menjadi tugas APIP memiliki landasan yuridis, diperlukan Piagam Pengawasan Intern

a. Inspektorat Utama adalah unsur pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. b. Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama. c. Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. d. Auditor Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia bertanggung jawab kepada Inspektur Utama Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui Inspektur.

Perumusan dan evaluasi rencana strategis Inspektorat Utama Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Inspektorat Utama; Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan Pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Sekretaris Jenderal dan/atau Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Penyusunan laporan hasil pengawasan Pelaksanaan administrasi Inspektorat Utama

Memperoleh akses secara penuh terhadap seluruh informasi, sistem informasi, catatan, dokumentasi, aset, dan personil yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan intern Melakukan komunikasi secara langsung dengan pejabat pada satuan kerja yang menjadi obyek audit intern dan pegawai lain yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern Memiliki wewenang untuk menyampaikan laporan dan melakukan konsultasi dengan Pimpinan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Melakukan koordinasi kegiatannya dengan auditor eksternal Mengatur sumber daya Inspektorat Utama serta menetapkan frekuensi, obyek, dan lingkup pengawasan intern Menerapkan teknik-teknik yang diperlukan untuk memenuhi tujuan pengawasan intern Meminta dan memperoleh dukungan dan/atau asistensi yang diperlukan, baik yang berasal dari intern maupun eksternal dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan intern.

Secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme auditor, kualitas proses pengawasan, dan kualitas hasil pengawasan dengan mengacu kepada standar audit yang berlaku Menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang peduli risiko, khususnya dalam hal penentuan skala prioritas dan sasaran pengawasan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya pengawasan Menjamin ketersediaan sumber daya pengawasan sehingga dapat menyelenggarakan fungsi pengawasan intern secara optimal Melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan Menyampaikan laporan hasil pengawasan dan laporan berkala aktivitas pelaksanaan fungsi pengawasan intern kepada Sekretaris Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Tujuan penyelenggaraan pengawasan intern oleh Inspektorat Utama adalah untuk memberikan nilai tambah dalam hal: a.meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara dan tata pemerintahan yang baik; b.tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; c.meningkatnya kapasitas APIP yang professional dan kompeten. Sasaran penyelenggaraan pengawasan intern oleh Inspektorat Utama adalah untuk mendorong penyempurnaan kebijakan yang strategis dan disusun dengan berbasis risiko, yaitu: 1. Meningkatnya kapasitas Inspektorat Utama melalui kerjasama dengan pihak eksternal; 2. Terwujudnya pengelolaan keuangan secara efektif, efesien, ekonomis, dan akuntabel; 3. Meningkatnya efektivitas pengawasan melalui fungsi quality assurance.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan intern, maka lingkup audit intern Inspektorat Utama paling kurang meliputi: Audit kinerja atas penyelenggaraan tugas dan fungsi yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan Negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi; Audit dengan tujuan tertentu termasuk audit ketaatan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan tugas dan fungsi telah sesuai ketentuan; Reviu atas penyelenggaraan tugas dan fungsi, seperti reviu atas laporan keuangan dan reviu atas laporan kinerja; Evaluasi atas penyelenggaraan tugas dan fungsi seperti evaluasi atas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan evaluasi atas laporan kinerja; Pemantauan dan aktivitas pengawasan intern lainnya yang berupa asistensi, sosialiasasi, dan konsultasi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan efektif, Inspektorat Utama harus: Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Piagam Pengawasan Intern mensyaratkan bahwa Auditor dalam melaksanakan pekerjaannya harus senantiasa mengacu pada Kode Etik dan Standar Audit sebagaimana diatur dalam : Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/05/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang Kode Etik Auditor Di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 tentang Standar Pengawasan Inspektorat Utama Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Keputusan Ketua Umum Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Nomor Kep- 005/AAIPI/DPN/2014 tentang Pemberlakuan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, dan Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern Pemerintah Indonesia.

Persyaratan auditor yang duduk dalam Inspektorat Utama sekurang-kurangnya meliputi: 1. Memenuhi sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor dan/atau sertifikasi lain di bidang pengawasan intern pemerintah serta persyaratan teknis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan; 2. Memiliki integritas dan perilaku yang professional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugasnya; 3. Memliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya; 4. Wajib memenuhi Kode Etik dan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia; 5. Wajib menjaga kerahasiaan informasi terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab audit intern kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan; 6. Memahami prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik, pengendalian intern pemerintah, dan 7. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesionalismenya secara terus menerus (Continuing Professional Education).

Auditor tidak oleh terlibat langsung melaksanakan operasional kegiatan yang diaudit atau terlibat dalam kegiatan lain yang dapat mengganggu penilaian independensi dan obyektivitas auditor; Auditor tidak boleh merangkat jabatan sebagai pejabat struktural. Pimpinan APIP harus merancang, mengembangkan, dan menjaga program pengembangan dan penjaminan kualitas yang meliputi semua aspek kegiatan audit intern.

Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pengawasan intern, Inspektorat Utama perlu menjalin kerjasama dan koordinasi dengan : Inspektorat Utama dan dengan Satuan Kerja/Biro/Pusat di Lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1. Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan intern, maka hubungan antara Inspektorat Utama dengan satuan kerja/biro/pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia adalah hubungan kemitraan antara auditor dan auditi atau antara konsultan dengan penerima jasa; 2. Dalam setiap penugasan (baik penugasan audit maupun konsultasi), satuan kerja harus memberikan dan menyajikan informasi yang relevan dengan ruang lingkup penugasan; 3. Satuan kerja/biro/pusat Auditi harus menindaklanjuti setiap rekomendasi audit yang diberikan oleh Inspektorat Utama dan melaporkan tindak lanjut beserta status atas setiap rekomendasi audit kepada Inspektorat Utama sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Inspektorat Utama dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Inspektorat Utama menjadi mitra kerja BPKP selaku Pembina penyelenggaraan SPIP dalam rangka membangun dan meningkatkan pengendalian intern pemerintah yang meliputi: 1. Penerapan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; 2. Sosialisasi SPIP; 3. Pendidikan dan pelatihan SPIP; 4. Pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan 5. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Inspektorat Utama harus menggunakan peraturan-peraturan di bidang Jabatan Fungsional Auditor yang dikeluarkan oleh BPKP selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor. Inspektorat Utama dengan APIP lainnya, Aparat Penegak Hukum (APH), dan Pihak Terkait lainnya sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku 1. Inspektorat Utama wajib menggunakan kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang pengawasan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dalam menentukan arah kebijakan dan program pengawasan intern Inspektorat Utama; 2. Berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang guna menyamakan persepsi mengenai kebijakan pengawasan nasional, sinergi pengawasan nasional, dan mengurangi tumpang tindih pelaksanaan pengawasan; 3. Inspektorat Utama berperan aktif dalam pelaksanaan pertemuan yang diadakan oleh organisasi profesi pengawasan intern baik di lingkungan pemerintah maupun di lingkungan internasional; 4. Koordinasi pelaporan, baik yang bersifat laporan periodik maupun laporan hasil pengawasan.

Inspektorat Utama dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi 1. Inspektorat Utama harus menggunakan kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang pengawasan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam menentukan arah kebijakan dan program pengawasan Inspektorat; 2. Berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi guna penyamaan persepsi mengenai kebijakan pengawasan nasional, sinergi pengawasan nasional, dan mengurangi tumpang tindih pelaksanaan pengawasan; 3. Koordinasi pelaporan, baik yang bersifat laporan periodik maupun laporan hasil pengawasan. Inspektorat Utama dan Aparat Pengawasan Ekstern Pemerintah 1. Inspektorat Utama menjadi mitra pendamping bagi aparat pengawasan ekstern pemerintah selama pelaksanaan penugasan, baik sebagai penyedia data/informasi maupun sebagai mitra auditi pada saat pembahasan temuan audit; 2. Inspektorat Utama dapat berkoordinasi dengan aparat pengawasan ekstern pemerintah untuk mengurangi duplikasi dengan lingkup penugasan Inspektorat/Bagian Pengawasan intern; 3. Tindak lanjut dan status atas setiap rekomendasi audit yang disampaikan aparat pengawasan ekstern pemerintah merupakan bahan pengawasan bagi Inspektorat Utama terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; 4. Inspektorat Utama menyampaikan laporan hasil pengawasan pemeriksaan kepada BPK-RI sebagaimana diwajibkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan kepada BPKP sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik, berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab perlu adanya pengawasan oleh aparat pengawasan intern yang berkualitas dan auditor yang professional, perlu suatu budaya etis dalam profesinya 9/18/2018 Irtama September 2018 3

Auditor adalah setiap orang yang mempunyai kompetensi audit, memangku dan menjalankan tugas jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga, dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai peraturan perundang-undangan, dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Kode Etik Auditor yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman bagi Auditor dan/atau pegawai negeri sipil yang melaksanakan tugas pengawasan di lingkungan inspektorat utama sekretariat jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam berpikir, bersikap, berperilaku, dan bertindak dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya. Auditi adalah setiap orang atau instansi pemerintah yang diaudit oleh Auditor. 9/18/2018 Irtama September 2018 4

Asas Tujuan 1. Mendorong budaya etis dalam profesi Auditor. 2. Memastikan bahwa seorang Auditor dan/atau pegawai negeri sipil yang melaksanakan tugas pengawasan akan berperilaku pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai negeri sipil lainnya; 3. Mewujudkan Auditor yang terpercaya, berintegritas, objektif, akuntabel, transparan, dan memegang teguh rahasia, serta memotivasi pengembangan profesi secara berkelanjutan. 4. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian pengawasan sehingga dapat terwujud Auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan pengawasan. 9/18/2018 Irtama September 2018 5

Asas Integritas Auditor Wajib : 1. Melakukan pekerjaan dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab. 2. Berani dan bertanggung jawab dalam mengungkapkan seluruh fakta yang didukung bukti yang diketahui dalam penyusunan laporan; dan 3. Menaati ketentuan peraturan perundangundangan. Asas Obyektivitas, Auditor Wajib 1. Menghindari kegiatan atau hubungan apapun yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tujuan Sekretariat Jenderal DPR; 2. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya berdasarkan bukti yang didukung data dan fakta; 3. Bersikap profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang kegiatan atau proses yang sedang diaudit; dan 4. Membuat penilaian berimbang dari semua keadaan yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingannya sendiri dan/atau orang lain dalam membuat penilaian. Asas Kerahasiaan, Auditor Wajib 1. Berhati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh dalam tugasnya; 2. Menghormati nilai kepemilikan dan informasi yang diterima; 3. Tidak mengungkapkan informasi tanpa kewenangan kecuali ketentuan perundang-undangan atau kewajiban profesional menentukan lain; dan 4. Tidak menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan pribadi dan/atau golongan di luar tujuan Setjen dan BK DPR atau dengan cara yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 9/18/2018 Irtama September 2018 6

Asas Kompetensi Auditor Wajib : 1. Memberikan layanan berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya; 2. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan standar audit. 3. Meningkatkan kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasil pekerjaan, baik yang diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan, sertifikasi, maupun pengalaman kerja. Asas Akuntabilitas, Auditor Wajib Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja dan tindakannya secara sendiri atau kolektif kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Asas Profesionalisme, Auditor Wajib 1. Menghindari segala aktivitas ilegal, atau tindakan yang menghilangkan kepercayaan kepada profesi pengawasan intern atau Sekretariat Jenderal DPR. 2. Menghindari peran, tugas, fungsi, dan tanggung jawab manajemen Auditi dalam melaksanakan tugas yang bersifat konsultasi; dan 3. Bersikap konsisten untuk menjaga reputasi profesi yang baik. 9/18/2018 Irtama September 2018 7

Hubungan dengan Auditi Dalam menjalin hubungan kerja dengan Auditi, Auditor wajib: 1. Menjaga sikap dan perilaku sesuai dengan tugas pemeriksa. 2. Menciptakan iklim kerja yang kondusif. 3. Menjalin hubungan kerja sama yang sehat. 4. Memegang rahasia jabatan dan hal bersifat rahasia yang diperoleh dari hasil pemeriksaan Hubungan dengan Sesama Auditor 1. Auditor dalam menjalin hubungan antarsesama Auditor dilandasi sikap saling mempercayai, menghormati, menghargai, dan membantu. 2. Auditor menjalin hubungan kerja yang baik dalam penugasan. 3. Auditor bersikap, berperilaku, dan bertutur kata sopan baik secara lisan maupun tulisan. 4. Auditor saling mengingatkan, membimbing, dan mengoreksi perilaku sesama Auditor. 5. Auditor memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara sesama Auditor. 9/18/2018 Irtama September 2018 8

Auditor dilarang 1. Melakukan pengawasan di luar lingkup yang ditetapkan dalam surat tugas. 2. Menggunakan data dan/atau informasi yang bersifat rahasia untuk kepentingan pribadi atau golongan yang merusak nama baik Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR. 3. Menerima suatu pemberian dari Auditi terkait dengan keputusan dan/atau pertimbangan profesionalnya; 4. Membebani biaya kepada Auditi. 5. Meninggalkan tugas tanpa alasan yang sah. 6. Berafiliasi dengan partai politik/golongan tertentu yang dapat mengganggu integritas, objektivitas, dan keharmonisan dalam pelaksanaan tugas. 7. Melakukan perbuatan dan/atau pekerjaan yang dapat merugikan citra, menurunkan kehormatan dan martabat negara, pemerintah, Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR, pegawai negeri sipil, serta Auditor. 9/18/2018 Irtama September 2018 9

Sanksi Auditor yang terbukti melanggar Kode Etik dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pelaksanaan Kode Etik 9/18/2018 Irtama September 2018 10

Sekretaris Jenderal DPR dapat mengubah atau menyempurnakan Kode Etik ini sesuai dengan perkembangan kebutuhan, perubahan kondisi, dan lingkungan. Penyempurnaan dan evaluasi atas Kode Etik dilakukan secara periodik paling lama sekali dalam 5 (lima) tahun. 9/18/2018 Irtama September 2018 11

9/18/2018 Irtama September 2018 12 Ittama.dpr.go.id