Indonesia: Proyek Energi Terbarukan Indonesia Timur (Tahap 1)

dokumen-dokumen yang mirip
Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Materi Paparan Menteri ESDM

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

KSN Mamminasata. Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

FAQ. bahasa indonesia

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI BERDASARKAN UU NO. 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI SEBAGAI PILIHAN TEKNOKRATIK

Penggunaan Sistem Upaya Perlindungan Negara (CSS) di Tingkat Instansi bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

- 3 - Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Memperkuat Ekspor (Sektor) Alas Kaki Indonesia melalui Pelatihan bagi UKM dengan Topik Cara Sukses Mengekspor ke Kanada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.

GLossary. Badan Pembangunan Perancis (French Development Agency) Penilaian Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment)

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

PERATURANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN OPERASI (Operation Manual)

PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2015 adalah 5,6 %. Angka pertumbuhan. % pada tahun Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

Pendahuluan. Latar Belakang

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia

KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

Kesetaraan Gender dan Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v

Perkembangan Pengawasan Ketenagakerjaan di Filipina. DEPARTMENT OF LABOR AND EMPLOYMENT (PHILIPPINES) Jakarta, Indonesia 4-6 April 2017

Rencana Strategis

Proyek KPBU TPPAS Regional Legok Nangka Provinsi Jawa Barat

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor strategis dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

MEMANTAPKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANGKA PERCEPATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

Kementerian Perindustrian Jakarta, 31 Juli 2015

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Knowledge Management Forum April

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

Visi Indonesia Pembangun- an Manusiaa Ekonomi. Infrastruktur. Kelautan. Transportasi dan Konektivitas. Pertanian. Pariwisata. dan.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

LAMPIRAN C. Sebuah Alternatif dalam Pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (termasuk daerah abu-abu )

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

BAPPEDA Planning for a better Babel

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PROSPEK KEBERHASILAN LISTRIK MW

Transkripsi:

Indonesia: Proyek Energi Terbarukan Indonesia Timur (Tahap 1) Nama Proyek Proyek Energi Terbarukan Indonesia Timur (Tahap 1) Nomor Proyek 51209-001 Peminjam/Perusahaan PT Energi Bayu Jeneponto Negara Indonesia Lokasi Jeneponto, Sulawesi Selatan Nomor Persetujuan 3606/3606 Jenis Bantuan ADB / Nilai Pinjaman Canadian Climate Fund for the Private Sector in Asia II (CFPS II) USD 0,00 Disetujui Pinjaman Leading Asia's Private Infrastructure Fund (LEAP) USD 0,00 Disetujui Pinjaman Sumber Daya Modal Biasa USD 0,00 Disetujui Agenda Strategis Pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif Pendorong Perubahan Pengembangan sektor swasta Sektor / Subsektor Energi - Pembangkit listrik dari energi terbarukan - angin Pengarusutamaan dan Kesetaraan Gender Departemen ADB yang Bertanggung Jawab Divisi ADB yang Bertanggung Jawab Pejabat ADB yang Bertanggung Jawab Sponsor Proyek Uraian Tujuan dan Cakupan Tidak ada elemen gender Departemen Operasi Sektor Swasta (Private Sector Operations Department) Divisi Keuangan Infrastruktur 2 (Infrastructure Finance Division 2) Juliette N. Leusink Equis Group PT Global Pasifik Terbarukan Tahap 1 proyek ini akan membangun, mengoperasikan, dan memelihara pembangkit listrik tenaga angin 72 MW di Jeneponto (Sulawesi Selatan). Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan porsi energi yang dipasok oleh energi terbarukan dari 12% pada 2013 menjadi 23% pada 2025. Karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana meningkatkan kapasitas pembangkitan listrik dalam jaringan melalui energi terbarukan menjadi 45 GW pada 2025 dan tenaga angin akan mengkontribusikan 1,8 GW dari sasaran tersebut. Proyek ini berkontribusi bagi percepatan dan perluasan investasi sektor swasta dalam infrastruktur energi bersih di Indonesia. Proyek ini mendukung pelaku sektor swasta terkemuka (Equis

Group) dalam kontribusinya menuju sasaran ini. Pembiayaan konsesi dari Canadian Climate Fund for the Private Sector in Asia II (CFPS II) diperlukan untuk membantu pelaksanaan salah satu proyek pembangkit listrik tenaga angin berskala utilitas pertama di Indonesia, dan untuk membantu sponsor proyek mengatasi biaya dan kerugian sebagai pelopor, sekaligus juga mengatasi berbagai tantangan teknis dan regulasi. Kaitan dengan Strategi Negara/Regional Proyek ini mendukung infrastruktur sektor swasta dan lingkungan, dua dari lima pilar inti strategi ADB, seperti yang ditegaskan kembali dalam Kajian Tengah Waktu (Midterm Review) terhadap Strategi 2020. Proyek ini konsisten dengan strategi kemitraan negara untuk Indonesia 2016-2019, yaitu dengan mendukung perluasan infrastruktur dan teknologi yang ramah lingkungan untuk pembangkitan energi bersih. Proyek ini konsisten dengan Kebijakan Energi ADB, yang menyatakan bahwa dukungan bagi proyek energi terbarukan akan diprioritaskan dan diperluas. Kategori Perlindungan Lingkungan B Pemindahan Bukan dengan Sukarela C Masyarakat Adat C Ringkasan Aspek Lingkungan dan Sosial Aspek Lingkungan Guna memenuhi persyaratan SPS ADB untuk proyek dengan dampak lingkungan kategori B, EBJ telah melaksanakan persiapan bagi Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Impact Assessments - ESIA), baik

untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin maupun jalur transmisi listrik, yang mengidentifikasi dan menilai dampak dan risiko lingkungan dan sosial, serta menjabarkan langkah yang sesuai guna menghindari, meminimalkan, dan memitigasinya dalam Rencana Manajemen Lingkungan (Environmental Management Plan - EMP). Lokasi proyek bukan habitat spesies fauna darat atau burung, dan juga tidak berada di sepanjang rute global migrasi burung. Dampak jangka pendek selama konstruksi kemungkinan hanya terbatas di lokasi proyek, yang mencakup debu, kebisingan, gangguan lalu lintas karena frekuensi truk pengiriman, limbah padat yang dihasilkan pekerja konstruksi, dan sejumlah risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Pemindahan Bukan dengan Sukarela Proyek ini diklasifikasikan sebagai kategori C dalam hal pemindahan bukan dengan sukarela. Proyek ini berlokasi di lahan yang dibeli dengan proses penyelesaian negosiasi berdasarkan kesediaan penjual dan kesediaan pembeli. Proyek ini tidak akan menghasilkan ketersisihan secara fisik maupun ekonomi yang timbul akibat kegiatan pemindahan bukan dengan sukarela. Masyarakat Adat Proyek ini diklasifikasikan sebagai kategori C untuk masyarakat adat. Proyek ini berlokasi di lahan yang tidak diidentifikasikan sebagai tanah tradisional atau tanah adat. Masyarakat yang tinggal dekat daerah proyek berasal dari kelompok etnis Makassar yang dominan atau para migran pendatang. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan

Jadwal untuk rancangan bantuan, pemrosesan, dan pelaksanaan Persetujuan Konsep 05 Sep 2017 Uji Tuntas Rapat Komite Kredit 29 Nov 2017 Persetujuan 29 Nov 2017 PDS Terakhir Diperbarui 12 Feb 2018 Laman Proyek https://www.adb.org/projects/51209-001/main Permintaan Informasi http://www.adb.org/forms/request-informationform?subject=51209-001 Tanggal Pembuatan 30 Mei 2018 Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program: Karena PDS merupakan pekerjaan yang sedang berjalan, beberapa informasi mungkin tidak disertakan dalam versi awal, tetapi akan ditambahkan setelah informasi tersedia. Informasi mengenai proyek yang diusulkan bersifat tentatif dan indikatif. ADB memberikan informasi yang terkandung dalam lembar data proyek (PDS) ini sematamata sebagai sumber daya bagi penggunanya, tanpa jaminan apa pun. Meskipun ADB berupaya menyediakan konten bermutu tinggi, informasi ini diberikan "sebagaimana adanya" tanpa jaminan apa pun, baik tersurat maupun tersirat, termasuk tanpa batasan,

jaminan mengenai kelayakan jual, kecocokan bagi tujuan tertentu, dan non-pelanggaran. ADB secara khusus tidak memberikan jaminan atau pernyataan mengenai keakuratan atau kelengkapan informasi yang bersangkutan.