BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 1



dokumen-dokumen yang mirip
Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Kali Dalam Jabfung Adminkes MODUL MATERI INTI. 6 AKREDITASI INSTITUSI DAN PROGRAM KESEHATAN

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S2

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PETA MASALAH DALAM AKREDITASI PRODI BERDASARKAN ISIAN BORANG AKREDITASI

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. /MEN/ /2008 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2011

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

BAB I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. A. Visi Menghasilkan tenaga kesehatan profesional dan kompetitif

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN Tentang:

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.58/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

BAN-PT PANDUAN SURVEILEN PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB V PENUTUP. dapat dikategorikan sebagai audit program sektor publik. Audit program sektor

PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

A. Tujuan dan Manfaat

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014Nomor 6, Tambahan Lembaran N

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK. PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG AUDIT LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

Internal Audit Charter

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut Undang -undang No.20 tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan Tenaga Kesehatan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Sumber Daya Manusia dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri. Upaya mewujudkan tujuan tersebut perlu didukung berbagai sumber daya, antara lain tersedianya tenaga kesehatan yang berkualitas sebagai salah satu komponen pelaksana pembangunan. Implikasi perubahan orientasi pelayanan kesehatan adalah perubahan pendekatan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan penyesuaian karakteristik maupun mutu tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan tersebut. Salah satu alat untuk meningkatkan mutu institusi Diknakes dilakukan melalui akreditasi atau penilaian terhadap penyelenggaraan pendiidkan yang merupakan kontrol dan audit eksternal mutu pendidikan. Pasal 60 Undang-Undang No.20 tahun 2003 akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akutanbilitas publik. Perkembangan dan perubahan peraturan penyelenggaraan pendidikan terus berkembang. Pasal 61 Undang-undang No.20 tahun 2003 mensyaratkan bahwa ijazah dapat diberikan kepada peserta didik oleh satuan penyelenggaraan pendidikan yang terakreditasi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan merupakan salah satu unit Departemen Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kendali mutu pendidikan tenaga kesehatan Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 1

Dimasa mendatang, eksistensi perguruan tinggi tidak dapat lagi bersandar kepada pemerintah tetapi akan dipengaruhi oleh penilaian pengguna/user, mahasiswa dan orangtua, dunia kerja, serta pihak-pihak lain yang terkait. Oleh karena kualitas pendidikan menjadi perhatian stakeholders, maka perbaikan mutu harus ditujukan bagi kualitas penyelenggaraan pendidikan. Ini merupakan bagian dari akuntabilitas publik agar eksistensi perguruan tinggi tersebut tetap terjamin. Standar pendidikan terus berkembang sesuai dengan tuntutan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui PP 19 tahun 2005 pemerintah mengeluarkan Standar Nasional Pendidikan. Institusi pendidikan tenaga kesehatan dimasa mendatang akan berusaha,meningkatkan mutu agar lulusannya sesuai dengan kompetensi yang diharapkan baik nasional maupun international. Pedoman ini memuat beberapa kebijakan dalam manajemen, petujuk pengisian Borang serta borang akreditasi. Agar objektifitas akreditasi tercapai, penilaian akreditasi dilaksanakan dengan menggunakan satu alat ukur yang dapat digunakan untuk seluruh institusi Diknakes yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemda, TNI/Polri dan swasta. Tim akreditasi akan dikembangkan menjadi tim akreditasi dan tim pengumpul data/assessor yang bersertifikasi. Akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan dalam pedoman ini merupakan upaya pemerintah bersama masyarakat yang dilakukan secara sistematis, berkesinambungan, terencana dan terarah guna menetapkan strata yang menggambarkan mutu penyelenggaraan institusi pendidikan. Akreditasi dapat digunakan sebagai salah satu dasar upaya pembinaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan institusi Diknakes. Pada tahun 2006 telah dikembangkan Borang Akreditasi yang telah disesuaikan dan dapat dipergunakan untuk seluruh institusi pendidikan Tenaga Kesehatan Poltekkes dan Non Poltekkes, sehingga diperoleh kesamaan pemahaman dalam pelaksanaan akreditasi. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 2

B. TUJUAN 1. Umum. Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan sehingga diperolehnya informasi tentang keunggulan dan kelemahan dalam penyelenggaraan pendidikan. 2. Khusus a. Diperolehnya nilai dan strata akreditasi institusi Diknakes b. Sebagai alat untuk melaksanakan pembinaan institusi Diknakes. C. Pengertian Akreditasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke.3. tahun 2003, akreditasi adalah : 1. Pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu. 2. Pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya wewenang seseorang untuk melaksanakan atau menjalankan tugasnya. Internal akreditasi: adalah tindakan mawas diri atau self assessment yang dilakukan oleh institusi berdasarkan keadaan institusi yang sebenarnya dengan menggunakan Borang akreditasi yang telah ditentukan. Eksternal akreditasi: adalah proses evaluasi terhadap institusi yang dilakukan oleh pihak luar institusi melalui akreditasi dengan menggunakan Borang akreditasi yang telah ditentukan. Akreditasi institusi Diknakes dalam petunjuk pelaksanaan ini adalah upaya pemerintah bersama masyarakat yang dilakukan secara sistematis, berkesinambungan, terencana dan terarah guna menetapkan strata yang menggambarkan mutu penyelenggaraan institusi pendidikan, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar upaya pembinaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan institusi Diknakes Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 3

D. Sasaran Sasaran akreditasi adalah seluruh institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan milik Depkes, Pemda, TNI/Polri dan Swasta. E. Kebijaksanaan 1. Akreditasi pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan. 2. Akreditasi institusi Diknakes di koordinir dan dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan dengan dibantu Dinas Kesehatan Propinsi. 3. Pelaksanaan akreditasi menggunakan 1 (satu) alat ukur 4. Pelaksanaan akreditasi dilakukan atas permintaan institusi 5. Hasil akreditasi digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan di lingkungan Departemen Kesehatan F. Landasan Hukum Landasan hukum akreditasi institusi Diknakes adalah : 1. Undang -undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Undang -undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. 6. Peraturan Pemrintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 7. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor.222/U/1998 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 4

9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana Perguruan Tinggi. 10.Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor. 298/ tahun 2001 Organisasi dan Tatakerja Politeknik Kesehatan. 12.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1192/2003 tentang Izin Penyelenggaraan Pendidikan Diploma Di Bidang Kesehatan. 13.Keputusan Menteri Kesehatan No. 1575 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 5

BAB II BENTUK LAYANAN AKREDITASI Untuk mewujudkan tujuan akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan, maka dilaksanakan layanan sebagai berikut : 1. Layanan Pendataan. Layanan pendataan terhadap institusi diknakes sebagai sumber informasi yang akurat. Kegiatan dalam layanan pendataan dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Pendataan Langsung dengan cara mengunjungi institusi yang diakreditasi. Pada tahap ini, diperlukan beberapa aspek penting sebagai berikut : 1) Karakteristik data yang dicari di peroleh dengan mengumpulkan pendapat/penjelasan/keterangan/bukti-bukti otentik yang menjamin adanya : a) Ketersediaan, kecukupan dan kesesuaian jumlah komponen pendidikan di institusi diknakes yang diakreditasi dengan baku mutu institusi diknakes. b) Ketepatan, ketaatan azas, keteraturan dan kesiapan perangkat proses dan intervensinya dalam kegiatan pelajaran teori dan praktek untuk pencapaian kompetensi peserta didik seperti dikehendaki oleh kurikulum. c) Kerapihan, kecermatan, kecukupan kecepatan dan kehandalan administrasi ketatausahaan institusi berdasarkan baku kinerja tata laksana manajemen institusi yang ditetapkan. d) Keikutsertaan, kepedulian, dan keaneka ragaman aktivitas lintas sektor dan program serta masyarakat di sekitar yang mendukung keberadaan institusi diknakes tersebut. 2) Borang akreditasi dirancang dengan memperhatikan karakteristik data yang dibutuhkan, dan dikemas ke dalam bentuk borang atau daftar isian yang sederhana, sistematik dan mudah dimengerti. 3) Tim pengumpul data akreditasi dipersyaratkan memiliki pengetahuan, pemahaman dan sikap positif dengan kemampuan teknis yang Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 6

mengutamakan obyektifitas penilaian, latar belakang pendidikan pelaksana akreditasi. 4) Kriteria pengumpul data : Pendidikan minimal Sarjana Berpengalaman di bidang pendidikan tenaga kesehatan dan atau profesi tenaga kesehatan. Telah mengikuti Pelatihan sebagai "Assessor" Assessor adalah individu netral yang tidak mempunyai ikatan apapun dengan pihak institusi yang di Akreditasi b. Pendataan tidak langsung memanfaatkan data sekunder dari sumber resmi yang berkaitan dengan institusi diknakes di daerah maupun di Kantor Depkes Pusat [Pusat Diknakes]. 2. Layanan Pengolahan Data. Data yang dikumpulkan melalui pendataan langsung maupun tidak langsung dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Seleksi, kodifikasi dan klasifikasi data komponen pendidikan yang diakreditasi dengan meneliti kembali adanya keabsahan data. b. Pengolahan data berdasarkan hasil seleksi, kodifikasi, dan klasifikasi. 3. Layanan Penyajian Hasil. Layanan penyajian hasil dilaksanakan dengan menyusun dokumen penyajian hasil yang lengkap memuat narasi, analisis, pembahasan variabel yang ditemukan dari pengolahan data. Penonjolan informasi penting, mengarah pada stratifikasi dan pembinaan yang diperlukan. Kegiatan layanan terdiri dari : a. Pengolahan hasil laporan akreditasi. b. Pembahasan hasil akreditasi untuk memperoleh kesepakatan stratifikasi dan pembinaan. c. Penentuan/penetapan strata institusi yang telah diakreditasi. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 7

4. Layanan Stratifikasi Institusi. Hasil penetapan strata institusi diknakes mempunyai makna penting bagi institusi yang bersangkutan dan masyarakat. Oleh karenanya Hasil akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan perlu di publikasikan agar diketahui oleh masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam layanan stratifikasi institusi ini meliputi : a. Penetapan strata institusi diknakes dengan Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Untuk itu diperlukan adanya perangkat stratifikasi dengan aspek-aspek pelaksanaannya sebagai berikut : 1) Jenis strata/peringkat mutu institusi. 2) Masa berlakunya strata. 3) Pejabat yang mengesahkan. b. Pemberlakuan Strata institusi setelah penerbitan Surat Keputusan perlu diikuti dengan kegiatan antara lain : 1) Penyerahan Surat Keputusan kepada institusi. 2) Pemantauan institusi diknakes yang telah ditetapkan stratanya. c. Penilaian status strata untuk jangka/periode berikutnya. 5. Pembiayaan Biaya pelaksanaan dibebankan kepada institusi yang bersangkutan terdiri dari: a. Akomodasi b. Lumpsum c. Trasnport PP per orang Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 8

BAB III MANAJEMEN DAN PROSEDUR AKREDITASI Akreditasi dilaksanakan atas permintaan dan kesiapan institusi. Tim ditunjuk oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Tim Akreditasi berjumlah maksimum 4 orang yang dapat berasal dari unsur : 1. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan 2. Dinas Kesehatan Propinsi 3. Institusi Diknakes 4. Organisasi Profesi yang terkait. 1. Perencanaan. Perencanaan kegiatan akreditasi institusi Diknakes melibatkan berbagai personil yang sesuai baik dari Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, institusi pendidikan tenaga kesehatan dan organisasi profesi.. a. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1) Menyusun dan mengembangkan borang akreditasi institusi Diknakes 2) Menyusun dan mengembangkan petunjuk penggunaan borang akreditasi 3) Membentuk Tim Akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan 4) Merencanakan pelaksanaan akreditasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi serta institusi. 5) Mengkoordinir dan melaksanakan pelaksanaan akreditasi dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi. 6) Merencanakan kegiatan rapat penetapan strata akreditasi. 7) Merencanakan produksi piagam akreditasi institusi. 8) Membentuk dan tim assessor Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 9

9) Menjamin kualitas assessor melalui pelatihan. 10) Mengembangkan pedoman dan borang monitoring. b. Kantor Dinas Kesehatan Provinsi 1) Membantu institusi mempesiapkan pelaksanaan akreditasi. 2) Membantu institusi melaksanakan internal akreditasi c. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan 1. Institusi melakukan evaluasi diri dengan mengisi borang akreditasi yang telah ditentukan, menyiapkan dokumen dan membenahi kinerja sesuai standar 2. Melakukan audit internal, dapat dilaksanakan antar prodi serumpun atau minta bantuan institusi yang lain yang serumpun. 3. Merencanakan pelaksanaan akreditasi, mengirimkan surat permohonan akreditasi kepada pusat diknakes dan merencanakan pembiayaan. 2. Pengorganisasian. Tahap berikutnya dalam kegiatan akreditasi setelah perencanaan adalah pengorganisasian. Untuk mencapai akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahap ini diperlukan koordinasi semua pihak sehingga terwujud kesamaan pengertian, dan arah pencapaiannya. a. Pusat Diknakes Di tingkat pusat tim akreditasi terdiri dari pejabat Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan dan staf yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Tugas tim adalah : 1. Melakukan penilaian dokumen yang dikirim ke Pusdiknakes 2. Membahas dan menetapkan strata dalam rapat pleno 3. Menunjuk tim pengumpul data Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 10

b. Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Tugasnya membantu Tim Akreditasi Pusat melaksanakan kegiatan akreditasi c. Institusi pendidikan tenaga kesehatan mengkoordinasikan tim akreditasi internal untuk bekerjasama dalam pelaksanaan verivikasi dengan Tim Akreditasi Pusat 3. Pelaksanaan. Pusat Diknakes a. Membuat surat tugas tim pengumpul data b. Menyiapkan sarana dokumentasi c. Mengkoordinasikan pelaksanaan verivikasi dengan institusi dan dinas kesehatan di lapangan d. Membuat rencana pelaksanaan bersama tim pengumpul data termasuk apabila memerlukan observasi ke lahan praktik. e. Mengadakan pertemuan koordinasi dan evaluasi dengan anggota pengumpul data lainnya selama di lapangan. f. Memimpin pertemuan dengan seluruh jajaran institusi untuk memberikan umpan balik hasil penilaian dalam rangka pembinaan pada setiap akhir akreditasi. Mengemukakan keunggulan dan kelemahan kinerja institusi, membantu mencari penyebabnya dan memberikan alternatif solusi. g. Menerbitkan dan mengirimkan SK dan piagam strata akreditasi. Tim Pengumpul data. a. Melaksanakan penilaian dengan profesional dan bertanggung jawab terhadap penilaian yang diberikan. b. Selama proses verivikasi, tim pengumpul data melakukan cek dokumen, observasi ataupun interview kepada siapapun yang dibutuhkan Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 11

c. Memeriksa semua fasilitas proses belajar mengajar yang digunakan oleh institusi, termasuk lahan praktik. d. Membuat dokumentasi di lapangan dengan foto. e. Melakukan penghitungan awal sesuai dengan petunjuk teknis di dalam borang dan telaahan hasil verivikasi di lapangan. f. Menyerahkan hasil verivikasi atau borang yang sudah terisi, data pendukung, umpan balik dan rekomendasi kepada anggota tim pengumpul data yang berasal dari Pusat Diknakes. Dinas Kesehatan Provinsi a. Sebagai bagian dari anggota tim pengumpul data, melakukan verivikasi bersama anggota tim lainnya. b. Menyerahkan hasil pengisian borang dan data pendukung kepada anggota tim yang berasal dari Pusat Diknakes. Institusi a. Menunjuk tim pendamping bagi tim pengumpul data agar proses verivikasi berjalan lancar. b. Tetap melaksanakan proses belajar mengajar saat proses verivikasi berlangsung. c. Memberi kesempatan kepada tim pengumpul data untuk melakukan pemeriksanaan dokumen dan setiap ruangan yang diminta. Tidak berkeberatan apabila tim pengumpul data melakukan observasi ketika proses belajar mengajar berlangsung baik di kelas, laboratorium ataupun lahan praktik d. Seluruh personil institusi diusahakan hadir di institusi ketika proses verivikasi berlangsung. e. Bila diperlukan, menyiapkan satu ruangan terpisah untuk prosedur interview bagi tim pengumpul data. f. Menyediakan transportasi untuk ke lahan praktik bila diperlukan. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 12

4. Pengawasan. Untuk menjaga efektivitas dan keberhasilan pencapaian tujuan akreditasi institusi Diknakes perlu dilakukan langkah pengawasan. Pengawasan terhadap pelaksana tim akreditasi institusi Diknakes dilaksanakan oleh pejabat yang bertanggungjawab terhadap kegiatan akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan. Kegiatan akreditasi institusi Diknakes dilaksanakan dengan mengikuti prosedur berikut ini : Institusi ( surat,hasil evaluasi diri, data pendukung ) Tembusan :Dinkes propinsi PUSDIKNAKES - (telaah hasil evaluasi diri,data pendukung ) PELAKSANAAN /Verifikasi Tim Pengumpul data ditunjuk oleh Ka.Pusdiknakes MASUKAN TERTULIS PEMBAHASAN & PENETAPAN STRATA AKREDITASI ( Pusdiknakes) PEMBUATAN SK +PIAGAM (PUSDIKNAKES ) HASIL : Asli : Institusi Copy :Dinkes Prop. 1. Institusi Diknakes mengajukan Surat permohonan pelaksanaan akreditasi ke Pusat Diknakes dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dilampirkan hasil Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 13

intrenal akreditasi( Evaluasi diri ), data SDM dan data sarana/prasarana yang dimilkii serta data lain yang dibutuhkan. 2. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan melakukan telaah hasil internal evaluasi dan data-data yang dikirimkan, kemudian menentukan tanggal pelaksanaan akreditasi dengan berkoordinasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi. 3. Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan menunjuk tim pengumpul data untuk melakukan verifikasi data yang sudah dikirimkan, serta mengumpulkan data-data lainnya yang diperlukan berdasarkan Borang akreditasi yang digunakan. 4. Tim pengumpul data menyerahkan hasil pengumpulan data beserta dokumen pendukung lainnya kepada Tim akreditasi Pusdiknakes dan umpan balik kepada Pusdiknakes. 5. Tim akreditasi Pusdiknakes melakukan penghitungan dan telaahan hasil pengumpulan data. 6. Dilaksanakan rapat pleno diantara pejabat structural dilingkungan Pusat Diknakes. 7. Kepala Pusat Diknakes menetapkan strata akreditasi dari hasil rapat pleno, serta menerbitkan SK dan Piagam strata akreditasi. 8. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan mengirimkan Surat Keputusan, Piagam strata akreditasi (asli) dan rekomendasi kepada institusi dengan tembusan Dinas Kesehatan Propinsi. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 14

BAB III BORANG AKREDITASI DAN CARA PENGGUNAANNYA Akreditasi dilakukan terhadap institusi Diknakes mempergunakan Borang dengan struktur sebagai berikut: A. Struktur Borang Akreditasi Poltekkes Borang Akreditasi Jurusan / Prodi Poltekkes terdiri dari 8 ( delapan ) komponen yaitu : 1. Komponen Direktorat Poltekkes ( bobot 4 ) 2. Komponen Sumber Daya Manusia ( ( bobot 10 ) 3. Komponen Manajemen Pembelajaran ( bobot 8 ) 4. Komponen Sarana /Prasarana ( bobot 6 ) 5. Komponen Administrasi ( bobot 3 ) 6. Komponen Kemahasiswaan ( bobot 2 ) 7. Komponen Situasi Umum ( bobot 2 ) 8. Komponen Pengembangan Institusi ( bobot 5 ) B. Struktur Borang Akreditasi Non Poltekkes Struktur Borang akreditasi Non Poltekkes terdiri dari 8 ( delapan ) komponen yaitu : 1. Komponen Keorganisasian ( bobot 4 ) 2. Komponen Sumber Daya Manusia ( ( bobot 10 ) 3. Komponen Manajemen Pembelajaran ( bobot 8 ) 4. Komponen Sarana /Prasarana ( bobot 6 ) 5. Komponen Administrasi ( bobot 3 ) 6. Komponen Kemahasiswaan ( bobot 2 ) 7. Komponen Situasi Umum ( bobot 2 ) 8. Komponen Pengembangan Institusi ( bobot 5 ) Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 15

Masing - masing komponen tersebut terbagi dalam beberapa sub komponen, setiap sub komponen dinilai dari aspek kuantitas, kualitas, efektifitas dan relevansi. Rentang nilai untuk masing-masing aspek adalah nilai terendah 1 dan tertinggi 5. Nilai akhir untuk seluruh komponen adalah 100 ( maksimal ). Bagi institusi Diknakes yang baru menyelenggarakan pendidikan sampai dengan semester V ( lima ) maka pertanyaan yang berkaitan dengan lulusan ditiadakan dan tidak dihitung sebagai pembagi. Pembobotan masing-masing komponen ditentukan berdasarkan besarnya kontribusi terhadap sistem penyelenggaraan Diknakes. Jumlah keseluruhan bobot adalah 40 (empat puluh ). C. Cara Penggunaan Borang Akreditasi institusi Diknakes. Cara penggunaan Borang akreditasi institusi meliputi cara mengisi dan cara menghitung nilai setiap komponen dan aspek penilaiannya. Secara rinci cara penggunaan Borang tersebut dapat dipahami melalui uraian masing-masing komponen dan aspek penilaiannya pada Borang Akreditasi institusi terlampir. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 16

BAB IV STRATIFIKASI DAN DAMPAK AKREDITASI A. Stratifikasi. Stratifikasi suatu institusi diknakes ditetapkan berdasarkan nilai akhir yang ditetapkan melalui penghitungan dari masing-masing komponen : 1. Berstatus Strata A apabila institusi diknakes mempunyai nilai lebih dari 86,99. 2. Berstatus Strata B apabila institusi diknakes mempunyai nilai 72,00 s/d 86,99. 3. Berstatus Strata C apabila institusi diknakes mempunyai nilai 57,00 s/d 71,99. 4. Berstatus Non Akreditasi apabila institusi diknakes mempunyai nilai kurang dari 57,00. B. Kurun Waktu Akreditasi. 1. Akreditasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan dapat dilaksanakan setelah menyelenggarakan pendidikan minimal sampai dengan semester V( lima ). 2. Masa berlaku strata akreditasi ditetapkan Strata A - C : 5 tahun Non Akreditasi : 2 tahun 3. Penetapan kembali strata akreditasi dapat dilakukan sebelum berakhirnya masa strata akreditasi apabila diperlukan oleh Institusi..Dalam hal ini institusi diknakes dapat mengajukan permohonan akreditasi, apabila telah merasa melaksanakan barbagai perbaikan dan siap untuk dilakukan penilaian kembali. 3. Apabila dari hasil suatu penetapan strata akreditasi ternyata masih merasa kurang puas, maka institusi yang bersangkutan dapat mengajukan kembali akreditasi setelah lebih kurang 1 tahun. 4. Jika dua kali berturut-turut hasil penetapan akreditasi tetap pada strata C, maka institusi diknakes tersebut dapat dikenakan teguran lisan dan tertulis, serta dipertimbangkan untuk tidak diberikan alokasi penerimaan mahasiswa baru. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 17

5. Untuk institusi diknakes yang mendapat hasil penetapan non akreditasi dua kali berturut-turut dapat diberikan rekomendasi penghentian sementara sampai dengan pencabutan izin penyelenggaraan pendidikan. C. Dampak Hasil Akreditasi. Dampak hasil akreditasi bagi pihak-pihak yang terkait adalah : 1. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. a) Dasar penetapan peringkat mutu institusi diknakes. b) Dasar Penentuan kebijaksanaan pembinaan institusi diknakes. c) Acuan obyektif dalam pengembangan institusi diknakes antara lain konversi/peningkatan jenjang institusi diknakes di masa mendatang, alokasi peserta didik, program pendidikan tambahan dll. d) Dasar penghentian sementara institusi diknakes (tidak diperkenankan menerima peserta didik baru dan peserta didik yang lama dapat diselesaikan) e) Rekomendasi pencabutan/pemutusan izin operasional pendidikan. 2). Institusi Diknakes Institusi diknakes yang berstatus : a). Strata A dan strata B dapat dipertimbangkan untuk menyelenggarakan program pendidikan tambahan. b).strata C dan Non Akreditasi serta yang belum diakreditasi tidak dapat dipertimbangkan untuk menyelenggarakan program pendidikan tambahan. 3. Dinas Kesehatan Propinsi. a) Dasar penentuan urutan peringkat mutu institusi pendidikan. b) Dasar penentuan pertimbangan kebijaksanaan operasional institusi diknakes a.l. pertimbangan alokasi peserta didik, pertimbangan program pendidikan tambahan, dll. c) Acuan obyektif dalam pengembangan institusi diknakes di masa mendatang. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 18

d) Dasar pemberian rekomendasi penghentian sementara institusi diknakes. 4. Masyarakat. a) Perlindungan optimal mutu lulusan yang profesional dalam pelayanan kesehatan. b) Kepastian mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan yang diinginkan/ dipilih. Pedoman Akreditasi final 06/dir.pedoman dan bodang akred 07 19