1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Akhir tahun 2015 adalah dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), atau yang sering disebut sebagai Asian Economic Community (AEC) (ASEAN.ORG, 2017). MEA adalah bentuk dari suatu pasar tunggal berletak di Asia Tenggara yang dirancang oleh pemimpin ASEAN (Association of South-East Asian Nations) satu dekade lalu. Tindakan ASEAN, yang terdiri dari Indonesia, Thailand, Philipines, Malaysia, Singapore, Vietnam, Myanmar, Cambodia, Laos, dan Brunei, ini adalah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing dari negara di ASEAN agar dalam kemudian hari dapat menyaingi negara besar seperti Cina dan India, serta untuk bekerja sama menarik investasi asing terhadap negara-negara ASEAN (BBC.COM, 2014). Tindakan ini juga diharapkan untuk dapat meningkatkan lebih banyak lagi lapangan kerja di negaranegara Asia Tenggara. Oleh karena itu, penanaman modal dan investasi sangat dibutuhkan untuk menopang peningkatan tenaga kerja ini (Oktavianus, 2017). Secara garis besar, MEA bertujuan untuk menghapus pembatasanpembatasan dari bidang ketenagakerjaan dalam skala regional, dan menciptakan suatu ecosystem cross regional untuk mengisi pekerjaan yang tertutup dan minim dalam tenaga asingnya. Dalam satu sisi, MEA membuka banyak peluang pekerjaan di berbagai negara ASEAN bagi yang berkompeten, tetapi di sisi lain, MEA juga menciptakan persaingan pekerjaan yang lebih berat karena tenaga asing yang makin bebas untuk masuk ke dalam pasar lokal setiap negara ASEAN. Oleh karena itu, setiap perusahaan dan individu didorong untuk meningkatkan
performa masing-masing untuk mampu bersaing dan bertahan hidup di era Masyarakat Ekonomi ASEAN ini (INVESTASEAN.ASEAN.ORG, 2018). Merujuk terhadap fenomena MEA belakangan ini, perusahaan-perusahaan dalam kawasan ASEAN akan semakin di sorong untuk meningkatkan daya saing dan kinerjanya dalam pasar untuk menarik para investor untuk menanam modal. Variabel yang dilihat oleh investor dalam menentukan keputusan investasinya adalah yang disebut sebagai nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah suatu image dari perusahaan yang dilihat menurut mata dan/atau persepsi para investor yang mempengaruhi intensitas mereka untuk berinvestasi kepada perusahaan tersebut. Persepsi keberhasilan perusahaan ini juga seringkali dihubungkan terhadap harga saham, yang menentukan tingkat nilai perusahaan dan juga sebagai titik indikator kinerja perusahaan dan prospek masa depan dari perusahaan tersebut (Riadi, 2017). Mengingat pentingnya nilai perusahaan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan perannya dalam meningkatkan kesejahteraan perusahaan di Indonesia, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut pendalaman materi dan penelitian terdahulu, penulis menentukan faktor-faktor tersebut adalah kepemilikan blockholder, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan komite audit. Penelitian penulis akan lebih merujuk terhadap faktor kepemilikan atau Ownership dari perusahaan yang mencakup ruang lingkup kepemilikan yang lebih luas (kepemilikan blockholder), termasuk kepemilikan yang berada di dalam lingkaran luas tersebut (kepemilikan manajerial dan institusional), dan faktor
pengawasan, yang berupa komite audit. Alasan terhadap keputusan ini adalah karena didalam perusahaan go public, besarnya persentase kepemilikan saham yang menentukan aksi korporasi dan semakin pentingnya peran komite audit dalam pengawasan internal kontrol dan keuangan perusahaan untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang baik sehingga meningkatkan kepercayaan investor. Kepemilikan blockholder adalah sebutan untuk kepemilikan saham yang memiliki minimal 5% dari saham perusahaan. Kepemilikan ini sudah termasuk besar dan para pemegang saham block mendapat wewenang lebih dalam perusahaan daripada pemegang saham biasa. Faktor ini dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam pergerakan dan keputusan perusahaan. Oleh karena itu, kepemilikan blockholder memiliki hubungan dan berperan dalam level dari nilai perusahaan. Karena alasan ini, kepemilikan blockholder diambil sebagai variable dari penelitian ini. Menurut Sofia (2013), pengujian secara parsial menunjukan bahwa semua variabel independen signifikan yaitu blockholder ownership dan nilai perusahaan tahun sebelumnya. Menurut Yuliani (2014), kehadiran kepemilikan blockholder menentukkan penentuan keputusan investasi yang mengakibatkan peningkatan dari nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial adalah seberapa tingkat dan usaha pihak manajemen (manajer, direksi, komisaris) untuk aktif dan ikut serta dalam keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial juga terkait dalam dampaknya terhadap nilai perusahaan. Ini dikarenakan, para pihak manajemen juga akan merasakan efek dari keputusan dan jalan yang diambil perusahaan jika pihak manajemen juga merupakan pemegang saham dari perusahaan. Ini juga dapat mengakibatkan counter-effect terhadap agency theory atau teori keagenan,
dimana efek ini akan memitigasi perbedaan kepentingan atau interest dari kedua pihak, dan berusaha menyamakan prioritas kedua pihak. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial memiliki tangan dalam nilai perusahaan. Menurut Susanto & Subekti (2012), kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Susanti & Mildawati (2014), kepemilikan manajemen berpengaruh secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain dari kepemilikan dari pihak manajemen, pihak luar seperti institusi keuangan, firma investasi, perusahaan asuransi, dan organisasi investasi besar lain juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan ketika pihak tersebut memiliki bagian dalam perusahaan. Secara logika, kepemilikan institusional yang besar dapat meningkatkan daya kontrol institusi finansial tersebut terhadap perusahaan berserta manajemennya karena secara fungsi, institusi finansial berinvestasi terhadap suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan yang sebesar-besarya untuk memenuhi ekspektasi dari klien. Itu yang menyebabkan kontrol yang lebih ketat terhadap cara gerak perusahaan ketika perusahaan tersebut terdiri dari kepemilikan institusional yang besar. Menurut Ningtyas, Suhadak dan Nuzula (2014), kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan closing price. Menurut Wibowo (2016), kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Faktor yang juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah yang disebut sebagai komite audit. Komite audit adalah sekumpulan auditor (komite) yang bertugas antara lain, untuk memonitor pelaporan finansial, kebijakan akuntansi, pengawasan auditor eksternal, ketaatan terhadap peraturan, dan
mendiskusi penanganan dan manajemen resiko yang menentukan aksi atau gerak perusahaan yang kedepannya. Karena itu, sangatlah penting untuk komite audit untuk memegang keras kode etik auditor dan tetap bersikeras untuk independen tanpa berpihak. Karena komite audit dapat mempengaruhi kualitas dari laporan keuangan, maka komite audit juga mendapat menjadi pengukur yang baik untuk melihat pengaruhnya terhadap nilai dari perusahaan. Menurut Siallagan & Machfoedz (2006), komite audit, selaku salah satu mekanisme corporate governance, berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Thaharah & Asyik (2016), komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Melihat banyaknya perusahaan dan individu asing yang berminat untuk investasi di Indonesia dalam sektor properti (Ekonomi Kompas, 2018; Kemenperin, 2016; Liputan6, 2016), maka penulis berniat untuk melaksanakan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang begerak dalam sektor tersebut. Alasan lain meliputi adanya kemungkinan terjadi manipulasi keuangan perusahaan, terutama yang bergerak di bidang properti. Dasarnya meliputi pengumpulan dana pihak ketiga (customer) di awal proyek properti, adanya kenaikan biaya dari sisi bahan dan pekerja di proses pembangunan properti sehingga ada kemungkinan over expense atau pengeluaran yang ekses/kelebihan, beberapa proyek properti yang terkadang terjadi keterlambatan atau kegagalan penyerahan properti terhadap customer (contohnya kasus Pluit City, PIK 2, dan Meikarta yang mulai diperbicarakan dari tahun 2016 sampai sekarang), dan begitu banyak izin dalam pembangunan properti yang legalitasnya disembunyikan manajemen terhadap pelanggan atau investor.
Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya mekanisme corporate governance dalam mempengaruhi nilai perusahaan, maka penulis dalam penyusunan laporan skripsi mengambil judul : ANALISA PENGARUH KEPEMILIKAN BLOCKHOLDER, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). 1.2 Ruang Lingkup Masalah Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi analasia pengaruh kepemilikan blockholder, kepemilikan manajerial, kepemikikan institutional, dan komite audit terhadap nilai perusahaan di industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2016. Hal ini dilakukan demi kefokusan dan kedalaman dari analisa materi-materi tersebut. 1.3 Rumusan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Apakah kepemilikan blockholder berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan blockholder terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Lingkungan Akademik : a. Hasil penelitian memberikan masukan baru atas kepemilikan blockholder dan implementasi mekanisme corporate governance, serta pengaruhnya terhadap nilai dari perusahaan. b. Hasil penelitian memberikan wawasan dan pengetahuan tentang mekanisme corporate governance sehingga dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya. 2. Bagi Stakeholders (Donatur, Kreditur, Anggota) : a. Hasil membantu memberi masukan tentang peran kepemilikan blockholder dan kerangka GCG dan dampaknya terhadap peningkatan nilai perusahaan. b. Meningkatkan kesadaran akan kepentingan peran mekanisme corporate governance dan pengaruhnya kepada nilai perusahaan.
3. Bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) : a. Hasil dapat menjadi tanda adanya hubungan triangle antara prinsipal, agen, dan supervisi (komite audit) yang dapat mengurangi asimetri informasi dalam hubungan keorganisasian perusahaan agar terbentuk tata organisasi yang baik bagi perusahaan (GCG) sehingga dapat memberi masukan untuk merancnag pedoman GCG kedepannya. b. Sebagai sebuah rangkuman dan wacana tentang mekanisme corporate governance dan perannya terhadap nilai perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun berdasarkan format yang diberikan oleh Universitas Podomoro. Semuanya tersusun dalam lima bab yang terdiri dari hal-hal berhubungan dengan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Secara garis besar, sistematika penulisan skripsi penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini, dibahas tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR Pada bagian ini, dibahas tentang landasan teori dan penelitian terdahulu yang sejenis serta kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI Pada bagian ini, dibahas tentang jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, dibahas tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil analisis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini, berisi simpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.