Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

dokumen-dokumen yang mirip
RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

Pengujian Ketentuan Penghapusan Norma Dalam Undang-Undang Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XI/2013 Tentang Bentuk Usaha, Kepengurusan serta Modal Penyertaan Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 008/PUU-III/2005 (Perbaikan I Tgl. 31 Maret 2005)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XI/2013 Pengelolaan Sumber Daya Air Oleh Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

Abstrak tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU PWP -PPK)

SUMBER HUKUM DAN KONSTITUSIONALITAS UNDANG-UNDANG: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN BEBERAPA NEGARA MUSLIM (PAKISTAN, MESIR DAN IRAN)

KRITERIA PEMILIH DALAM MEMILIH KEPALA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 DITINJAU DARI FIQH SIYASAH S K R I P S I

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEWENANGAN MAHKAMAH KONTITUSI MENGADILI SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DALAM PERSPEKTIF NEGARA HUKUM DI INDONESIA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XVI/2018 Pengendalian Impor Komoditas Perikanan dan Garam

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROBLEM KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI MEMUTUS PERSELISIHAN HASIL PILKADA. (Studi Pemikiran Prof. Dr. Moh. Mahfud MD)

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 42/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Harga BBM Bersubsidi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XI/2013 Tentang Penetapan Batam, Bintan dan Karimun Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Perdagangan Perantara

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

BAB I PENDAHULUAN. perubahan konstitusi yang memberikan jaminan kemandirian dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

ZAKIYAH SALSABILA

PENGHALANG KEWARISAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (ANALISIS PASAL 173) SKRIPSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Perseroan Terbatas. Hal tersebut menjadi alasan dibuatnya Undang-

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

KONTROVERSI NIKAH MISYĀR (KAJIAN ISTINBĀṬ HUKUM ULAMA KONTEMPORER)

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XI/2013 Tentang Bentuk Usaha, Kepengurusan serta Modal Penyertaan Koperasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

KUASA HUKUM Tommy Albert M. Tobing, S.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 21 Maret 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 60/PUU-XI/2013 Badan Hukum Koperasi, Modal Penyertaan, Kewenangan Pengawas Koperasi dan Dewan Koperasi Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Konstitusionalisme SDA Migas. Zainal Arifin Mochtar Pengajar Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 111/PUU-XIII/2015 Kekuasaan Negara terhadap Ketenagalistrikan

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 28/PUU-XIII/2015 Materi Kesehatan Reproduksi Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

PUTUSAN Nomor 75/PUU-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 138/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XIII/2015 Surat Ijo Tidak Menjadi Dasar Hak Pemilikan Atas Tanah

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XIV/2016 Pengampunan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat

PENGENALAN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN PENDIDIKAN KESADARAN BERKONSTITUSI 1 Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 2

BAB I PENDAHULUAN. mengabulkan sebagian permohonan uji materi terhadap Pasal 2 ayat (2) dan

PENYELESAIAN PERCERAIAN PERNIKAHAN SIRRI MELALUI ISBAT NIKAH (Studi Putusan Hakim Pengadilan Agama Blitar No.0856/Pdt.G/2013/PA.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XIII/2015 Surat Ijo Tidak Menjadi Dasar Hak Pemilikan Atas Tanah

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 129/PUU-XIII/2015 Sistem Zona Dalam Pemasukan (Impor) Hewan Ternak

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Setelah menguraikan dan menuliskan sub-bab hasil penelitian dan sub-bab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

PUTUSAN Nomor 8/PUU-VI/2008

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

Transkripsi:

KONSEP PENGUASAAN NEGARA ATAS SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan 008/PUU-III/2005 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Afnanul Huda NIM : 105045201507 KONSENTRASI SIYASAH SYAR IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat, hidayah dan inayah-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul yang berjasa besar kepada kita semua dalam membuka gerbang ilmu pengetahuan. Skripsi yang berjudul KONSEP PENGUASAAN NEGARA ATAS SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan 008/PUU- III/2005 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air) penulis susun dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada program studi Jinayah Siyasah konsentrasi Siyasah Syar iyyah (Ketatanegaraan Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Setulus hati, penulis sadari bahwa tidak akan sanggup menghadapi dan mengatasi berbagai macam hambatan dan rintangan yang mengganggu lancarnya penulisan skripsi ini, tanpa adanya bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada yang terhormat: iv

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan ibu Sri Hidayati, M.Ag, Ketua dan Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah yang lama dan Bapak Dr. Asmawi, M.Ag dan Bapak Afwan Faizin, M. Ag selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah yang baru. 3. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag, sebagai Dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Segenap Dosen fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan selama proses studi yang sangat berarti bagi perkembangan pemikiran dan wawasan yang luas bagi penulis. 5. Segenap pengelola Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah jakarta atas pelayanan referensi bukubukunya. 6. Orang tua penulis Bapak H. Ahmad Faiq dan Ibu Hj. Zakiyah, penulis memohon maaf atas segala perilaku penulis yang tidak berkenan di hati, penulis juga menyucapkan terima kasih yang teramat sangat atas cinta, kasih dan sayangnya kepada penulis yang telah merawat dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. v

7. Kepada semua paman dan bibi ku: mbak Bad, pakde Abu, mbak Wik, kak Yasin, dan mas Zen, terima kasih atas kasih sayang dan motivasi yang kalian berikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Penulis tidak bisa membalas jasa-jasa kalian, penulis hanya bisa mendoakan semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT dan mendapatkan kemudahan dalam segala urusan. 8. Sahabat-sahabat penulis yang tercinta: Budi, Latif, Andi, Lia, Rahma, Isti, Dinnur, Iqie, Dawam, Salman, Fadholi, Hendri, Fery, Alwan, Niam (SS 2005) yang senantiasa menemati penulis dalam studi, Anas, Widi, Rahman, Ulin, dll (Komunitas SaunG) yang menjadi teman diskusi yang menyenangkan, dan Jazuli, Syadzali, Mufti, Usup, dan mas Iput (SIMAHARAJA) terima kasih atas semua keceriaan selama ini, terima kasih semua. Terakhir, penulis berdoa kepada Allah SWT semoga ilmu yang telah kita dapat di kampus ini bermanfaat bagi kita semua dan diberkahi oleh Allah SWT. Amien.. vi

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan dan Batasan Masalah... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9 D. Tinjauan Kepustakaan... 9 E. Metodologi Penelitian... 11 F. Sistematika Penulisan... 14 BAB II KEPEMILIKAN DAN PENGUASAAN ATAS SUMBER DAYA AIR DALAM ISLAM... 15 A. Pengertian Kepemilikan...15 B. Macam-Macam Kepemilikan...19 C. Penguasaan atas Sumber Daya Air...33 BAB III PUTUSAN MAHKAMAH KONTITUSI NOMOR 058-059-060-063/PUU-II/2004 DAN NOMOR 008/PUU-III/2005... 38 A. Hukum Acara dan Putusan Mahkamah Konstitusi...38 1. Hukum Acara...38 2. Putusan Mahkamah Konstitusi...45 B. Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air...53 1. Pemohon dan Jenis Permohonan...53 vii

2. Bagian yang dimohonkan...56 3. Dalil-dalil Pemohon (isu hukum) dan Petitum...60 4. Pertimbangan Hukum dan Putusan...64 5. Dissenting Opinion...69 BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI... 72 A. Analisis Fiqh Siyasah terhadap Pertimbangan Hukum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi...72 1. Analisis Formil Pembentukan Undang-Undang...73 2. Analisis Materil Isi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air...80 B. Analisis Fiqh Siyasah terhadap Amar Putusan Mahkamah...86 BAB V PENUTUP... 91 A. Kesimpulan...91 B. Saran-Saran...93 DAFTAR PUSTAKA... 94 viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, dalam rangka persiapan kemerdekaan sebuah negara berdaulat yang lepas dari penjajahan asing, pada tahun 1945, para tokoh nasional yang terbentuk dalam wadah yang disebut Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mempersiapkan suatu naskah konstitusi yang kemudian dikenal dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Dasar 1945 di samping mengatur tata kenegaraan juga mengatur tata kehidupan sosial, ekonomi dan kebudayaan seperti termuat dalam Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, dan Pasal 34. Hal ini yang membedakan konstitusi Republik Indonesia dengan tradisi penulisan konstitusi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika yang lazimnya hanya memuat materi-materi konstitusi yang bersifat politik. Tradisi yang dianut Indonesia, sejauh menyangkut corak muatan yang diatur, nampak dipengaruhi oleh corak penulisan konstitusi yang lazim ditemui pada negara-negara sosialis seperti negara-negara di Eropa Timur. 1 Corak Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi ekonomi terlihat pada materi Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: 1 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, (Jakarta: Konstitusi Press, 2005), hal. 124. 1

2 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam perkembangannya, setelah amandemen Undang Undang Dasar 1945 keempat pada tanggal 10 Agustus 2002, Pasal ini ditambah dengan memasukkan 2 (dua) ayat baru, yaitu: 4) perekonomian Indonesia diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 5) ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang. Penambahan dua ayat dalam pasal ini merupakan upaya untuk mengakomodasi ketentuan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah dihapus, yaitu mengenai demokrasi ekonomi. Bila dilihat kembali materi yang diatur dalam Penjelasan Pasal 33 disebutkan bahwa: "dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-

3 anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat-lah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang". Selanjutnya dikatakan bahwa: "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat." 2 Dari pasal ini jelas sekali peranan negara dalam mengatur perekonomian besar sekali. Sehingga, sebenarnya secara tegas Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya, melarang adanya penguasaan sumber daya alam di tangan orang-seorang. Dengan kata lain monopoli, oligopoli maupun praktek kartel dalam bidang pengelolaan sumber daya alam adalah bertentangan dengan prinsip pasal 33. 3 Selama ini, jiwa Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 mengandung semangat untuk membela kesejahteraan rakyat banyak. Akan tetapi, sekarang kita menghadapi era globalisasi yang melahirkan ekonomi pasar. 4 Dapatkah kita mempertahankan pelaksanaan Pasal 33, yang meletakkan fungsi penguasaan 2 Arimbi HP dan Emmy Hafild, Makalah: Membumikan Mandat Pasal 33 UUD 45, (Jakarta: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia dan Fiends of the Earth (FoE) Indonesia, 1999), hal. 1. 3 Arimbi HP dan Emmy Hafid, Makalah: Membumikan..., hal. 2. 4 Dasar dari teori ekonomi pasar adalah persaingan bebas yang menggerakkan mekanisme pasar. Dalam hal ini penawaran dan permintaan bebas yang melatarbelakangi motif keuntungan pada pihak produsen, pedagang maupun konsumen, menentukan harga-harga yang disebut harga tawaran bebas dan selanjutnya menentukan apa dan berapa banyak jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi. Lihat Tom Gunadi, Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD 45, (Bandung: Angkasa, 1990), hal 35.

4 negara sangat besar dalam menghadapi perkembangan zaman seperti sekarang ini? Semua tantangan ini dapat kita amati dari produk perundang-undangan yang dibuat. Apakah undang-undang yang dibuat oleh Pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat telah sesuai dengan semangat Pasal 33 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, agar jiwa dari pasal tersebut dapat terjaga. Salah satu undang-undang yang dibentuk dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 33 UUD 1945 adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Namun undang-undang yang disahkan pada tanggal 19 Februari 2004 dan diundangkan pada tanggal 18 Maret 2004 ini menuai banyak kontroversi, karena terdapat beberapa pasal yang diindikasikan akan memicu privatisasi 5 pengelolaan air dan komersialisasi air yang bertentangan dengan semangat pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Untuk menjaga Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 khususnya, dan konstitusi pada umumnya, amandemen Undang-Undang 1945 yang ketiga telah mengakomodasi terbentuknya Mahkamah Konstitusi sebagai sebuah lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, di mana salah satu fungsinya adalah untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, kemudian fungsi 5 Privatisasi adalah sebuah proses sistematis untuk memindahkan status kepemilikan BUMN atau kekayaan publik lainnya dari tangan seluruh anggota masyarakat kepada para pemilik modal perseorangan. Privatisasi merupakan salah satu unsur dari agenda besar liberalisasi ekonomi dalam arti seluas-luasnya. Lihat I. Wibowo dan Francis Wahono, Neoliberalisme, (Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2003), hal. 206.

5 ini lebih dikenal dengan istilah judicial review. Keberadaan Mahkamah Konstitusi dengan kewenangannya melakukan pengujian undang-undang terhadap Undang- Undang Dasar disebut dengan kewenangan Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga konstitusi (The Guardian of Constitution) dan penafsir konstitusi (The Sole of Interpreter Constitution) Oleh karena itu, beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengajukan uji materiil UU Sumber Daya Air (UU SDA) ke Mahkamah Konstitusi untuk menguji konstitusionalitas UU SDA terhadap pasal 33 UUD 1945. Bahkan undang-undang ini mencetak rekor sebagai undang-undang yang paling banyak diujimateriilkan di Mahkamah Konstitusi. 6 Tercatat ada 19 pasal yang dimintakan uji materiil kepada Mahkamah konstitusi dengan berbagai alasan, di antaranya: 1. pasal 9, 10, 26, 45, 46, 80 karena dianggap dapat mendorong privatisasi sumber daya air 2. pasal 26 ayat (7) yang dapat mengakibatkan adanya komersialisasi air 3. pasal 90, 91, 92 yang bersifat diskriminatif, karena membatasi pihakpihak yang dapat mengajukan gugatan apabila terjadi kerugian 6 Tercatat ada lima uji materiil yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi dengan nomor perkara 058/PUU-II/2004, 059/PUU-2004, 060/PUU-II/2004, 063/PUU-II/2004, dan 008/PUU- III/2005. Rekor sebagai undang-undang yang paling banyak diujimateriilkan ini akhirnya dikalahkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang lebih dari lima kali diujimateriilkan di Mahkamah Konstitusi.

6 Setelah melalui persidangan yang cukup panjang, pada tanggal 13 Juli 2005 majelis hakim membacakan putusannya yang menolak permohonan pembatalan UU SDA karena majelis hakim menganggap UU SDA tidak bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945. Dalam pertimbangan hukumnya, majelis hakim menganggap bahwa tidak terjadi privatisasi dan komersialisasi terhadap sumber daya air akibat diberlakukannya UU SDA tersebut. Islam sebagai agama wahyu juga mengatur tentang kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam. Jenis kepemilikan atas sumber daya alam terdiri dari (i) kepemilikan individu (milk fardiyah); (ii) kepemilikan umum (milk ammah) dan, kepemilikan negara (milk daulah). 7 Terminologi konsep kepemilikan dalam Islam ini memang tidak berbeda dengan konsep ekonomi konvensional. Akan tetapi, secara substansi dan implementasi konsep kepemilikan (property right) menurut ajaran Islam berbeda cukup signifikan. Islam mengakui kepemilikan individu/swasta akan tetapi tidak boleh memilikinya dalam arti seluas-luasnya. Jika kita transformasikan nilai ajaran Islam dalam konteks kekinian, peran negara yang pemimpinnya sebagai pengemban amanah rakyat harus mampu mengelola/mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya alam demi menyejahterakan rakyatnya. Dalam perspektif ini substansi pasal 33 UUD 1945 jelas sejalan dengan konsep kepemilikan dalam Islam. hal. 41. 7 Rofiq Yunus al-mishry, Ushul al-iqtishod al-islami, (Beirut: Dar as-syamiyah,1993),

7 Dalam pandangan Islam, sumber daya air termasuk dalam kepemilikan umum. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah saw.: Artinya: Kaum Muslim bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, padang rumput dan api. (HR Abu Dawud) 8 Yusuf Qardhawi dalam bukunya Daur al-qiyam wa al-akhlaq fi al- Iqtishadi al-islami menyatakan bahwa Islam menetapkan adanya kepemilikan bersama terhadap benda-benda yang bersifat dharuri (yang sangat dibutuhkan) bagi semua manusia. Oleh karena itu, Islam mengeluarkan segala sesuatu yang keberadaan dan kemanfaatannya tidak bergantung usaha-usaha khusus dari ruang lingkup kepemilikan individu,sehingga kepemilikannya bersifat bersama dan umum serta tidak boleh dilakukan oleh perseorangan yang akan mengakibatkan kerugian bagi masyarakat.. Rasulullah SAW menyebutkan benda-benda jenis ini sebanyak empat hal, yaitu: air, padang rumput, api, dan garam. 9 Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang konsep penguasaan negara terhadap sumber daya air dalam perspektif Islam dalam sebuah skripsi yang berjudul KONSEP PENGUASAAN NEGARA ATAS SUMBER DAYA AIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM 537. 8 Abi Daud Sulaiman As-Sijistani, Sunan Abi Daud, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 1998), hal. 9 Yusuf Qardhawi, Daur al-qiyam wa al-akhlaq fi al-iqtishadi al-islami, (Kairo: Maktabah Wahbah, 1995), hal. 118.

8 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan 008/PUU-III/2005 Tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber daya Air). B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk lebih terarahnya sasaran sesuai dengan judul yang telah penulis kemukakan di atas, penulis memberikan batasan masalah atau identifikasi masalah agar tidak jauh menyimpang dari apa yang menjadi pokok bahasan. Pembatasan tersebut berupa analisis yang menggunakan tinjauan fiqh siyasah dalam menjawab permasalahan tentang konsep penguasaan negara atas sumber daya air dalam perspektif Islam. Mengacu kepada latar belakang yang diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep penguasaan negara atas sumber daya air menurut putusan Mahkamah Konstitusi tentang pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air? 2. Bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap putusan Mahkamah Konstitusi tentang pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air?

9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penulisan skripsi ini antara lain: 1. Untuk mengetahui konsep penguasaan negara terhadap sumber daya air dalam putusan Mahkamah Konstitusi tentang pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 2. Untuk memberikan perspektif Islam mengenai penguasaan negara terhadap sumber daya air. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan mengembangkan cakrawala berpikir penulis, khususnya menyangkut bidang politik ekonomi 2. Bagi dunia akademis menjadi bahan kajian atau referensi ilmiah-kritis dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan 3. Memberikan gambaran yang jelas tentang kebijakan Pemerintah Indonesia dalam pemanfaatan sumber daya alam, khususnya sumber daya air. D. Tinjauan Pustaka (Study Preview) Untuk memudahkan penulis dalam menyusun penulisan skripsi ini, penulis ingin memberikan rujukan terhadap tema-tema yang membahas dan tematema yang hampir sama dengan pembahasan judul skripsi ini. Adapaun sumber-

10 sumber yang penulis dapatkan ialah berasal dari buku-buku yang berkaitan, jurnal-jurnal, artikel pada media massa,dan karya ilmiah berupa skripsi. Buku Soegeng Sarjadi dan Imam Sugema, Ekonomi Konstitusi:Haluan Baru Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Soegeng Sarjadi Syndicate, Jakarta 2009, buku ini menjelaskan konsep ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan konstitusi UUD 1945 yang menafikan privatisasi dan komersialisasi terhadap sumber daya alam dan mengupayakan kedaulatan ekonomi berada di tangan rakyat. Buku Yusuf Qardhawi, Daur al-qiyam wa al-akhlaq fi al-iqtishadi al- Islami, Maktabah Wahbah, Kairo 1995, Buku ini menjelaskan tentang nilai dan karakteristik ekonomi islam. Dalam buku ini, Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa ekonomi islam adalah ekonomi pertengahan antara paham kapitalis dan sosialis. Beliau juga menjelaskan tentang konsep kepemilikan dalam islam yang mengakui adanya kepemilikan bersama atas benda-benda yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Buku Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Setjen dan Kepaniteraan MK-RI, Jakarta 2006, Buku ini menjelaskan tentang tata cara pengajuan uji materiil undang-undang di Mahkamah Konstitusi. Makalah Yance Arizona, Konstitusi dalam Intaian Neoliberalisme, Jakarta 2008. makalah ini menjelaskan politik ekonomi Indonesia dari era Orde lama sampai era reformasi dan potensi adanya privatisasi dalam setiap undang-undang yang disahkan bersama oleh Pemerintah dan DPR.

11 Skripsi Siti Makbullah, Konsep Perekonomian Nasional dalam Pandangan Ekonomi Islam: Tinjauan terhadap Pasal 33 UUD 1945 dan Perubahannya, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2003. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang konsep perekonomian nasional berdasarkan pasal 33 UUD 1945 dalam pandangan ekonomi islam. Skripsi ini hanya menjelaskan secara global konsep perekonomian nasional tanpa menyinggung konsep penguasaaan negara atas sumber daya alam. Skripsi M. Waliyul Fahmi, Demokrasi Ekonomi dalam Perspektif UUD 1945 dan Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2007. Skripsi ini menjelaskan sistem demokrasi ekonomi yang dianut Bangsa Indonesia sesuai UUD 1945 dan sistem ekonomi islam sebagai alternatif dalam sistem ekonomi di Indonesia. Skripsi ini juga tidak membahas tentang konsep penguasaan negara atas sumber daya alam. E. Metode Penelitian Untuk sampai pada rumusan yang tepat mengenai penelitian ini, maka metodologi yang digunakan adalah: 1. Jenis Penelitian Melihat pada pendekatan keilmuan yang digunakan dalam skripsi ini, maka penelitian skripsi ini termasuk pada jenis penelitian hukum normatif, karena titik tekannya adalah pada peraturan perundang-undangan serta peraturan lainnya yang terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi tersebut.

12 Selain itu, titik tekan penelitian ini juga terletak pada aturan-aturan dan pandangan para ahli hukum Islam baik klasik maupun kontemporer tentang konsep kepemilikan dan penguasaan negara terhadap sumber daya air dalam Islam terutama yang terkait erat dengan analisis yang akan dilakukan oleh penulis terhadap putusan Mahkamah Konstitusi tersebut. 2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi dokumenter di mana data diperoleh dengan cara meneliti dokumen-dokumen hukum yang ada, baik berupa peraturan yang mengatur tentang uji materiil undang-undang terhadap UUD 1945 maupun tentang konsep penguasaan negara atas sumber daya air, serta buku-buku referensi yang lainnya yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan tersebut. 3. Sumber data a. Sumber data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Pasal 33 UUD 1945 beserta Perubahannya, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Mahkamah Konstitusi, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dan Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 058-059- 060-063/PUU-II/2004 dan Perkara Nomor 008/PUU-III/2005 mengenai pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

13 b. Data Sekunder, buku-buku yang ditulis oleh para ahli hukum yang membahas tentang hal-hal yang terkait dengan pembahasan. c. Data Tersier, yang terdiri dari kamus, ensiklopedia, artikel, koran, majalah, situs, internet, jurnal politik dan pemerintahan serta makalah yang berkaitan. 4. Teknik Analisis Data Karena penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif, maka analisis data yang akan dilakukan adalah analisis isi (content analysis). Teknik analisis ini diawali dengan mengkompilasi berbagai dokumen termasuk peraturan perundang-undangan ataupun referensi-referensi islam yang berkaitan dengan konsep penguasaan negara atas sumber daya air. Kemudian dari hasil tersebut, selanjutnya dikaji isi (content) baik berupa katakata (word), makna (meaning), ide, tema-tema dan pesan lainnya yang dimaksudkan dalam isi putusan tersebut. 5. Teknik Penulisan Skripsi Adapun Teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman Menulis Skripsi, Tesis, Disertasi, yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007.

14 F. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini penulis membagi pembahasan ke dalam (5) lima Bab, dimana masing-masing bab mempunyai penekanan pembahasan mengenai topiktopik tertentu, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II membahas konsep kepemilikan dan penguasaan atas sumber daya air dalam perspektif Islam, yang berisi tentang pengertian kepemilikan, macammacam kepemilikan, dan penguasaan atas sumber daya air Bab III membahas putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004 dan Nomor 008/PUU-III/2005. Bab ini membahas seputar hukum acara dan putusan di Mahkamah Konstitusi dan pengujian Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air. Bab IV membahas analisis fiqh siyasah terhadap putusan Mahkamah Konstitusi tentang pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air yang berisi tentang analisis fiqh siyasah terhadap pertimbangan hukum dalam putusan Mahkamah Konstitusi dan analisis fiqh siyasah terhadap amar putusan Mahkamah Konstitusi. Bab V membahas penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjawab rumusan masalah dan saran yang berguna untuk perbaikan di masa yang akan datang.

BAB II KEPEMILIKAN DAN PENGUASAAN ATAS SUMBER DAYA AIR DALAM ISLAM A. Pengertian Kepemilikan Secara etimologis kepemilikan (milkiyyah) berarti 1 : Memiliki sesuatu dan mampu untuk bertindak secara bebas terhadapnya Dengan demikian kepemilikan merupakan penguasaan seseorang terhadap sesuatu sehingga seseorang mempunyai kekuasaan khusus terhadap sesuatu tersebut. Dimensi kepenguasaan ini direfleksikan dalam bentuk bahwa orang yang memiliki sesuatu berarti mempunyai kekuasaan terhadap sesuatu tersebut sehingga dia dapat mempergunakannya menurut kehendaknya dan tidak ada orang lain, baik itu secara individual maupun kelembagaan, yang dapat menghalang-halanginya dari memanfaatkan sesuatu yang dimilikinya itu. 2 Sedangkan pengertian kepemilikan menurut terminologi fuqaha, terdapat beberapa definisi tentang kepemilikan yang disampaikan oleh para ulama, antara lain: ت 1 Ibn Mandhur, Lisan al-arab, jilid X, (Beirut: Dar al-fikr,tt), hal. 492. 2 Ikhwan Abidin Basri, Kepemilikan dalam Islam, yang diakses pada 20 Oktober 2010 di http://elwardi.com/2010/03/kepemilikan-dalam-islam/ 15

16 1. definisi yang disampaikan oleh Jamaluddin al-ghaznawi 3 : م ر ع ب ت اح ب ه ل طي ذ اج ت Milk adalah keistimewaan (ikhtishash) yang bersifat menghalangi, artinya memberi pemiliknya hak untuk memanfaatkannya beserta mencegah orang lain untuk memanfaatkannya. 2. definisi yang disampaikan oleh Mustafa Ahmad al-zarqa 4 : اج ت اح ا ل ان ع Milk adalah keistimewaan (ikhtishash) yang menghalangi (orang lain) secara syara yang memberikan kewenangan kepada pemiliknya untuk bertasharruf ketika tidak adanya halangan. 3. definisi yang disampaikan oleh Wahbah al-zuhaily 5 : ب ت ع ان ع ل ا ل ت م اح ك م Milk adalah keistimewaan (ikhtishash) terhadap sesuatu yang menghalangi orang lain darinya dan pemiliknya bebas melakukan tasharruf secara langsung kecuali ada halangan syar i. 4. definisi yang disampaikan oleh Ali al-khafifi 6 : 3 Jamaluddin al-ghaznawi, al-hawi al-qudsi, sebagaimana dikutip oleh Said Mahammad Basyuni, al-hurriyyah al-iqtishadiyyah fi al-islam wa Atsaruha fi al-tanmiyah, (Kairo: Dar al-wafa, 1988), hal. 49. t.t), hal. 241. 1985, hal. 57. 4 Mushtafa Ahmad al-zarqa, al-madkhal al-fiqhi al-islami, jilid I, (Beirut: Dar al-fikri, 5 Wahbah al-zuhaili, al-fiqh al-islami wa Adillatuhu, jilid IV, (Beirut: Dar al-fikr), 6 Ali al-khafifi, Ahkam al-mu amalah as-syar iyyah, sebagaimana dikutip oleh Ghufron A. Mas adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2002), hal. 54.

17 اح ك ت ع ان ع ع ت ب ب Milk adalah keistimewaan (ikhtishash) yang memungkinkan pemiliknya bebas membelanjakan dan memanfaatkannya sepanjang tidak adanya halangan syara. Dari beberapa definisi tersebut di atas, telah jelas bahwa yang dijadikan kata kunci kepemilikan adalah penggunaan term ikhtishash. Dalam definisi tersebut terdapat dua ikhtishash/keistimewaan yang diberikan oleh syara kepada pemilik harta: 1. keistimewaan dalam menghalangi orang lain untuk memanfaatkannya tanpa kehendak atau izin pemiliknya 2. keistimewaan dalam bertasharruf. Tasharruf adalah 7 : ت ه ب ص م ل ق اي ه Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan iradah (kehendak) nya dan syara menetapkan batasnya beberapa konsekwensi yang berkaitan dengan hak Jadi pada prinsipnya atas dasar kepemilikan (milkiyyah), seseorang mempunyai keistimewaan berupa kebebasan dalam membelanjakannya selama 7 Ali Hasaballah, Ushul al-tasyri al-islami, Dar al-ma arif, Mishr, 1976, hal 78 sebagaimana dikutip oleh Ahmad Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press), 2005, hal 49.

18 tidak ada halangan tertentu yang diakui oleh syara (al-mani ). Adapun yang dimaksud dengan al-mani adalah 8 : Sesuatu yang mencegah pemilik dari melakukan tasharruf (membelanjakan harta) Penghalang (mani ) dalam kepemilikan yang mencegah adanya tasharruf dalam harta terdiri atas dua hal: 1. kurangnya keahlian, seperti anak kecil 2. adanya hak orang lain yang ada pada harta seseorang, seperti harta yang digadaikan. Namun adanya penghalang ini tidak menghilangkan status kepemilikan seseorang atas harta tersebut, karena penghalang ini adalah faktor eksternal yang tidak mempengaruhi status kepemilikan seseorang. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan adalah suatu hak atas zat tertentu (dalam hal ini bisa berbentuk benda bergerak atau benda mati) dan atau kegunaanya yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kehendak pemiliknya atau yang berhak terhadap zat tersebut. Sehingga apabila pemilik akan melakukan suatu kehendak terhadap zat tersebut, pemilik tidak membutuhkan persetujuan dari orang lain, karena pemilik berhak atas zat tersebut. ن t.t), hal. 242 8 Mushtafa Ahmad al-zarqa, al-madkhal al-fiqhi al-islami, jilid I, (Beirut: Dar al-fikri,

19 Taqyuddin an-nabhani menegaskan bahwa kepemilikan individu adalah hukum syara yang berlaku bagi zat dan atau kegunaannya (utility) tertentu yang memungkinkan siapa saja yang mendapatkannya untuk memanfaatkan barang tersebut, serta memperoleh kompensasi, baik karena barangnya diambil kegunaannya oleh orang lain, seperti disewa ataupun dikonsumsi untuk dihabiskan zatnya seperti dibeli oleh orang lain. 9 Atas dasar inilah, maka kepemilikan merupakan izin syar i untuk memanfaatkan zat tertentu. Oleh karena itu, kepemilikan tersebut tidak akan ditetapkan selain dengan ketetapan syar i terhadap zat tersebut, serta sebab-sebab kepemilikannya. Jika demikian, maka kepemilikan atas zat tertentu bukan semata berasal dari zat itu sendiri, atau dari karakter dasarnya, akan tetapi berasal dari adanya izin yang diberikan oleh syara, serta berasal dari sebab yang diperbolehkan oleh syara untuk memiliki zat tersebut secara sah. 10 B. Macam-macam Kepemilikan Kepemilikan dari sudut pandang obyek kepemilikan (mahal al-milk) dapat dibedakan menjadi dua bagian: 1. kepemilikan sempurna (milkiyah tammah), yaitu: kepemilikan atas materi harta dan manfaatnya secara bersamaan, sehingga seluruh hak yang terkait 9 Taqyuddin an-nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif : Perspektif Islam, terj. Moh. Maghfur Wachid, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hal. 66. 10 Taqyuddin an-nabhani, Membangun..., hal. 67.