BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dalam melakukan penelitian ini mengunakan hasil penelitian-penelitian yang terkait, mempunyai hubungan berdasarkan objek yaitu tentang citra ikan, sebagai acuan perbandingan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Jurnaljurnal ini membantu peneliti menentukan langkah yang diambil dalam melakukan penelitian dan memberikan informasi yang penting agar dapat menerapkan metode serta algoritma yang diujikan. Beberapa referensi lain diambil dari skripsi dan jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian yang berjudul Content Based Image Retrieval Berbasis Color Histogram Untuk Pengklasifikasian Ikan Koi Jenis Kohaku [7]. Menjelaskan tentang pemanfaatan pengolahan citra dalam bidang perikanan dengan mengklasifikasikan ikan jenis kohaku. Menerapakan metode color histogram untuk mendapatkan ektraksi ciri yang sesuai dan mengklasifikasian dengan perhitungan jarak untuk melihat tingkat kemiripan dari gambar. Semakin kecil jarak yang didapat maka gambar semakin mirip. Hasil didapat menggunakan perhitungan jarak dapat memberikan hasil pencarian secara tepat dengan nilai treshold Penelitian selanjutnya berjudul Segmentasi Citra Digital Ikan Menggunakan Metode Thresholding [6]. Pada penelitian ini pengenalan objek ikan berdasarkan ciri-ciri ikan. Menerapkan metode thresholding untuk mengenali bentuk. Hasil yang didapat berupa dapat memisahkan objek mata ikan dengan nilai T3=61 dengan koordinat matriks [274:285,152:173]. Penelitian yang berjudul a general fish classification methodology using meta-heuristic algorithm with back propagation classifier [8]. Penelitian ini menhasilkan pengklasifikasian citra ikan untuk membedakan ikan tersebut tergolong berbahaya atau tidak berbahaya dengan menggabungkan berbagai extraksi fitur pada gabor filter dan penggunaan algoritma Meta-Heuristic serta algoritma klasifikasi back propagation. Mendapatkan hasil akurasi 85% dari klasifikasinya. 5

2 6 Penelitian yang berjudul Penentuan kualitas Kayu Kelapa Menggunakan Algoritma Naive Bayes Berdasarkan Tekstur Pada Citra [9] menghasilkan klasifikasi kulitas dari kayu kelapa menggunakan gray level co-occurrance matrix untuk mendapatkan ekstraksi fitur yang diinginkan sebagai pengenalan pola kemudian diproses menggunakan algoritma klasifikasi naive bayes dan mendapatkan nilai akurasi 86,67%, nilai recall 86,67% dan nilai presisi sebesar 87,78%. Penelitian selanjutnya sebagai acuan berjudul Pengklasifikasian Daun Mangga, Salam dan Sawo dengan Menggunakan Metode Naive Bayes [10]. Menghasilkan pengklasifikasian jenis daun menggunnakan chain code sebagai pengenalan bentuk dari daun serta mendapatkan nilai ektraksi fitur kemudian nilai tersebut diolah menggunakan algoritma naive bayes hasilnya sangat efektif.

3 Tabel 2. 1 State of the art No Judul Penulis Tahun Metode Hasil 1 Content Based Image Retrieval Berbasis Color Histogram Untuk Pengklasifikasian Ikan Koi Jenis Kohaku [7]. 2 Segmentasi Citra Digital Ikan Menggunakan Metode Thresholding [6] 3 a general fish classification methodology using meta-heuristic algorithm with back propagation classifier [8] Hisyam Syarif 2014 Metode color Menghasilkan identifikasi pada citra histogram dan ikan berdasarkan bentuk, pola tubuh perhitungan jarak ikan dan ciri-ciri lainya. Max R. Kumaseh, Luther Latumakulita dan Nelson Nainggolan Usama A. Badawi dan Mutasem K. Alsmadi 2013 Metode Thresholding Menghasilkan sebuah pengenalan ikan berdasarkan ciri-ciri ikan dan membangun pengetahuan tentang identifikasi ikan yang berbasis pada pengolahan citra Meta-Heuristic dan Menghasilkan sistem klasifikasi ikan back propagation yang termasuk berbahaya dan tidak classifier Algorithms berbahaya dengan ukuran serta bentuknya untuk kemudian menggolongkan kedalam jenis yang sesuai. 7

4 8 4 Analisis Identifikasi Pola Warna Ikan Koi Menggunakan Metode Sobel Edge Detection Dalam Karakteristik Citra Sharpening [11]. 5 Sistem Pengenalan Kualitas Ikan Gurame dengan Wavelet, PCA, Histogram HSV dan KNN [12]. Milfa Yetri, 2015 Metode Sobel Edge Yusnidah, Detection Mukhlis Ramadhan Fitri Astutik 2013 Metode Wavelet, PCA, Histogram, HSV dan KNN Analisa corak ikan koi menggunakan metode Sobel dan Sharpening untuk mendapatkan garis tepi yang akurat. Pengenalan kualitas induk Gurame melalui tekstur sisiknya dengan ekstraksi ciri gabungan Wavelet, PCA dan Histogram HSV serta diklasifikasi menggunakan KNN.

5 9 Peneliti menggunakan algoritma naive bayes dalam membuat tugas akhir tentang pengklasifikasian jenis ikan koi. Serta untuk membuktikan akurasi tingkat kemiripan menggunakan algoritma naive bayes. Citra ikan koi akan diolah dengan ekstraksi ciri fitur GLCM dan nilainya yang didapat akan diklasifikasikan menggunakan algoritma naive bayes. 2.2 Tinjauan Pustaka Ikan koi Komoditas ikan koi mulai berkembang sangat pesat, banyaknya orang mulai menyukai ikan koi, berawal kepopulerannya di jepang dan kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Ikan yang termasuk ikan hias ini digemari karena warnanya yang menarik dan beragam, serta mempunyai corak bervariasi. Varian warna didominasi oleh warna hitam, putih, merah, kuning, biru dan krem ini menjadikan ikan koi stabil dalam penjualannya. Mudahnya perawatan salah satu alasan untuk menjadikan ikan koi sebagai ikan peliharaan. Mempunyai jenis beragam membuat ikan koi menjadi stabil penjualanya dipasaran. Standar internasional dari ikan koi dapat dikatakan berkualitas, dapat dilihat dari beberapa kriteria, antara lain [2]: 1. Bentuk tubuh sempurna. 2. Warnanya cerah mencolok, tidak terjadi gradasi warna atau bayangan. 3. Batas pada pola warna terlihat jelas. 4. Ukuran proposional sesuai panjang dan besarnya. Tiap jenis ikan koi mempunyai perbedaan tersendiri-diri baik bentuk, corak dan warnanya. Untuk membedakan agak sulit karena beberapa jenis mempunyai persamaan warna. Beberapa jenis merupakan hasil persilangan dari koi jenis lain. Adapun jenis-jenis koi yang sudah dikategorikan tersebut. 1. Kohaku Kohaku mempunyai warna dasar putih dan belang merah pada bagian belakang kepala punggung dan ekor. Warna merah pada ikan koi kohaku dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan mutu dari koi jenis ini. Dapat disebut berkualitas baik bila perbedaan kedua warna tersebut mencolok [2].

6 10 Gambar 2. 1 Ikan koi jenis Kohaku [13]. 2. Taisho Sanke Ikan koi taisho sanke merupakan ikan koi jenis 3 warna yaitu dengan warna dasar putih berpadu belang merah dan hitam. Ikan koi jenis ini dapat dikatakan berkuaalitas baik dengan melihat bagian kepala tanpa belang hitam, bagian punggungnya belang merah besar, siripnya berwarna putih dan mempunyai belang hitam hanya 2 atau 3 saja [2]. Gambar 2. 2 Ikan koi jenis Taisho Sanke [13]. 3. Showa Sanshoku Ikan koi showa sanshoku merupakan ikan koi dengan 3 corak warna, dengan warna dasar hitam berpadu corak merah dan putih. Mempunyai ciri khas warna belang merah pada bagian kepala dan belang hitam yang berbentuk u memanjang dari bagian mulut kebelakang [2].

7 11 Gambar 2. 3 Ikan koi jenis Showa Sanshoku [13]. 4. Bekko Bekko merupakan jenis yang mempunyai ciri khas warna dasar putih, merah, merah dengan bintik-bintik hitam. Bekko sendiri mempunyai kelompok yang termasuk jenis bekok yaitu shiro-bekko, aka-bekko, ki-bekko. Perbedaan terhadap corak warna yang mengelompokan jenis bekko ini [2]. Gambar 2. 4 Ikan koi jenis Bekko [13]. 5. Utsurimono Ikan koi jenis ini memiliki warna dasar hitam dengan corak warna putih, kuning atau merah. Adapulan jenis ini mempunyai warna dasar merah emas dengan siripn berwarna hitam, atau tidak berwarna sama sekali. Dikelompokannya menurut warna dasar yang ada pada seluruh tubuh koi [2].

8 12 Gambar 2. 5 Ikan koi Jenis Utsurimono [13]. 6. Asagi dan Shusui Kedua jenis tersebut dijadikan satu kelompok karena mempunyai sisik yang teratur membentuk bangunan jala. Pada asagi memiliki corak dasar warna biru yang berkilau dan terkadang ada yang memiliki corak merah. Pada bagian sampingnya berwarna merah. Sedangkan shusui merupakan hasil kawin silang antara asagi-sanke dengan doitsu. Memiliki corak pada kepala dan punggung berwarna biru, sedangkan pada ujung hidung, pipi dan pangkal sirip memiliki warna merah darah [2]. Gambar 2. 6 Ikan koi jenis Asagi dan Shusui [13]. 7. Koromo Koi jenis ini adalah hasil perkawinan silang antara ikan koi asagi dan sanshoku. Memiliki warna dasar keperak-perakan atau biru yang terpapar diatas warna merah dan putih [2].

9 13 Gambar 2. 7 Ikan koi jenis Koromo [13]. 8. Hikari Moyomo Ikan koi jenis ini mempunyai corak berwarna metalik(keperakan). Tetapi terkadang ikan ini mempunyai variasi warna tambahan sampai 4 atau 5 warna [2]. Gambar 2. 8 Ikan koi jenis Moyomo [13]. 9. Hikari Utsurimono Ikan koi merupakan keturunan dari utsurimono dengan ogon. Mempunyai 4 jenis macam semuanya merupakan perkawinan dari berbagai jenis lain dengan ogon. Dengan ciri khas warna kemilauan yang kuat dari ogon [2].

10 14 Gambar 2. 9 Ikan Koi Jenis Hikari Utsurimono [13]. 10. Kawarimono Jenis ini terbagi lagi menjadi berbagai macam sekitar 20 macam yang masing-masing mempunyai karakter warna dan corak yang berbeda. Kebanyakan memiliki warna yang polos atau satu warna saja. Seperti hitam polos, kuning, dan beberapa jenis mempunyai bercakbercak yang berbeda [2]. Gambar Ikan Koi Jenis Kawarimono [13]. 11. Tancho Ikan jenis ini mempunyai ciri khas belang bulat dibagian kepala. Meskipun corak tubuh lainya berbeda tergantung tancho jenis lainnya. Koi ini dikelompokan menurut warna ditubuhnya tetapi tetap ciri khas terdapat corak bulat merah pada kepala [2].

11 15 Gambar Ikan koi jenis Tancho [13] Citra Digital Citra mempunyai 2 jenis pada dasarnya yaitu citra analog serta citra digital. Dalam melakukan pengolahan memang lebih mudah citra digital dari pada citra analog, karena citra analog harus melalui proses pengubahan ke citra digital. Citra Digital adalah sebagai fungsi f(x,y) berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial, dan amplitudo f di titik kordinat (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik tersebut. Dengan nilai x, y, dan nilai amplitudo f secara secara keseluruhan berhingga (finite) dan bernilai diskrit [14]. Citra digital mempunyai pixel-pixel yang tiap pixelnya memiliki nilai berbeda, perbedaan nilai tersebut tergantung pada jenis warna yang terdapat dalam citra digital. Citra digital mempunyai beberapa jenis berdasarkan nilai dari pixelnya : 1. Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai pixel yaitu hitam dan putih. Jadi mempunyai nilai 1 dan 0 saja untuk tiap pixel pada citra tersebut [15].

12 16 Gambar Citra biner [16] 2. Citra Grayscale adalah citra digital yang hanya memiliki satu nilai kanal pada setiap pixelnya, dengan kata lain nilai bagian red=green=blue. Menjadikan satu nilai antara red, green, dan blue untuk mendapatkan nilai tunggal [15]. Gambar Citra Grayscale [14]. 3. Citra warna adalah setiap pixelnya mempunyai nilai red, green, dan blue. Dengan demikian setiap pixel mempunyai tiga nilai warna yag berbeda. Seperti halnya citra asli yang belum diolah [15].

13 17 Gambar Citra warna. Dari nilai pixel itu citra digital diolah untuk mendapatkan informasi yang dapat bermanfaat diberbagai bidang serta dapat dipelajari untuk membuat hal baru. Banyak hal yang dapat dikembangkan serta dimanfaatkan dari citra Pengolahan Citra Digital Pengolahan citra digital adalah ilmu yang menghasilkan teknik-teknik proses mengolah citra. Banyaknya hasil citra yang kurang baik sebagai alasan utama ilmu ini dikembangkan karena didalam sebuah citra terdapat berbagai macam informasi yang dapat diambil, contoh hasil citra kurang baik seperti adanya noise, kabut yang menghalangi saat objek di-capture, lensa kamera kotor, dan banyak yang lain [14]. Pengolahan citra digital dalam penerapanya mempunyai manfaat dalam berbagai bidang yaitu dalam dunia perfilman, keamanan data, proteksi hak cipta, pengenalan pola dan bidang-bidang lain. Beberapa yang sering dijumpai saat mempelajari tentang pengolahan citra digital yaitu seperti Image Processing, Image Analysis, Image Understanding dan Computer Vision [15]. Pada tiap istilah tersebut mempelajari hal berbeda, yang membedakan dari keempat istilah tersebut yaitu : 1. Image Processing berkaitan dengan perbaikan kulitas citra, transformasi gambar, melakukan pemilihan citra ciri yang optimal untuk tujuan analisis, melakukan proses penarikan informasi atau deskripsi objek atau pengenalan objek yang terkandung pada citra, melakukan kompresi atau

14 18 reduksi data untuk tujuan penyimpanan data, transmisi data, dan waktu proses data. Input dan outputnya berupa citra. 2. Image Analysis berupa input dalam bentuk citra dengan hasil output bukan citra teteapi berupa hasil pengukuran terhadap citra tersebut. 3. Image Understanding input berupa citra dengan hasil outputnya berbentuk deskripsi tingkat tinggi dari citra tersebut(tidak berupa citra). 4. Computer Vision mempunyai tujuan mengkomputerisasi penglihatan manusia. Dengan menyusun deskripsi yang terkandung pada suatu gambar. Ada berbagai macam aplikasi yang dapat dibuat dari pengolahan citra digital. Salah satu pengaplikasian dari pengolahan citra digital yaitu image retrieval. Image retrieval merupakan sebuah aplikasi memanfaatkan pengolahan citra yang dapat mengambil citra pada database sesuai dengan query atau permintaan pengguna [15]. Citra sebelumnya dianalisa menggunakan ekstraksi fitur untuk mendapat ciri yaitu bentuk, warna dan tekstur. Selanjutnya dicocokan hasil dari ekstraksi fitur tersebut terhadap citra query. Ektraksi fitur salah satu cara untuk menganalisa citra dengan mengambil karakteristik unik dari objek. Ada berbagai macam metode ekstraksi fitur citra yaitu amplitudo, matriks co-ocurrance, gradient, deteksi tepi, spektrum fourier, wavelet. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode matriks coocurrence untuk melakukan analisa citra digital Gray Level Co-ocurrence Matrix (GLCM) Dalam pengolahan citra banyak sekali metode yang dapat digunnakan untuk mendapatkan karakteristik citra, salah satu ektraksi fitur untuk menganalisa citra untuk mengambil nilai karakteristiknya yaitu Gray Level Coocurrence Matrix (GLCM). Penggunaan ekstraksi fitur sendiri tergantung dalam kebutuhan peneliti untuk mengambil nilai yang diinginkan dari citra yang akan diolah. Gray Level Co-ocurrence Matrix (GLCM) adalah matriks yang mengambil nilai dari histogram tingkat kedua. Gray Level Co-ocurrence Matrix (GLCM) merupakan matriks yang menggunakan probabilitas dari dua titik x 1 dan x 2 pada tingkat keabuan dalam jarak tertentu d dan orientasi sudut θ

15 19 tertentu. Orientasi sudut terbagi dalam 4 arah yaitu 0,45, 90 dan 135 serta jarak ditetapkan sebesar 1 pixel, 2 pixel dan seterusnya [15]. Gambar Orientasi Sudut 4 arah [17]. Langkah-langkah untuk membuat Gray Level Co-ocurrence Matrix (GLCM) ternomalisasi sebagai berikut : 1. Normalisasi pixel dengan mengubah rentan nilai intensitas pixel. 2. Membuat area kerja. I i,j = (I min) newmax newmin Max Min + newmin (2.1) 3. Menentukan hubungan spasial antara pixel referensi dengan piksel tetangga, dengan jarak dan sudut. 4. Menghitung jumlah kookurensi matriks dan mengisikanya pada area kerja. 5. Normalisasi matriks untuk mengubah kebentuk probabilitas. p(x 1, x 2 ) = jumlah pasangan titik titik keabuan x 1 dan x 2 Banyaknya titik pada daerah suatu citra (2.2) Metode Gray Level Co-ocurrence Matrix (GLCM) merupakan metode yang digunnakan untuk melakukan identifikasi atau klasifikasi suatu citra bedasarkan teksturnya. Hasil dari ektraksi akan digunnakan sebagai atribut perhitungan. Gray Level Co-ocurrence Matrix (GLCM) sendiri mempunyai 14 ektrakssi fitur tetapi yang sering digunnakan sebagai penelitian umumnya ada 5 [17]. Adapun beberapa ekstraksi fitur ciri yang digunnakan sebagai pembeda dari tiap citra yaitu : 1. Energi(Energy)

16 20 Untuk mengukur kesamaan nilai keabuan yang mempunyai nilai derajat keabuan sama. Citra yang sama akan memiliki nilai energy yang besar [18]. 2. Entropi(Entropy) f 1 = i j p 2 d (i, j) (2.3) Menujukan tidak keteraturan bentuk, dengan variasi elemenelemen matriks kookurensi. Citra yang memiliki transisi derajat keabuan kecil akan memiliki variansi yang kecil juga [18]. 3. Kontras(Contrast) f 2 = i j pd(i, j) log(pd(i, j)) (2.4) Menunjukan tingkat nilai derajat keabuan pada daerah citra. Semakin jauh nilai keabuan dari daerah diagonal utama, maka mempunyai nilai keabuan yang besar [18]. 4. Homogenitas(Homogenety) f 3 = i j i j 2 pd(i, j) (2.5) Homogenitas ini kesamaan dari variasi isi yang terdapat pada citra menujukan nilai kemiripan dari citra [18]. 5. Korelasi(Correlation) f 4 = pd(i,j) i j (2.6) 1+ i j Menunjukan keterkaitan tiap pixel-pixel terhadap nilai ketergantungan linier derajat pada suatu citra abu-abu [18]. f 5 = ijp d (i,j)(i μ x)(j μ y ) i j (2.7) σ x σ y Naive Bayes Classification Klasifikasi mempunyai tujuan untuk memeriksa ciri objek baru dan didefinisikan kedalam kelas yang sudah ditentukan. Objek tersebut diklasifikasikan dengan data yang ada didatabase atau seing disebut data training. salah satu algoritma yang bagus untuk digunakan untuk pengklasifikasian pola yaitu algoritma naive bayes [19]. Dalam penerapannya pengolahan citra yaitu teknik atau metode untuk memilih vektor fitur kedalam kelas-kelas tertentu. Dalam teori bayes diperkenalkan 2 jenis probabilitas untuk mengelompokan pola yaitu

17 21 probabilitas apriori (apriori probability) dan probabilitas aposteriori(aposteriori probability) [5]. Kedua probabilitas saling terkait satu sama lain. Probabilitas apriori yaitu merupakan probabilitas penglompokan suatu pola kedalam kelas yang telah diketahui. Dapat diestimasikan sebagai berikut. M M i P(C i ) M i M = menyatakan jumlah total dari pola-pola. = berkaitan dengan kelas probabilitas. (2.8) Probabilitas aposteriori P(C i x) menyatakan probabilitas akhir dari pola x masuk ke kelas C i. Probabilitas ini dihitung berdasarkan pada tiga parameter: 1. Vektor fitur pola 2. Fungsi densitas probabilitas bersyarat P(C i x) untuk setiap kelas C i. 3. Probabilitas apriori P(C i ) untuk setiap kelas C i. Dalam melakukan klasifikasi menggunakan algoritma naive bayes mempunyai langkah-langkah, adapun langkah-langkah tersebut [10]. 1. Menghitung probabilitas (prior) tiap kelas yang ada. 2. Lalu menghitung rata-rata (mean) tiap ektraksi fitur yang digunnakan, menggunakan rumus. k = banyaknya data n =nilai data μ = n k (2.9) 3. Menghitung nilai standar deviasi dari setiap fitur yang digunnakan, menggunakan rumus. σ = [( 1 n 1 (x i μ) 2 n i=1 )] 0.5 (2.10) 4. Kemudian menghitung nilai densitas probabilitas, dengan menggunakan rumus. P(x C i ) = (x μ) 1 2 2πσ e 2σ 2 (2.11) 5. Setelah mendapatkan nilai denstitas probabilitas dan prior, menghitung probabilitas masing-masing kelas. P(C i x) = P(x C i )P(c) (2.12) Nilai terbesar dari perhitungan probabilitas adalah kelas yang sesuai.

18 Tingkat akurasi Tingkat akurasi merupakan metode digunakan untuk mengetahui kinerja dari klasifikasi jenis ikan koi menggunakan algoritma naive bayes. Dibutuhkan sebuah metode perhitungan kinerja yaitu akurasi. Setelah mendapatkan nilai akurasi dapat menyimpulkan tingkat akurasi kemiripan dari klasifikasi naive bayes terhadap citra [20]. akurasi = jumlah data benar jumlah data keseluruhan 100% (2.13)

19 Kerangka Pikiran Tabel 2. 2 Kerangka Pikiran Masalah Adanya persamaan corak pada keenam jenis ikan koi yaitu kohaku, sanke, showa, asagi, shusui dan tancho. Keenam jenis mempunyai tingkat kemiripan hampir sama karena perpaduan dari ketiga warna yaitu putih, merah dan hitam kecuali kohaku yang mempunyai warna merah dan putih saja tetapi kemiripan corak membuat pembeli yang tidak mengetahui pengetahuan tentang ikan koi akan kesulitan membedakan keenam jenis ini. Serta menghitung tingkat akurasi kemiripan yang didapatkan dengan menggunakan algoritma naive bayes dalam pengklasifikasian kelima jenis ikan koi tersebut. Tujuan Untuk menghitung tingkat akurasi kemiripan klasifikasi naive bayes dalam mengklasifikasian ketiga jenis ikan koi tersebut. Eksperimen Data Metode Tools Dataset menggunakan dataset publik diperoleh Gray Level Cooccurrence Matrix dari internet berupa citra Matlab ikan koi jenis kohaku, (GLCM) dan algoritma sanke, showa, asagi, klasifikasi Naive Bayes shusui dan tancho Hasil Mendapatkan tingkat akurasi klasifikasi menggunakan algoritma naive bayes pada keenam jenis ikan koi kohaku, sanke, showa, asagi, shusui dan tancho. Manfaat Membantu pembeli mengetahui jenis ikan koi dengan menggunakan citra. Didapatkan hasil klasifikasi ikan koi dengan akurat

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES Tri Adhi Atmaji 1, Catur Supriyanto 2 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

SKRIPSI KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR

SKRIPSI KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR SKRIPSI KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR CLASSIFICATION OF FISH KOI USING GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX AND K-NEAREST NEIGHBOR Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERBASIS COLOR HISTOGRAM UNTUK PENGKLASIFIKASIAN IKAN KOI JENIS KOHAKU

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERBASIS COLOR HISTOGRAM UNTUK PENGKLASIFIKASIAN IKAN KOI JENIS KOHAKU CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERBASIS COLOR HISTOGRAM UNTUK PENGKLASIFIKASIAN IKAN KOI JENIS KOHAKU Hisyam Syarif 1 1,3 Jurusan Teknik Informatika-S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA ABSTRAK

PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA ABSTRAK PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA Rahmanika Ratna Sari 1, Hanny Haryanto 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala 52 BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 ANALISA MASALAH Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala melakukan proses retrival citra dan bagaimana solusi untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian telapak kaki yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Digital [3] Citra atau gambar didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), di mana x dan y adalah koordinat bidang datar, dan harga fungsi f di setiap

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Praproses Data Kegiatan pertama dalam penelitian tahap ini adalah melakukan pengumpulan data untuk bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv BERITA ACARA TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang terkait dengan Content Based Image Retrieval, ekstraksi fitur, Operator Sobel, deteksi warna HSV, precision dan

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju menyebabkan data digital yang dihasilkan, disimpan, ditransmisikan, dianalisis, dan diakses menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition Pengenalan Pola/ Pattern Recognition Linear Discriminant Analysis Imam Cholissodin S.Si., M.Kom. Pokok Pembahasan 1. Linear Discriminant Analysis (LDA) Pengertian Klasifikasi LDA Rumus Umum LDA 2. Case

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING Max R. Kumaseh 1), Luther Latumakulita 1), Nelson Nainggolan 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android Intan Sulviyani 1, Ledya Novamizanti 2, Ratri Dwi Atmaja 3 Teknik Telekomunikasi, Telkom University 1,2,3 intansviany@gmail.com Abstrak Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merupakan tanaman yang banyak dibutuhkan untuk kehidupan sehari hari seperti memasak, baik secara langsung ataupun diolah dahulu. Salah satu contoh produk olahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iris mata merupakan salah satu organ internal yang dapat di lihat dari luar. Selaput ini berbentuk cincin yang mengelilingi pupil dan memberikan pola warna pada mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 158-163 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IDENTIFIKASI JENIS PENYAKIT DAUN TEMBAKAU MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang Abstrak Tekstur (Textures) adalah sifat-sifat atau karakteristik

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai pengenalan tulisan tangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan proses penyakit yang terjadi karena sel abnormal mengalami mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi secara abnormal

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Bab III ANALISIS&PERANCANGAN Pada penelitian sebelumnya yaitu ANALISIS CBIR TERHADAP TEKSTUR CITRA BATIK BERDASARKAN KEMIRIPAN CIRI BENTUK DAN TEKSTUR (A.Harris Rangkuti, Harjoko Agus;

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Sistem Prinsip kerja sistem diawali dengan pembacaan citra rusak dan citra tidak rusak yang telah terpilih dan dikumpulkan pada folder tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha yang mencakup berbagai

Lebih terperinci

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Sri Enggal Indraani, Ira Dhani Jumaddina, Sabrina Ridha Sari Sinaga (enggal24@gmail.com, Ira.dhani5393@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TEKSTIL MENGGUNAKAN MATRIKS CHI SQUARED SKRIPSI OLEH : SULISTYA FITRI YULAIKAH

PENGENALAN POLA TEKSTIL MENGGUNAKAN MATRIKS CHI SQUARED SKRIPSI OLEH : SULISTYA FITRI YULAIKAH PENGENALAN POLA TEKSTIL MENGGUNAKAN MATRIKS CHI SQUARED SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

Atthariq 1, Mai Amini 2

Atthariq 1, Mai Amini 2 IDENTIFIKASI IKAN KERAPU BERDSARKAN POLA KULIT DENGAN METODE GLCM DAN EUCLIDEAN DISTANCE Atthariq 1, Mai Amini 2 1,2,3 Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL Ahmad Yunus Nasution 1, Garuda Ginting 2 1 Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma 2 Dosen Tetap STMIK Budi

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM 1 IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI DAN Ratna Dwi Jayanti A11.2011.05949 Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian negara di sektor non migas. Ikan hias

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR Eko Prasetyo, Imam Santoso, Budi Setiyono. Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Secara harfiah, citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Jika dipandang dari sudut pandang matematis, citra merupakan hasil pemantulan

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Sampel Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah sampel beras B, 1 buah sampel beras C, dan 2 buah sampel beras D. 1. Data Pengujian Mutu Beras

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak

EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX. Abstrak EKSTRAKSI CIRI TEKSTUR CITRA WAJAH PENGGUNA NARKOTIKA MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL CO-OCCURANCE MATRIX Karina Auliasari, Bastian, Bella Fardani, Zulkifli, Ivandi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [5106100108] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Latar Belakang Batik merupakan harta kebudayaan Indonesia yang

Lebih terperinci

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI Marina Gracecia1, ShintaEstriWahyuningrum2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Soegijapranata 1 esthergracecia@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550

Lebih terperinci

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 Pengantar PENGOLAHAN CITRA Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 TUJUAN Mahasiswa dapat membuat aplikasi pengolahan citra Mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep pengolahan citra untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

OTOMASI TAGIHAN LISTRIK DENGAN CITRA DIGITAL. Abstrak

OTOMASI TAGIHAN LISTRIK DENGAN CITRA DIGITAL. Abstrak OTOMASI TAGIHAN LISTRIK DENGAN CITRA DIGITAL Titik Rahmawati Program Studi Manajemen Informatika STMIK Jenderal Achmad Yani Yogyakarta rahmawati.titik@gmail.com Abstrak Perusahaan listrik negara (PLN)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR Muhammad Nasir 1, Amri 2, Husaini 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 41 Analisa Analisa merupakan tahap paling utama dalam melakuakan penelitian Tahapan analisa digunakan untuk menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1), S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai teknik perbaikan citra pada domain spasial, antara lain : Transformasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau gambar adalah sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), dimana x dan y koordinat bidang datar dan f di setiap pasangan koordinat disebut intensitas atau level keabuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Analisis Masalah Dewasa ini keberadaan robot sebagai mesin yang menggantikan manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan semakin diperlukan. Oleh karena itu robot dituntut

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN Warsiti Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun

Lebih terperinci