SKRIPSI KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR"

Transkripsi

1 SKRIPSI KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR CLASSIFICATION OF FISH KOI USING GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX AND K-NEAREST NEIGHBOR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika Nama NIM Program Studi Disusun Oleh: : Pungky Christiawan : A : Teknik Informatika-S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 i

2 PERSETUJUAN SKRIPSI Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Pungky Christiawan : A : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Klasifikasi Ikan Koi Menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrikx dan k - Nearest Neighbor Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 29 Juli 2016 Menyetujui: Pembimbing Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Komputer Catur Supriyanto, S. Kom, M.CS Dr. Abdul Syukur NPP NPP ii

3 PENGESAHAN DEWAN PENGUJI Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Pungky Christiawan : A : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Klasifikasi Ikan Koi Menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrikx dan k-nearest Neighbor Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 29 Juli Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Semarang, 29 Juli 2016 Dewan Penguji: Setia Astuti, S.Si, M.Kom Edy Mulyanto, S.Si, M.Kom NPP NPP Anggota 1 Anggota 2 T. Sutojo, S.Si, M.Kom NPP Ketua Penguji iii

4 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Pungky Christiawan NIM : A Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul : Klasifikasi Ikan Koi Menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrikx dan k-nearest Neighbor merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 29 Juli 2016 Yang menyatakan (Pungky Christiawan) iv

5 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Pungky Christiawan NIM : A demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalt-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Klasifikasi Ikan Koi Menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrikx dan k- Nearest Neighbor beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 29 Juli 2016 Yang menyatakan (Pungky Christiawan) v

6 UCAPAN TERIMAKASIH Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul KLASIFIKASI IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN K-NEAREST NEIGHBOR dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana dan tepat waktu dalam penyusunan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik materi maupun spiritual, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada: 1. Dwi Artanto S.Sos dan Nurwaningsih, selaku orang tua saya yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan tidak pernah berhenti berdoa sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Dr. Abdul Syukur, selaku Dekan Fasilkom. 4. Heru Agus Santoso, Ph.D selaku Ka. Progdi Teknik Informatika. 5. Catur Supriyanto, S. Kom, M.CS, selaku pembimbing tugas akhir yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, arahan, dan informasi referensi yang penulis butuhkan dalam bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis. 6. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan. 7. Teman-teman semuanya, khususnya STI-01 dan asisten laboratorium komputer FIK yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. vi

7 Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-nya untuk kita semua, dan pada akhir kata penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak yang membutuhkan. Semarang, 29 Juli 2016 Pungky Christiawan vii

8 ABSTRAK Data berbentuk citra sudah sangat sering digunakan dalam beberapa bidang penelitian, diantaranya adalah bidang perikanan yang menggunakan citra untuk melakukan klasifikasi atau pengenalan pada sebuah objek ikan dengan menggunakan citra. Ikan koi adalah salah satu jenis ikan hias yang sangat digemari oleh para pecinta ikan hias, khususnya penggemar ikan hias koi di Indonesia. Ikan koi sangat popular di kalangan masyarakat. Akan tetapi banyak para penggemar ikan koi yang hanya asal beli tanpa mengetahui apa jenis ikan koi tersebut. Para penggemar ikan koi yang baru ingin memulai hobi mereka dalam mengkoleksi ikan hias tersebut merasa tidak tau jenis-jenis ikan koi yang mereka beli. Masalah pengenalan ikan koi dapat diselesaikan dengan menggunakan fitur ekstraksi ciri GLCM (Gray Level Co-occurrence Matrix) dan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis ikan koi dapat menggunakan algoritma k-nearest Neighbor (k-nn). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan 6 jenis ikan koi yang berbeda yaitu Asagi, Kohaku, Showa, Sanke, Shusui dan Tancho didapatkan akurasi tertinggi menggunakan nilai parameter jarak d=2, sudut θ=0 dan k=5 mencapai 90% tingkat akurasi yang didapat dengan jumlah data benar 27 buah dan data salah hanya 3 buah dalam 30 data uji. Sedangkan akurasi terendah mencapai 43.3% dimana pengenalan citra dengan GLCM menggunakan nilai jarak d=1 dan sudut θ=0 dengan nilai k=19 dan nilai jarak d=2 dan sudut θ=135 dengan nilai k=19. Kata kunci : Ikan Koi, Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM), k-nearest Neighbor (k-nn) xiv + 83 halaman, 41 gambar, 14 tabel Daftar acuan 33 ( ) viii

9 DAFTAR ISI PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Studi Tinjauan Pustaka Ikan Koi Citra Digital Komputer Visi Pixel ix

10 Citra RGB Citra Grayscale Analisis Tekstur Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) K-Nearest Neighbor (k-nn) Euclidean Distance Perhitungan Akurasi Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Instrumen Penelitian Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data Metode Usulan Eksperimen BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Data Citra Pengolahan Data Citra Menyamakan ukuran piksel (Resize) Proses Cropping Konversi citra Ekstraksi Fitur Memberikan Label Pada Data Citra Melakukan Klasifikasi Dengan K-NN Perhitungan Akurasi x

11 4.7. Hasil Pengenalan dan Akurasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 State of the art Tabel 2. 2 Area kerja matriks Tabel 2. 3 Nilai hasil ekstraksi fitur GLCM Tabel 2. 4 Rangking citra dari jarak terpendek Tabel 2. 5 kelas mayoritas dari nilai k Tabel 2. 6 Tabel Confusion Matrix Tabel 2. 7 Kerangka Pemikiran Tabel 4. 1 Tabel confusion matrix d=1, θ=0, dan k= Tabel 4. 2 Tabel confusion matrix d=2, θ=0, dan k= Tabel 4. 3 Tabel percobaan 1, d=1 dan θ= 0, Tabel 4. 4 Tabel percobaan 2, d=1 dan θ= 90, Tabel 4. 5 Tabel percobaan 3, d=2 dan θ= 0, Tabel 4. 6 Tabel percobaan 4, d=2 dan θ= 90, Tabel 4. 7 Hasil klasifikasi jarak d=2, sudut θ=0 dan k= xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Ikan koi Kohaku Gambar 2. 2 Ikan koi jenis Sanke Gambar 2. 3 Ikan koi jenis Showa Sanshoku Gambar 2. 4 Ikan koi jenis Bekko Gambar 2. 5 Ikan koi jenis Utsurimono Gambar 2. 6 Ikan koi jenis Asagi Gambar 2. 7 Ikan koi jenis Shusui Gambar 2. 8 Ikan koi jenis Koromo Gambar 2. 9 Ikan koi jenis Hikari-Moyo Gambar Ikan koi jenis Hikari Utsurimono Gambar Ikan koi jenis kawarimono Gambar Ikan koi jenis Tancho Gambar Ikan koi jenis Kinginrin Gambar Koordinat citra Gambar Ilustrasi digitalisasi citra Gambar Piksel Gambar Citra RGB Gambar Citra grayscale Gambar Contoh tekstur Gambar Ilustrasi sudut dalam metode GLCM Gambar Hubungan spasial antar piksel Gambar Matriks simetris Gambar Normalisasi matriks dengan probabilitas Gambar Diagram alir klasifikasi k-nn Gambar 3. 1 Dataset ikan Koi Gambar 3. 2 Desain blok diagram Gambar 4. 1 Contoh hasil citra penyamaan ukuran piksel Gambar 4. 2 Contoh data citra sebelum dan sesudah dilakukan cropping Gambar 4. 3 Contoh citra RGB diubah kedalam bentuk grayscale xiii

14 Gambar 4. 4 Contoh piksel citra grayscale Gambar 4. 5 Area kerja matriks Gambar 4. 6 Matriks probabilitas Gambar 4. 7 Contoh hasil perhitungan energy Gambar 4. 8 Contoh hasil perhitungan homogeneity Gambar 4. 9 Contoh hasil perhitungan contras Gambar Contoh hasil perhitungan correlation Gambar Hasil ekstraksi fitur data latih Gambar Hasil ekstraksi fitur data uji Gambar Perlabelan pada citra latih Gambar Perlabelan pada citra uji Gambar Contoh hasil class prediksi dengan nilai k= xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan pengolahan citra digital sekarang ini sangat luas, bahkan sampai di berbagai bidang penelitian. Pengolahan citra digital sendiri bertujuan untuk melakukan suatu proses agar mendapatkan sebuah informasi atau deskripsi dari suatu objek yang terkandung pada citra tersebut. Perkembangan pengolahan citra digital saat ini sangatlah didukung dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi, terutama kemajuan teknologi di bidang komputer. Hal ini jelas dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang menggunakan teknologi computer vision sebagai obyek penelitian. Dengan berkembangnya teknologi saat ini memudahkan manusia untuk melakukan beberapa penelitian yang membutuhkan teknologi yang dapat melakukan komputasi dengan data yang sangat besar, salah satunya adalah data berbentuk citra. Citra digital dapat dinyatakan dalam suatu array dua dimensi atau suatu matriks yang elemen-elemennya menyatakan tingkat keabuan (grayscale) dari warna masing-masing pixel. Pixel sendiri merupakan elemen terkecil dari suatu citra, yang berupa titik-titik warna yang membentuk suatu citra. Citra yang disimpan dalam memori komputer hanyalah angka-angka yang menunjukkan besarnya intensitas pada masing-masing piksel tersebut [1]. Dalam beberapa tahun terakhir ini penelitian dengan menggunakan data berbentuk citra sangat sering digunakan untuk berbagai bidang penelitian, salah satunya adalah di bidang perikanan. Di dalam bidang perikanan itu sendiri penggunaan data citra digunakan untuk menentukan atau mengklasifikasikan jenis ikan, diantaranya adalah jenis ikan koi. 1

16 2 Keragaman jenis dan warna ikan koi memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Ikan koi merupakan keturunan ikan mas yang melalui sebuah proses perkawinan silang dan menghasilkan keturunan yang beranekaragam warna [2]. Ikan koi merupakan salah satu jenis ikan hias yang memiliki penggemar yang lumayan banyak di kalangan para pecinta ikan hias, khususnya pecinta ikan hias koi di Indonesia. Di Indonesia sendiri sudah ada sekitar 28 klub pecinta koi di berbagai provinsi yang tersebar di Indonesia, Sebanyak 41 peternak ikan koi, 6 importir ikan koi asal Jepang, serta 22 dealer ikan koi. Mereka berupaya keras menghasilkan jenis-jenis ikan koi yang terbaik dan berkualitas [3]. Budidaya ikan koi tak hanya menjadi hobi para penggemar ikan koi saja, akan tetapi hal ini juga menjadi bisnis potensial, karena perkawinan silang ikan koi telah menelurkan banyak ikan koi jenis baru dan berkualitas. Klasifikasi Ikan koi pada umumnya terdiri dari 10 tipe koi, yaitu koi Gosanke, Shiro, Utsurimono, Asagi, Tancho, Hikarimono, Goromo, Hikarimoyo, Matsuba, dan Kawarimono [4]. Dari beberapa tipe ikan koi tersebut, klasifikasi koi Gosanke merupakan koi paling populer di antara tipe koi yang lain. Banyak para penggemar ikan koi menjadikan koi tipe Gosanke ini menjadi koleksi ikan hias mereka. Jenis yang termasuk dalam kategori tipe koi Gosanke ini adalah Kohaku, Sanke, dan Showa. Koi tipe Gosanke ini merupakan kombinasi koi dengan variasi warna hitam, merah, dan putih. Kecuali untuk jenis ikan koi Kohaku. Ikan koi jenis Kohaku ini sendiri tidak memiliki unsur warna hitam sedikit pun, hanya berupa kombinasi warna merah dan putih. Ada berbagai macam perbedaan pola warna pada jenis ikan koi Kohaku ini, yaitu ada yang putus-putus, ada yang besar dan menyapu. Kohaku yang baik memiliki pola yang tidak turun melewati mata dan seimbang, warna putihnya harus memiliki warna yang putih bersih, sedangkan untuk warna merahnya harus memiliki warna merah yang pekat dan cerah [4]. Unsur warna yang terdapat di Kohaku itu sendiri mengingatkan kita akan negara asal ikan koi ini berada, yaitu Jepang.

17 3 Untuk ikan jenis Sanke sendiri mempunyai komposisi tiga warna, yaitu dengan warna dasar putih dan memiliki belang hitam dan merah. Kepalanya sebagaian berbelang merah dan tidak sampai meluas sampai ke daerah mata, rahang, pipi, atau menutupi hidungnnya, sedangkan ekornya berwarna putih. Kriteria sanke yang baik adalah dengan bagian kepala tanpa belang hitam dan bagian punggung berbelang merah besar, siripnya putih dengan jumlah garis hitam 2 atau 3 buah [5]. Sedangkan untuk jenis ikan koi Showa Sanshoku atau biasa disebut oleh para penggemar ikan koi dengan sebutan Showa memiliki warna dasar hitam dengan pola belang merah dan belang putih. Dalam bahasa jepang san berarti 3 dan shoku berarti warna [5]. Jadi ikan Showa adalah ikan dengan kombinasi 3 warna. Ikan koi jenis Showa dan Sanke sendiri memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mempunyai 3 komposisi warna pada tubuhnya, yaitu putih, merah, dan hitam. Namun kedua jenis ikan koi ini memiliki perbedaan, yaitu untuk Showa merupakan koi hitam dengan belang warna putih dan merah atau dominan warna hitam, sedangkan Sanke merupakan koi putih dengan belang warna merah dan hitam atau dominan putih [5]. Kemudian selain ikan koi tipe Gosanke ada ikan koi jenis lainya, yaitu seperti koi jenis Tancho. Koi jenis ini sangat mudah untuk dikenali karena koi jenis Tancho ini memiliki ciri bulatan warna merah di dahi [5]. Corak warna merah yang berada tepat di pusat daerah kepala adalah untuk menentukan kualitas ikan koi jenis Tancho yang terbaik. Kulit sisik yang berwarna putih juga menjadi nilai tambah untuk koi jenis ini. Pada dasarnya jenis ini umumnya tidak membentuk warna tunggal, karena Tancho dibudidayakan dengan format Kohaku, Taisho Sanke, atau Showa Sanshoku [6]. Jenis koi lainnya adalah Asagi. Koi jenis Asagi mempunyai pola warna biru berkilauan di bagian punggung seperti membentuk corak sisik, yang kadang dilengkapi dengan belang warna merah. Kepala koi jenis Asagi biasanya berwarna putih mulus atau biru tanpa bintik-bintik, ada juga kepalanya yang berwarna merah disebut dengan Asagi Menkaburi [5].

18 4 Jenis lainnya adalah jenis Shusui. Shusui ini merupakan perkawinan silang antara Asagi-Sanke dengan koi jenis Doitsu (karper kaca). Sisik pada Shusui berwarna biru yang tertata rapi terutama sisik di daerah punggung [5]. Pada umumnya para pecinta ikan hias koi yang baru memulai hobi mereka dengan mengkoleksinya hanya sekedar membeli dan memelihara ikan saja tanpa mengetahui jenis ikan koi tersebut. Dalam membedakan enam jenis ikan koi tersebut untuk para penggemar fanatik ikan hias koi ini mungkin sangatlah mudah, karena mereka sudah menghafal dengan setiap ciri-ciri jenis ikan koi tersebut. Namun untuk para orang baru yang ingin memulai hobi mereka dengan mengkoleksinya, hal ini menjadi masalah ketika mereka tidak bisa membedakan setiap ciri yang dimiliki ikan koi tersebut. Di dalam pengolahan citra sendiri pengenalan tekstur sangatlah penting digunakan. Pengenalan tekstur pada sebuah citra dapat digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu citra. Dalam pengenalan tekstur sebuah citra, kita bisa mendapatkan tekstur tertentu atau ciri-ciri tertentu untuk kemudian kita klasifikasikan berdasarkan satu set kelas atau klasifikasi tekstur warna yang diberikan [7]. Ada 3 metode yang digunakan untuk memperoleh fitur tekstur yaitu metode statistis, metode struktural, dan metode spektral [8]. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistis untuk membentuk fitur ciri. Metode statistis adalah metode yang menganalisa distribusi spasial pada nilai keabuan dan turunan dari kumpulan statstik [9]. Contoh yang termasuk dalam metode statistis adalah GLCM (Gray Level Cooccurrence Matrix). GLCM adalah suatu metode statistik yang memeriksa tekstur dengan mempertimbangkan hubungan spasial antar pixel, GLCM berisi informasi mengenai posisi pixel yang memiliki nilai yang sama dari tingkat keabuan [10]. GLCM adalah sebuah aray 2 dimensi dimana kedua baris dan kolom yang mewakili satu set nilai dari sebuah gambar [10]. GLCM telah terbukti hebat digunakan untuk menjadi dasar klasifikasi tekstur. Berbagai macam tekstur parameter yang diperhitungkan dari GLCM mampu memahami detail keseluruhan tentang konten yang terkadung di dalam citra [11]. Masalah pengenalan jenis ikan koi ini dapat diselesaikan dengan fitur

19 5 ekstraksi ciri menggunakan GLCM. Beberapa fitur yang dapat diekstraksi dan digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian ini adalah, contras, energy, correlation, dan. homogeneity. Pada setiap fitur ektrasi ciri tersebut mempunyai rumus atau perhitungan sesuai dengan fitur yang akan dipergunakan. Setelah mendapatkan nilai-nilai dari fitur ekstraksi ciri tersebut dapat digunakan untuk dijadikan sebagai input pengklasifikasian jenis ikan koi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Klasifikasi sendiri merupakan sebuah proses pengelompokan objek ke dalam kelas yang sesuai atau sama [7]. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode klasifikasi algoritma k-nearest Neighbor (k-nn) untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut. Algoritma k-nn sendiri merupakan metode klasifikasi yang menentukan hasil klasifikasi berdasarkan jumlah anggota kelas terbanyak yang ditemui pada jumlah tetangga terdekat atau nilai dari k yang dipilih atau ditentukan sebelumnya [7]. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu pengklasifikasian jenis ikan koi Kohaku berbasis color histogram [2]. Dalam penelitian tersebut menggunakan 15 jenis ikan koi yang berbeda jenis, sedangkan untuk menghitung jarak penelitian tersebut menggunakan Euclidean Distance dan Mean Square Error sebagai perhitungan tingkat akurasi dalam menggunakan histogram sebagai acuanya. Kemudian, ada penelitian tentang klasifikasi ikan menggunakan fitur ekstraksi ciri khas warna menggunakan klasifikasi Back- Propagation [12]. Dalam penelitian tersebut menggunakan 20 famili ikan yang berbeda, dan menggunakan 610 dataset citra ikan yang berbeda, yang terdiri dari 400 dataset citra latih dan 210 dataset citra uji. Akurasi keseluruhan yang didapatkan menggunakan klasifikasi Back-Propagation adalah 84%. Dan juga terdapat penelitian mengklasifikasikan jenis kupu-kupu menggunakan algoritma k-nn dan ekstraksi ciri GLCM [9]. Dalam penelitian tersebut hasil tertinggi dalam mengelompokan jenis kupu-kupu dengan parameter d=1,, dengan nilai k=3 dan menggunakan 2 spesies hasil akurasi mencapai 88%. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan fitur

20 6 ekstraksi ciri GLCM untuk mendapatkan ciri-ciri dari setiap citra dan algoritma klasifikasi k-nn untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi. Dataset yang di gunakan berjumlah 120 data citra yang terdiri dari 90 data citra latih dan 30 data citra uji. Data citra terdiri dari 20 dataset citra ikan Kohaku, 20 dataset citra ikan Showa, 20 dataset citra ikan Sanke, 20 dataset citra ikan Tancho, 20 dataset citra ikan Asagi, dan 20 dataset citra ikan Shusui dengan resolusi pixel yang disamakan Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Berapa tingkat akurasi yang didapat dengan menggunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi, yaitu jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui dengan fitur ekstraksi ciri Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) Batasan Masalah Untuk menjaga fokus dari penelitian ini, maka beberapa batasan masalah yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan fitur ekstraksi ciri menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) dengan 4 fitur yang digunakan yaitu, contras, energy, correlation, dan homogeneity dengan jarak d=1 dan d=2 dengan variasi sudut di setiap jaraknya yaitu, sudut. 2. Metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut adalah metode klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) dengan k bernilai ganjil yaitu k= 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, dan menggunakan perhitungan jarak euclidean.

21 7 3. Citra koi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. 4. Format gambar yang digunakan adalah JPG. 5. Data gambar yang digunakan dilakukan penyamaan ukuran pixel yaitu 100 x 250 pixel. 6. Dataset yang digunakan diambil dari internet sebanyak 120 data citra yang terdiri dari 20 data citra koi jenis Kohaku, 20 data citra koi jenis Showa, 20 data citra koi jenis Sanke, 20 data citra koi jenis Tancho, 20 data citra koi jenis Asagi, dan 20 data citra koi jenis Shusui. 7. Penelitian akan dikembangkan mengguakan software MATLAB versi R2012a dan memanfaatkan fungsi fungsi yang ada pada MATLAB versi R2012a tersebut Tujuan Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan penulis saat ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menerapkan metode Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) sebagai salah satu fitur ekstraksi ciri data citra. 2. Menerapkan metode klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) sebagai salah satu algoritma klasifikasi yang akan digunakan untuk klasifikasi data citra ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. 3. Dapat membantu para penggemar ikan koi yang baru memulai hobi mereka dalam mengkoleksi ikan koi agar dapat membedakan jenisjenis ikan koi, terutama koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui.

22 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Sebagai salah satu cara untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama berada di bangku perkuliahan, khususnya penerapan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk kedepan diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan masukan dalam melakukan peneltian-penelitian lainya khusunya penelitian dalam bidang ilmu informatika. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat membantu masyarakat untuk dapat mengenal lebih jauh tentang jenis-jenis ikan koi dan dapat membedakan setiap jenis ikan koi yang berbeda, khususnya jenis ikan koi Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Studi Pada bagian ini berisi tentang penjelasan mengenai penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya dan yang berhubungan dengan fitur ekstraksi ciri Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) serta algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn). Penelitian dengan judul Content Based Image Retrieval Berbasis Color Histogram Untuk Pengklasifikasian Ikan Koi Jenis Kohaku. Pada penelitian ini, data citra yang digunakan ada 15 data citra yang terdiri dari 5 jenis ikan koi yang berbeda jenis. Dengan menerapkan teknik color histogram dapat membedakan antara citra acuan dengan citra uji. Pengukuran jarak yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Euclidean Distance. Dengan menggunakan teknik Euclidean Distance, penelitian tersebut telah mampu memberikan hasil pencarian gambar dengan tepat dan baik dengan hasil Euclidean Distance antara yang merupakan koi sejenis [2]. Penelitian dengan judul Klasifikasi Spesies kupu-kupu Menggunakan ekstraksi GLCM dan algoritma klasifikasi k-nn. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan tingkat akurasi antara citra masking dengan citra non-masking. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data citra 2 spesies sampai 10 spesies kupu-kupu. Hasilnya citra yang melalui proses masking mendapatkan hasil tingkat akurasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan citra yang melalui proses non-masking. Hasil dari perhitungan tingkat akurasi pengelompokan menggunakan fitur ektrasi ciri 9

24 10 GLCM dengan menggunakan nilai parameter d=1,, dan nilai k=3 dengan menggunakan 2 spesies hasil akurasi mencapai 88% [9]. Penelitian dengan judul Klasifikasi Citra Dengan Matriks Ko-okurensi Aras Keabuan (Gray Level Co-occurrence Matrix-GLCM) Pada Lima Kelas Biji-Bijian. Pada penelitian ini untuk mendapatkan fitur ektrasi ciri menggunakan GLCM. Sedangkan untuk mengklasifikasikan lima kelas bijibijian menggunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn). Dataset yang digunakan terdiri dari 5 jenis biji-bijian yaitu beras, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai. Dari pengenalan 5 jenis biji-bijian yang digunakan, tingkat pengenalan tertinggi adalah pada jenis beras, dengan menggunakan parameter k=1, 3, 5, 7, 9 yang mencapai tingkat akurasi 100%, dan tingkat pengenalan terendah adalah pada jagung yang menggunakan parameter k= 3, 5, 7 dengan tingkat akurasi mencapai 44% [13]. Penelitian dengan judul Comparison between k-nn and ANN Classification in Brain Balancing Application via Spectrogram Image. Pada penelitian ini membandingkan antara algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) dan Artificial Neural Network (ANN). Pada penelitian tersebut juga membandingkan beberapa metode perhitungan jarak antara lain, Euclidean, City block, Cosine, Correlation. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan tingkat akurasi yang didapat adalah dengan menggunkan KNN mencapai 90%, dan dengan menggunakan ANN mencapai 87,5%, sedangkan perhitungan terbaik dalam pencarian jarak akurasi tertinggi didapat dengan menggunakan Euclidean Dsitance dengan MSE= dan tingkat akurasi mencapai 90% [14]. Penelitian dengan judul Perbandingan Metode k-nearest Neighbor (k- NN) dan Metode Nearest Cluster Classifier (NCC) Dalam Pengklasifikasian Kualitas Batik Tulis. Dalam penelitian ini, dataset yang digunakan adalah citra batik tulis yang akan diklasifikasikan berdasarkan kualitas batik tulis tersebut, yaitu batik tulis halus, batik tulis sedang, dan batik tulis kasar. Dalam penenlitian ini membandingkan antara metode k-nn dan metode NCC untuk mengklasifikasikan kualitas batik tulis. Hasil yang didapatkan dalam

25 11 penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat akurasi dengan menggunakan metode k-nn mencapai 99,38%, sedangkan dengan menggunakan metode NCC hanya mencapai 87% [15]. Dari penelitian diatas yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya maka, penelitian yang akan dilakukan akan menggunakan metode fitur ektrasi ciri GLCM untuk mendapatkan ciri dari citra yang digunakan, yaitu citra ikan koi Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Dan untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut peneliti menggunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn).

26 12 Tabel 2. 1 State of the art NO TAHUN JUDUL AUTHOR METODE HASIL PENELITIAN Content Based Hisyam Image Retrieval Syarif Berbasis Color Histogram Untuk Pengklasifikasian Ikan Koi Jenis Kohaku [2] Klasifikasi Gunawan Spesies kupukupu Aristya Purnomo Menggunakan ekstraksi GLCM dan algoritma klasifikasi k-nn [9]. Color Histogram dengan pengukuran Menggunakan 15 data citra terdiri dari 5 jenis ikan koi. jarak Dengan hasil menggunakan Euclidean teknik Euclidean Distance Distance antara adalah citra koi sejenis. Hasil Mean Square Error didapatkan sebesar untuk ketepatan pemilihan gambar. Fitur ektrasi Citra yang ciri GLCM melalui proses dan algoritma masking klasifikasi k- mendapatkan NN hasil tingkat akurasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan citra

27 13 non-masking. Hasil akurasi mencapai 88% dengan parameter d =1, θ = 45, dan nilai k= Klasifikasi Citra Yudhistira Fitur ektrasi Dalam Dengan Matriks Ganis K, ciri GLCM penelitian Ko-okurensi Imam dan algoritma tersebut dataset Aras Keabuan Santoso, klasifikasi k- menggunakan (Gray Level Co- and NN 5 jenis biji- occurrence R.Rizal bijian, Matrix- GLCM) Isnanto Pengenalan Pada Lima Kelas tertinggi adalah Biji-Bijian [13]. pada jenis beras, dengan menggunakan parameter k=1, 3, 5, 7, 9 yang mencapai tingkat akurasi 100%, dan terendah pada jagung dengan menggunakan parameter k = 3, 5, 7, tingkat akurasi mencapai 44%.

28 Comparison Mahfuzah Klasifikasi k- Dengan between KNN Mustafa, NN dan ANN menggunakan and ANN Mohd dengan k-nn lebih Classification in Nasir menggunakan baik dengan Brain Balancing Taib, Hj. 4 metode tingkat akurasi Application via Murat pencarian mencapai 90% Spectrogram Zunairah, jarak, yaitu sedangkan Image [14]. and Euclidean, dengan ANN Norizam City block, 87,5%, Sulaiman Cosine, perhitungan Correlation jarak terbaik pada Euclidean Distance dengan MSE= dan tingkat akurasi mencapai 90% Perbandingan Nesi klasifikasi k- Tingkat akurasi Metode k- Syafitri Nearest dengan Nearest Neighbor menggunakan Neighbor (knn) (knn) dan metode k-nn dan Metode Nearest mencapai Nearest Cluster Cluster 99,38%, Classifier (NCC) Classifier sedangkan Dalam (NCC) menggunakan Pengklasifikasian metode NCC Kualitas Batik hanya Tulis [15]. mencapai 87%

29 Tinjauan Pustaka Ikan Koi Dalam memelihara ikan hias jenis koi bukan hanya sekedar untuk kesenangan dan hiburan saja, akan tetapi semakin berkembangnya pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat ini dalam memelihara ikan hias jenis koi memiliki nilai bisnis yang sangat menggiurkan. Sekarang ini ikan koi tidak hanya dibudidayakan di negara asalnya saja, yaitu di Jepang, namun hampir di semua negara berlomba-lomba untuk membudidayakan ikan jenis ini. Dalam standart internasional, penilaian koi yang berkualitas tinggi harus memiliki beberapa kriteria [5], antara lain : 1. Bentuk tubuh dari koi tersebut sempurna 2. Warna dari koi tersebut harus memiliki warna yang cerah 3. Memiliki pola warna berbatas cerah 4. Memiliki tubuh yang proporsional Jika ikan koi memiliki semua kriteria koi berkualitas tinggi dalam standart internasional, imbasnya adalah harga jual ikan koi tersebut ikut melambung. Harganya tidak main-main, untuk satu ikan koi yang memiliki kriteria sempurna bisa dihargai dari ratusan juta rupiah hingga milyaran rupiah [5]. Dari sekitar ekor burayak, hanya lima persen saja yang akan menjadi koi unggulan, bahkan dalam beberapa penangkaran dalam melakukan pemilahan bibit unggul penyeleksian dilakukan sangat ketat, sehingga hanya beberapa ekor tategoi saja yang lolos dalam pemilahan bibit unggul. Tategoi adalah sebutan untuk burayak koi yang memiliki masa depan cerah atau bisa disebut juga sebagai bibit unggulan. Para penangkar ikan koi biasanya menyisihkan beberapa tategoi untuk dijadikan koleksi atau diikutsertakan dalam beberapa kontes ikan koi. Selain dijadikan koleksi atau diikutsertakan dalam kontes, para

30 16 penangkar sengaja menjualnya dengan patokan harga yang lebih tinggi ketimbang tategoi yang biasa. Dalam berbagai macam kontes perlombaan, ikan koi jenis Kohaku, Showa, dan Sanke adalah jenis-jenis ikan koi yang paling sering diunggulkan dalam kontes [5]. Maka dari itu, harga ketiga jenis ikan koi tersebut tidak murah. Harga seekor Kohaku yang panjangnya hanya 18 cm saja bisa mencapai Rp juta per ekor, sementara harga varietas lainya seperti aigoromo hanya kisaran Rp. 5 juta per ekor [5]. Bentuk tubuh dan pola warna sangat menjadi pertimbangan utama oleh para pembeli ikan koi, karena itu harga ikan koi sangat bervariasi tergantung dari varietasya. Di Indonesia sendiri perkembangan budidaya ikan koi berawal di tahun 1960-an. Ketika itu Presiden Soekarno memberikan ikan koi yang didapatnya dari pemimpin Cina kepada pembudidaya ikan di Batu, Jawa Timur. Walaupun budidaya ikan koi lokal masih dianggap sebelah mata, namun perkembanganya cukup baik di Indonesia [16]. Animo masyarakat dalam memelihara ikan koi semakin tinggi, hal ini tampak dari banyaknya masyarakat yang menghadirkan kolam-kolam koi di pekarangan rumah mereka dengan harapan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka memiliki suasana yang alami dan asri bahkan sebagai pelepas stress dan lelah Klasifikasi Jenis Ikan Koi Pembagian kelompok ikan koi lebih banyak didasarkan pada pola warna tubuh dari ikan koi tersebut. Ikan koi terbagi kedalam empat kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok warna tunggal atau polos 2. Kelompok komposisi dua warna 3. Kelompok komposisi tiga warna 4. Kelompok komposisi multi warna

31 17 Di Jepang sendiri untuk mengetahui nama dari koi tersebut diklasifikasikan ke dalam 13 kategori. Ke 13 kategori inilah yang menjadi pedoman untuk mengenal nama-nama koi. 1. Kohaku Ikan koi jenis Kohaku ini memiliki warna dasar putih dengan belang warna merah dibagian kepala, punggung, dan ekor. Belang pada Kohaku dijadikan sebagai penentu mutu dari jenis koi tersebut. Koi yang memiliki tanda merah berukuran kecil disebut Komoyo, sedangkan yang memiliki tanda merah berukuran besar disebut Omoyo. Jenis koi Kohaku yang berkualitas baik adalah Kohaku yang memiliki perbedaan warna antara merah dan putih yang mencolok. Putih nya putih bersih dan merahnya berwarna merah darah. Belang merah di kepala harus bulat dan dalam posisi yang seimbang antara kanan dan kiri, serta tidak meluas sampai ke mata, hidung, pipi, punggung, dan ekornya harus mempunyai komposisi warna yang sama [5]. Gambar 2. 1 Ikan koi Kohaku [17] 2. Taisho Sanke Taisho Sanke atau biasa disebut dengan Sanke merupakan jenis ikan koi yang memiliki komposisi tiga

32 18 warna, yaitu dengan warna dasar putih dengan belang warna merah dan hitam. Untuk kepalanya sebagian berbelang merah tetapi tidak sampai meluas ke daerah mata, rahang, pipi, atau menutupi hidungnya, sedangkan untuk ekornya berwarna putih. Untuk Koi jenis Sanke yang baik adalah bagian kepala tidak memiliki belang hitam, bagian punggung memiliki belang merah yang besar, siripnya putih dengan jumlah garis hitam 2 atau 3 buah [5]. Gambar 2. 2 Ikan koi jenis Sanke [18] 3. Showa Sanshoku Koi jenis Showa Sanshoku atau biasa disebut dengan showa memiliki variasi warna dasar hitam dengan pola warna belang merah dan putih. Dalam bahasa jepang san berarti 3 dan shoku berarti warna. Dengan demikian showa merupakan ikan yang memiliki tiga warna [5]. Warna hitam Showa Sanshoku dan Taisho Sanke sangat berbeda, karena Showa Sanshoku memiliki warna hitam yang menyebar ke seluruh bagian tubuh dari kepala, perut, sampai ke ekor [2].

33 19 Gambar 2. 3 Ikan koi jenis Showa Sanshoku [18] 4. Bekko Koi jenis Bekko merupakan jenis ikan koi yang memiliki warna dasar yaitu putih, merah, merah dengan bintik-bintik atau berbentuk pola hitam. Perbedaan antara Bekko dengan Utsuri adalah Bekko mempunyai tanda hitam lebih banyak dan berukuran kecil yang menyebar di seluruh bagian tubuh dari pada Utsari [5]. Gambar 2. 4 Ikan koi jenis Bekko [19] 5. Utsurimono Ikan jenis Utsurimono ini memiliki warna dasar hitam dengan belang putih, kuning, atau merah. Koi jenis Utsurimono ada juga yang mempunyai warna dasar merah keemasan dengan sirip berwarna hitam atau bahkan tidak memiliki warna hitam sama sekali [5]. Utsurimono sendiri

34 20 merupakan koi yang diperoleh dari garis keturunan yang sama dengan Showa Sanshoku. Warna putih yang sangat kontras, hidung dan wajahnya berwarna hitam [2]. Gambar 2. 5 Ikan koi jenis Utsurimono [20] 6. Asagi Asagi mempunyai pola warna biru berkilauan di bagian punggung, yang kadang dilengkapi dengan belang warna merah. Dalam bahasa Jepang Asagi mempunyai arti cahaya biru / biru berkilauan. Tubuh bagian samping, pipi, dan pangkal sirip-siripnya berwarna merah. Kepala koi jenis Asagi biasanya berwarna putih mulus atau biru tanpa bintik-bintik, ada juga kepalanya yang berwarna merah disebut dengan Asagi Menkaburi. Pada sisiknya berwarna biru, dan disetiap tepinya terdapat lingkaran putih [5]. Gambar 2. 6 Ikan koi jenis Asagi [21]

35 21 7. Shusui Ikan jenis Shusui ini merupakan perkawinan silang antara Asagi-Sanke dengan koi jenis Doitsu (karper kaca). Shusui memiliki warna biru di kepala dan punggung, sedangkan pada ujung hidung, pipi, dan pangkal sirip berwarna merah darah. Sisik pada Shusui berwarna biru yang tertata rapi terutama sisik di daerah punggung dan di setiap sisiknya terdapat lingkaran berwarna putih [5]. Yang termasuk dalam kelompok Shusui antara lain adalah seperti Ki-shusui (tubuh berwarna kuning, bagian punggung berwarna hitam dan jingga), Hi-shusui (tubuh berwarna merah yang meluas di daerah punggung) [2]. Gambar 2. 7 Ikan koi jenis Shusui [22] 8. Koromo Pada koi jenis Koromo ini merupakan koi dari perkawinan silang antara Asagi dengan Kohaku. Koi Koromo ini mempunyai warna dasar keperak-perakan atau biru yang terpapar diatas warna merah dan putih [5]. Jenis koi Koromo ini sering disebut dengan pakaian biru, karena koi ini mempunyai warna biru di bagian tepi corak tubuhnya. Warna biru akan menjadi gelap seiring dengan pertambahan umur dari koi tersebut. Semakin jelas warna birunya maka semakin baik mutunya [2]. Variasi koi jenis

36 22 Koromo antara lain adalah seperti Ai koromo (Koromo dengan corak merah), Budo Koromo (Koromo dengan corak coklat), dan Sumi Koromo (Koromo dengan corak hitam) [6]. Gambar 2. 8 Ikan koi jenis Koromo [22] 9. Hikari-Moyo Dalam bahasa Jepang hikari artinya adalah metalik atau keperak-perakan. Maka dari itu ikan koi jenis ini memiliki sisik berwarna metalik. Terkadang ikan koi jenis ini memiliki tambahan warna 4 sampai 5 warna [5]. Variasi dari ikan koi jenis ini salah satunya adalah koi Hariwake dengan dua variasi warna yaitu untuk warna metalik putih bercorak oranye yang disebut Orenji Hariwake, dan warna kuning yaitu Yamabuki Hariwake. Gambar 2. 9 Ikan koi jenis Hikari-Moyo [22]

37 Hikari Utsuri Koi jenis Utsuri ini memiliki garis keturunan yang sama dengan Koi jenis Showa Sanshoku. Utsuri adalah koi dengan sisik atau warna seperti Shiro Utsuri yaitu koi dengan warna putih yang kontras. Koi jenis Utsuri sama seperti koi jenis Showa Sanshoku yang memiliki hidung dan wajah berwarna hitam [6]. Ikan jenis ini mempunyai dasar warna hitam dengan belang warna putih (Shiro Utsuri), kuning (Ki Utsuri), atau merah (Hi Utsuri). Ada juga yang mempunyai warna dasar merah keemasan dengan sirip warna hitam atau bahkan ada yang tidak memiliki warna hitam sama sekali [5]. Gambar Ikan koi jenis Hikari Utsurimono [22] 11. Kawarimono Pada jenisnya koi ini tidak hanya satu jenis, melainkan ada sekitar 20 macam dengan masing-masing memiliki karakter warna dan pola yang berbeda [5]. Koi jenis Kawarimono adalah koi dengan satu warna yang mempunyai sisik memanjang seperti jarring. Contoh dari koi jenis ini adalah seperti Karasugoi (koi hitam), Kigoi (koi kuning), Chagoi (koi coklat), Midorigoi (koi hijau) [6].

38 24 Gambar Ikan koi jenis kawarimono [22] 12. Tancho Dari beberapa jenis ikan koi, koi jenis Tancho ini yang mudah untuk dikenali. Koi ini memiliki bulatan warna merah di dahi [5]. Corak warna merah yang berada tepat di pusat daerah kepala adalah untuk menentukan kualitas ikan koi jenis Tancho yang terbaik. Kulit sisik yang berwarna putih juga menjadi nilai tambah untuk koi jenis ini. Pada dasarnya koi jenis Tancho ini umumnya tidak membentuk warna tunggal, karena Tancho dibudidayakan dengan format Kohaku, Taisho Sanke, atau Showa Sanshoku [6] Gambar Ikan koi jenis Tancho [22]. 13. Kinginrin Koi Kinginrin merupakan koi dengan warna perak atau keemasan yang berkilauan. Pada koi Kinginrin warna kilauan putih dikenal dengan sebutan Gingrin, jika warna

39 25 kilauan berwarna merah bersinar dikenal dengan sebutan Kinrin. Koi dengan warna putih yang berkilau seperti berlian (ginrin) yang berada dari bahu sampai ke punggung merupakan koi dengan kualitas tinggi [6]. Gambar Ikan koi jenis Kinginrin [22] Citra Digital Citra digital dapat diwakili oleh sebuah matriks dua dimensi f(x,y) yang terdiri dari kolom (M) dan baris (N), dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut piksel (pixel) disebut juga picture element atau elemen terkecil dari suatu citra. Citra merupakan fungsi kontinu (continue) dengan intensitas cahaya pada bidang dua dimensi [23]. Agar suatu citra dapat diolah dengan komputer digital, maka citra tersebut harus dipresentasikan secara numerik dengan niai-nilai diskrit. Representasi dari fungsi kontinyu menjadi nilai-nilai diskrit disebut digitalisasi citra [23]. Pengolahan citra digital adalah suatu pemrosesan gambar 2 dimensi dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk mengolah sebuah citra 2 dimensi. Secara garis besar pengolahan citra sendiri adalah mengacu pada pemrosesan setiap data 2 dimensi. Citra digital sendiri adalah merupakan sebuah larik (array) yang berisikan sebuah nilai-nilai real maupun komplek yang direpresentasikan dengan sebuah deretan bit tertentu [24]. Sebuah citra dapat diartikan sebagai fungsi f(x,y) yang berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah

40 26 kooordinat spasial, dan amplitude f di titik kooordinat (x,y) yang dinamakan itensitas atau tingkat keabuan dari citra pada sebuah titik yang ditunjuk [24]. Gambar Koordinat citra [24] Pada perpotongan antara baris dan kolom (pada posisi x,y) pada sebuah citra menunjuk pada nilai atau dalam pengguna penggolahan citra digital sering disebut dengan picture elements, image elements, pels, atau pixels [24]. Gambar Ilustrasi digitalisasi citra [24]

41 Komputer Visi Komputer visi merupakan sebuah proses komputer yang terotomatisasi dimana mesin yang telah diberi pengetahuan tersebut dapat mengekstraksi informasi dari gambar, sehingga mesin dapat mengenali suatu objek yang telah diobservasi seperti akuisis citra, pengolahan citra, klasifikasi, pengenalan (recognition), dan membuat keputusan [25]. Komputer vision adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari proses menyusun deskripsi tentang objek yang terkandung pada suatu gambar atau mengenali objek yang ada pada gambar. Komputer vision berusaha untuk menerjemahkan citra menjadi sebuah deskripsi atau sebuah informasi yang merepresentasikan citra tersebut [26]. Sehingga inputan dari komputer vision adalah berupa citra sedangkan output berupa informasi. Komputer visi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat bekerja seperti manusia yang dapat mengenali suatu objek yang diamati. Komputer visi lebih banyak mempelajari bagaimana komputer yang sudah diberi pengetahuan tersebut dapat mengenali objek yang diamati. Komputer vision (visi) merupakan teknologi mesin yang telah diberikan pengetahuan, dimana mesin tersebut dapat melakukan atau mengektrasi informasi dari gambar yang didapat, misal gambar kamera, urutan video, data multi-dimensi dari scanner medis dan lain sebagainya [9]. Pada dasarnya komputer visi sendiri memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu kesamaan dalam cara kerja sistem visual manusia. Kesamaan mulai dari manusia melihat suatu objek dengan indra penglihatan manusia yaitu mata, kemudian gambar objek yang telah dilihat oleh manusia melalui mata tersebut dilanjutkan ke otak untuk diinterpretasi untuk kemudian menghasilkan suatu informasi dari penglihatan atau pengamatan yang dilakukan sebelumnya. Sehingga manusia dapat mengenali objek yang diamati. Terdapat tiga aktivitas proses dalam computer visi, yaitu [25]:

42 28 1. Memperoleh atau mengakuisis citra digital. 2. Melakukan teknik komputasi untuk memperoleh citra atau memodifikasi data citra (operasi-operasi pengolahan citra ) 3. Menganalisis dan menginterpretasi citra dan menggunakan hasil pemrosesan atau tujuan tertentu, misalnya memandu robot, mengontrol peralatan, memantau manufaktur, dan lain-lain Pixel Dalam sebuah citra terdiri dari sekumpulan sel-sel diskret yang disebut piksel. Piksel sendiri merupakan sebuah kisi-kisi persegi yang kecil dan selanjutnya setiap piksel mempunyai nilai yang sesuai dengan nilai kecerahan warna piksel itu sendiri. Dalam nilai kecerahan warna piksel sering disebut juga sebagai intensitas piksel [27]. Agar sebuah citra dapat disimpan dan terbaca didalam komputer digital, maka citra tersebut harus disimpan kedalam format yang dapat diolah oleh sebuah komputer digital, untuk kemudian komputer dapat mengolah citra tersebut dan menghasilkan sebuah informasi yang mewakili gambaran citra tersebut. Setiap pixel mewakili tidak hanya satu titik dalam sebuah citra, melainkan sebuah bagian berupa kotak yang merupakan bagian terkecil (sel). Nilai dari sebuah piksel haruslah dapat menunjukkan nilai rata-rata yang sama untuk seluruh bagian dari sel tersebut [24]. Gambar Piksel [24]

43 Citra RGB Dalam sebuah citra digital terdiri dari tiga bidang citra yang saling lepas, dengan masing-masing bidang citra yang terdiri dari tiga buah warna utama, yaitu warna merah, warna hijau, dan warna biru. Setiap titik pada layar menunjuk pada piksel yang memiliki tiga buah kombinasi angka, yaitu R (red), G (green), dan B (blue) yang menentukan posisi dari warna merah, warna hijau, dan warna biru. Maka dari itu dalam suatu piksel akan mewakili tiga byte memori yang masing-masing terdiri dari 1 byte untuk warna merah, 1 byte untuk warna hijau, dan 1 byte untuk warna biru [27]. Sehingga dalam sebuah piksel yang menunjuk pada sebuah nilai intensitas kecerahan suatu citra dapat dituliskan sebagai contoh misalkan dengan warna RGB(25,70,255), sedangkan warna putih bisa dituliskan dengan RGB(255,255,255), dan hitam dengan RGB(0,0,0). Gambar Citra RGB Citra Grayscale Citra grayscale adalah merupakan citra digital yang hanya memiliki satu nilai kanal atau hanya memiliki nilai tunggal pada setiap pikselnya, dengan kata lain satu nilai kanal pada piksel tersebut merupakan nilai bagian dari RGB. Nilai tersebut menunjukkan besarnya tingkat intensitas pada suatu citra grayscale. Warna yang dimiliki pada citra grayscale adalah terdiri dari warna hitam, keabuan, dan putih.

44 30 Tingkat keabuan pada citra grayscale merupakan warna abu dengan berbagai tingkatan, dimulai dari tingkat warna hitam hingga tingkat warna mendekati putih. Dalam citra grayscale memiliki kedalaman warna 8 bit (256 macam kombinasi warna keabuan) [24]. Gambar Citra grayscale Analisis Tekstur Dalam ilmu yang mempelajari tentang citra digital atau dalam pengenalan suatu objek melalui citra digital, analisis tekstur merupakan hal yang sangat penting penggunaanya. Dengan adanya analisis tekstur, suatu citra dapat dibedakan atau diklasifikasikan menurut jenisnya maupun karakteristik yang sudah disepakati atau ditentukan sebelumnya. Tekstur adalah karakteristik intrinsik dari suatu citra yang erat hubungannya dengan sebuah tingkat kekasaran (roughness), granularitas (granulation), dan keteraturan (regularity) dari susunan struktural piksel [28]. Analisis tekstur bekerja berdasarkan hubungan antar piksel yang mempunyai pola ketetanggaan dalam suatu citra digital. Ada beberapa syarat dalam terbentuknya suatu tekstur, yaitu [29]:

45 31 1. Adanya pola-pola primitive yang terbentuk dari satu atau lebih piksel pada sebuah citra. Pola-pola yang terbentuk dapat berupa pola titik, garis lurus, garis lengkung, luasan dan lain-lain yang merupakan elemen dasar dalam sebuah bentuk. 2. Pola-pola primitive yang terbentuk muncul berulang-ulang dengan interval dan jarak atau arah tertentu. Dengan begitu sehingga polapola tersebut dapat diprediksi atau ditemukan karakteristik dalam pengulangannya. (b) Halus (a) Kasar (c) Teratur Gambar Contoh tekstur (d) Tidak Teratur Tedapat 2 pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisa tekstur dari suatu area, yaitu statistis dan struktural. Dalam pendekatan statistis mempertimbangkan bahwa intensitas dibangkitkan oleh medan acak dua dimensi. Contoh dalam metode statistis ini adalah run length, autokorelasi, co-occurrence, transformasi Fourier, frekuensi tepi, dan metode Law (pengukuran energi tekstur). Sedangkan untuk pendekatan

46 32 struktural adalah berkaitan dengan penyusunan bagian-bagian terkecil (primitif) suatu citra. Contoh dalam metode ini adalah model fractal [29] Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) Ektrasi fitur merupakan bagian fundamental atau terpenting dalam analisis suatu citra. Fitur sendiri merupakan karakteristik unik dari suatu objek yang diamati. Salah satu metode ekstraksi fitur adalah Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM). Matrix co-occurrence adalah suatu matriks yang dibangun dengan menggunakan histogram tingkat kedua. Matrix co-occurrence adalah matriks yang berukuran L x L, dimana L merupakan banyaknya tingkat keabuan pada suatu citra grayscale dengan elemen-elemen P(x1, x2) yang merupakan distribusi probabilitas bersama dari pasangan piksel dengan tingkat keabuan x1 yang berlokasi pada koordinat (j,k) dengan x2 yang berlokasi pada koordinat (m,n) [24]. Berdasarkan orde statistiknya, dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu [30]: 1. Statistik orde-kesatu Pada orde-kesatu ini merupakan metode pengambilan ciri yang didasarkan pada karakteristik histogram suatu citra. Histogram menunjukkan probabilitas kemunculan nilai dari derajat keabuan piksel dalam suatu citra dengan mengabaikan hubungan antar piksel tetangga. Analisa tekstur dengan menggunakan orde pertama ini lebih baik dalam merepresentasikan tekstur citra dalam parameter seperti mean, skewnes, variance, kurtosis dan entropy. 2. Statistik orde-kedua Pada orde-kedua ini mempertimbangkan hubungan antara dua piksel yang bertetanggaan pada sebuah citra. Dalam kinerjanya, orde-kedua ini memerlukan bantuan matrix cooccurrence, biasanya disebut dengan GLCM (Gray Level Cooccurrence Matrix). Dalam metode GLCM terdapat 14 fitur yang

47 33 dapat di ekstraksi untuk mendapatkan ciri dari suatu citra yang diamati [31]. Analisa tekstur dengan menggunakan orde-kedua ini lebih baik dalam merepresentasikan tekstur citra dalam parameter seperti kontras, korelasi, homogenitas, entropy, dan energy 3. Statistik orde-ketiga Dalam orde-ketiga ini mempertimbangkan hubungan antara tiga atau lebih piksel, secara teoritis memungkinkan akan tetapi tidak secara umum, karena akan sulit diterapkan. Gray Level Co-occurrence Matrix adalah suatu matriks yang elemen-elemennya merupakan jumlah dari pasangan piksel yang memiliki tingkat kecerahan tertentu, dimana pasangan piksel tersebut terpisah dengan jarak (d) dan sudut ( ) [27]. Gray Level Co-occurrence Matrix merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu ciri dari sebuah citra yang nantinya hasil dari pencarian ciri dari suatu citra tersebut dapat dijadikan sebuah inputan untuk mengklasifikasikan citra tersebut kedalam kelompok atau kelas-kelas tertentu yang sudah disepakati sebelumnya. Matriks ko-okurensi merupakan matriks yang akan digunakan untuk melakukan proses perhitungan pada metode GLCM. Ada empat sudut atau arah yang digunakan dalam metode GLCM untuk menentukan hubungan antar piksel yang mempunyai pola ketetanggaan dalam suatu citra digital, yaitu 0, 45, 90, 135. Sedangkan untuk jarak antar piksel biasanya ditetapkan sebesar 1 piksel, 2 piksel, 3 piksel, dan seterusnya.

48 34 Gambar Ilustrasi sudut dalam metode GLCM [32] Langkah langkah untuk mendapatkan fitur ektrasi ciri dalam metode Gray Level Co-occurrence Matrix adalah sebagai berikut: 1. Normalisasi suatu citra dengan mengubah rentang nilai intensitas pixel 2. Membuat area kerja matriks. 3. Menentukan hubungan spasial antara piksel refrensi dengan piksel tetangga dengan memberikan nilai untuk sudut ( ), dan jarak (d). 4. Menghitung jumlah kookurensi matriks dan mengisikannya pada area kerja matriks. 5. Menjumlahkan matriks kookurensi dangan matriks transposenya untuk menjadikan matriks yang simetris. 6. Normalisasi matriks untuk mengubahnya ke bentuk probabilitas. 7. Setelah mendapatkan matriks kookurensi tersebut, kemudian dihitung analisa tekstur dengan menggunakan orde-kedua dengan menggunakan parameter seperti Korelasi, Kontras, Homogenitas, dan Energy

49 35 Contoh: Diberikan sebuah citra dengan ukuran 4 x 4 piksel: Piksel image I = [ ] Langkah pertama adalah menormalisasi citra dengan mengubah rentang nilai intensitas pixel citra tersebut. Dengan rumus min max normalization : ( )....(2.1) Dimana : I = nilai piksel Max = nilai maksimal I Min = nilai minimal I newmax = nilai baru maksimal newmin = nilai baru minimal Dari contoh kasus diatas, nilai dari piksel grayscale terdiri atas 0 sampai 255 dan akan diubah rentang nilainya menjadi min 0 dan max 3 dengan menggunakan rumus min max normalization, yaitu sebagai berikut: ( ) ( ) ( )

50 36 ( ) Hasilnya sebagai berikut: [ ] [ ] Langkah kedua adalah membuat area kerja matriks, karena citra mempunyai empat aras keabuan, maka jumlah nilai piksel tetangga dan nilai piksel refrensi pada area kerja matriks berjumlah empat. Berikut merupakan area kerja matriks: Tabel 2. 2 Area kerja matriks Piksel tetangga Piksel referensi 0 0,0 0,1 0,2 0,3 1 1,0 1,1 1,2 1,3 2 2,0 2,1 2,2 2,3 3 3,0 3,1 3,2 3,3 Langkah ketiga adalah menentukan sudut ( ), dan jarak (d) untuk menentukan hubungan spasial antara piksel refrensi dengan piksel tetangga, ditentukan dengan sudut ( )= 0 dan jarak (d)= 1. Sudut orientasi menentukan arah hubungan piksel tetangga dari piksel piksel refrensi. Orientasi sudut ( )= 0 mengartikan arah horizontal.

51 Gambar Hubungan spasial antar piksel Dilihat dari area kerja matriks, angka 2 pada (0,0) mengartikan bahwa jumlah hubungan pasangan piksel (0,0) pada matriks citra berjumlah 2 pasang, angka 1 pada (3,3) mengartikan bahwa pasangan piksel dengan hubungan (3,3) pada matriks citra berjumlah 1. Langkah selanjutnya adalah menambahkan matriks kookurensi tersebut dengan matriks transposenya agar mendapatkan matriks yang simetris. [ ] + [ ] = [ ] Gambar Matriks simetris Setelah mendapatkan matriks yang simetris, langkah selanjutnya adalah menormalisasi matriks tersebut untuk mengubahnya ke bentuk probabilitas. Caranya adalah masing-masing sel dibagi dengan jumlah dari seluruh elemen spasial.

52 38 = [ ] 0,1667 0,0833 0, ,0833 0, , ,25 0, ,0416 0,0833 Gambar Normalisasi matriks dengan probabilitas Setelah mendapatkan matriks kookurensi dari citra yang digunakan, maka dapat dihitung ciri statistik yang merepresentasikan citra yang telah digunakan atau diamati. Untuk ciri yang diekstraksi dari matriks kookurensi citra yang diamati menggunakan 4 fitur yaitu, Korelasi, Energy, Homogenitas, dan Kontras. Korelasi menunjukkan ketergantungan linear gray tone pada sebuah citra yang diamati. Untuk Pij merupakan distribusi probabilitas bersama dari pasangan piksel dengan tingkat keabuan i dan j dari matriks kookurensi. Untuk adalah rata-rata dari nilai piksel dan merupakan standart deviasi [31]. Korelasi menunjukkan ukuran ketergantungan linear derajat keabuan dari pksel-pikel yang saling bertetangga dari sebuah citra yang diamati, sehingga dapat memberikan petunjuk adanya struktur linear dalam citra tersebut [27]. Korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: Korelasi = ( )( )( ( ))... (2.2)

53 39 Dimana : ( )... (2.3) ( )... (2.4) ( ) ( )... (2.5) ( ) ( )... (2.6)... (2.7)... (2.8) Energy adalah merupakan sebuah pengukuran distribusi intensitas piksel terhadap jangkauan aras keabuan dalam sebuah citra yang diamati [31]. Dimana P(i,j) menyatakan nilai pada baris ke i dan kolom ke j pada matriks kookurensi. Energy dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: Energy = ( )... (2.9) Homogenitas merupakan kesamaan atau kehomogenan variasi dari matriks kookurensi dalam citra yang diamati [31]. Homogenitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: Homogenitas = ( )... (2.10)

54 40 Kontras menunjukkan penyebaran (momen inersia) elemen-elemen pada matriks citra [9]. Kontras dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut: Kontras = ( )... (2.11) K-Nearest Neighbor (k-nn) Klasifikasi merupakan proses yang menggambarkan dan membedakan kelas data atau konsep dengan tujuan agar data baru dapat diprediksi atau agar bisa digunakan untuk memprediksi kelas dari objek yang label kelasnya tidak diketahui [33]. Algoritma klasifikasi saat ini sangat sering digunakan secara luas, salah satu algoritma klasifikasi adalah k-nearest Neighbor (k-nn). Dalam algoritma klasifikasi k-nn termasuk dalam kelompok instance-based learning. Cara kerja algoritma k-nn dalam mengklasifikasi data baru adalah dengan mencari kelompok k objek dalam data training yang paling dekat atau mirip dengan data baru atau data testing. Algoritma k-nn adalah termasuk dalam algoritma supervised learning, dimana hasil dari query instance akan diklasifikasikan berdasarkan label terbanyak dari k-nn atau berdasarkan data training [27]. Algoritma k-nn bekerja hanya berdasarkan jarak terpendek dari query instance ke data sample, setelah itu mengurutkan data yang mempunyai jarak terpendek dan kemudian diambil k buah data terdekat. Kelas yang paling banyak ditemui pada k buah tetangga terdekat, maka data uji termasuk dalam kategori tersebut. Ada banyak cara untuk mengukur jarak antara data baru dan data lama (data training). Perhitungan jarak antara data query instance dan data uji dapat dihitung menggunakan Euclidean distance. Langkah dalam melakukan klasifikasi dengan algoritma k-nn adalah sebagai berikut:

55 41 1. Langkah pertama adalah dengan menentukan k, yaitu jumlah tetangga terdekat. Parameter k bernilai ganjil, misal 1,3,5,7,9 2. Kemudian menghitung jarak antara citra latih dengan citra uji. Ada banyak cara untuk mengukur jarak antara citra latih dengan citra uji. Salah satunya menggunakan perhitungan jarak Euclidean distance. 3. Kemudian mengurutkan hasil pencarian jarak terdekat, setelah itu tetapkan tetangga terdekat berdasarkan k yang ditentukan. 4. Periksa label pada k buah data terdekat. 5. Kemudia kelompokan citra uji kedalam kelas mayoritas dari k buah tetangga terdekat berdasarkan data citra latih. Berikut adalah alur diagram dari proses klasifikasi dengan menggunakan algoritma klasifikasi k-nn : Gambar Diagram alir klasifikasi k-nn

56 42 Contoh: Diketahui 6 buah jenis citra ikan koi, yaitu 2 buah citra koi jenis Kohaku, 2 citra koi jenis Showa, dan 2 citra koi jenis Sanke. Citra tersebut termasuk ke dalam citra training. Kemudian 1 citra yang belum di ketahui labelnya untuk diuji. Pada penelitian ini menggunakan 4 fiitur ciri yaitu, Korelasi, Kontras, Homogenitas, dan Energy. Misal sudah didapatkan nilai dari keempat fitur ekstraksi ciri GLCM tersebut, yaitu sebagai berikut: Tabel 2. 3 Nilai hasil ekstraksi fitur GLCM Citra Contras Correlation Energy Homogeneity kelas 1 0,811 0,966 0,551 0,871 Kohaku 2 0,799 0,867 0,611 0,811 Kohaku 3 0,661 0,523 0,452 0,655 Showa 4 0,692 0,551 0, Showa 5 0,418 0,311 0,232 0,411 Sanke 6 0,323 0,298 0,223 0,399 Sanke 7 0,612 0,499 0,401 0,692? Langkah pertama kita menentukan parameter k, yaitu k = 3. Kemudian kita menghitung jarak antara citra uji dengan semua citra training dengan menggunakan perhitungan jarak Euclidean distance. Berikut adalah perhitungan jaraknya:

57 43 Citra 1 dengan citra 7 ( ) ( ) ( ) ( ) = 0,599 Citra 2 dengan citra 7 ( ) ( ) ( ) ( ) = 0,502 Citra 3 dengan citra 7 ( ) ( ) ( ) ( ) = 0,084 Citra 4 dengan citra 7 ( ) ( ) ( ) ( ) = Citra 5 dengan citra 7 ( ) ( ) ( ) ( ) = 0,425 Citra 6 dengan citra 7 ( ) ( ) ( ) ( ) = 0,492

58 44 Setelah mendapatkan jarak antara citra uji dan citra training dengan menggunakan Euclidean distance, langkah selanjutnya adalah mengurutkan hasil perhitungan jarak berdasarkan nilai minimum atau terdekat. Tabel 2. 4 Rangking citra dari jarak terpendek Jarak citra dengan citra 7 Rangking Label Citra 1 0,599 6 Kohaku Citra 2 0,502 5 Kohaku Citra 3 0,084 1 Showa Citra Showa Citra 5 0,425 3 Sanke Citra 6 0,492 4 Sanke Setelah diurutkan ambil k buah terpendek, atau 3 citra yang memiliki jarak terpendek, lalu tentukan kelas atau label mayoritas dalam k buah jarak terpendek. Tabel 2. 5 kelas mayoritas dari nilai k Citra Rangking Label Citra 3 1 Showa Citra 4 2 Showa Citra 5 3 Sanke Citra 6 4 Sanke Citra 2 5 Kohaku Citra 1 6 Kohaku

59 45 Langkah terakhir yaitu mengelompokan citra uji kedalam kelas atau label mayoritas dari nilai k=3 jarak terpendek. Dari tabel 2.5 dapat disimpulkan bahwa citra uji yaitu citra 7 termasuk dalam kelas atau label ikan koi jenis Showa Euclidean Distance Dalam membedakan citra satu dengan citra lainya penggunaan perhitungan jarak sangat penting penggunaanya. Perhitungan jarak digunakan untuk menentukan tingkat kesamaan (similarity degree) atau ketidaksamaan (dissimilarity degree) dari dua buah vektor fitur [24]. Hasil dari perhitungan tingkat kesamaan ini berupa suatu nilai (score). Dalam perhitungan tingkat kesamaan yang menghasilkan sebuah nilai (score) itulah menjadi dasar dua buah vektor dikatakan mirip atau tidak. Ada beberapa metode jarak yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemiripan dua buah vektor fitur, salah satunya adalah Euclidean distance. Euclidean distance adalah metode yang paling sering digunakan untuk menghitung kesamaan dari 2 buah vektor. Euclidean distance menghitung akar dari kuadrat perbedaan 2 buah vektor. Bahkan sebelumnya pernah dilakukan penelitian [14] yang membandingkan empat metode pencarian jarak, yaitu Euclidean, City block, Cosine, Correlation. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil terbaik menggunakan metode perhitungan jarak Euclidean dengan MSE= dan tingkat akurasi mencapai 90%. Berikut adalah rumus Euclidean distance: Euclidean = ( )... (2.12)

60 46 Contoh: Diketahui dua buah vektor ciri, yaitu sebagai berikut: A : [0, 3, 4, 5] B : [7, 6, 3, -1] Maka perhitungan jarak dengan menggunakan rumus Euclidean adalah sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) ( ( )) Maka, jarak antara dua vektor tersebut adalah 9, Perhitungan Akurasi Perhitungan tingkat akurasi memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keakuratan kinerja metode yang telah digunakan untuk mengenali inputan sebuah citra yang telah diberikan. Dalam penelitian yang dilakukan ini, penulis menggunakan tabel confusion matrix. Confusion matrix adalah merupakan sebuah tabel yang berisi tentang informasi banyaknya data uji yang diprediksi secara benar dan tidak benar dalam sebuah kerja klasifikasi. Tabel confusion matrix ini bertujuan untuk mengukur kinerja suatu model klasifikasi. Tabel 2. 6 Tabel Confusion Matrix Predicted Class Actual Class Class Class 1 Class 2 Class 1 F11 F10 Class 2 F01 F00

61 47 Dalam mendapatkan tingkat akurasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: akurasi... (2.13)

62 Kerangka Pemikiran Tabel 2. 7 Kerangka Pemikiran Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sulitnya bagi para pecinta ikan koi yang baru memulai hobi mereka dalam membedakan jenis-jenis ikan koi. Dalam penelitian ini menggunakan enam jenis ikan koi yaitu, jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Serta berapa tingkat akurasi yang didapatkan dalam menggunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) dengan fitur ekstraksi ciri Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui tingkat akurasi yang didapat dengan menggunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut, dan Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) untuk mendapatkan ciri dari citra ikan koi tersebut. Eksperimen Data Metode Tools 1. Data citra ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. 2. Data cita yang digunakan berasal dari internet bersifat publik Gray Level Co-occurrence Matix (GLCM) dan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) Hasil MATLAB versi R2012a Didapatkan tingkat akurasi dengan menggunakan citra ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Manfaat Mendapatkan hasil dari pengklasifikasian jenis-jenis ikan koi tersebut, yaitu Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui agar mudah dikenali. Dapat dijadikan sebagai perbandingan dengan algoritma klasifikasi lainya dengan kasus yang sama pada penelitian selanjutnya.

63 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Instrumen Penelitian Beberapa kebutuhan komponen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Kebutuhan perangkat lunak (software) yang diperlukan dalam penelitian ini adalah software MATLAB versi R2012a dan memanfaatkan fungsi fungsi yang ada pada software MATLAB versi R2012a tersebut Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Kebutuhan perangkat Keras (hardware) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dengan spesifikasi prosessor intel(r) Core(TM) i CPU 1.80 GHz dengan RAM berkapasitas 4096 MB dan Harddisk 500 GB Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk melakukan suatu eksperimen, data yang digunakan adalah data sekunder dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Studi Pustaka (Library Reaserch Method) yaitu, dengan mencari sebuah literature dari berbagai sumber yang terpercaya. Contoh seperti buku, jurnal ilmiah yang sudah dipublikasi, laporan penelitian dan berbagai sumber lainya. Yang dimaksud dalam data sekunder disini adalah sebuah data yang dalam proses mendapatkannya atau dalam mengambil data tersebut dilakukan secara tidak langsung. Pengambilan data bisa melalui dari sebuah jurnal ilmiah, publikasi, dapat melalui dari buku, 49

64 50 laporan penelitian, dari sebuah instansi tertentu maupun dari internet yang menjadikan sebagai asal mula sumber data tersebut didapatkan atau diperoleh [27]. Dalam penelitian yang dilakukan ini, sumber data tidak ditemukan dalam satu sumber yang relevan. Maka dari itu dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber di internet. Jumlah data yang diambil di internet dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 data citra ikan koi yang terdiri dari 20 citra ikan koi jenis Kohaku, 20 citra ikan koi jenis Showa, 20 citra ikan koi jenis Sanke, 20 citra ikan koi jenis Tancho, 20 citra ikan koi jenis Asagi, dan 20 citra ikan koi jenis Shusui. yang memiliki ukuran piksel yang berbeda-beda. Data yang digunakan untuk dijadikan sebagai citra data training terdiri dari 90 data citra dari berbagai ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Sedangkan citra uji terdiri dari 30 data citra dari berbagai ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Dataset yang sudah didapatkan kemudian dilakukan beberapa proses pengolahan data citra sebelum dilakukanya proses untuk mendapatkan fitur ciri dari citra yang digunakan. Berikut adalah dataset citra ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. yang akan digunakan dalam penelitian ini :

65 51 Kohaku Showa Sanke Tancho Asagi Shusui Jumlah data 120 Gambar 3. 1 Dataset ikan Koi 3.3. Metode Usulan Dalam penelitian ini menggunakan data citra ikan koi sebanyak 120 data citra yang memiliki ukuran piksel yang berbeda-beda terdiri dari 20 data citra ikan koi jenis Kohaku, 20 data citra ikan koi jenis Sanke, 20 data citra ikan koi jenis Showa, 20 data citra ikan koi jenis Tancho, 20 data citra ikan koi jenis Asagi, dan 20 data citra ikan koi jenis Shusui.

66 52 Pada penelitian ini akan dilakukan klasifikasi data citra ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut adalah mengubah ukuran citra atau menyamakan semua ukuran piksel citra ikan koi yang berbeda-beda tersebut menjadi 200 x 300 pixel. Untuk lebih fokus pada citra ikan yang diamati, dilakukan cropping pada citra, dan menjadi 100 x 250 pixel. Kemudian citra yang sudah melalui proses penyamaan ukuran piksel dan cropping tersebut diubah kedalam bentuk citra grayscale, untuk selanjutnya mengekstraksi citra menggunakan GLCM (Gray Level Cooccurrence Matrix). Proses menyamakan ukuran piksel citra, cropping dan mengubahnya kedalam bentuk citra grayscale dalam penelitian ini disebut sebagai preprocessing. Preprocessing sendiri adalah merupakan suatu proses pengolahan data sebelum data tersebut diolah. Setelah didapatkan ciri dari setiap citra yang digunakan tersebut kemudian dijadikan sebagai inputan untuk diklasifikasikan menggunakan algoritma klasifikasi k-nn (k-nearest Neighbor). Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah menghitung tingkat akurasi yang didapatkan dalam mengklasifikasikan jenis ikan koi tersebut dengan menggunakan metode ekstraksi ciri GLCM dan algoritma klasifikasi k-nn.

67 53 Mulai Data Citra Latih Dataset ikan koi Data Citra Uji Preprocessing Preprocessing Ekstraksi ciri dengan menggunakan metode GLCM yaitu sebagai berikut: 1. Normalisasi citra 2. Membuat area kerja matriks. 3. Menentukan hubungan spasial antara piksel refrensi dengan piksel tetangga dengan memberikan nilai untuk sudut (θ), dan jarak (d). 4. Menghitung jumlah kookurensi matriks dan mengisikannya pada area kerja matriks. 5. Menjumlahkan matriks kookurensi dangan matriks transposenya untuk menjadikan matriks yang simetris. 6. Normalisasi matriks untuk mengubahnya ke bentuk probabilitas. 7. Menghitung fitur-fitur ekstraksi seperti Korelasi, Kontras, Homogenitas, dan Energy Data Hasil Ekstraksi Hasil Klasifikasi Memberikan label pada data citra Mengklasifikasikan citra ikan koi dengan mengunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) Menghitung akurasi Hasil akurasi Selesai Gambar 3. 2 Desain blok diagram

68 54 Dalam melakukan klasifikasi citra ikan koi ada beberapa tahapantahapan yang harus dilakukan sebelum citra ikan koi tersebut dapat diklasifikasikan menurut jenisnya. Berikut adalah proses tahapan klasifikasi : 1. Dataset Dalam penelitian ini menggunakan data citra ikan koi sebanyak 120 data citra yang memiliki ukuran piksel yang berbeda-beda terdiri dari 20 data citra ikan koi jenis Kohaku, 20 data citra ikan koi jenis Sanke, 20 data citra ikan koi jenis Showa, 20 data citra ikan koi jenis Tancho, 20 data citra ikan koi jenis Asagi, dan 20 data citra ikan koi jenis Shusui. Data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber di internet. 2. Preprocessing Pada penelitian ini, tahapan dimana data harus melalui suatu proses pengolahan data sebelum data tersebut dapat diolah atau disebut sebagai preprocessing citra terdiri dari beberapa proses. Diantaranya adalah sebagai berikut : a. Resize Data yang didapatkan dari beberapa sumber di internet memiliki ukuran piksel yang berbeda-beda pada setiap citra. Maka, data gambar yang digunakan dilakukan penyamaan ukuran pixel yaitu menjadi 200 x 300 pixel. b. Cropping Data citra akan dicrop dan menjadi 100 x 250 pixel. Pada proses yang dilakukan ini betujuan untuk lebih fokus pada citra ikan koi yang akan diamati. c. Konversi citra Citra yang didapat kemudian dilakukan proses konversi citra yaitu dengan mengubah citra tersebut kedalam bentuk citra grayscale dengan 256 derajat keabuan yang merupakan default dari bentuk citra grayscale.

69 55 3. Ekstraksi ciri dengan GLCM Pada tahapan ini dilakukan setelah citra sudah melalui proses penyamaan ukuran piksel dan merubah citra ke dalam bentuk citra grayscale. Sebelum citra dapat diklasifikasikan, ciri dari setiap citra harus didapatkan. Pada penelitian ini mengambil 4 fitur ekstraksi ciri, yaitu Korelasi, Kontras, Homogenitas, dan Energy dengan nilai jarak d=1 dan d=2 dengan variasi sudut disetiap jarak yaitu sudut. 4. Perlabelan Dalam tahapan ini data hasil ekstraksi akan diberikan label pada masing-masing jenis nya, yaitu adalah untuk ikan koi jenis asagi diberikan label 1, untuk ikan koi jenis kohaku di berikan label 2, untuk sanke diberikan label 3, lalu ada jenis showa yang diberikan label 4, dan asagi diberikan label 5, dan yang terakhir yaitu tancho yang diberikan label Proses klasifikasi dengan menggunakan algoritma k-nn Dalam tahapan klasifikasi citra pada penelitian ini menggunakan algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor (k-nn) dengan k bernilai ganjil yaitu k= 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21 dan menggunakan perhitungan jarak euclidean. Langkah awal algoritma klasifikasi k-nn ini adalah dengan menentukan nilai k sebagai jumlah tetangga terdekat. Kemudian menghitung jarak antara citra uji dengan semua citra latih dan kemudian diurutkan. Setelah itu ambil k buah tetangga terdekat untuk diperiksa label dari k buah tetangga terdekat tersebut. Lalu kelompokan citra uji kedalam kelas mayoritas dari k buah tetangga terdekat berdasarkan data citra latih. 6. Hitung akurasi Tahapan terakhir yang dilakukan adalah dengan menghitung akurasi dari hasil eksperimen yang didapatkan dengan menggunakan fitur ekstraksi ciri gray level co-occurrence matrix dan algoritma klasifikasi k- nearest neighbor.

70 Eksperimen Dalam melakukan eksperimen pada penelitian ini langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mempersiapkan dataset yang akan digunakan. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra ikan koi jenis Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui yang berjumlah 120 data citra dan terdiri dari 20 data citra ikan koi jenis Kohaku, 20 data citra ikan koi jenis Sanke, 20 data citra ikan koi jenis Showa, 20 data citra ikan koi jenis Tancho, 20 data citra ikan koi jenis Asagi, dan 20 data citra ikan koi jenis Shusui. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan atau diperoleh dari beberapa sumber di internet dengan ukuran piksel yang berbeda-beda. Selanjutnya citra yang sudah didapatkan kemudian citra harus melalui tahap preprocessing terlebih dahulu agar citra dapat diolah dan mendapatkan hasil klasifikasi yang baik. Tahapan preprocessing terdiri dari penyamaan ukuran piksel dari setiap citra yang akan digunakan dan mengubahnya kedalam bentuk citra grayscale. Langkah selanjutnya dalam melakukan eksperimen ini adalah dari data citra yang berjumlah 120 tersebut kita bagi menjadi 90 data citra latih dan 30 sebagai data citra yang akan diuji. Data latih berjumlah 90 citra yang terdiri dari beberapa jenis citra ikan koi yaitu Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Data uji berjumlah 30 data citra yang terdiri beberapa jenis citra ikan koi yaitu Kohaku, Showa, Sanke, Tancho, Asagi, dan Shusui. Kemudian citra latih diproses untuk mendapatkan ciri dari citra tersebut dengan menggunakan fitur ekstraksi ciri Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM). Pada penelitian ini mengambil 4 fitur ekstraksi ciri, yaitu Korelasi, Kontras, Homogenitas, dan Energy dengan nilai jarak d=1 dan d=2 dengan variasi sudut disetiap jarak yaitu, sudut. Selanjutnya citra latih yang sudah didapatkan hasil ekstraksi ciri tersebut diberikan label sesuai jenis dari masing masing ikan koi tersebut. Data uji juga dilakukan ekstraksi ciri menggunakan GLCM. Setelah mendapatkan hasil dari ekstraksi ciri tersebut dapat dijadikan sebagai inputan untuk

71 57 dilakukan klasifikasi menggunakan algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) dengan k bernilai ganjil yaitu k= 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21 dan menggunakan perhitungan jarak euclidean. Langkah terakhir adalah dengan menghitung tingkat akurasi yang didapatkan dengan menggunakan fitur ekstraksi ciri GLCM dan algoritma klasifikasi k-nn. Akurasi menunjukan tingkat kebenaran dalam pengklasifikasian citra ikan koi. Semakin rendah nilai akurasi yang didapatkan maka semkain tinggi kesalahan dalam mengklasifikasikannya, begitu juga sebaliknya semakin tinggi nilai akurasi yang didapatkan maka semakin rendah kesalahan dalam mengklasifikasikan citra ikan koi tersebut. Tingkat akurasi yang baik adalah akurasi yang mendekati atau bernilai 100%.

72 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam tahap ini akan membahasa beberapa proses utama yang dilakukan untuk mengklasifikasikan jenis ikan koi dengan menggunakan fitur ekstraksi ciri Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) dan algoritma klasifikasi k- Nearest Neighbor (k-nn) antara lain pemilihan data citra yang digunakan sebagai data citra uji dan data citra latih, proses pengolahan data citra, tahapan ekstraksi fitur ciri dengan GLCM, proses perlabelan data citra, tahapan klasifikasi dengan menggunakan k-nn dan tahapan perhitungan akurasi Kebutuhan Data Citra Data citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra ikan koi dengan format JPG. Data yang diambil di internet dalam penelitian ini sebanyak 120 data citra ikan koi yang terdiri dari 20 citra ikan koi jenis Kohaku, 20 citra ikan koi jenis Showa, 20 citra ikan koi jenis Sanke, 20 citra ikan koi jenis Tancho, 20 citra ikan koi jenis Asagi, dan 20 citra ikan koi jenis Shusui yang memiliki ukuran piksel yang berbeda-beda. Data yang digunakan untuk dijadikan sebagai citra data training terdiri dari 90 data citra yang terdiri dari 15 koi jenis Kohaku, 15 koi jenis Showa, 15 koi jenis Sanke, 15 koi jenis Tancho, 15 koi jenis Asagi, dan 15 koi jenis Shusui dan dijadikan satu dalam folder latih. Sedangkan citra uji terdiri dari 30 data citra yang terdiri dari 5 koi jenis Kohaku, 5 koi jenis Showa, 5 koi jenis Sanke, 5 koi jenis Tancho, 5 koi jenis Asagi, dan 5 koi jenis Shusui dan dijadikan satu dalam folder uji. 58

73 Pengolahan Data Citra Citra yang didapatkan di internet memiliki ukuran yang tidak seragam. Proses pengolahan data citra ini sendiri bertujuan untuk menjadikan data citra yang digunakan agar lebih siap untuk diolah dan digunakan ke dalam tahap selanjutnya Menyamakan ukuran piksel (Resize) Citra yang didapatkan selanjutnya akan melalui proses penyamaan ukuran piksel menjadi 200 x 300 piksel. Semua data citra yang digunakan akan diubah menjadi 200 x 300 piksel. Gambar 4. 1 Contoh hasil citra penyamaan ukuran piksel

74 Proses Cropping Pada tahap ini citra yang digunakan akan dilakukan cropping, tahapan ini bertujuan agar citra yang akan digunakan atau diolah lebih fokus ke objek ikan koi yang akan diamati. Dalam proses cropping data citra ikan koi akan disamakan ukuran dimensi menjadi 100 x 250 piksel. Berikut contoh beberapa data citra yang sudah melalui tahapan cropping: Gambar 4. 2 Contoh data citra sebelum dan sesudah dilakukan cropping

75 Konversi citra Untuk mendapatkan ciri citra dengan menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) hanya dapat dengan citra yang berdimensi 2. Citra RGB adalah jenis citra yang berdimensi 3, maka dari itu diperlukan konversi citra yang semula berformat RGB diubah kedalam bentuk citra grayscale 2 dimensi. Didalam MATLAB sendiri sudah menyediakan fungsi untuk mengubah citra RGB menjadi grayscale yaitu dengan menuliskan rgb2gray(i) dimana I adalah variable citra masukan. Gambar 4. 3 Contoh citra RGB diubah kedalam bentuk grayscale Pada Gambar 4.3 merupakan contoh hasil citra yang sudah dilakukan konversi citra kedalam bentuk citra grayscale. Hal ini dilakukan pada semua citra agar dapat dilakukan proses ekstraksi ciri menggunakan Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) Ekstraksi Fitur Setelah diubah kedalam bentuk citra grayscale kemudian citra dilakukan normalisasi citra dengan mengubah rentang nilai intensitas pixel citra. Gambar 4.4 merupakan contoh dari nilai rentang intensitas piksel pada sebuah citra grayscale yaitu antara

76 62 Gambar 4. 4 Contoh piksel citra grayscale Mengubah rentang nilai intensitas piksel citra dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ( )... (4.1) ( ) = 4 ( ) ( ) Setelah citra dilakukan normalisasi langkah selanjutnya adalah dengan membuat area kerja matriks. Dalam membuat area kerja matriks ada beberapa parameter yang digunakan, yaitu jarak d=1, d=2 dan sudut. Gambar 4. 5 merupakan contoh hasil area kerja matriks dengan menggunakan jarak d=1 dan sudut.

77 63 Gambar 4. 5 Area kerja matriks Setelah membuat area kerja matriks, langkah selanjutnya adalah membuat matriks probabilitas untuk didapatkan fitur ciri dari sebuah citra ikan koi. Gambar 4. 6 merupakan matriks probabilitas yang didapatkan dari membagi setiap nilai baris dan kolom p(i,j) dengan jumlah keseluruhan area kerja matriks. Gambar 4. 6 Matriks probabilitas Setelah mendapatkan matriks probabilitas, langkah selanjutnya adalah melakukan ekstraksi fitur. Dalam ekstraksi fitur ini dilakukan pada semua data citra, data citra training maupun data citra uji. Berikut adalah rumus untuk mendapatkan fitur ciri:

78 64 1. Energy Energy = ( )... (4.2) Berikut contoh perhitungan ekstraksi ciri energy dengan menggunakan Ms.Excel. Energy =.... 0,1650 Gambar 4. 7 Contoh hasil perhitungan energy Gambar 4. 7 merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus energy. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan hasil keseluruhan perhitungan setiap baris dan kolom pada matriks probabilitas. 2. Homogeneity Homogeneity = ( )...(4.3) Berikut contoh perhitungan ekstraksi ciri homogeneity dengan menggunakan Ms.Excel. Homogeneity =... Homogeneity = 0,9305

79 65 Gambar 4. 8 Contoh hasil perhitungan homogeneity Gambar 4. 8 merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus homogeneity. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan hasil perhitungan keseluruhan setiap baris dan kolom pada matriks probabilitas. 3. Contrast Contrast = ( )... (4.4) Berikut contoh perhitungan ekstraksi ciri contrast dengan menggunakan Ms.Excel. Contrast = ( ) ( )... ( ).. ( ) Contrast = Gambar 4. 9 adalah hasil perhitungan dengan menggunakan rumus contrast. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan hasil perhitungan keseluruhan setiap baris dan kolom pada matriks probabilitas.

80 66 Gambar 4. 9 Contoh hasil perhitungan contras 4. Correlation Correlation = ( )( )( ( ))... (4.5) Berikut contoh perhitungan ekstraksi ciri correlation dengan menggunakan Ms.Excel. Untuk mendapatkan hasil dari fitur ciri correlation perlu didapatkan hasil dari mean ( ), varian ( ) dan standart deviasi ( ). Berikut perhitungan untuk mendapatkan ketiga nilai tersebut: Mean: ( ) ( ). ( ) ( ).. ( ) ( ) ( ) ( ) ( ). ( ) ( ).. ( ) ( ) ( ) Varian: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2,0545

81 67 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2,0545 Standart deviasi: Correlation = ( )( )( ) ( )( )( )..... ( )( )( ) ( )( )( ) Correlation =0,9617 Gambar Contoh hasil perhitungan correlation Gambar 4.10 merupakan hasil dari perhitungan menggunakan rumus correlation yang sebelumnya telah didapatkan nilai dari mean ( ), varian ( ) dan standart deviasi ( ).

82 68 Berikut Gambar 4. 11yang merupakan contoh hasil ekstraksi ciri data citra dengan menggunakan parameter jarak d=1 sudut Gambar Hasil ekstraksi fitur data latih Gambar Hasil ekstraksi fitur data uji

83 69 Hasil ekstraksi ciri dari data latih dan data uji tersebut kemudian digunakan sebagai inputan untuk melakukan pengklasifikasian ikan koi Memberikan Label Pada Data Citra Langkah selanjutnya adalah melakukan perlabelan. Perlabelan dilakukan dengan memberikan tanda pada data yang sudah diekstraksi. Dalam melakukan perlabelan agar lebih praktis dan mudah diberikan label 1 untuk data citra ikan koi jenis Asagi, label 2 untuk data citra ikan koi jenis Kohaku, label 3 untuk data citra ikan koi jenis Sanke, label 4 untuk data citra ikan koi jenis Showa, label 5 untuk data citra ikan koi jenis Shusui, dan label 6 untuk data citra ikan koi jenis Tancho. Dalam proses perlabelan ini bertujuan memudahkan dalam melakukan pengelompokan jenis ikan koi. Berikut Gambar 4.13 yang merupakan contoh perlabelan yang dilakukan pada data citra latih dan uji: Gambar Perlabelan pada citra latih

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES Tri Adhi Atmaji 1, Catur Supriyanto 2 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dalam melakukan penelitian ini mengunakan hasil penelitian-penelitian yang terkait, mempunyai hubungan berdasarkan objek yaitu tentang citra ikan, sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR VISUALISASI TRANSFORMASI FOURIER UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

LAPORAN TUGAS AKHIR VISUALISASI TRANSFORMASI FOURIER UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA LAPORAN TUGAS AKHIR VISUALISASI TRANSFORMASI FOURIER UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia. Disusun Oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR. Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia. Disusun Oleh: LAPORAN TUGAS AKHIR Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency Nama NIM Program Studi Disusun oleh : : Taufik Sahaini Ashari : A12.2004.01693 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR

PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR Nama Pelaksana : Sis Haryanto NIM : A22.2009.01847 Program Studi : Teknik Informatika D-3 Fakultas : Ilmu Komputer Judul Proyek Akhir : Company Profile Plat AB Cellular

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN WEBSITE SEKOLAH PADA SMA N 1 PEGANDON - KENDAL Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika D3 pada fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMK BHAKTI PERSADA KENDAL Nama NIM Program Studi Disusun Oleh : : Siti Aminah : A21.2007.05959 : Manajemen Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN

PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN Disusun Oleh : Nama : GUSTIANI ARIDIANSARI NIM : A12.2004.01805 Program Studi : Sistem Informasi S I Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERBASIS COLOR HISTOGRAM UNTUK PENGKLASIFIKASIAN IKAN KOI JENIS KOHAKU

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERBASIS COLOR HISTOGRAM UNTUK PENGKLASIFIKASIAN IKAN KOI JENIS KOHAKU CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERBASIS COLOR HISTOGRAM UNTUK PENGKLASIFIKASIAN IKAN KOI JENIS KOHAKU Hisyam Syarif 1 1,3 Jurusan Teknik Informatika-S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR CD INTERAKTIF PROFILE LASKAR BAND Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika D3 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG Disusun oleh : Nama : AGUS SUSANTO NIM : A12.2003.01509 Program Studi : Sistem Informasi FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH. Disusun Oleh: : Nurul Aini : A Program Studi : Manajemen Informatika

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH. Disusun Oleh: : Nurul Aini : A Program Studi : Manajemen Informatika p LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Informatika D-3 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB. SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG).

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG). LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG). Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR PROPOSAL TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN KOMPUTER SECARA E-COMMERCE PADA CV. MEDIA PRIMA SEMARANG Nama N I M Program Studi Disusun Oleh : : Septia Eka Marizayanti : A12.2005.02037 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR COMPANY PROFILE FRANCHISE TOKO ECOSWAY

LAPORAN PROYEK AKHIR COMPANY PROFILE FRANCHISE TOKO ECOSWAY LAPORAN PROYEK AKHIR COMPANY PROFILE FRANCHISE TOKO ECOSWAY Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas Dian Nuswantoro. Di susun oleh : Nama : Farah Deba

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika-S1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR Nama NIM Disusun Oleh : : Ari Sukma Firmanullah : A11.2009.04758 Program Studi : Teknik Informatika S-1

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN. Disusun Oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN. Disusun Oleh: p LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Informatika D-3 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG

SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Herry Syakti Tristiyanto NIM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian telapak kaki yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PETA INFORMASI DIGITAL PARIWISATA KABUPATEN JEPARA DENGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID

LAPORAN TUGAS AKHIR PETA INFORMASI DIGITAL PARIWISATA KABUPATEN JEPARA DENGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID LAPORAN TUGAS AKHIR PETA INFORMASI DIGITAL PARIWISATA KABUPATEN JEPARA DENGAN APLIKASI BERBASIS ANDROID Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program studi sistem informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG Disusun Oleh : Nama : NOVITA FEBRIANI NIM : A12.2007.02649 Program Studi : Sistem Informasi S I

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian negara di sektor non migas. Ikan hias

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Nama : Muhammad Anis NIM : A Program Studi : Teknik Informatika. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Nama : Muhammad Anis NIM : A Program Studi : Teknik Informatika. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BATIK BERBASIS WEB PADA TOKO BATIK Q-TA PEKALONGAN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR KOMPUTERISASI SISTEM PENDATAAN KAS PADA BPR SWADHARMA MRANGGEN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Komputer Akuntansi D III pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Wihala Sandra Y NIM : A11.2000.01486 Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI SKRIPSI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...

Lebih terperinci

PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM IKAN KOI DI JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM IKAN KOI DI JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM IKAN KOI DI JEPANG 2.1 Sejarah Ikan Koi di Jepang Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat Untuk menyelesaikan program pendidikan Strata 1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun oleh : : Ricco Widya Nugraha : A Program Studi : Teknik Informatika S-1

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun oleh : : Ricco Widya Nugraha : A Program Studi : Teknik Informatika S-1 LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS MULTIMEDIA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS Laporan Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Deposit Pulsa Elektrik Pada Bosindo Group Semarang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Deposit Pulsa Elektrik Pada Bosindo Group Semarang LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Basis Data Deposit Pulsa Elektrik Pada Bosindo Group Semarang Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN Warsiti Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii PERNYATAAN... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv BERITA ACARA TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR MEDIA PEMBELAJARAN MENGENAL KERJA PANCA INDRA PADA MANUSIA UNTUK SISWA SD BERBASIS MULTIMEDIA. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR MEDIA PEMBELAJARAN MENGENAL KERJA PANCA INDRA PADA MANUSIA UNTUK SISWA SD BERBASIS MULTIMEDIA. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR MEDIA PEMBELAJARAN MENGENAL KERJA PANCA INDRA PADA MANUSIA UNTUK SISWA SD BERBASIS MULTIMEDIA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Daryanto 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Email: 1) daryanto@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Persediaan Barang Pada CV. Mitra Computer Pekalongan. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Persediaan Barang Pada CV. Mitra Computer Pekalongan. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Basis Data Persediaan Barang Pada CV. Mitra Computer Pekalongan Nama NIM Program Studi Disusun oleh : : Arfian Lakso Pradipta : A12.2004.01669 : Sistem Informasi FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Wajah Pengenalan wajah adalah salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT DENGAN ALAT BANTU KOMPUTER PADA SISWA SMK KRISTEN GERGAJI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMESANAN TIKET KERETA API PADA PT STASIUN SEMARANG TAWANG BERBASIS WEB

APLIKASI PEMESANAN TIKET KERETA API PADA PT STASIUN SEMARANG TAWANG BERBASIS WEB LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PEMESANAN TIKET KERETA API PADA PT STASIUN SEMARANG TAWANG BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (UDIKLAT) SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (UDIKLAT) SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (UDIKLAT) SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

ENSIKLOPEDIA INTERAKTIF KEHIDUPAN DINOSAURUS BERBASIS MULTIMEDIA

ENSIKLOPEDIA INTERAKTIF KEHIDUPAN DINOSAURUS BERBASIS MULTIMEDIA LAPORAN TUGAS AKHIR ENSIKLOPEDIA INTERAKTIF KEHIDUPAN DINOSAURUS BERBASIS MULTIMEDIA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha yang mencakup berbagai

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Pemasangan dan Perawatan Berkala Tower Telepon Seluler Pada CV. Lintas Reka Cipta

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Pemasangan dan Perawatan Berkala Tower Telepon Seluler Pada CV. Lintas Reka Cipta LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Basis Data Pemasangan dan Perawatan Berkala Tower Telepon Seluler Pada CV. Lintas Reka Cipta Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR Eko Prasetyo, Imam Santoso, Budi Setiyono. Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PENCACAHAN DAN PEMBEAAN KIRIMAN POS PADA BEA CUKAI SEMARANG BERBASIS JAVA DENGAN SMS GATEWAY

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PENCACAHAN DAN PEMBEAAN KIRIMAN POS PADA BEA CUKAI SEMARANG BERBASIS JAVA DENGAN SMS GATEWAY LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PENCACAHAN DAN PEMBEAAN KIRIMAN POS PADA BEA CUKAI SEMARANG BERBASIS JAVA DENGAN SMS GATEWAY Nama NIM Program Studi Disusun Oleh: : Muhammad Rifqi Fauzi : A11.2008.043942 :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka tentang identifikasi iris mata ataupun identifikasi citra digital sudah pernah dilakukan sebelumnya, berikut merupakan tabel perbandingan terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUNCIAN FILE DATABASE ACCESS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI RENTAL DVD DENGAN STUDI KASUS PADA DIGITAL DISC

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUNCIAN FILE DATABASE ACCESS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI RENTAL DVD DENGAN STUDI KASUS PADA DIGITAL DISC LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUNCIAN FILE DATABASE ACCESS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI RENTAL DVD DENGAN STUDI KASUS PADA DIGITAL DISC Disusun oleh : JEFFRY SOJAYADI A11.2006.02716 Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR MEDIA LATIH DAYA ANALISA DAN LOGIKA UNTUK ANAK BERBASIS KOMPUTER

LAPORAN TUGAS AKHIR MEDIA LATIH DAYA ANALISA DAN LOGIKA UNTUK ANAK BERBASIS KOMPUTER LAPORAN TUGAS AKHIR MEDIA LATIH DAYA ANALISA DAN LOGIKA UNTUK ANAK BERBASIS KOMPUTER Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : CBIR, GLCM, Histogram, Kuantisasi, Euclidean distance, Normalisasi. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Content-Based Image Retrieval (CBIR) adalah proses untuk mendapatkan suatu citra berdasarkan konten-konten tertentu, konten yang dimaksud dapat berupa tekstur, warna, bentuk. CBIR pada dasarnya

Lebih terperinci

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial

Lebih terperinci

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA Nurliadi 1 *, Poltak Sihombing 2 & Marwan Ramli 3 1,2,3 Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Sistem Prinsip kerja sistem diawali dengan pembacaan citra rusak dan citra tidak rusak yang telah terpilih dan dikumpulkan pada folder tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan dan Praproses Data Kegiatan pertama dalam penelitian tahap ini adalah melakukan pengumpulan data untuk bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci