KONTRIBUSI KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS PENDEK PEMAIN BULUTANGKIS PB NEGARA DIPA AMUNTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTRIBUSI KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS PENDEK PEMAIN BULUTANGKIS PB NEGARA DIPA AMUNTAI"

Transkripsi

1 KONTRIBUSI KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS PENDEK PEMAIN BULUTANGKIS PB NEGARA DIPA AMUNTAI Muhammad Rizal PJKR JPOK FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru Abstrack This study aims to determine whether or not: 1) Contribution wrist formation of short serve result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 2) The contirbution of hand eye coordination to the short service result of badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 3) Contribution of wrist formation and hand eye coordination to short service result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai. Method used in this research is expost facto method, with measurement and test technique. The study population is badminton players PB. Negara Dipa Amuntai amounting to 15 people and the number of sample research 15 people with total sampling technique or sample saturated. The results of reseach in the know: 1) there is contribution wrist formation of short service result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 2) There is contribution of hand eye coordination to short service result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 3) There is contribution of wrist formation and hand eye coordination to short sevice result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai. Keyword : Wrist Formation, Hand Eye Coordination, Short Service

2 PENDAHULUAN Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga terkenal di dunia termasuk di Indonesia. Permainan ini juga mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh kalangan masyarakat luas. Dalam permainan bulutangkis, seorang pemain yang baik harus memiliki kemampuan fisik, teknik, taktik, dan mental yang baik, sehingga mempunyai dasar yang kuat untuk mencapai prestasi. Tanpa kondisi fisik yang baik, atlet tidak akan mampu mengikuti berbagai macam latihan, apalagi untuk mencapai prestasiyang tinggi. Tuntutan prestasi yang tinggi, maka seorang pemain perlu melakukan latihan lebih efektif dan efisien berdasarkan program latihan yang telah di sesuaikan. Adapun dasar dalam metode latihan tersebut meliputi latihan fisik dan teknik, untuk teknik di bagi menjadi 3 macam yaitu : a. teknik pegangan, b. teknik pukulan, c. tekknik olah kaki/footwork. Tetapi penguasaan teknik dasar pukulan merupakan hal utama yang perlu dikembangkan untuk prestasi permainan dan harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu guna dikembangkan mutu prestasi bulutangkis sebab menang atau kalahnya seorang pemain di dalam suatu pertandingan salah satunya ditentukan oleh penguasaan teknik dasar pukulan permainan bulutangkis. Teknik dasar pukulan yang harus dikuasai oleh para pemain adalah 1) service, 2) pukulan overhead, 3) pukulan clear, 4) pukulan dropshot, 5) pukulan smash, 6) pukulan drive (Grice, 2007: xv). Seorang atlet bulutangkis harus menguasai semua teknik dasar pukulan tersebut, dikarenakan teknik dasar merupakan awal dari suatu permainan untuk mencapai keberhasilan dari permainan itu sendiri. Salah satu teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis ialah servis. Servis merupakan pukulan yang membuka atau memulai permainan, dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh setiap pemain baik itu servis pendek maupun servis panjang. Salah dalam melakukan servis berarti poin untuk lawan, sedangkan unggul dalam melakukan servis merupakan modal awal keberhasilan. Keberhasilan pukulan servis didukung oleh koordinasi gerak seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerak ayunan yang didukung oleh pergelangan tangan. Pada saat melakukan pukulan servis pendek diperlukan koordinasi mata tangan sebagai akhir dari rangkaian gerak pukulan servis. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 Nopember 2016 di PB Negara Dipa Amuntai bahwa banyak pemain yang kurang baik dalam melakukan servis pendek. Hal ini disebabkan peran dari kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang kurang bisa di maksimalkan oleh atlet. Banyak pemain dalam melakukan servis pendek tidak sampai kedaerah lawan dan pukulan sering tanggung sehingga mudah dibaca lawan. Apalagi kesalahan sering terjadi pada pemain ganda PB Negara Dipa Amuntai. Diketahui bahwa selama ini pemain PB Negara Dipa Amuntai belum pernah melakukan tes dan pengukuran khususnya pada tes service pendek yang bisa memberikan poin pada saat melakukan servis pendek, untuk mengetahui hal ini pemain melakukan latihan dengan berulang-ulang. Penulis merasa perlu melakukan sebuah penelitian agar nantinya dapat membantu PB Negara Dipa Amuntai dalam meningkatkan prestasi. Servis yang baik dalam buluktangkis akan memberikan kesempatan baik pula bagi pemain untuk memperoleh angka. Untuk mendapatkan poin melalui servis pendek yang baik, maka perkenaan bola harus dilakukan di bawah pinggang, selanjutnya tangkai raket mengarah ke bawah sehingga kepala raket benar-benar berada pada posisi yang pas datangnya bola. Untuk dapat melakukan gerakan tersebut, maka peran kelentukan pergelangan tangan, dapat menimbulkan kemampuan gerakan memukul dari berbagai arah di dalam permainan bulutangkis. Selanjutnya peran dari koordinasi mata tangan

3 untuk mendapatkan poin adalah dengan menyatukan gerak yang berbeda ke dalam satu gerak tunggal yang seirama secara tepat. Oleh karena itu servis pendek perlu memperhatikan pola gerak pukulan yang di dominasi anggota badan atas dan lengan, maka tidak hanya kemampuan fisik berupa kelentukan pergelangan tangan tetapi juga koordinasi mata tangan yang dapat membantu dalam keakuratan pukulan. Sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah yang terjadi di PB Negara Dipa Amuntai, penulis berusaha melakukan serangkaian kegiatan penelitian dengan harapan hasilnya nanti dapat memberikan sumbangsih atau manfaat agar prestasi yang dicitakan mudah di raih. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Kelentukan Pergelangan Tangan Kelentukan pergelangan tangan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan perluasan sendi secara maksimal dalam aktivitas olahraga khususnya pada pergelangan tangan. Menurut Riadi (2010:9) kelenturan atau flexsibility adalah kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas yang ditandai dengan tingkat kelenturan persendian pada seluruh tubuh. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexsibilitas persendian. Kemudian pendapat yang sama dikemukakan oleh Ismaryati (2006:101) flexsibilitas (kelentukan) adalah kemampuan menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cidera otot. Peranan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Servis Pendek Bulutangkis Kelentukan pergelangan tangan, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam permainan bulutangkis, di mana tangan sangat berpengaruh dalam melakukan pukulan dengan tepat dan terarah pada sasaran yang di inginkan. Salah satu teknik khusus terpenting dalam permainan bulutangkis adalah pukulan servis, karena dengan pukulan servis yang baik, seorang pemain akan mudah mengontrol permainan awal dan memperoleh point untuk menentukan kemenangan dalam pertandingan, dan sebaliknya kegagalan dalam melakukan servis akan memberikan kerugian karena membuang point secara langsung. Dalam melakukan pukulan servis, kelenturan pergelangan tangan yang baik sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemain bulutangkis Menurut Nurhasan (2011:14) kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal, sesuai dengan kemungkinan geraknya. Koordinasi Mata Tangan Yang di maksud koordinasi mata tangan adalah kemampuan untuk menyatakan berbagai sistem syaraf gerak yang terpisah, ke dalam satu pola gerak yang efisien. Makin kompleks gerak yang dilakukan, makin besar tingkatan koordinasi yang diperlukan untuk melakukan atau melaksanakan keterampilan suatu aktivitas gerak motorik. Menurut Riadi (2010: 10) mengatakan koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Dengan demikian koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa mengeluarkan energi yang berlebihan. Koordinasi yang baik adalah gerakan yang efisien, halus, mulus, dan terkoordinasi. Peranan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Hasil Servis Pendek Bulutangkis Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak dengan tepat dan efisien. Koordinasi menunjuk kepada terjadinya hubungan yang harmonis antara berbagai bagian yang mewujudkan suatu gerak, yang lancar dan efisien (Nurhasan, 2011: 17).

4 Sehingga koordinasi mata dan tangan adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks dan sangat erat hubungannya seperti dengan kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelentukan, dan daya tahan. Kebutuhan akan koordinasi gerakan antara mata dan tangan pada saat bermain bulutangkis adalah untuk menyempurnakan teknik dasar pukulan agar tidak terjadi suatu kesalahan dalam gerakannya. Baik tidaknya tingkat koordinasi mata tangan seorang pemain bulutangkis dapat tercermin pada kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, seperti melakukan pukulan-pukulan dengan efisien, gerakan yang dilakukan secara terkoordinir, di mulai dari pelaksanaan mengambil ancangancang pada saat untuk siap menerima pukulan lawan atau melakukan pukulan sampai perkenaan bola dengan raket perlu integrasi antara kemampuan tangan dan mata. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa koordinasi mata dan tangan perlu dikembangkan karena sangat menunjang dalam peningkatan prestasi bermain bulutangkis khususnya dalam melakukan servis pendek. Permainan Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia. Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan, dapat dimainkan di dalam maupun diluar ruangan diatas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran yang panjang dan lebar yang sudah ditentukan. Lapangan Permainan bulutangkis dibagi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang terenggang di tiang net yang di tanam dipinggir lapangan. Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau dua pasangan yang saling berlawanan. Olahraga ini mirip dengan tenis, bulutangkis bertujuan memukul bola yaitu cok melawati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individu yang dapat di lakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Dalam hal ini permainan bulutangkis mempunyai tujuan bahwa seseorang pemain berusaha menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawanan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkan di daerah sendiri. Bulutangkis atau badminton dapat dikatakan sebagai olahraga hiburan dan pertandingan yang digemari oleh orang tua maupun muda diseluruh dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa permainan olahraga badminton selain untuk olahraga dapat juga dijadikan salah satu objek yang memiliki banyak manfaat. Contohnya seperti dalam kenyataan, bulutangkis dapat dijadikan hiburan bagi sekelompok orang yang tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini merupakan salah satu cabang olahraga yang membutuhkan perlatan. Peralatannya disamping lapangan juga adalah raket, shuttlecock, net dan sepasang sepatu. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttle di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttle dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang dipukul melewati net. Permainan bulu tangkis dapat dimainkan oleh putra dan putri, dengan bentuk permainan: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Teknik dasar dalam permainan bulutangkis menurut Poole (2008:5) yaitu pegangan raket (grip), cara mengatur kaki (footwork) dan keterampilan pukulan. Seorang pemain bulutangkis harus menguasai beberapa keterampilan khusus atau skill dengan tujuan agar dapat menerbangkan shuttlecock dengan sebaik-baiknya, keterampilan itu diantaranya teknik pukulan.

5 Sebuah teknik pukulan tersusun dari beberapa gerak dasar. Dari rangkaian gerak dasar akhirnya menghasilkan suatu jenis pukulan. Menurut Grice (2007: 25), Jenisjenis pukulan itu antara lain: 1) service, 2) pukulan overhead, 3) pukulan clear, 4) pukulan dropshot, 5) pukulan smash, 6) pukulan drive. Pengertian Servis Servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Seseorang pemain yang tidak bisa melakukan servis dengan benar akan terkena fault. Pukulan servis adalah pukulan dengan raket yang memukul shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan dan merupakan suatu pukulan yang penting dalam permaianan bulutangkis. Pukulan servis merupakan pukulan yang mengawali atau sajian bola pertama sebagai permulaan permainan. Pukulan ini yang sangat menentukan dalam awal perolehan angka karena kalau peraturan yang lama hanya pemain yang melakukan servis yang dapat memperoleh angka. Namun sekarang ini peraturan pada permainan bulutangkis di tetapkan oleh IBF sudah ada perubahan, pada pertandingan resmi sekarang sudah menggunakan sistem rallypoint. Jadi tidak selalu pemain melakukan servis yang mendapat nilai. Persiapan melakukan servis pendek sama dengan servis panjang. Satu-satunya pengecualian adalah anda harus berdiri lebih dekat ke garis servis pendek, kira-kira dalam jarak 6 inci (15 cm atau kurang) (Grice, 2007:27). Lakukan servis backhand pendek didepan tubuh anda dengan posisi berdiri yang lurus atau sedikit dimiringkan. Servis backhand mempunyai beberapa keuntungan: 1) bola bergerak dengan jarak yang lebih pendek; 2) bola bergerak melintasi net dan mendekati lawan lebih cepat; 3) bola cenderung tersembunyi dengan pantulan baju anda yang putih sehingga menimbulkan bentuk kamuflase (Grice, 2007:28). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expost facto, dengan teknik pengukuran dan tes. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Data Hasil Tes Dan Pengukuran Dilapangan Kelentukan Pergelangan Tangan (X 1) Dan Koordinasi Mata Tangan (X 2) Terhadap Hasil Servis Pendek Pemain Bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Y). No Nama Kelentukan Pergelangan Tangan (Drjt) (X 1) Koordinasi Mata Tangan (Jmlh) (X 2) Hasil Servis Pendek (Skor) (Y) 1 Rizky Ariandi Aldi Rahmadhani M. Ridha Fajar Aulia M. Akbar M. Khairil Ita Fuadi M. Akmal M. Rahmadianor

6 Tabel 2. Perhitungan T-Scor Kelentukan Pergelangan Tangan (X 1), Koordinasi Mata Tangan (X 2) Dan Hasil Servis Pendek Pemain Bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Y). No 11 Hafizatul Fikri Ahmad Khairul M. Arsyad Nazimatul Fitriyah M. Azidan Rata-rata SD Varian Max Min Nama Kelentukan Pergelangan Tangan (Drjt) (X 1) Koordinasi Mata Tangan (Jmlh) (X 2) Hasil Servis Pendek (Skor) (Y) Hasil T-scor Hasil T-scor Hasil T-scor 1 Rizky Ariandi Aldi Rahmadhani M. Ridha Fajar Aulia M. Akbar M. Khairil Ita Fuadi M. Akmal M. Rahmadianor Hafizatul Fikri Ahmad Khairul M. Arsyad Nazimatul Fitriyah M. Azidan Rata-rata SD Varian Max Min Data hasil tes dan pengukuran variabel kelentukan pergelangan tangan (X 1), hasil terendah 92 derajat dan hasil terbaik 130 derajat, diperoleh rata-rata 105,60 dan standar deviasi 9,44 setelah dihitung dalam T-scor maka didapat skor terendah 24,15 dan skor tertinggi 64,41 diperoleh rata-rata 50,00 dan standar deviasi 10,00. Data hasil pengukuran koordinasi mata tangan (X 2), dari hasil tes pengukuran didapat

7 hasil terendah 3 dan hasil terbaik 15 diperoleh rata-rata 8,67 dan standar deviasi 3,77 setelah dihitung dalam T-scor maka didapat skor terendah 33,22 dan skor tertinggi 65,02 diperoleh rata-rata 50,00 dan standar deviasi 10,00. Data hasil pengukuran hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai yang dilambangkan dengan (Y), bahwa hasil terendah 43 dan hasil tertinggi 65 diperoleh rata-rata 53,20 dan standar deviasi 6,72 setelah dihitung dalam T-scor maka didapat skor terendah 32,44 dan skor tertinggi 65,02 dperoleh rata-rata 50,00 dan standar deviasi 10,00. Pengujian Persyaratan Analisis Tabel 3. Uji Normalitas Dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 X2 Y N Normal Parameters a,b Mean Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 4. Uji homogenitas Gabungan Varians Populasi X 1, X 2, dan Y Hipotesis dk (α = 0,05)(2) Kesimpulan H 0: σ x 1 = σ x 2 = σ y H i: σ x 1 σ x 2 σ y 2 0,0000 5,99 Tolak H o /Homogen Pengujian Hipotesis Hasil dari pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi kelentukan pergelangan tangan H o : Kx 1y = 0 H i : Kx 1y > 0 Kritera Uji :Tolak H o apabila F hitung > F (tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut= 14)= 4,54 Hasil pengujian hipotesis regresi tidak berarti kelentukan pergelangan tangan terhadap Negara Dipa Amuntai (F o= 14,59 > F tabel(1/14)= 4,54), maka ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: diperoleh kontribusi efektif sebesar 40,40% antara kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dan diperoleh kontribusi relatif sebesar 69,65 % antara kelentukan pergelangan tangan 2. Kontribusi koordinasi mata tangan terhadap Negara Dipa Amuntai. H o : Kx 2y = 0 H i : Kx 2y > 0

8 Kritera Uji :Tolak H o apabila F hitung > F (tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut= 14)= 4,54 Hasil pengujian hipotesis regresi tidak berarti koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (F o= 7,00 > F tabel(1/14) = 4,54), maka ada kontribusi koordinasi mata tangan Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Koordinasi mata tangan memberikan kontribusi efektif sebesar 17,60% terhadap Negara Dipa Amuntai dan koordinasi mata tangan memberikan kontribusi relatif sebesar 30,35%. koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. 3. Kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersamasama H o : Kx 12y = 0 H i : Kx 12y > 0 Kritera Uji :Tolak H o apabila F hitung > F (tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut= 14)= 4,54 Syarat-syarat untuk pengujian hipotesis telah terpenuhi, dengan demikian dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian secara aman. Langkah selanjutnya akan menguji kontribusi antara kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Hasil pengujian hipotesis regresi tidak berarti kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (F o = 9,67 > F tabel(2/14) = 3,74), karena F o lebih besar dari F tabel, maka ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap Negara Dipa Amuntai. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama memberikan kontribusi relatif 100 % terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, sedangkan kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan memberikan kontribusi efektif 58% terhadap Hasil servis pendek pemain Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Kontribusi Variabel Hipotesis F o F tabel Kesimpulan Kontribusi X 1Y Efektif: 40,40% Ho: Kx 1y = 0 14,59 4,54 Signifikan Relatif: 69,65% Hi: Kx 1y 0 X 2Y Ho: Kx 2y = 0 Efektif:17,60% 7,00 4,54 Signifikan Hi: Kx 2y 0 Relatif: 30,35% X 12Y Ho: Kx 1x 2y = 0 Efektif: 58 % 9,67 3,74 Signifikan Hi:Kx 1x 2y 0 Relatif: 100 % PEMBAHASAN Pengujian hipotesis kontribusi di uji dalam bentuk dua presepsi yaitu 1) pertama: pengujian hipotesis kontribusi relatif yang hanya memperhatikan variabel yang diteliti atau mengabaikan variabel yang lain terhadap Negara Dipa Amuntai, 2) kedua: pengujian hipotesis kontribusi efektif yang memperhatikan variabel selain yang diteliti atau bahwa terhadap Hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai

9 tidak hanya disumbangkan oleh variabelvariabel yang diteliti saja. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis ternyata diketahui bahwa: 1. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, karena F o = 14,59 > F t(α = 0,05) (1/15) = 4,54. maka dengan demikian di ketahui ada kontibusi efektif = 40,40% dan kontibusi relatif = 69,65%. Perlu diperhatikan dalam pembinaan latihan kemampuan hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, karena hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dikontribusikan oleh kelentukan pergelangan tangan yang berarti. Dalam melakukan pukulan servis, kelenturan pergelangan tangan yang baik sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemain bulutangkis, kelenturan pergelangan tangan sangat diperlukan pada saat melakukan pukulan servis dengan sebaik mungkin. 2. Ada kontribusi koordinasi mata tangan bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, karena F o = 7,00 > F t(α = 0,05) (1/15) = 4,54. maka regresinya berarti. Dengan demikian di ketahui ada kontribus efektif = 17,60 dan kontibusi relatif 30,35. Ini berarti variasi yang terdapat pada hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dapat diterangkan melalui hasil koordinasi mata tangan, namun kontribusinya berarti. Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak dengan tepat dan efisien. 3. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan karena F o= 9,67 > F t(α= 0,05) (2/ 14)= 3,74, maka regresi berarti. Jadi di ketahui kontibusi efektifnya = 58% dan kontibusi relatifnya = 100%. Penelitian ini menunjukkan kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersamasama bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, maka kontribusinya berarti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan 2. Ada kontribusi koordinasi mata tangan 3. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap Negara Dipa Amuntai. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, apabila menginginkan prestasi yang baik dalam melakkukan olahraga bulutangkis maka sebaiknya memiliki kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang baik dan melakukan latihan untuk meningkatkan kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan serta servis pendek sehingga hasilnya akan lebih sempurna. 2. Bagi pengurus PB Negara Dipa Amuntai, agar lebih memperhatikan perkembangan pemainnya baik dari segi fisik maupun keterampilan dalam bermain bulutangkis. 3. Bagi pelatih bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, hendaknya menjadikan hasil penelitian sebagai masukan dalam melatih cabang olahraga bulutangkis diperlukan kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang baik terhadap servis pendek bulutangkis. 4. Bagi atlet motivasi untuk lebih giat berlatih agar mampu berprestasi bulutangis. 5. Bagi peneliti lainnya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk

10 melakukan penelitian yang sejenis serta lebih spesifik menurut aturan yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA Alex MA Kamus Saku Bahasa Indonesia. Jakarta: Tamer Press. Dirjen Olahraga Pengukuran 10 Item Tes Sport Search. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga. Grice, Tony Bulutangkis : Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ismaryati Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakkan UNS (UNS Press) Universitas Sebelas Maret Surakarta Maksum, Ali Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press. Nurhasan Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Nurhasan Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani. Gresik: Abil Pustaka. Riadi, Mastur Raih Kebugaran Jasmani Melalui Latihan Beban (Weight Training). Mataram: Insitut Keguruan Ilmu Pendidikan Mataram. Septiady, Indra Sumbangan Tinggi Badan Dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Ketepatan Servis Pendek Atlet Bulutangkis Remaja Putra PB. STIM YKPN Yogyakarta. Yogyakarta: UNY Sugiyono Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tantra, Fauzi Aditya Kontribusi Konsentrasi Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Ketepatan Short Serve Pada Pemain Bulutangkis Sman 2 Tanggul. Jember: Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 06 No. 2 Edisi Oktober Tim Revisi JPOK FKIP Unlam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarbaru: JPOK FKIP Unlam Banjarbaru Kalimantan Selatan Trihenradi, C Step By Step Analisis Data Statistik IBM SPSS 20. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Mutalib, Peni Mengukur Kemampuan Fisik Pengolahraga Secara Sederhana. Jakarta: Arcan. Poole, James Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya.

OLEH DILLA FARID W. T

OLEH DILLA FARID W. T KONTRIBUSI ANTISIPASI, KECEPATAN REAKSI, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN BACKHAND NET CLEAR PADA ATLET BULUTANGKIS PB

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013 PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013 JAMAL AGUNTA NURHAYATI LIPUTO MARSA LIE TUMBAL JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Diah Pitaloka PJKR JPOK FKIP Unlam Abstrack

Diah Pitaloka PJKR JPOK FKIP Unlam Abstrack HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA BASKET (SHOOTING) PADA PEMAIN BOLA BASKET PUTERA SMP NEGERI 2 BANJARBARU Diah Pitaloka PJKR JPOK FKIP Unlam rahimdiah35@gmail.com

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT PERUT, KEKUATAN OTOT PERAS TANGAN DAN KONSENTRASI TERHADAP KETEPATAN PUKULAN JUMPING SMASH PADA ATLET BULUTANGKIS KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or. JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 1 SUKOMORO KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO Artikel Skripsi PENGARUH METODE LATIHAN DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA KELAS X IPS 2 SMA KATOLIK SANTO AUGUSTINUS KEDIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Dhedhy Yuliawan 1 Universitas Nusantara PGRI Kediri dhedhy_07@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN BACKHAND SERVICE

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN BACKHAND SERVICE PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN BACKHAND SERVICE BULUTANGKIS PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP IT LUKMAN AL-HAKIM INTERNASIONAL HALAMAN JUDUL ARTIKEL E-JOURNAL Oleh : Husni Ridwan

Lebih terperinci

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S) Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S) HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS PANJANG DALAM BERMAIN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS 6 SD NEGERI PERCOBAAN 4 WATES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga bulutangkis dimulai setelah Indonesia berhasil merebut kemerdekaannya dari tangan Jepang. Walaupun setiap cabang olahraga sempatberhenti

Lebih terperinci

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash Wahana Didaktika Vol. 12 No. 2 Mei 2014 : 62-71 HUBUNGAN KEKUATAN PEGANGAN DAN DAYATAHAN KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN JUMPING SMASH ATLET UNIT KEGIATAN OLAHRAGA BULUTANGKIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/ JURNAL ILMIAH OLAHRAGA Hikmah Nindya Putri/ 096484016 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN 2013 1 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TUNGKAL ULU OLEH NOLOSAPRIA A1D408087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO THE LEVEL OF PROFICIENCY OF BADMINTON S SHORT SERVE FOREHAND

Lebih terperinci

Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Fakultas Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Fakultas Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta 1 UJI PERBEDAAN KETEPATAN SMASH SILANG DAN SMASH LURUS DALAM KETERAMPILAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 1 NGAWEN KABUPATEN BLORA 2015 Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan)

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan) HUBUNGAN KEMAMPUAN SERVIS PANJANG DAN SERVIS PENDEK DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN TUNGGAL BULUTANGKIS SISWA KELAS VII YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP NEGERI 2 NGEMPLAK SLEMAN DIY CORRELATION

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, dalam Arinil, N, 2013, hlm. 34). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya

Lebih terperinci

Oleh : Miswar NPM: P

Oleh : Miswar NPM: P PERBEDAAN PENGARUH METODE AUDIO VISUAL DAN KONVENSIONAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS IV SD N DEMPO BARAT 2 PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Miswar

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: KUKUH BAGUS KURNIAWAN NPM: Dibimbing oleh : 1. Drs. SLAMET JUNAIDI, M.Pd 2. MOH. NURKHOLIS, Sp.d,M.

JURNAL. Oleh: KUKUH BAGUS KURNIAWAN NPM: Dibimbing oleh : 1. Drs. SLAMET JUNAIDI, M.Pd 2. MOH. NURKHOLIS, Sp.d,M. JURNAL HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, PANJANG LENGAN DAN KORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETEPATAN SERVIS PANJANG DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA PUTRA KELAS XI TKR I DI SMK NEGERI 1 NGASEM KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KONSENTRASI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETEPATAN SHORT SERVE PADA PEMAIN BULUTANGKIS SMAN 2 TANGGUL - JEMBER

KONTRIBUSI KONSENTRASI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETEPATAN SHORT SERVE PADA PEMAIN BULUTANGKIS SMAN 2 TANGGUL - JEMBER KONTRIBUSI KONSENTRASI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETEPATAN SHORT SERVE PADA PEMAIN BULUTANGKIS SMAN 2 TANGGUL - JEMBER Fauzi Aditya Tantra Mahasiswa S-1 Pendidikan Kesehatan, dan Rekreasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peningkatan prestasi olahraga di zaman moderen ini harus dimiliki bangsa Indonesia, terutama berbicara tentang olahraga khususnya olahraga prestasi, olahraga

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL. Oleh DODI ALVINDO

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL. Oleh DODI ALVINDO EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL Oleh DODI ALVINDO PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria

Lebih terperinci

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2, PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SMASH BULUTANGKIS PADA PEMAIN PUTRA UMUR 10-13 TAHUN KLUB BULUTANGKIS PURNAMA KADIPIRO SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai Penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan sebab dan akibat dengan cara

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN SMASH BOLA VOLI PADA SISWA PURA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PUKULAN SERVIS BACKHAND PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS XII AP 4 SMKN 1 GORONTALO

MENINGKATKAN PUKULAN SERVIS BACKHAND PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS XII AP 4 SMKN 1 GORONTALO MENINGKATKAN PUKULAN SERVIS BACKHAND PADA PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI METODE BERMAIN SISWA KELAS XII AP 4 SMKN 1 GORONTALO FIKK, UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (ABD. HALID SAMIR) Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS. Oleh:

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS. Oleh: KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Oleh: Ruslan Program Studi Pendidikan Jasmani Unmul ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA Eskar Tri Denatara denatara03@gmail.com Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 70 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan memberikan perlakuan terhadap sampel, yang selanjutnya ingin diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan Bulutangkis adalah permainan yang sangat terkenal di dunia dan sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat. Olahraga ini dapat menarik minat

Lebih terperinci

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA Sumbangan Kekuatan Otot (Budi Ramadhani) 1 SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA THE ARM MUSCLE STRENGTH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli dimainkan hampir di seluruh daerah di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara. Bola voli menjadi permainan yang menyenangkan karena olahraga ini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK Stephani Yane Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLA VOLI SERVIS BAWAH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GASANG 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLA VOLI SERVIS BAWAH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GASANG 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLA VOLI SERVIS BAWAH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GASANG 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN RENANG GAYA BEBAS PADA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER RENANG SMP AMAL BHAKTI MANISLOR TAHUN 2016 Puji Rahmi Anandia 1

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DANREKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DANREKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KONTRIBUSI ANTISIPASI, KECEPATAN REAKSI, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN BACKHAND NET CLEAR PADA ATLET BULUTANGKIS PB

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur 37 III. METODE PENELITIAN A. Hakikat Metode Penelitian Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut dapat menggunakan metode atau alat yang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PROSES PEMBELAJARAN BULU TANGKIS

KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PROSES PEMBELAJARAN BULU TANGKIS KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PROSES PEMBELAJARAN BULU TANGKIS Tutur Hendra Sutiyawan, Wiwik Yunitaningrum, Edi Purnomo Prodi Penjaskesrek FKIP UNTAN, Pontianak Email: hendrasutiyawan@gmail.com

Lebih terperinci

Riswan Anu mahasiswa pada Jurusan pendidikan Kepelatiha Olahraga ; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.

Riswan Anu mahasiswa pada Jurusan pendidikan Kepelatiha Olahraga ; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M. PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SMASH FOREHAND DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA SISWA PUTERA SMA NEGERI 1 SUWAWA (Riswan Anu, Nurhayati Liputo, Syarif Hidayat) riswananu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan lawan dua orang, dengan

Lebih terperinci

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan menggunakan raket dan shuttle-cock, dengan cara memukul atau menangkis shuttle-cock agar tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. KONTRIBUSI MATA DAN TANGAN, KECEPATAN REAKSI TUBUH, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN, KESEIMBANGAN, KEKUATAN OTOT PERAS, KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL FOREHAND NET DROP ATLET PB HI QUA KOTA KEDIRI

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

Kata kunci : Kebugaran, Keterampilan, Hasil Kompetisi. P

Kata kunci : Kebugaran, Keterampilan, Hasil Kompetisi. P HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI DAN KETERAMPILAN BULUTANGKIS DENGAN HASIL KOMPETISI BULUTANGKIS Aprianto, Marzuki, dan Edi Purnomo Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FKIP Untan, Pontianak e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN Oleh: La Sawali Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO Email: sawali@gmail.com

Lebih terperinci

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan prestasi olahraga sebenarnya merupakan suatu hal yang akan selalu diperbincangkan dan dipermasalahkan sepanjang masa, selama olahraga itu dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta ABSTRACT The purpose of this research was (1) to compare the difference

Lebih terperinci

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda. 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAK LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA SMA NEGERI 2 SEBULU KHUTAI KARTANEGARA Nurjamal Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

USWAN FIRMANSYAH K

USWAN FIRMANSYAH K JURNAL SKRIPSI KETERAMPILAN BERMAIN BULUTANGKIS DITINJAU DARI UNSUR FISIK DOMINAN DALAM BULUTANGKIS PADA PEMAIN TUNGGAL ANAK PUTRA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SURAKARTA Oleh : USWAN FIRMANSYAH K4608027

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M. HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG Feby Elra Perdima, M.Pd Correspondence: Universitas Dehasen Bengkulu, Bengkulu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penalitian Penelitian ini dilakukan di Klub Bahana Bandung yang terletak di Jalan Diponogoro, no. 22, Bandung. 2. Populasi

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA 10-12 TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME) A. PERMAINAN NET TANPA ALAT 1. Permainan Bola Voli (hal 227; 230; 234; 235; 240; 242) Perlengkapan: lapangan bola, bola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT (Studi Eksperimen Pemain Bulutangkis Putra Usia 11-14 tahun club Gatra Semarang Tahun 2016) SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN SERVIS PENDEK BULUTANGKIS UNTUK ATLET KELOMPOK ANAK-ANAK, PEMULA, REMAJA DAN TARUNA

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN SERVIS PENDEK BULUTANGKIS UNTUK ATLET KELOMPOK ANAK-ANAK, PEMULA, REMAJA DAN TARUNA P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 1 PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN SERVIS PENDEK BULUTANGKIS UNTUK ATLET KELOMPOK ANAK-ANAK, PEMULA, REMAJA DAN TARUNA

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh: ROBIATUL LAILIN NIKMAH NPM Dibimbing oleh : 1. Wasis Himawanto, M. Or 2. Irwan Setiawan, M. Pd

ARTIKEL. Oleh: ROBIATUL LAILIN NIKMAH NPM Dibimbing oleh : 1. Wasis Himawanto, M. Or 2. Irwan Setiawan, M. Pd ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT BAHU, PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN OTOT TOGOK DENGAN HASIL KETEPATAN SERVIS ATAS BOLAVOLI SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN 2017 Oleh: ROBIATUL LAILIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek. HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SUMBANGAN TINGGI BADAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN DROPSHOT FOREHAND PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB PANDIGA YOGYAKARTA

SUMBANGAN TINGGI BADAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN DROPSHOT FOREHAND PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB PANDIGA YOGYAKARTA SUMBANGAN TINGGI BADAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN DROPSHOT FOREHAND PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB PANDIGA YOGYAKARTA E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis pada tahun 1950 sudah menjadi permainan tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya di Sumatra, Jawa, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang cukup terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional berbunyi Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE AUDIO VISUAL

PENGARUH METODE AUDIO VISUAL PERBEDAAN PENGARUH METODE AUDIO VISUAL DAN KONVENSIONAL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Ditulis

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016 JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016 Oleh: DARJANTO UTORO K5612020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PUNGGUNG DENGAN KETETAPAN SERVIS ATAS DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA PEMUDA PAPAR TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Health and Sport

Journal of Physical Education, Health and Sport JPEHS 3 (1) (2016) Journal of Physical Education, Health and Sport http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN TEHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI Novri Gazali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Hakikat Permainan Bulutangkis Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan bola kecil. dapat di mainkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

CORRELATION OF MUSCLE STRENGTH ON SLEEVE AND LONG SLEEVE TRAFFIC FOREHAND STUDENTS JPOK FKIP UNIVERSITY OF LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

CORRELATION OF MUSCLE STRENGTH ON SLEEVE AND LONG SLEEVE TRAFFIC FOREHAND STUDENTS JPOK FKIP UNIVERSITY OF LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU CORRELATION OF MUSCLE STRENGTH ON SLEEVE AND LONG SLEEVE TRAFFIC FOREHAND STUDENTS JPOK FKIP UNIVERSITY OF LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU Edwin Wahyu Dirgantoro JL. Taruna Praja Raya Kota Banjarbaru Kailmantan

Lebih terperinci

E-JOURNAL. Oleh Nungki Fortuna Dewi NIM

E-JOURNAL. Oleh Nungki Fortuna Dewi NIM PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN SERVIS PENDEK PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMP NEGERI 1 WATES KULONPROGO DIY E-JOURNAL Oleh Nungki Fortuna Dewi NIM 12601241008

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PENGARUH LATIHAN REVERSE WRIST CURL TERHADAP KETEPATAN BACKHAND CLEAR DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLIT PUTRA BULUTANGKIS SMA NEGERI OLAHRAGA RIAU Nuni Susilawati 1, Drs.Saripin, S.Pd, M.Kes,AIFO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PENJASKESREK IKIP-PGRI PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Pengaruh Latihan Reverse Curl Terhadap Ketepatan Smash pada Pemain Bulutangkis Siswa Sma Olahraga Pekanbaru.

Pengaruh Latihan Reverse Curl Terhadap Ketepatan Smash pada Pemain Bulutangkis Siswa Sma Olahraga Pekanbaru. Pengaruh Latihan Reverse Curl Terhadap Ketepatan Smash pada Pemain Bulutangkis Siswa Sma Olahraga Pekanbaru. Nopendri, Drs. Ramadi, M. Kes, AIFO, Ardiah Juita S. Pd, M. Pd PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia Pengaruh Pemberian Simple Feedback Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Lob Bertahan Dalam Pembelajaran Bulutangkis Yuliana Denis Saputra, Yusup Hidayat, Dian Budiana Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN FLEXIBILITAS

HUBUNGAN FLEXIBILITAS JURNAL HUBUNGAN FLEXIBILITAS PERGELANGAN TANGAN BAHU DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN TENIS MEJA KLUB JUNIOR PTM AREMSI WATES KABUPATEN KEDIRI CONNECTION FLEXIBILITY WRIST

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas fisik manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental. Kegiatan olahraga yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai dengan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci