Pengaruh Talking Chips terhadap Kemampuan Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Talking Chips terhadap Kemampuan Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun"

Transkripsi

1 Pengaruh Talking Chips terhadap Kemampuan Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun Berty Prasetyowati 1, Yudianto Sujana 1, Adriani Rahma Pudyaningtyas 1 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret bertypw@gmail.com, yudianto.sujana@gmail.com, rinz_sweetz@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan talking chips terhadap kemampuan bercerita anak usia 5-6 tahun di TKIT Amanah Ummah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasi experimental design dengan tipe non equivalent control group design. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui tes unjuk kerja, wawancara, dan dokumentasi. Validitas instrumen menggunakan validitas konstrak, uji daya beda item dengan teknik analisis product moment perason dan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik analisis alpha cronbach s. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji prasyarat analisis yang kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogeniitas. Uji hipotesis menggunakan independent sample t-test dan paired sample t-test. Hasil penelitian ini dapat diketahui terdapat pengaruh penerapan treatment talking chips terhadap kemampuan bercerita anak. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai pretest unjuk kerja kelompok eksperimen menunjukkan hasil 11,75 dan posttest 14,25 dengan nilai signifikansi 0,000 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan talking chips terhadap kemampuan bercerita anak usia 5-6 tahun di TKIT Amanah Ummah. Kata kunci: kemampuan bercerita, pembelajaran kooperatif, talking chips ABSTRACT: This study aims to determine the effect of the application of chips talking to the children s stiry telling ability aged 5-6 years in TKIT Amanah Ummah. This research is a quantitative quasi-experimental design with a type of non-equivalent control group design. Data collection techniques implemented through performance tests, interviews, and documentation. The validity of the instrument using a construct validity, test items with a different power analysis technique product moment perason and reliability test using alpha cronbach's analysis techniques. Analysis of the data used in this research is the prerequisite test analysis and then proceed to test the hypothesis. Test requirements analysis consists of normality test and test homogeniitas. Test the hypothesis using independent sample t-test and paired sample t-test. The results of this study can be seen there is a effect of applying talking chips to to the children s story telling ability. This is evidenced by the average value of pretest performance of the experimental group showed posttest

2 results of and with significant value 0.000, which means there are significant differences. The conclusion of this study indicate that there are significant implementation talking chips to the children s story telling ability aged 5-6 years in TKIT Amanah Ummah. Keywords: story-telling ability, cooperative learning, talking chips PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjelaskan bahwa aspek-aspek yang harus dikembangkan pada anak usia dini mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosi, dan seni yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap, pengetahun, dan keterampilan. Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada anak usia dini adalah aspek bahasa. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dengan orang lain, baik dalam wujud bahasa verbal maupun nonverbal Penggunaan bahasa dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu berbicara dan menulis (Nurgiyantoro, 2001). Kegiatan berbicara pada umumnya merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa serta menyampaikan gagasan-gagasan kepada lawan bicara. Berbicara dapat dikatakan sebagai aktivitas yang mempunyai komunikasi timbal balik. Lebih lanjut Nurgiyantoro menyatakan ada beberapa bentuk tugas kemampuan berbicara salah satunya adalah bercerita. Melalui bercerita anak mampu mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya maupun segala sesuatu yang ada di hadapannya. Kegiatan bercerita dalam pembelajaran anak usia dini merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bercerita dapat membangkitkan semangat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bercerita merupakan proses kreatif anak-anak (Rahayu, 2013). Rahayu juga menambahkan bahwa bercerita mampu menumbuhkan kepercayaan diri pada anak. Kegiatan bercerita memiliki hubungan timbal balik antara guru dengan anak. Bercerita juga dapat memberikan peran positif bagi anak usia dni berupa pengetahuan nilai sosial, nilai-nilai moral, dan keagamaan (Moeslichatoen, 2004). Mönks, Knoers, & Haditono (2004) apabila pada usia 5-6 tahun anak belum bisa bercerita, maka anak akan merasa tidak berhasil karena belum mampu menyelesaikan tugas perkembangan. Beberapa model pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan bercerita anak usia dini antara lain pembelajaran kooperatif. Karyana (2013) mengungkapkan talking chips atau yang lebih dikenal dengan istilah kancing gemrincing merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Talking chips merupakan pembelajaran dengan sistem berkelompok, satu kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan kedudukan yang sama. Talking chips merupakan model pembelajaran dengan sistem yang mempunyai kartu berhak berbicara. Berbicara yang dimaksud dapat berupa bercerita.

3 Talking chips dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 (Lie, 2007). Teknik talking chips mempunyai pengaruh besar dalam proses pembelajaran (Huss, 2002). Millis (1990) mengemukakan talking chips merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mendorong partisipasi penuh masing-masing anggotanya untuk menyampaikan informasi dan berkontribusi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Putra (2014) menjelaskan bahwa talking chips tidak hanya melatih siswa untuk berbicara tetapi juga menciptakan kondisi aktif dan kreatif di dalam kelas. Nagel (2008) mengemukakan bahwa talking chips memiliki dampak positif dalam tanggung jawab masing-masing individu dan kelompok serta kemampuan berhubungan dengan orang lain. Lebih lanjut dijelaskan bahwa talking chips merupakan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk belajar bersosialisasi. Lie (2007) menyimpulkan kelebihan dari model pembelajaran tipe talking chips yaitu menyamaratakan kesempatan kerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, tanggung jawab masing-masing siswa untuk memahami bahan ajar akan lebih mudah tercapai, membangun komunikasi yang lebih baik. Selain terdapat kelebihan tersebut, talking chips juga memiliki kelemahan yaitu siswa merasa takut ketika tidak mempunyai ide sedangkan mereka masih memiliki kartu. Bercerita memiliki level tinggi dalam kemampuan bahasa dan kognitif (Zink, 2012). Hamilton (Panc & Georgescu, 2015) Bercerita telah digunakan sebagai mata pelajaran wajib di sebagian sekolah di Amerika Serikat untuk mengembangkan kemampuan bahasa, literasi dan membangun karakter.. Bercerita dapat digunakan sebagai metode yang dapat mengembangkan keterampilan berbahasa anak usia dini. Otto (2015) mengemukakan bahwa kemampuan bercerita adalah kemampuan menggambarkan secara lisan atau mengomentari benda untuk diceritakan di dalam kelas atau bisa juga menceritakan peristiwa yang telah dialami. Rahayu (2013) mengemukakan bahwa bercerita merupakan kemampuan untuk menyampaikan gambaran atau deskripsi tentangkejadian tertentu. Kemampuan bercerita memungkinkan adanya pengembangan dimensi perasaan anak usia dini karena bercerita merupakan pengalaman belajar yang unik dan menarik. Bercerita dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan menimbulkan keasyikan tersendiri bagi anak (Moeslichatoen, 2004). Kemampuan bercerita pada anak berkembang pada masa pra- sekolah, kemudian berlanjut secara menyeluruh pada masa taman kanak-kanak dan usia sekolah (Hansson, Sahle, & Reuterskio, 2011). Silva, Strasser, & Cain (2014) merumuskan perkembangan kemampuan bercerita anak ke dalam 3 tingkatan usia. Pada usia 3-4 tahun, anak-anak mungkin sudah dapat membangun cerita sederhana dengan tidak lebihdari 2 kalimat penyusun. Pada saat usia 5 tahun, anak-anak menghasilkan cerita dengan urutan yang sesuai. Sampai usia 6 tahun, anak mampu menciptakan sebuah cerita dengan urutan yang tepat dari peristiwa yang dihubungkan secara bersamaan.

4 Justice, Bowles, Pence, & Gosse (2010) merumuskan ada beberapa komponen yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bercerita seseorang antara lain kategori struktur kalimat (misalnya kesinambungan antar kalimat), kategori struktur kata (misalnya penggunaan kata keterangan), kategori sktruktur frase. Tehupeiory, Suwatra, & Tirtayani (2014) menambahkan bahwa untuk mengukur kemampuan bercerita seseorang dibutuhkan ekspresi wajah yang sesuai. Usia prasekolah merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan berbagai kemampuan. Salah satu kemampuan yang dapat diajarkan kepada anak adalah kemampuan bercerita di depan umum. Kemampuan bercerita perlu dikuasai karena hal tersebut akan mendorong anak untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Melalui bercerita anak mampu mengekspresikan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran maupun perasaannya. Kemampuan bercerita mampu mengembangkan kefasihan lisan, ekspresi verbal, dan ekspresi nonverbal. Berdasarkan alasan tersebut peneliti akan mengadakan uji coba menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik talking chips. Talking chips merupakan teknik yang dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran dengan mendorong kemampuan siswa untuk berbicara di depan kelas. Talking chips mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dan menyenangkan. METODE Penelitian ini dilakukan di TKIT Amanah Ummah yang terletak di kecamatan Wonosari kabupaten Klaten. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Januari hingga April Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design dengan tipe Non Equivalent Control Group Design. Terdapat perlakuan pada kelompok eksperimen dengan tujuan untuk menguji cobakan pengaruh talking chips terhadap kemampuan bercerita anak. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun TKIT Amanah Ummah Wonosari Klaten tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 92 anak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling sistematis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari kelas B3 sebanyak 20 anak dalam kelompok eksperimen dan kelas B4 sebanyak 20 anak dalam kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan tes berupa unjuk kerja sebagai salah satu metode untuk mengumpulkan data. Tes akan dilakukan dua kali yaitu, pretest untuk mengukur kemampuan bercerita siswa sebelum diberikan perlakuan dan posttest untuk mengukur kemampuan bercerita siswa sesudah diberikan perlakuan. Tes dalam penelitian ini menggunakan rentang skala 1-3. Pada saat penyusunan skala, peneliti mengadaptasi komponen kemampuan bercerita yang telah dirumuskan oleh Justice et al., (2010) serta Tehupeiory, Suwatra, dan Tirtayani (2014). Komponen kemampuan bercerita tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Sebaran Item Kemampuan Bercerita No Komponen Jumlah Butir 1 Tata kata 1 butir

5 2 Tata kalimat 1 butir 3 Keruntutan cerita 1 butir 4 Ekspresi 1butir 5 Kelancaran cerita 2 butir Jumlah 6 butir Penelitian ini menggunakan uji validitas konstrak untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian instrumen yang peneliti gunakan untuk memperoleh data. Pengujian daya beda item dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis product momen pearson correlation dengan bantuan SPSS 15 for windows dengan hasil semua item dinyatakan valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis alpha cronbach s dengan bantuan SPSS 15 for windows dengan hasil 0,927. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka instrumen dalam penelitian ini layak untuk digunakan untuk mengukur kemampuan bercerita. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik parametrik. Agar memperoleh data normal dan homogen maka memerlukan uji prasyarat analisis. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis shapiro-wilk. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis levene statistics. Kedua teknik analisis tersebut menggunakan bantuan SPSS 15 for windows. Uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis independent sample t-test dan paired sample t-test dengan bantuan SPSS 15 for windows. independent sample t-test digunakan untuk membandingkan rata- rata nilai antar dua grup yang berbeda. Sedangkan paired sample t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis shapiro-wilk dengan bantuan SPSS 15 for windows dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka data normal. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan beberapa hasil yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas No Tes Kelompok Hasil Keterangan 1 Pretest Eksperimen 0,182 Normal Kontrol 0,202 Normal 2 Posttest Eksperimen 0,284 Normal Kontrol 0,218 Normal Berdasarkan keempat hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal sehingga data dapat digunakam dalam statistik parametrik dan dapat dikatakan bahwa sampel sudah mewakili populasi. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis levene statistics dengan bantuan SPSS 15 for windows dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi < 0,05 maka varian tidak sama; jika nilai signifikansi > 0,05

6 maka varian sama (homogen). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan dua hasil yang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas No Tes Hasil Keterangan 1 Pretest 0,260 Homogen 2 Posttest 0,222 Homogen Hasil uji homogenitas tersebut menunjukkan bahwa data adalah homogen yang artinya populasi dalam penelitian ini memiliki variasi yang sama. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan maka hasil data dapat diolah dengan menggunakan statistik parametrik. Berdasarkan analisis independent sampel t-test yang telah dilakukan, maka didapatkan dua hasil yang berbeda yaitu, (1) pada saat pretest diperoleh taraf signifikansi 0,677 yang artinya nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan; (2) pada saaat posttest diperoleh taraf signifikansi 0,000 yang artinya nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil analisis independent sampel t-test dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil uji independent sampel t-test Pretest Group Statistics nilai kelompok eksperimen kontrol Std. Error N Mean Std. Dev iation Mean 20 11,75 3,823, ,30 2,886,645 Independent Samples Test nilai Posttest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test f or Equality of Variances F Sig. t df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Dif f erence 95% Confidence Interv al of the Std. Error Dif f erence Dif f erence Lower Upper 1,306,260 -,420 38,677 -,450 1,071-2,618 1,718 -,420 35,342,677 -,450 1,071-2,624 1,724 nilai kelompok eksperimen kontrol Group Statistics Std. Error N Mean Std. Dev iation Mean 20 14,25 2,613, ,35 1,981,443 nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test f or Equality of Variances F Sig. Independent Samples Test t df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Dif f erence 95% Confidence Interv al of the Std. Error Dif f erence Dif f erence Lower Upper 1,544,222 5,319 38,000 3,900,733 2,416 5,384 5,319 35,415,000 3,900,733 2,412 5,388

7 Berdasarkan analisis paired sample t-test diperoleh hasil nilai rata-rata pretest unjuk kerja adalah 11,75 dan posttest 14,25 dengan nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata posttest unjuk kerja lebih besar dibandingkan nilai rata-rata pretest unjuk kerja, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh talking chips terhadap kemampuan bercerita anak. Hasil uji paired sample t-test dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil uji paired sample t-test Paired Samples Statistics Pair 1 pretest posttest Std. Error Mean N Std. Dev iation Mean 11, ,823,855 14, ,613,584 Paired Samples Correlations Pair 1 pretest & posttest N Correlation Sig. 20,849,000 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan beberapa hasil kemampuan bercerita yang dimiliki oleh anak setelah diberikan talking chips. Sebagian besar anak mengalami peningkatan kemampuan bercerita setelah diberikan treatment. Pada saat sebelum diberikan treatment, banyak siswa yang masih malu untuk bercerita dan banyak pula anak yang bahkan tidak mau bersuara ketika diminta guru untuk bercerita maju di depan kelas. Namun, setelah diberikan talking chips pada saat kegiatan bercerita, sebagian siswa justru berlomba-lomba untuk menceritakan pengalaman pribadinya di depan kelas. Selain itu, siswa juga mampu bercerita dengan topik yang berbeda. Ada beberapa hal yang melandasi bahwa penggunaan talking chips dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan bercerita anak. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru menunjukkan bahwa respon anak pada saat talking chips dilakukan anak-anak merasa sangat senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan bercerita yang sedang berlangsung. Kegiatan bercercerita terlihat lebih aktif dan menyenangkan. Putra (2014) menjelaskan bahwa talking chips tidak hanya melatih siswa untuk berbicara tetapi juga menciptakan kondisi aktif dan kreatif di dalam kelas. Pada saat treatment berlangsung anak dapat belajar dari satu anggota ke anggota yang lain. Anak dapat mendengarkan dan mempelajari cerita yang telah disampaikan oleh temannya. Penggunaan talking chips dapat meningkatkan minat siswa untuk menyampaikan peristiwa yang telah dialaminya di hadapan teman-teman. Ada beberapa hal yang melandasi bahwa penggunaan talking chips dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan bercerita anak. Talking chips mampu mendorong siswa pada kelompok eksperimen untuk lebih berpartisipasi aktif dalam menyampaikan ide/gagasannya untuk bercerita. Guru kelas memberikan penjelasan apabila stick yang dipegang oleh siswa habis, maka siswa tersebut merupakan siswa yang hebat. Berdasarkan alasan tersebut, siswa lebih tertarik untuk menyampaikan idenya. Siswa berlomba untuk mengacungkan stick-nya untuk bercerita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Millis (1990). Millis mengemukakan talking chips

8 merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mendorong partisipasi penuh masing-masing anggotanya untuk menyampaikan informasi dan berkontribusi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Penggunaan talking chips pada saat kegiatan bercerita juga dapat mengurangi tingkat keegoisan siswa yang sering mendominasi kelas. Huss (2002) menjelaskan talking chips dapat menjamin tidak ada satupun siswa yang dapat mendominasi pembelajaran di dalam kelas. Keadaan siswa dapat lebih terkontrol. Tidak ada siswa yang mendominasi saat kegiatan bercerita berlangsung. Kegiatan bercerita lebih terarah, karena sudah dijelaskan oleh guru sebelum treatment dimulai apabila siswa ingin menyampaikan idenya maka siswa harus menyerahkan stick-nya kepada guru. Anak mengalami peningkatan kemampuan untuk menceritakan ssesuatu. Hal ini terlihat pada saat anak mampu meceritakan suatu cerita dengan topik yang berbedabeda. Anak juga mampu menambahkan pantomimik yang sesuai dengan cerita tersebut. Lie (2007) menyimpulkan bahwa talking chips dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan simpulan dari Otto (2015) yang menyampaikan bahwa kemampuan bercerita anak merupakan kemampuan anak untuk menggambarkan secara lisan atau mengomentari benda untuk diceritakan di dalam kelas atau bisa juga menceritakan peristiwa yang telah dialami. Kemampuan bercerita merupakan kemampuan untuk berbicara mengungkapkan apa yang telah dialami seseorang di hadapan orang lain. Setelah dilakukan treatment, kegiatan bercerita menjadi lebih asyik dan menyenangkan. Anak lebih antusias untuk menyampaikan pengalaman pribadinya. Anak juga terlihat lebih aktif untuk memberikan umpan balik dari guru. Hal ini sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh Moeslichatoen (2004) yang menyatakan bahwa bercerita dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat, dan menimbulkan keasyikan tersendiri bagi anak. Penggunaan talking chips mampu memberikan pengaruh adanya peningkatan kemampuan bercerita anak pada kelompok eksperimen. Sebagian besar anak mampu bercerita dengan baik setelah diberikan treatment talking chips. Sebanyak 85% anak mengalami peningkatan kemampuan bercerita terbukti anak lebih berani untuk tampil di hadapan teman-temannya tanpa diminta oleh guru untuk menceritakan pengalaman pribadinya. Anak juga mampu menceritakan sebuah cerita dengan topik yang berbeda. Ada pula anak yang bercerita dengan sangat runtut dan mampu menambahkan ekspresi berupa mimik dan pantomimik. Tetapi ada 15% anak justru mengalami penurunan kemampuan bercerita. Guru masih perlu meminta anak maju ke depan untuk menceritakan pengalaman pribadinya. Anak juga belum mampu membawakan cerita tersebut secara mandiri, guru masih mengajukan beberapa pertanyaan agar anak mampu menceritakan suatu hal. Penurunan kemampuan bercerita pada anak setelah diberikan treatment talking chips dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal anak. Kelemahan talking chips juga memberikan dampak pada penurunan kemampuan bercerita ini. Faktor tersebut antara lain, (1) sifat malu pada diri anak, (2) sifat kurang peduli pada diri anak, (3) anak mudah terpengaruh dengan keadaan di sekitarnya, (4) siswa tidak memiliki cerita untuk disampaikan.

9 PENUTUP Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa talking chips dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan bercerita anak. Setelah dilakukan talking chips pada saat kegiatan bercerita, kemampuan bercerita anak mengalami perubahan. Rata-rata pre-test 11,75 meningkat menjadi 14,25 pada saat post-test dengan nilai signifikansi 0,000 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan. Talking chips mampu menciptakan suasana kegiatan bercerita menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Sekolah diharapkan mampu memberikan pengarahan kepada guru agar dapat menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sekaligus meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Bagi peneliti lain diharapkan mampu mengembangkan penelitian ini untuk meneliti pengaruh talking chips terhadap suatu kemampuan dengan tema yang sedang berlansgung di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum Hansson, K., Sahle, B., & Reuterskio, C. (2011). Narrative skills in Swedish children with language impairment. Journal of Communication Disorders, 44, Huss, J. A. (2002). Gifted Education and Cooperative Learning: A Miss or A Match? Gifted Education and Cooperative Learning, 29, Justice, L. M., Bowles, R., Pence, K., & Gosse, C. (2010). A scalable tool for assessing children s language abilities within a narrative context : The NAP ( Narrative Assessment Protocol ). Early Childhood Research Quarterly, 25(2), Karyana, E. (2013). Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Menulis Cerita Rumpang. Antalogi PGSD Bumi Siliwangi, I, Lie, A. (2007). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia. Millis, B. J. (1990). Helping Faculty Build Learning Communities Through Cooperative Groups. Digital Commons, Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

10 Mönks, F. J., Knoers, A. M., & Haditono, S. R. (2004). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nagel, P. (2008). Moving Beyond Lecture: Cooperative Learning and the Secondary Social Studies Classroom. ProQuest Professional Education, Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Otto, B. (2015). Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini. Jakarta: Prenamedia Group. Panc, I., & Georgescu, A. (2015). Why children should learn to tell stories in primary school? Procedia - Social and Behavioral Sciences, 187, Putra, M. I. R. (2014). The Effectiveness of Talking Chips Method to Teach Speaking Viewed from Students Intelligent Quotient. Thesis, Hlm English Education Departement Graduate School Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. Rahayu, A. Y. (2013). Anak Usia TK Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: PT Indeks. Silva, M., Strasser, K., & Cain, K. (2014). Early Childhood Research Quarterly Early narrative skills in Chilean preschool : Questions scaffold the production of coherent narratives. Early Childhood Research Quarterly, 29(2), Tehupeiory, M., Suwatra, I. I. W., Tirtayani, L. (2014). Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B Semester II. E-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1). Zink, I. (2012). Oral language and narrative skills in children with specific language impairment with and without literacy delay : A three-year longitudinal study. Research in Developmental Disabilities, 33,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek yang dimiliki oleh anak. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik

Lebih terperinci

PENGARUH MODELTAKE AND GIVE TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A TK AR-ROHMAH WIRUN MOJOLABAN SUKOHARJO

PENGARUH MODELTAKE AND GIVE TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A TK AR-ROHMAH WIRUN MOJOLABAN SUKOHARJO PENGARUH MODELTAKE AND GIVE TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A TK AR-ROHMAH WIRUN MOJOLABAN SUKOHARJO Tiara Dyah Dwi Pratiwi 1, Yudianto Sudjana 1, Adriani Rahma 1 1 Program Studi PG PAUD, Universitas

Lebih terperinci

ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM. Saya selalu hadir tepat waktu ketika pelajaran Tarikh Islam di mulai. 2.

ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM. Saya selalu hadir tepat waktu ketika pelajaran Tarikh Islam di mulai. 2. ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM Nama : Kelas : Keterangan Pilihan Jawaban SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No Pernyataan. Saya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Surakarta yang terletak di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta pada anak kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap hasil belajar matematika materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2016 di SMAN 1 Tulungagung dengan popoulasi siswa kelas X sebanyak 250 siswa. Dari opulasi tersebut peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data hasil belajar, normalitas data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MA Al-Hikmah Langkapan Srengat Blitar pada tanggal 3 sampai 13 Februari 2016. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Balong Ponorogo tahun ajaran 2017/2018. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Pogalan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII yang ada sebanyak 3 kelas yaitu kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, Terbuka dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG Retno Nursanti, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Progam Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) 80 Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded a 0,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Umron Bendosewu. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PYTHAGORAS, 6(2): 94-99 Oktober 2017 ISSN Cetak: 2301-5314 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Andy Sapta Dosen Matematika, STMIK Royal, Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang hampir mendekati penelitian

Lebih terperinci

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Gendongan 02 yang berjumlah 37 siswa yang menjadi kelas eksperimen. Jumlah siswa

Lebih terperinci

Kata kunci : model pembelajaran Make a Match, kemampuan membaca permulaan, pendidikan anak usia dini.

Kata kunci : model pembelajaran Make a Match, kemampuan membaca permulaan, pendidikan anak usia dini. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA TAHUN 2015/2016 Atika Cahyaningsih¹, Djaelani¹, Yudianto Sujana¹

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 16 sampai 30 januari 2017 di SMPN 1

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 16 sampai 30 januari 2017 di SMPN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskipsi Data Penelitian ini dimulai pada tanggal 16 sampai 30 januari 2017 di SMPN 1 Ngunut Tulungagung. Kelas yang digunakan sebagai penelitian adalah kelas VIII H dan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kertonatan yang terletak di Desa Kertonatan, Kecamatan Kartosuro, Kabupaten

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN STRATEGI TIMBAL BALIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERPEN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tulungagung pada tanggal 23 Oktober 07 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIIA dan VIIB yang masing-masing kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas VIIB ditetapkan

Lebih terperinci

Keefektifan Teknik Diskusi Model Jigsaw untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik SMP

Keefektifan Teknik Diskusi Model Jigsaw untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik SMP CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 2 (2) December 2014 CONSILIUM Keefektifan Teknik Diskusi Model Jigsaw untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik SMP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Kunir. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Creative Problem

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Arief, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII G dan VIII H SMP NEGERI 3 SALATIGA tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan besarnya model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Make a Match 59 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini berlokasi di MTsN Tunggangri, kecamatan Kalidawir kabupaten Tulungagung. Dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Pembelajaran Make a Match Proses berjalannya model pembelajaran Make a Match dalam penelitian ini diawali dengan guru menjelaskan sekilas materi tentang keliling dan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode, yaitu metode interview, metode tes, dan metode dokumentasi. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada uraian bab ini akan dipaparkan tentang hasil ujicoba instrumen, hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Data yang diolah adalah data hasil observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasieksperimental design). Quasy-experimental design digunakan

Lebih terperinci

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta, PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KKPI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PEDAN THE EFFECT OF ARIAS (ASSURANCE,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

PENGARUH SOCIAL STORIES TERHADAP PERILAKU EMPATI ANAK USIA 5-6 TAHUN SKRIPSI. Oleh : FADILLA AYUNINGTYAS K

PENGARUH SOCIAL STORIES TERHADAP PERILAKU EMPATI ANAK USIA 5-6 TAHUN SKRIPSI. Oleh : FADILLA AYUNINGTYAS K PENGARUH SOCIAL STORIES TERHADAP PERILAKU EMPATI ANAK USIA 5-6 TAHUN SKRIPSI Oleh : FADILLA AYUNINGTYAS K8112026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2016 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Sugiyono (2015:107)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Negeri yang terletak di Desa Balesari dan Desa Campuranom, Kecamatan Bansari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian a. Identitas sekolah Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Assyafi iyah Gondang yang beralamat di Jln

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02 yang menjadi kelas eksperimen dengan jumlah siswa 22 orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.

Lebih terperinci

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, 4 PENDAHULUAN Belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 PENGARUH METODE EKSPERIMEN DIDUKUNG MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN SIFAT- SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SDN SAMBIREJO 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kelas VIIIA sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester genap SDN Kandangan 03 yang berjumlah 25 siswa dan SDN Polosiri 01 yang

Lebih terperinci

BEDA PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE

BEDA PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE BEDA PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE TIPE JOURNAL WRITING DAN METODE CERAMAH TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS IV SDN PATRANG 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI TRANSITION-ACTION-DETAILS (TAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO

KEEFEKTIFAN STRATEGI TRANSITION-ACTION-DETAILS (TAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO KEEFEKTIFAN STRATEGI TRANSITION-ACTION-DETAILS (TAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA Caesar Listya Mahendra; Kriswandani; Erlina Prihatnani Email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental dengan membandingkan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment desain Non-Equivalent Control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DIDUKUNG MEDIA BENDA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI WUJUD BENDA PADAT, CAIR DAN GAS MEMILIKI SIFAT TERTENTU PADA SISWA KELAS IV SEMESTER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 2 (2) December 2014 CONSILIUM Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar Dani Wijanarko,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Mulyoharjo dan SD Negeri 5 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan

Lebih terperinci

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pengolahan Data Statistika (Manual) Setelah dilakukan penelitian di lapangan maka langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Quasi-Experimental Research). Kuasi eksperimen merupakan sebuah eksperimen

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PERBANDINGAN PENERAPAN STRATEGI BERTUKAR PASANGAN DAN BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 5 SDN KLECO 1 NO.7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41. Deskripsi Data Deskripsi data dalam hasil penelitian dan pembahasan akan dibahas mengenai data hasil belajar pretes kelas yang akan menggunakan teori Van Hiele

Lebih terperinci

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta   Abstrak EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD BAKALAN SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016 Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semua yaitudesain eksperimen dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pengujian Hipotesis Data Bimbingan Kelompok Berbasis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pengujian Hipotesis Data Bimbingan Kelompok Berbasis 112 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pengujian Hipotesis Data Bimbingan Kelompok Berbasis Assertive Training dalam Meningkatkan Self Concept Anggota Karang Taruna Yodha Mandiri Menggunakan Pengujian Hipotesis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dimulai pada tanggal 25 Januari sampai 04 Pebruari 2017 di SMKN 1 Boyolangu. Kelas yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah kelas XI TKJ 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu data nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Wawancara Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk melakukan studi pendahuluan terkait permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Pada penelitian ini, wawancara

Lebih terperinci