APLIKASI PERMAINAN HORROR GAME (STAY ALIVE) BERBASIS DEKSTOP MENGGUNAKAN BLENDER 3D DAN UNITY 3D Dimas Mapanji ELang 4IA24

Transkripsi

1 APLIKASI PERMAINAN HORROR GAME (STAY ALIVE) BERBASIS DEKSTOP MENGGUNAKAN BLENDER 3D DAN UNITY 3D Dimas Mapanji ELang 4IA24

2 Latar Belakang Perkembangan video game saat ini berada pada masa kejayaannya. Video game atau permainan video adalah permainan yang menggunakan interaksi antarmuka pengguna melalui gambar yang dihasilkan oleh piranti video. Permainan video umumnya menyediakan sistem penghargaan, misalnya skor yang dihitung berdasarkan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada di dalam permainan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, tekhnologi pun terus berkembang kearah era digitalisasi dan salah satunya adalah smartphone. Perkembangan video game menggunakan perangkat komputer (pc) mulai sedikit ditinggalkan. Tidak efesiennya dalam penggunaan harian seperti layaknya smartphone membuat developer pun beralih melakukan pengembangkan game menggunakan perangkat smartphone. Namun bagi pecinta game, hal terpenting dari sebuah permainan adalah grafik yang dihasilkan cukup tajam serta kemudahan dalam mengendalikan permainan tersebut. Dan jika dibandingkan dengan smartphone, perangkat komputer memiliki kelebihan lain dalam hal media penyimpanan dan proses rendering yang cepat sehingga untuk pecinta game hal tersebut sangat amat menyenangkan.

3 Batasan Masalah Pada batasan masalah, penulis membatasi pembuatan aplikasi permainan horror game (Stay Alive) berbasis desktop menggunakan software Blender 3D dan Unity 3D. Aplikasi ini terdiri dari empat buah button pada tampilan menu, yaitu : Play, About, Help dan Exit. Didalam permainan terdapat musuh dengan AI atau artificial intelegent yang akan meneror pemain saat menjalankan misi yang diberikan. Permainan akan terus berjalan tanpa batasan waktu dan dengan kondisi misi telah diselesaikan secara keseluruhan.

4 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini, adalah penulis ingin membuat sebuah aplikasi game sebagai sebuah sarana hiburan yang dapat menghilangkan kejenuhan dengan cara membuat permainan yang menarik terutama dari segi horror sehingga pemain akan terfocus untuk mencari jalan keluar atau penyelesaian dari setiap tugas yang diberikan didalam permainan. Selain itu permainan ini juga dapat mengasah keberanian pemain dalam menelusuri gameplay untuk dapat menyelesaikan permainan.

5 Metode Penelitian Dalam memperoleh data-data dan keterangan yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini, penulis melakukan beberapa cara yaitu : Studi pustaka Penulis melakukan studi pustaka dengan cara mencari literature yang berhubungan dengan pembahasan yang diperlukan untuk dijadikan sebagai eferensi didalam penulisan ini. Menggunakan spesifikasi hardware dan software sebagai berikut : Hardware : Penulis menggunakan laptop LENOVO sebagai saran dalam pembuatan aplikasi permainan ini, diantaranya terdapat Procesor Intel Core i7, Memori (RAM) 4GB, dan Harddisk 1Tb. Software : Penulis menggunakan aplikasi game engine Unity 3d dan modelling software Blender 3D sebagai sarana pembuatan aplikasi. Perancangan aplikasi yang diakukan dalam struktur navigasi, dan algoritma menggunakan flowchart. Membuat aplikasi tersebut dengan menggunakan Bahasa pemrograman java.js. Uji coba aplikasi menggunakan laptop penulis.

6 Struktur Navigasi

7 Flowchart

8 Implementasi

9 Implementasi

10 Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi pada bab sebelumnya, dinyatakan bahwa aplikasi Permainan Horror Game (Stay Alive) Berbasis Dekstop berhasil dibuat dan dapat berjalan dengan baik pada laptop Lenovo core i7 yang memiliki sistem operasi windows 8.1 dan memory (RAM) 4GB. Aplikasi ini mendapatkan tampilan terbaik ketika dijalankan pada komputer dengan graphic card nvdia 640 atau lebih. Fitur suara dan pesan (toast) unik yang muncul pada tahapan langkah tertentu yang membuat pemain terhibur dan semakin tertantang untuk menyelesaikan permainan pada gameplay, sehingga aplikasi ini dapat berfungsi sebagai media hiburan disela kepadatan aktivitas namun tetap mengasah konsentrasi.

11 Saran Pada pengembangan aplikasi horror game (Stay Alive) ini dapat dikembangkan kearah yang lebih luas. Semisal pada pengembangan game smartphone, dimana manusia juga tetap menginginkan efesiensi dan hiburan sekaligus tanpa perlu repot membawa bawaan dan tempat bermain. Selain itu diperlukannya perbaikan pada interaksi antara pemain dengan objek pada tampilan gameplay. Karena perkembangan teknologi yang pesat, diharapkan aplikasi ini dapat dikembangkan menyesuaikan pada pengembangan device dan tidak hanya berbasis dekstop. Selain itu, aplikasi ini diharapkan bisa lebih menarik kedepannya baik tampilan maupun misi yang dipergunakan. Demikian kiranya saran yang dapat penulis sampaikan, semoga aplikasi ini dapat berguna dan lebih baik lagi dalam pengembangan nantinya.