Hasil dan Pembahasan
|
|
- Utami Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Pemanfaatan Sumberdaya alam oleh masyarakat lokal berdasarkan pengetahuan tradisional telah dikenal masyarakat Raja Ampat sejak dahulu. Budaya sasi yang berawal dari negeri Maluku telah mereka laksanakan secara turun menurun hingga saat ini. Sementara itu, Pemerintah Daerah Raja Ampat telah menetapkan enam Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) yakni Selat Dampier, Teluk Mayalibit, Wayag, Misool Timur, Misool Selatan, Batanta, Kofiau dan Ayau (Coremap, 2009). Masyarakat adat Pulau Misool mengukuhkan kepedulian mereka kepada pelestarian sumber daya laut melaui upacara adat Timai untuk mendeklarasikan zonasi KKLD Misool Timur Selatan yang mencakup luasan sebesar hektar. Dari luas total KKLD tersebut, sekitar 82 hektar didedikasikan untuk menjadi wilayah sasi oleh masyarakat kampung Folley (TNC, 2013). Peta wilayah Sasi Kabupaten Raja Ampat dapat dilihat pada gambar 1. 17
2 Gambar 1. Peta Wilayah Sasi Kabupaten Raja Ampat (TNC, 2013) Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya sasi masih hidup dan berlaku dengan baik di Raja Ampat khususnya di Pulau Misool. Menurut pendeta Burdam melalui komunikasi pribadi mengatakan bahwa, terdapat 2 jenis sasi yaitu sasi darat dan sasi laut. Jenis-jenis sasi tersebut di antaranya; sasi kelapa, sasi lola, sasi teripang, dan lain-lain. Hal ini dibuktikan 18
3 dengan tabel data base sasi yang ada di Pulau Misool Kabupaten Raja Ampat berikut. Tabel 1. Data Base Sasi Misool Kampung Kapatcol Kapatcol Lilinta Model Pengelolaan Sasi tahunan (1-2 tahun) Sasi tahunan (1-2 tahun) Sasi musiman (6 bulan) Jenis Sasi Teripang gosok Lola, teripang, lobster Lola, teripang, lobster, batu laga Adat/Ritual Biasanya untuk membuka atau menutup sasi akan didoakan di gereja. Setelah itu dilakukan pencabutan papan nama sasi dan barulah dilakukan panen hasil sasi Biasanya untuk membuka atau menutup sasi akan didoakan di gereja. Setelah itu dilakukan pencabutan papan nama sasi dan barulah dilakukan panen hasil sasi Distrik Misool Barat untuk membuka sasi atau menutup daerah sasi dilakukan oleh ketua/tokoh adat. Tokoh adat akan memberikan 19
4 Biga Folley Sasi tahunan Sasi tahunan (5 tahun) teripang gosok teripang gosok informasi tentang kapan waktu yang tepat untuk membuka dan menutup area sasi. Saat buka sasi setiap kampung yang ada di misool barat akan mendapat giliran mengambil hasil. untuk membuka dan menutup area sasi, dilakukan doa di gereja dan papan nama penanda area sasi pun ikut didoakan. Setelah itu baru papan nama tersebut dibawa dan ditancapkan di area sasi. Untuk membuka sasi setelah didoakan di gereja papan nama tersebut kemudian dibalik, barulah masyarakat dapat memanen hasilnya. Biasanya untuk membuka atau menutup sasi akan didoakan di gereja. Setelah itu 20
5 (sumber: TNC, 2013) dilakukan pencabutan papan nama sasi dan barulah dilakukan panen hasil sasi Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa budaya sasi masih diberlakukan di Pulau Misool Kabupaten Raja Ampat sebagai pelestarian alam. B. Pembahasan Hasil Penelitan Pengetahuan masyarakat Raja Ampat tentang sasi masih sangat baik. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan masyarakat, 100% responden mengetahui sistem sasi dan tersebar pada semua umur, baik responden generasi tua maupun yang muda. Hukum sasi adalah hukum adat yang berkaitan dengan larangan untuk mengambil, baik hasil hutan atau hasil laut dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah setempat (Cooley, 1987). Sejak beberapa tahun terakhir, dengan datangnya generasi sekarang yang lebih berpendidikan, masyarakat kampung Folley bersama dengan pemudapemuda kampung kembali menghidupkan tradisi adat sasi yang sempat menghilang bertahun-tahun lamanya. Kebiasaan orang tua terdahulu menjadi alasan mengapa mereka memilih sasi untuk melindungi 21
6 sumberdaya alam mereka, dan kemudian agama dijadikan patokan utama dalam melaksanakan sasi tersebut sehingga sasi adat yang pernah ada ditransfer kedalamnya ajaran agama Kristen dan berganti nama menjadi sasi gereja. Sasi gereja adalah adat sasi yang pelaksanaannya didoakan dan diumumkan di dalam gereja. Sasi gereja adalah sasi yang pelaksanaannya dilakukan di dalam Gereja, didoakan, kemudian diumumkan dalam ibadah minggu Gereja. Sasi gereja dipasang dengan jangka waktu tertentu, tergantung berapa lama tanaman atau lautnya bisa dipanen. Pelaksanaan sasi dimulai dengan dilakukannya rapat bersama masyarakat, pemuka kampung, tokoh adat, dan tokoh agama, untuk menentukan zona wilayah sasi. Melalui rapat tersebut ditetapkan sumberdaya atau wilayah yang tertutup dari kegiatan eksploitasi, dan hal tersebut dinamakan tutup sasi. Artinya, selama tutup sasi tidak diperkenankan seorangpun untuk mengambil atau merusak habitat sumberdaya tersebut, sampai waktu yang kemudian diperbolehkan kembali atau biasa disebut dengan masa buka sasi (Burdam 2013, komunikasi pribadi). Bagi masyarakat pesisir seperti penduduk kampung Folley, menjaga, melindungi, dan memanfaatkan lingkungan laut pesisir adalah hal yang harus dilakukan demi keberlajutan hidup yang lebih 22
7 baik. Untuk itu, masyarakat kampung Folley bersama dengan tokoh adat, tokoh agama, dan The Nature Conservancy (TNC) sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menetapkan wilayah perlindungan untuk sasi laut di kampung Folley. Syarat wilayah yang akan disasi yaitu wilayah tersebut memiliki potensi hasil laut yang lebih baik seperti lebih banyak terdapat teripang di kampung Folley, maka yang akan disasi adalah teripang. Dengan ditetapkannya wilayah sasi tersebut, selanjutnya diadakan upacara tutup sasi yang dipimpin oleh seorang pendeta, diikuti oleh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama. Kemudian diumumkan kepada seluruh masyarakat kampung bahwa wilayah tersebut sedang dalam masa sasi. Masyarakat Raja Ampat melakukan sasi pada tanamannya dengan beberapa alasan yaitu untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik (kuantitas dan kualitas) mencegah pencurian. Sasi telah menjadi pengamanan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, mendidik dan membentuk sikap serta perilaku masyarakat yang merupakan upaya untuk memelihara tata krama hidup bermasyarakat termasuk upaya pemerataan dan pembagian pendapatan dari sumberdaya alam kepada seluruh masyarakat (Kissya, 1993). 23
8 Kerukunan antar umat beragama di Kampung Folley yang penduduknya terbagi dua agama yaitu Kristen dan Islam menjadikan hukum sasi berjalan dengan baik dan tanpa terkendala. Masyarakat yang beragama Kristen maupun Islam bersama-sama menjaga dan mentaati semua hukum yang berlaku, mereka percaya bahwa hukum sasi memiliki tujuan yang baik dan berguna bagi kelangsungan hidup di masa yang akan datang. Praktek sasi bukan hanya dilaksanakan di kampung-kampung yang penduduknya beragama Kristen, tetapi juga dilaksanakan di beberapa kampung wilayah Raja Ampat yang penduduknya beragama Islam. Perlindungan terhadap alam mereka dilaksanakan dengan cara sasi adat. Sama seperti sasi gereja, sasi yang dilaksanakan mereka juga berasal dari sasi adat yang dimasukkan ke dalamnya ajaran agama Islam yang dipimpin oleh ketua adat dan Imam masjid untuk mendoakan dalam setiap upacara buka dan tutup sasi. Sebelum datangnya agama, perlindungan terhadap tanaman mereka dilakukan dengan cara sasi adat dengan mempersembahkan kepala babi kepada pemimpin adat. Setelah masuknya agama barulah persembahan tersebut diganti dengan hasil hutan berupa buah-buahan. Jadi setelah buah-buahan di hutan seperti durian, cempedak, dan langsat kalau 24
9 sudah masak masyarakat adat boleh memakannya dengan syarat kulitnya tidak boleh sampai hanyut di pantai, apalagi dijual keluar pulau sebelum diberikan persembahan kepada pemimpinnya untuk dicicipi terlebih dahulu, istilah tersebut dinamakan dengan Soum (persembahan). Setelah itu barulah diperbolehkan untuk dijual bebas keluar pulau. (Wihel 2013, komunikasi pribadi). Untuk wilayah yang penduduknya terdapat dua kepercayaan Islam dan Kristen seperti di kampung Folley, mereka menerapkan sasi gereja untuk melindungi alamnya baik yang di darat maupun di laut, karena penduduknya mayoritas Kristen protestan. Tetapi ada juga beberapa kampung yang menerapkan sasi adat untuk wilayah yang terbagi menjadi dua kepercayaan. Tergantung dari kesepakatan bersama masyarakat kampung tersebut. Penduduk kampung Folley yang beragama Islam, mereka tetap menggunakan sasi gereja untuk melindungi tanaman mereka, dengan cara membayar uang seikhlasnya kepada majelis gereja yang kemudian akan didoakan dan diumumkan digereja dan seluruh masyarakat kampung bahwa tanaman milik orang tersebut telah disasi, itu berarti tidak ada yang boleh mengambil hasil dari tanaman tersebut sekalipun pemilik tanaman itu sendiri, dan tugas gereja adalah 25
10 memasang tulisan di sekitar tanaman, contohnya Dusun Kelapa Ini Telah Disasi Gereja. Apabila musim panen tiba, pemilik tanaman memberitahukan kepada majelis gereja agar sasi gereja tersebut dilepas. Setiap ada larangan, pasti akan ada sanksinya masing-masing. Pelanggaran atas pelaksanaan sasi akan memperoleh sanksi berdasarkan dunia spiritual dan saksi masyarakat (Lakollo 1998). Beberapa saksi di kampung Folley menyaksikan sendiri bagaimana seorang anak merasakan sakit akibat memakan buah yang telah disasi. Sakit perut yang berkepanjangan akibat memakan buah tersebut, mungkin bisa saja karena si anak lalai karena belum mencuci buah yang dimakannya. Tapi dampak yang selalu dan langsung muncul akibat melanggar sasi mereka percayai bahwa itu adalah akibat karena telah melanggar sasi, dan sakit tersebut tidak akan hilang selama sang pelanggar mengakui kesalahannya kemudian didoakan kembali oleh pendeta. Kepercayaaan tersebutlah yang selama ini menjadikan larangan sasi benar-benar ditaati oleh seluruh penduduk kampung, baik yang muda ataupun yang tua. Di kampung Lilinta distrik Misool Selatan, mereka mempunyai cara yang berbeda untuk sanksi bagi pelanggar sasi. Orang yang melanggar sasi akan mendapat hukuman dengan cara dipasung dari pagi 26
11 hingga sore hari sampai pelanggar mengakui dan benar-benar bertaubat untuk tidak melakukan kesalahannya lagi (Wihel 2013, komunikasi pribadi). Hukuman tersebut dimaksudkan agar pelaku pelanggar sasi malu dan tidak akan melakukan kesalahannya kembali. Nilai-nilai luhur yang tertanam sejak duhulu menjadikan semua orang mentaati dan tidak ada yang berani melanggar hukum adat sasi tersebut. Pendidikan yang telah didapat di sekolah maupun di rumah selalu diterapkan dengan baik oleh siswa-siswi di Kampung Folley. Luasnya wilayah Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) di Pulau Misool yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat mendapat respon yang positif dan negatif oleh masyarakat. Sebagian masyarakat sepakat dengan adanya luasan wilayah KKLD, karena dapat menjadi sarana pelestarian dan berguna sebagai isolasi reproduksi agar tidak terjadi kepunahan, namun di sisi lain beberapa masyarakat yang bergantung dengan hasil laut tersebut menjadi kehilangan matapencaharian mereka. Semakin ke depan, banyak bertumbuh pula resort yang bisa menghasilkan pendapatan daerah, namun masyarakat juga menjadi tidak bisa mencari hasil laut di wilayah tersebut. 27
12 Masyarakat setempat berpendapat bahwa, sebelum ditetapkannya Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD), merekapun memiliki cara tersendiri untuk melindungi laut mereka tanpa kehilangan hasil laut mereka sendiri yaitu dengan cara sasi. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan hasil dalam petikan wawancara berikut ini. Dengan adanya Kawasan Konservasi Laut Daerah di Misool ada bagus, ada tidaknya. Ya..bagusnya pasti karna telah melindungi wilayah tersebut. Tapi ada juga masyarakat yang mengeluh dengan adanya kawasan konservasi tersebut. Mengapa..? karna masyarakat sendiri tidak bisa lagi mengambil dan memanen hasil laut di wilayah mereka sendiri. Padahal dulu sebelum adanya wilayah konservasi masyarakat kan punya cara sendiri untuk melindungi wilayah lautnya. Ya..dengan sasi itu. Wilayah laut mereka bisa terlindungi, namun mereka masih tetap bisa memanen hasil lautnya dan laut tersebut masih terjaga dengan baik hingga sekarang. Beda dengan wilayah konservasi, walaupun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk melindungi namun wilayah konservasi tidak bisa diambil atau dipanen hasilnya. Dari pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat Raja Ampat kurang menyetujui adanya luasan KKLD, dengan alasan bahwa laut yang mereka gunakan sebagai mata pencaharian mereka tidak bisa diambil hasilnya lagi. Padahal masyarakat sendiri hingga saat ini masih 28
13 melaksanakan budaya sasi yang sebenarnya adalah praktek konservasi yang dilaksanakan secara tradisional. Dengan ditetapkannya KKLD wilayah Raja Ampat, masyarakat berharap kepada pemerintah setempat agar mau membuka lapangan pekerjaan sebagai ganti matapencaharian mereka yang mayoritas hidupnya bergantung dengan hasil laut. 29
1. Pendeta Karel Burdam 1) Apa makna dan manfaat sasi? Sasi itu merupakan suatu larangan untuk mengambil/memanen sebelum waktunya (buka sasi)
Lampiran Data Hasil Wawancara 1. Pendeta Karel Burdam 1) Apa makna dan manfaat sasi? Sasi itu merupakan suatu larangan untuk mengambil/memanen sebelum waktunya (buka sasi) 2) Dari mana sasi berasal? Sasi
Lebih terperinciKetika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari
Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari Kuwati, M. Martosupono dan J.C. Mangimbulude Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Email: kuwatifolley@yahoo.co.id Pendahuluan Kabupaten
Lebih terperinciKONSERVASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL (STUDI KASUS: SASI DI KABUPATEN RAJA AMPAT)
KONSERVASI BERBASIS KEARIFAN LOKAL (STUDI KASUS: SASI DI KABUPATEN RAJA AMPAT) Kuwati 1*, Martanto Martosupono 1, Jubhar C. Mangimbulude 1 1 Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Lebih terperinciPEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT
PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT Oleh Paulus Boli Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil Jakarta, 9 10 Mei 2017
Lebih terperinciII. TinjauanPustaka A. Definisi Sasi
II. TinjauanPustaka A. Definisi Sasi Sasi merupakan bentuk aturan pengelolan sumberdaya alam berbasis masyarakat yang telah dilakukan oleh masyarakat pedesaan di Maluku. Sasi merupakan kearifan tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam sejarah masyarakat Maluku, budaya sasi merupakan kearifan lokal masyarakat yang telah ada sejak dahulu kala dan merupakan komitmen bersama baik oleh masyarakat, tokoh
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II
ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.
Lebih terperinciRosita Tariola (Mona)
Mengikuti Program Kampanye Pride sangat menantang juga menyenangkan. Pelajaran yang saya peroleh di kelas selama pelatihan benar-benar diaplikasikan di lapangan bersama masyarakat. Saya 'dipaksa' untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu hingga dewasa ini, Indonesia terkenal dengan julukan negara kepulauan. Negara dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/KEPMEN-KP/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/KEPMEN-KP/2014 TENTANG KAWASAN KONSERVASI RAJA AMPAT KABUPATEN RAJA AMPAT DI PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN ANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciSasaran SMART Kampanye Pride KKLD Ayau-Asia, Raja Ampat, Papua Barat. Hasil Konservasi Sasaran SMART Indikator
Sasaran SMART Kampanye Pride KKLD Ayau-Asia, Raja Ampat, Papua Barat 1. Sasaran SMART untuk Hasil Konservasi Hasil Konservasi Sasaran SMART Indikator Kerapu Napoleon Pada akhir kampanye populasi kerapu
Lebih terperinciI. Pengantar. A. Latar Belakang
I. Pengantar A. Latar Belakang Secara geografis, Raja Ampat berada pada koordinat 2 o 25 Lintang Utara hingga 4 o 25 Lintang Selatan dan 130 132 55 Bujur Timur (Wikipedia, 2011). Secara geoekonomis dan
Lebih terperinciData yang dikeluarkan oleh Kantor Distrik Teluk Mayalibit. Tanggal 6 Januari
Bab Satu Pendahuluan Latar Belakang Masalah Kampung Warsambin adalah salah satu kampung yang terletak di distrik Teluk Mayalibit, kabupaten Raja Ampat. Sebelum mengalami pemekaran distrik, Teluk Mayalibit
Lebih terperinciJanuari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11
Januari 2011 Asia Pacific Conservation Region Marine Program Laporan No 1/11 Disusun oleh: Dipublikasikan oleh: The Nature Conservancy, Asia Pacific Conservation Region Kontak: M. Imran Amin: The Nature
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPeranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan Berkelanjutan di Daerah Raja Ampat... (Elva Lestari dan Arif Satria)
Peranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan Berkelanjutan di Daerah Raja Ampat... (Elva Lestari dan Arif Satria) PERANAN SISTEM SASI DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN BERKELANJUTAN PADA KAWASAN KONSERVASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena akhir-akhir ini eksploitasi terhadap sumberdaya pesisir dan laut
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN ADAT DEPONSERO UTARA DEPAPRE JAYAPURA NOMOR 03/KPTS DPADU/DJ/93
KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN ADAT DEPONSERO UTARA DEPAPRE JAYAPURA NOMOR 03/KPTS DPADU/DJ/93 TENTANG KELEMBAGAAN ADAT MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN ADAT DEPONSERO UTARA Menimbang : a. Bahwa kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dorongan pemerintah pusat dalam membangun di segala sektor untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di wilayah timur khususnya Papua Barat, membawa
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan perairan teluk yaitu Teluk Jukung. Pada perairan teluk tersebut terdapat suaka perikanan Gusoh Sandak (Perda Kabupaten
Lebih terperinci8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE
K M P N Y E K E B N G G N KKLD YU-SISI Photo 1 4.2 x 10.31 Position x: 4.36, y:.18 KKLD SELT DMPIER Photo 2 5.51 x 10.31 Position x: 8.53, y:.18 TEM KMPNYE Overfishing / Tangkap lebih Kawasan larang ambil
Lebih terperinci1. Pengantar A. Latar Belakang
1. Pengantar A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang sekitar 81.000, sehingga Negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKOSISTEM SUMBERDAYA ALAM HAYATI KABUPATEN RAJA AMPAT PROPINSI PAPUA BARAT OLEH VALEND BURDAM COHORT 4 BOGOR
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKOSISTEM SUMBERDAYA ALAM HAYATI KABUPATEN RAJA AMPAT PROPINSI PAPUA BARAT OLEH VALEND BURDAM COHORT 4 BOGOR Raja Ampat surga bawah lautnya Papua, jangan mengaku menikmati bawah
Lebih terperinciMei 2011 Wilayah Konservasi Asia Pasifik Program Kelautan Laporan No 4/11
Mei 2011 Wilayah Konservasi Asia Pasifik Program Kelautan Laporan No 4/11 Laporan Disusun Oleh: Mei 2011 Wilayah Konservasi Asia Pasifik Program Kelautan Laporan No 4/11 Laporan Disusun Oleh: Publikasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO ARSO JAYAPURA NOMOR 02/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG KELEMBAGAAN
KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO ARSO JAYAPURA NOMOR 02/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG KELEMBAGAAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO Menimbang : a. Bahwa kawasan Kerom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan ragam kebudayaan. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang memiliki
Lebih terperinciPENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DI DISTRIK MISOOL BARAT ELVA LESTARI
PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DI DISTRIK MISOOL BARAT ELVA LESTARI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang berpotensi, dan yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 18 TAHUN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAUT TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, wilayah daratan Indonesia ( 1,9 juta km 2 ) tersebar pada sekitar 17.500 pulau yang disatukan oleh laut yang sangat luas sekitar
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU
1 PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN DI PERAIRAN UMUM KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN
Lebih terperinci[Type the document subtitle]
PENGAKUAN KEBERADAAN KEARIFAN LOKAL LUBUK LARANGAN INDARUNG, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU DALAM PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP [Type the document subtitle] Suhana 7/24/2008 PENGAKUAN
Lebih terperinciBAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK
BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Tentang Desa Kepuh Teluk 1. Letak Geografis Desa Kepuh Teluk Desa atau Kelurahan
Lebih terperinciNama WAKATOBI diambil dengan merangkum nama. ngi- wangi, Kaledupa. dan Binongko
OU MATAHORA BANK IKAN UNTUK PERIKANAN BERKELANJUTAN DI DESA MATAHORA KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Oleh : Anggun Ciputri Pratami (8220) Dian Ekawati (8224) Musriani (8242) SMA Negeri
Lebih terperinciEKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN. TOPIK: Pengelolaan SDAL berbasis Masyarakat (Community Based-Natural Resources Management)
EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN TOPIK: Pengelolaan SDAL berbasis Masyarakat (Community Based-Natural Resources Management) Arti PSALBM PSALBM suatu proses pemberian wewenang, tanggung
Lebih terperinciSASI TERIPANG: UPAYA KONSERVASI DALAM MEMBANGUN DESA PESISIR. Akhmad Solihin
SASI TERIPANG: UPAYA KONSERVASI DALAM MEMBANGUN DESA PESISIR Akhmad Solihin Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. e-mail: akhmad_solihin@ipb.ac.id
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN ADAT DEPONSERO UTARA DEPAPRE JAYAPURA NOMOR 04/KPTS DPADU/DJ/93
KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN ADAT DEPONSERO UTARA DEPAPRE JAYAPURA NOMOR 04/KPTS DPADU/DJ/93 TENTANG PEMBANGUNAN, HAK MASYARAKAT DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang
Lebih terperinciBUPATI RAJA AMP AT PROVINSI PAPUA BARA T PERATURAN BUPATI KABUPATEN RAJAAMPAT NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG
- - -- ------------------------------~ BUPATI RAJA AMP AT PROVINSI PAPUA BARA T PERATURAN BUPATI KABUPATEN RAJAAMPAT NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN IKAN, BIOTA LAUT DAN POTENSI SUMBER DAYAALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan Indonesia termasuk dalam kategori terbesar di dunia karena memiliki wilayah yang sebagian besar berupa perairan. Indonesia memiliki potensi lahan
Lebih terperinci6 ASSESMENT NILAI EKONOMI KKL
6 ASSESMENT NILAI EKONOMI KKL 6.1 Nilai Ekonomi Sumberdaya Terumbu Karang 6.1.1 Nilai manfaat ikan karang Manfaat langsung dari ekosistem terumbu karang adalah manfaat dari jenis-jenis komoditas yang langsung
Lebih terperinciPedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah. Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008
1 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan di Daerah Satker Direktorat Konservasi dan Taman Nasional laut 2008 2 3 Pedoman Teknis Penyiapan Kelembagaan Kawasan Konservasi Perairan
Lebih terperinciGUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 387 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 387 TAHUN 2016 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL KEPULAUAN LEASE KABUPATEN MALUKU TENGAH GUBERNUR MALUKU, Menimbang :
Lebih terperinciMempunyai Pendirian Dalam Masyarakat
Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh
BAB VI KESIMPULAN Desa Jungutbatu yang secara administratif terletak di kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali menyimpan sejumlah pesona alam dan kebudayaan tersendiri. Desa ini berada di pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera. Lampung memiliki banyak keindahan, baik seni budaya maupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lampung merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki letak yang strategis. Hal ini karena keberadaan provinsi ini sebagai pintu gerbang memasuki Pulau Sumatera.
Lebih terperincivi panduan penyusunan rencana pengelolaan kawasan konservasi laut daerah DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahapan Umum Penetapan KKLD 9 Gambar 2. Usulan Kelembagaan KKLD di Tingkat Kabupaten/Kota 33 DAFTAR LAMPIRAN
Lebih terperinciResponden berasal dari segmen khalayak Siapa
Ringkasan Wawancara Mendalam Khalayak Target di KKPD yang Diselenggarakan Tanggal wawancara Nama dan perkiraan usia responden 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012
Lebih terperinciBerkah dari Listrik. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
Berkah dari Listrik Pada dua bagian sebelumnya telah diceritakan bagaimana masyarakat yang diwakili oleh tokoh tiga desa (desa Baro, Teunong dan Meunasah) membentuk Koperasi untuk Mencari Bantuan untuk
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.117, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Perubahan Peruntukan dan Fungsi Zona Inti Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH BARAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) (PENGELOLAAN KONSERVASI PENYU DI KABUPATEN MUKOMUKO) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG
KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG PEMBANGUNAN, HAK MASYARAKAT DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP MUSYAWARAH PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Bintan
Lebih terperinciLembaga Pelaksana. Dinas Pariwisata Prop/Kota, DKP Prop/Kota, Dusun Seri Desa Urimesseng CCDP-IFAD
Penataan pemanfaatan kawasan pantai 1. Perencanaan dan kesepakatan desa untuk pembagian kawasan pantai untuk multiguna yaitu untuk meliputi : a) Kawasan labuhan perahu b) Kawasan berenang dan mandi dan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan pusat dari segitiga terumbu karang (coral triangle), memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (megabiodiversity). Terumbu karang memiliki
Lebih terperinciKonservasi Berbasis Kearifan Lokal
Konservasi Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus: Sasi di Kabupaten Raja Ampat) Tesis Diajukan kepada Program Studi Magister Biologi untuk Memperoleh Gelar Master Sains Biologi (M.Si) Oleh: Kuwati NPM:
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas 49 307,19 km 2 memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang tinggi. Luas laut 29 159,04 Km 2, sedangkan luas daratan meliputi
Lebih terperinciBAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA
36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PULAU PULAU KECIL
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PULAU PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciKearifan Lokal, Usaha Konservasi SDA, Perlawanan Negara dan Masyarakat dalam Wujud Budaya Sasi
Bab Enam Kearifan Lokal, Usaha Konservasi SDA, Perlawanan Negara dan Masyarakat dalam Wujud Budaya Pengantar Melindungi dan menjaga sumber daya alam sebagai modal dari pembangunan yang berkelanjutan adalah
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
1 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Tradisi sasi merupakan salah satu bentuk upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat yang bertujuan untuk membatasi dan melarang mengambil, memanfaatkan, dan
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciRaja Ampat. Surga kecil yang jatuh ke bumi
Raja Ampat Surga kecil yang jatuh ke bumi - 4 Pulau Besar, 1800 Pulau-Pulau Kecil - Luas wilayah 46,108 km 2 (87 % - laut) - Population: 60,00 penduduk - Bagian dari Provinsi Papua Barat - 24 Distrik,
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN SAHAM DAN BATASAN LUASAN LAHAN DALAM PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITARNYA DALAM RANGKA
Lebih terperinciDampak Positif Kehadiran PT BUMWI Terhadap Masyarakat Hukum Adat
Dampak Positif Kehadiran PT BUMWI Terhadap Masyarakat Hukum Adat (Hasil Studi : Dampak Kegiatan Pengelolaan Hutan Mangrove PT BUMWI terhadap social ekonomi masyarakat sekitar hutan, Kerjasama antara PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mane e adalah tradisi lisan yang spesifik yang telah berlangsung berabadabad
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mane e adalah tradisi lisan yang spesifik yang telah berlangsung berabadabad yang diperkirakan berlangsung sebelum abad XV dan terekam melalui sejarah kelisanan
Lebih terperinciKONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT PULAU-PULAU KECIL SEBAGAI SUATU REALITAS Studi Kasus Kepulauan Raja Ampat.
KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT PULAU-PULAU KECIL SEBAGAI SUATU REALITAS Studi Kasus Kepulauan Raja Ampat Selvi Tebay Jurusan Perikanan, Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciJurnal Noken 2(2)
DINAMIKA MASYARAKAT DI PULAU ARBOREK DALAM MENJAGA KEARIFAN LOKAL Uswatul Mardliyah Dosen Fakultas ISIPOL Universitas Muhammadiyah Sorong Diterima:5 Januari 2017. Disetujui:10 Februari 2017. Dipublikasikan:1
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan tradisi pingit pengantin Tradisi pingit pengantin adalah kebiasaan yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat di Desa Urung Kampung Dalam Kecamatan
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH
BUPATI BANGKA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN TERUMBU KARANG PASIR PUTIH SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN DUKUN DESA KENINGAR Alamat : Keningar, Dukun, Magelang Kode Pos 56482
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN DUKUN DESA KENINGAR Alamat : Keningar, Dukun, Magelang Kode Pos 56482 DRAF PERATURAN DESA KENINGAR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG LARANGAN PERBURUAN TERHADAP SATWA LIAR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Arat Sabulungan adalah akar budaya dan juga cara pandang hidup masyarakat Mentawai yang tetap menjaga dan mengatur masyarakat Mentawai melalui tabu dan pantrngannya.
Lebih terperinciRencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua
Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Pulau Maratua berada pada gugusan pulau Derawan, terletak di perairan laut Sulawesi atau berada dibagian ujung timur Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Dengan luasnya wilayah perairan yang dimiliki oleh negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikan) yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu Kabupaten yang paling banyak memproduksi Ikan, komoditi perikanan di Kabupaten Kupang merupakan salah satu pendukung laju perekonomian masyarakat,
Lebih terperinciK a b u p a t e n R a j a A m p a t
K a b u p a t e n R a j a A m p a t Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
30 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis 4.1.1 Konteks Kabupaten Raja Ampat Kabupaten Raja Ampat terletak pada posisi di bawah garis khatulistiwa, antara 0 14 s dan 130 31 e. Dengan posisi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi otonomi daerah di wilayah laut merupakan bagian dari proses penciptaan demokrasi dan keadilan ekonomi di daerah. Hal ini dituangkan dalam Undang-undang Nomor
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.
11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya
Lebih terperinciI. Pengantar. A. Latar Belakang.
I. Pengantar A. Latar Belakang. Indonesia terdiri atas sekitar 17.000 pulau dan mempunyai panjang pantai sekitar 81.000 km. Dengan kondisi alam dan iklim yang tidak banyak mengalami perubahan sepanjang
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN KELURAHAN SERTA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang keahlian yang dapat mendatangkan penghasilan. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup memiliki
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/KEPMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI SUAKA ALAM PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT DAN LAUT SEKITARNYA DI PROVINSI PAPUA
Lebih terperinciBentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1960 (2/1960) Tanggal: 7 JANUARI 1960 (JAKARTA)
Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 2 TAHUN 1960 (2/1960) Tanggal: 7 JANUARI 1960 (JAKARTA) Sumber: LN 1960/2; TLN NO. 1924 Tentang: PERJANJIAN BAGI HASIL Indeks: HASIL.
Lebih terperinciVOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN
VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN Voluntary National Review (VNR) untuk Tujuan 14 menyajikan indikator mengenai rencana tata ruang laut nasional, manajemen
Lebih terperinciSeli Kaitahu: DHARMA WIJAYANTO. Ketika Roh Suci Menjaga Alam Tetap Lestari
Seli Kaitahu: DHARMA WIJAYANTO Ketika Roh Suci Menjaga Alam Tetap Lestari Kepercayaan supranatural dapat memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian alam dan keseimbangan hubungan manusia dengan
Lebih terperinciKalender. Foto : Conservation International Indonesia.
Kalender 2013 Foto : Conservation International Indonesia RARE mewujudkan solusi lokal berbasis komunitas untuk menjawab tantangan konservasi global are berkomitmen untuk bekerjasama dengan para mitranya
Lebih terperinciPerpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Pengaruh perubahan kondisi hutan mangrove terhadap pola mata pencaharian nelayan : studi kasus di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN ANAMBAS
BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA, PEMBENTUKAN DESA DARI WILAYAH KELURAHAN DAN PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai hal tersebut menuai pro dan kontra. Kuswijayanti (2007) menjelaskan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada 2001, pembahasan mengenai penetapan Gunung Merapi sebagai kawasan taman nasional mulai digulirkan. Sejak saat itu pula perbincangan mengenai hal tersebut menuai
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru
BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran umum Desa Weru 1. Letak Geografis Desa Weru merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Paciran Kabupaten
Lebih terperincimendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang
BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi
Lebih terperinci