BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Beras mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan petani,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Beras mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan petani,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Beras mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan petani, baik sebagai produsen maupun konsumen, terutama di negeri penanam padi (Huggan 1995). Beras merupakan bahan makanan pokok untuk lebih dari 2,4 miliar orang di Asia dan ratusan juta orang di Afrika dan Arnerika Latin (Heinrichs 1994, Lampe 1995). Pada pertengahan abad mendatang penduduk dunia konsumen beras diperkirakan akan bertambah hingga 4.6 milyar (Lampe 1995). Populasi konsumen beras bertambah kira-kira 2 % setiap tahunnya, sedangkan pertambahan produksi hanya bertambah 1.2 Oh (Khush 1995). Di Indonesia beras merupakan bahan makanan pokok penting yang berperan strategis karena sebagian besar penduduk menganggap beras menentukan status sosial dalarn organisasi masyarakat. Kebutuhan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, untuk mencukupi kebutuhan dalarn negeri maka dalam beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan impor lebih kurang 2 juta ton setiap tahun (BPS 1998). Dalam usaha meningkatkan produksi padi untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, hama dan penyakit rnerupakan faktor penting yang membatasi produksi. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengendalikan hama terutarna hama wereng coklat seperti penggunaan insektisida yang pada akhirnya menyebabkan berbagai dampak yang merugikan lingkungan. Pengendalian hama terpadu (PHT) adalah konsep pengendalian yang paling

2 tepat untuk diterapkan dalam upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman padi, yang disesuaikan dengan kondisi ljngkungan dan sosial budaya setempat (Oka 1995). Hama dan penyakit dapat dipandang sebagai resultante gangguan ekologis yang mencerminkan,gejala kerapuhan suatu ekosistem. Kerapuhan ini muncul karena adanya pengenceran musuh alami, sebagai akibat sempitnya ragam musuh alami atau rendahnya populasi musuh alami. OIeh karena itu, salah satu pendekatan dalam PHT adalah upaya memaksimumkan keefektifan peran musuh alami. PHT merupakan upaya penghimpunan sumberdaya dari dalam agroekosistem, baik untuk memberdayakan musuh alami maupun cara bercocok tanam yang mampu menangkal dan mengekang perkembangan hama dan penyakit (Rauf 1994, 1996, Rauf et a/. 1994, Triwidodo & Rauf 1994). Bertarnbahnya pemahaman ekosistem dan interaksi keragaman hayati pada tiga jenjang trofik yaitu padi, hama dan musuh alami adalah dasar prognostik untuk mengantisipasi meledaknya hama (Andow 1991, Hossain 1995). Ekosistem padi sawah terdiri dari berbagai kelompok komunitas yang sating berinteraksi. Komunitas artropoda urnurnnya terdiri dar/ banyak kelompok populasi yang mempunyai peranan penting dalam ekosistern itu. Serangga dan laba-laba merupakan kelompok artropoda yang rnendominasi ekosistem padi sawah. Berdasarkan peranannya dalarn ekosistem padi maka artropoda tersebut dapat dibedakan dalam ernpat kelompok guild yaitu pemakan tumbuhan, predator, parasitoid dan artropoda lainnya termasuk pemakan bahan organik mati dan pengunjung sementara (Cheng 1995, Hung & Lan 1995, Settle et at. 1996).

3 Laba-laba secara umum telah dikenal sebagai predator terhadap banyak jenis serangga. Riechert & Lockley (1984) menyatakan bahwa laba- laba adalah agens pengendalian hayati yang potensial bagi banyak jenis serangga hama. Banyak jenis laba-laba yang sudah diketahui sebagai predator umum yang dapat memangsa berbagai jenis dan stadia serangga hama yang perlu dipertimbangkan dalam pengendalian hama. Dicko (1998) melaporkan bahwa laba-laba adalah predator serangga hama yang paling tinggi populasinya pada tanaman sorgum dan kacang tanah di Burkinafaso, Afrika. Nyffeler & Benz (1988) menyatakan laba-laba serigala, Pardosa spp. (Lycosidae), adalah predator umum terhadap artropoda kecil yang bertubuh lunak pada tanaman gandum. Sterling, Dean & Abd. El-salam (1992) menyatakan bahwa laba-laba merupakan predator penting terhadap wereng kapas Pseudatomoscelis seriatus (Reuter) di Texas Timur. Nyffeler, Dean & Sterling (1987) menyebut Oxyopes salticus (Hentz.) sebagai predator umurn hama maupun bukan hama pada tanaman kapas sepert~ wereng, kutudaun, jenis-jenis Diptera, kepik Geocoris, larva Chrysopa serta laba-laba lainnya. Jackson & Pollard (1996) menyebut beberapa genus penting laba-laba pelompat (farnili Salticidae) seperti Phidippus audax (Hentz). Myrmarachne spp. dan Portia spp. sebagai predator urnum dalam ekosistem pertanian. Hasil penelitian tentang spesies-spesies laba-laba yang terdapat pada ekosistem padi di beberapa negeri terutama di Asia, telah dilaporkan antara lain dari Filipina (Barrion 1980, Heong, Aquino & Barrion 1991), Korea (Okurna, Lee & Hokyo 1972), dan China (Cheng 1995). Di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian secara intensif tentang fauna laba-laba pada tanaman padi. Suwei yang pernah dilakukan hanya terbatas

4 pada beberapa areal persawahan di Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Barrion & Litsinger 1995). Laba-laba adalah kelompok artropoda yang melimpah pada pertanaman padi dan rnemangsa berbagai spesies serangga hama (Barrion 1980, IRRl 1977, 1978). Laba-laba dapat dikonservasi dan diaugmentasi untuk rnengendalikan populasi banyak jenis serangga hama tanaman (Kamal, Odud & Begum 1990). Pardosa pseudoannulafa Boes. & Str. adalah salah satu spesies yang sangat potensial untuk pengendalian berbagai spesies serangga harna pada pertanaman padi. Rubia, Almazan & Heong (1990) menyatakan bahwa P. pseudoannulafa mernangsa berbagai jenis serangga seperti wereng hijau, wereng cokelat, penggerek batang padi kuning, jenis-jenis Collernbola dan Diptera serta serangga predator seperti Cyrtorhinus ljvjdipennis Reuter. Kumar, Singh & Pandey (1996) rnelaporkan bahwa P. pseudoannulata berperan penting terhadap dinamika populasi hama putih palsu, Cnaphalocrosis medinalis Guen. Kehadiran laba-laba pada suatu ekosistern pertanian dapat terjadi karena laba-laba tersebut rnernencar secara pasif melafui udara dalam jarak dekat sampai jauh dari habitat sekitarnya dengan cara melayang dan pergerakan secara aktif seperti berjalan di atas permukaan tanah (Bishop & Riechert 1990) Laba-iaba dikenal sebagai predator urnum terhadap berbagai serangga pada ekosistern alami dan pertanian. Sepert~ halnya dengan mahluk lainnya, laba-laba dalam pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik fisik maupun biotik dan sifat individu (Berryman 1981). Daerah persawahan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya

5 lingkungannya sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti ketersediaan air terutama pada musim kemarau dan letak persawahan khususnya dari aspek jarak dari saluran irigasi. Oleh karena faktor-faktor tersebut maka petani melakukan beberapa pola tanarn yang berbeda seperti padi - padi - padi, padi - padi - kedelai, dan padi - padi - bera. Keragaman lingkungan sekitar persawahan dan pengelolaan sawah yang berbeda diduga turut rnempengaruhi keberadaan dan keragaman artropoda seperti laba-laba yang hidup dan berkembang pada ekosistem tersebut. Keragaman ekosistem diduga turut berperan menentukan keragaman spesies dan dominansi spesies laba-laba tertentu. Hal tersebut mungkin dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan peranan laba-laba sebagai agens pengendalian hama. Dalam rangka mengoptirnalkan peranan laba- laba sebagai agens pengendalian hayati terhadap beragam spesies hama pada pertanaman padi dan penyempurnaan sistem pengendalian hayati pada tanaman padi, diperlukan banyak informasi biologi dan ekologi laba- laba. Untuk itu penelitian diarahkan pada berbagai aspek ekologi yang diharapkan dapat dimodifikasi sedemikian rupa untuk memaksimalkan peran laba-laba terutama yang potensial sebagai agens pengendalian hayati terhadap serangga harna pada pertanarnan padi. Penetitian terdiri dari studi kornunitas dan keragaman spesies laba-laba pada beberapa ekosistem padi, kolonisasi pertanaman padi oleh laba-laba, perkembangan populasi laba- laba serigala, P. pseudoannulata, dan pemangsaan laba-laba tersebut terhadap serangga hama di pertanaman padi. Pengetahuan tersebut merupakan informasi penting yang menunjang konservasi laba-laba yang

6 selama ini diabaikan, dan akan sangat bermanfaat untuk upaya pengendalian secara hayati hama tanaman padi dalam program PHT. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan urituk mernahami sejauh mana faktor ekologi mempengaruhi peran laba-laba terutama P. pseudoannulata sebagai predator terhadap serangga hama di pertanarnan padi. Adapun tujuan khusus berdasarkan pada topik-topik penelitian adalah : (1) rnemahami struktur komunitas laba-laba pada empat tipe ekosistem pertanarnan padi yaitu pola tanam yaitu padi - padi - padi dengan pengelolaan teknis, padi - padi - padi dengan pengelolaan tradisional, padi - padi - kedelai dan padi - padj - bera. (2) memahami cara invasi, sumber dan proses kolonisasi laba-laba di pertanaman padi. (3) memahami perkernbangan populasi laba-laba serigala, P. pseudoannulafa di persemaian dan pertanarnan padi. (4) memahami jenis mangsa, ruang jelajah, perilaku dan potensi pemangsaan oleh laba-laba P. pseudoannulafa terhadap serangga harna.

7 Manfaat Penelitian Penelitian tentang komunitas laba-laba pada ekosistern padi akan memberikan informasi tentang struktur komunitas dan keragaman spesies laba-laba di pertanaman padi. Keanekaragaman lingkungan fisik dan biotik yang berbeda pada empat tipe ekosistem padi yang disebutkan di Tujuan Penelitian akan berpengaruh terhadap perikehidupan laba-laba. Dengan informasi yang lebih rinci tentang pengaruh faktor-faktor tersebut, diharapkan faktor-faktor itu dapat dimodifikasi untuk mengoptimalkan peran laba-laba sebagai pengendali hama padi. Pemahaman tentang kolonisasi laba-laba di pertanaman padi memberikan informasi cara invasi laba-laba pemburu dan pembuat jaring baik yang terpencar melalui udara maupun aktif berjalan di atas permukaan tanah, sumber dan proses kolonisasi laba-laba di pertanaman padi. Pemahaman perkembangan populasi dapat mernber~kan informasi tentang hubungan perkembangan populasi P. pseudoannulata dengan perkembangan populasi hama wereng dan pertumbuhan tanarnan padi. Data pemangsaan oleh P. pseudoannulata memberikan informasi kemampuan pemangsaan terhadap serangga terutama serangga hama yang dimangsa dalam kondisi lapang. Informasi-inforrnasi tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dalam rangka penyempurnaan teknik pengendalian hama tanaman padi secara terpadu.

8 Daftar Pustaka Andow, D. A Vegetational diversity and arthropod population response. Annu. Rev. Entomol. 36 : Barrion, A. T The spider fauna of Philippine dryland and wetland rice agroecosystems. Faculty of the Graduate School, University of the Philippine at Los Banos:Thesis. 580 p. Barrion, A. T. & J. A. Litsinger Riceiand spider of South and Southeast Asia. lnternational Rice Research Institute. Manila. CAB International. 716 p. Berryman, A Population systems : A general introduction. Plenum Press. New York. 222p. Biro Pusat Statistik (BPS).?998. Buletin Ringkas BPS. Jakarta. Bishop, L. & S. E. Riechert Spider colonization of agroecosystern : Mode and source. Environ. Entomol. 19 (16) : Cheng, J Arthropod community structures in rice ecosystem of China. Paper presented at the Workshop on Sustainable IPM in Tropical Rice, Bogor. Indonesia. 5-7 December p. Dicko, I Indigenous knowledge of pest and beneficial arthropods fauna on sorghum and groundnut in Burkinafaso. lnternational Arachis Newsletter. 18 : Heinrichs, E. A Rice. in E. A. Heinrichs (ed). Biology and management of rice insect. Publishing for One World Wiley Eastern Limited, New Age International Limited. pp? Heong, K. L., G. B. Aquino & A. T. Barrion Arthropod community structures of rice ecosystems in the Philippines. Bull. Entomol. Res. 81 : Hossain, M Rice research for food security and sustainable agricultural development in Asia : Achievements and future challenges. Geo-Journal 35 (3) : Huggan, R. D Co-evolution of rice and human. Geo-Journal 35 (3) :

9 Hung. N. Q & L. P. Lan Progress study on the arthropod community of rice ecosystem in the Mekong Delta, Vietnam. Paper presented at the Workshop on Sustainable IPM in Tropical Rice, Bogor, Indonesia. 5-7 December p. International Rice Research Institute Annual Report for Los Banos, Philippines. 548 p. International Rice Research Institute Annual Report for Los Banos, Philippines. 478 p. Jackson, R. R. & S. D. Pollard Predatory of jumping spiders. Annu. Rev. Entomol. 41 : Karnal, N. Q., A. Odud & A. Begum The spider fauna in and around the Bangladesh Rice Research Institute farm and their role as predator of rice insect pest. Philipp. Entomol. 8(2) : Khush, G. S Modern varieties - their real contribution to food supply and equity. Geo-Journal 35 (3) : Kumar, P., R. Singh & S. K. Pandey Population dynamics of leaf folder, Cnaphalocrosis medinalis Guen., in relation to stage of the crop, weather factors and predatory spiders. J. Entomol. Res. 20 (3) : Lampe, K Rice research : Food for 4 billion people. Geo-Journal 35 (3) : Nyffeler, M., D. A. Dean & W. L. Sterling.?987. Evaluation of the importance of the striped lynx spider. Oxyopes salticus (Araneae, Oxyopidae) as a predator in Texas Cotton. Environ. Entomol. 16(5) : Nyffeler. M. & G. Benz Feeding ecology and predatory importance of wolf spiders (Pardosa spp.) (Araneae, Lycosidae) in winter wheat fields. J. Appl. Entomol. 106 : Oka. I. N Pengendalian hama terpadu dan implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 255 h.

10 Okuma, C.. M. H. Lee & N. Hokyo Fauna of spiders in a paddy fields in Suweon, Korea. Esakia 11 : 8f Rauf, A Pengendalian hama terpadu : Back to basic. Makalah disampaikan dalam Seminar Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman, Bogor, 3 Desember Rauf, A Analisis ekosistem dalam pengendatian hama terpadu. Materi Pelatihan Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Padi dan Palawija Tingkat Nasional. Jatisari 2-19 Januari Rauf, A., T. Marse & N. K. Hutagalung Pengendalian hama terpadu : Kasus sekolah lapang di Jawa Barat. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Keterkaitan Kelembagaan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Agribisnis, Bogor. 20 September Riechert, S. E. & T. Lockley Spiders as biological control agents. Annu. Rev. Entomol. 29 : Rubia, E. G., L. P. Almazan & K. L. Heong Predation of yellow stem borer (YSB) moths by wolf spider. IRRN. 15 (5). Settle, W. H., H. Ariawan, E. T. Astuti, W. Cahyana, A. L. Hakim. D. Hindayana, A. S. Lestari, Sartanto & Pajarningsih Managing tropical rice pests through conservation of generalist natural enemies and alternative prey. Ecology 77 (7) : Sterling, W. L., A. Dean & N. M. Abd. El-Salam Economic benefits of spiders (Araneae) and insect (Hemiptera : Miridae) predators of cotton fleahoppers. J. Econ. Entomot. 85 (7) Triwidodo, H. & A. Rauf Pengendalian hama terpadu : Back to basics. Makalah disampaikan pada Seminar lkatan Sosiologi Indonesia Cabang Bogor dan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor, 9 Mei 1996.

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk BAB VII PEMBAHASAN UMUM Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk dipahami dalam usaha mengoptimalkan peranan laba-laba sebagai musuh alami yang potensial mengendalikan populasi serangga

Lebih terperinci

KOMUNITAS LABA-LABA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN

KOMUNITAS LABA-LABA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN KOMUNITAS LABA-LABA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN Samharinto Soedijo 1), M. Indar Pramudi 1) dan M, Damiri 2) 1) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat 2) Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

MENGELOLA LEDAKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI SAWAH PADA AGROEKOSISTEM YANG FRAGIL DENGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU BIOINTENSIF

MENGELOLA LEDAKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI SAWAH PADA AGROEKOSISTEM YANG FRAGIL DENGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU BIOINTENSIF Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 2, Agustus 2014: 116-120 ISSN : 2355-6226 MENGELOLA LEDAKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI SAWAH PADA AGROEKOSISTEM YANG FRAGIL DENGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU

Lebih terperinci

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL DI KABUPATEN NGAWI, JAWA TIMUR RETNO ANGGRAENI

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL DI KABUPATEN NGAWI, JAWA TIMUR RETNO ANGGRAENI 1 KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL DI KABUPATEN NGAWI, JAWA TIMUR RETNO ANGGRAENI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KOlONISASI DAN SUKSESILABA-LABA (Araneae) PADA PERTANAMAN PADI 1)

KOlONISASI DAN SUKSESILABA-LABA (Araneae) PADA PERTANAMAN PADI 1) JURNAl BIOlOGI IX (1) : 1-7 ISSN: 14105292 Akreditasi No. 23a/Dikti/Kepl2004 KOlONISASI DAN SUKSESILABA-LABA (Araneae) PADA PERTANAMAN PADI 1) I WAYAN SUANA 2 ), DEDY DURYADI SOLIHIN 3), DAMAYANTI BUCHORI

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A44101017 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI

DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI DESIGN OF PREDATOR CONSERVATION AND PARASITOID FOR PEST CONTROL IN RICE FIELD Tamrin Abdullah 1), Abdul Fattah 2),

Lebih terperinci

Seminar Nasional PEI, Jogjakarta 2 Oktober 2010

Seminar Nasional PEI, Jogjakarta 2 Oktober 2010 Seminar Nasional PEI, Jogjakarta 2 Oktober 2010 Komunitas Artropoda Predator Tajuk pada Ekosistem Padi dan Lahan Pinggir Sumatera Selatan ROSDAH THALIB 1, USNA HETY 2, SITI HERLINDA 1, EFFENDY 1, CHANDRA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia dan dunia. Produksi padi terus dituntut meningkat untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Tuntutan

Lebih terperinci

Keanekaragaman Arthropoda laba-laba pada persawahan tadah hujan di Kalimantan Selatan

Keanekaragaman Arthropoda laba-laba pada persawahan tadah hujan di Kalimantan Selatan PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 6, September 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1307-1311 DOI: 10.13057/psnmbi/m010608 Keanekaragaman Arthropoda laba-laba pada persawahan tadah hujan di Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Laba-laba. Laba-laba tergolong dafam filum Artropoda, subfilum Chelicerata, kelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Laba-laba. Laba-laba tergolong dafam filum Artropoda, subfilum Chelicerata, kelas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Laba-laba Laba-laba tergolong dafam filum Artropoda, subfilum Chelicerata, kelas Arachnida dan ordo Araneae. Laba-laba mudah dibedakan dari serangga dengan ciriciri sebagai

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS DAN POTENSI KUMBANG CARABIDAE DAN LABA- LABA PENGHUNI EKOSISTEM SAWAH DATARAN TINGGI SUMATERA SELATAN

STRUKTUR KOMUNITAS DAN POTENSI KUMBANG CARABIDAE DAN LABA- LABA PENGHUNI EKOSISTEM SAWAH DATARAN TINGGI SUMATERA SELATAN STRUKTUR KOMUNITAS DAN POTENSI KUMBANG CARABIDAE DAN LABA- LABA PENGHUNI EKOSISTEM SAWAH DATARAN TINGGI SUMATERA SELATAN Siti Herlinda Dosen Program Studi Ilmu Tanaman, Program Pascasarjana, Universitas

Lebih terperinci

DIVERSITY OF SPIDERS (Araneae) ON WETLAND ECOSYSTEM WITH SOME PLANTING PATTERN IN PADANG

DIVERSITY OF SPIDERS (Araneae) ON WETLAND ECOSYSTEM WITH SOME PLANTING PATTERN IN PADANG BioCONCETTA Vol. II No.1 Tahun 2016 ISSN: 2460-8556/E-ISSN:2502-1737 BioCONCETTA: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/bioconcetta DIVERSITY OF SPIDERS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya

Lebih terperinci

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan adalah subsektor perkebunan. Sebagai salah satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian,

Lebih terperinci

Gulma... Tak Selamanya Merugikan

Gulma... Tak Selamanya Merugikan Gulma... Tak Selamanya Merugikan Oleh : Ardiyanti Purwaningsih,SP. PENDAHULUAN Gulma biasanya diidetifikasikan sebagai tumbuhan yang tidak dikehendaki. Istilah gulma sering digunakan bila ada satu atau

Lebih terperinci

KELIMPAHAN POPULASI ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI TAJUK PERTANAMAN KEDELAI. Luice A. Taulu dan A. L. Polakitan

KELIMPAHAN POPULASI ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI TAJUK PERTANAMAN KEDELAI. Luice A. Taulu dan A. L. Polakitan KELIMPAHAN POPULASI ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI TAJUK PERTANAMAN KEDELAI Luice A. Taulu dan A. L. Polakitan Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara Jl. Kampus Pertanian Kalasey ABSTRAK

Lebih terperinci

commit to users I. PENDAHULUAN

commit to users I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah dan tingkat kesejahteraan penduduk, maka kebutuhan akan hasil tanaman padi ( Oryza sativa L.) yang berkualitas juga semakin banyak. Masyarakat

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SERANGGA DAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL

KEANEKARAGAMAN SERANGGA DAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL Jurnal HPT Volume 2 Nomor 2 April 2014 ISSN : 2338-4336 KEANEKARAGAMAN SERANGGA DAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL R. Ardian Iman Pradhana, Gatot Mudjiono, Sri Karindah Jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Okky Ekawati H

SKRIPSI. Oleh Okky Ekawati H SKRIPSI PERAN TUMBUHAN BERBUNGA DALAM MENJAGA KEBERADAAN PARASITOID HAMA PENTING PADI Oleh Okky Ekawati H0709086 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit

Lebih terperinci

Artropoda Predator Penghuni Ekosistem Persawahan Lebak dan Pasang Surut Sumatera Selatan

Artropoda Predator Penghuni Ekosistem Persawahan Lebak dan Pasang Surut Sumatera Selatan Jurnal Lahan Suboptimal. ISSN2252-6188 Vol. 1, No.1: 57-63, April 2012 Artropoda Predator Penghuni Ekosistem Persawahan Lebak dan Pasang Surut Sumatera Selatan Predatory Arthropods InhabitingFresh Swamp

Lebih terperinci

STUDI ARTHROPODA PREDATOR PADA EKOSISTEM TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA DI LOMBOK TENGAH

STUDI ARTHROPODA PREDATOR PADA EKOSISTEM TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA DI LOMBOK TENGAH STUDI ARTHROPODA PREDATOR PADA EKOSISTEM TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA DI LOMBOK TENGAH 92 THE STUDY OF PREDATORY ARTHROPODS ON ECOSYSTEM OF VIRGINIA TOBACCO PLANT IN CENTRAL LOMBOK Meidiwarman Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN KOMUNITAS ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI PERMUKAAN TANAH SAWAH RAWA LEBAK DI SUMATERA SELATAN DENGAN LAHAN PINGGIR DI SEKITARNYA

ANALISIS KEMIRIPAN KOMUNITAS ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI PERMUKAAN TANAH SAWAH RAWA LEBAK DI SUMATERA SELATAN DENGAN LAHAN PINGGIR DI SEKITARNYA ANALISIS KEMIRIPAN KOMUNITAS ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI PERMUKAAN TANAH SAWAH RAWA LEBAK DI SUMATERA SELATAN DENGAN LAHAN PINGGIR DI SEKITARNYA Effendy TA 1, Siti Herlida 1, Chandra Irsan 1, dan Rosdah

Lebih terperinci

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem Peran Varietas Tahan dalam PHT Dr. Akhmad Rizali Stabilitas Agroekosistem Berbeda dengan ekosistem alami, kebanyakan sistem produksi tanaman secara ekologis tidak stabil, tidak berkelanjutan, dan bergantung

Lebih terperinci

EXISTENCE OF BROWN PLANTHOPPER S NATURAL ENEMIES ON SOME RICE VARIETIES USING DIFFERENT CULTIVATION TECHNIQUES

EXISTENCE OF BROWN PLANTHOPPER S NATURAL ENEMIES ON SOME RICE VARIETIES USING DIFFERENT CULTIVATION TECHNIQUES JOURNAL OF AGRONOMY RESEARCH ISSN : 2302-8226 EXISTENCE OF BROWN PLANTHOPPER S NATURAL ENEMIES ON SOME RICE VARIETIES USING DIFFERENT CULTIVATION TECHNIQUES Sulistiyo Dwi Setyorini 1), Sholahuddin 2),

Lebih terperinci

IV. PENGARUH TANAMAN PEMBATAS PINGGIR DI PERTANAMAN CABAI MERAH TERHADAP KELIMPAHAN SERANGGA PREDATOR

IV. PENGARUH TANAMAN PEMBATAS PINGGIR DI PERTANAMAN CABAI MERAH TERHADAP KELIMPAHAN SERANGGA PREDATOR IV. PENGARUH TANAMAN PEMBATAS PINGGIR DI PERTANAMAN CABAI MERAH TERHADAP KELIMPAHAN SERANGGA PREDATOR (The Effect of border crops in chillipepper plantation to abundance of predacious insect) Abstrak Pengendalian

Lebih terperinci

Keanekaragaman Komunitas Artropoda Predator Tanaman Padi yang Aplikasi Boinsektisida Berbasis Jamur Entomopatogen Daerah Rawa Lebak Sumatera Selatan

Keanekaragaman Komunitas Artropoda Predator Tanaman Padi yang Aplikasi Boinsektisida Berbasis Jamur Entomopatogen Daerah Rawa Lebak Sumatera Selatan Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 2, No.1: 43-49, April 2013 Keanekaragaman Komunitas Artropoda Predator Tanaman Padi yang Aplikasi

Lebih terperinci

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo Perhimpunan Entomologi Indonesia J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 116-121 Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo INDRIYA

Lebih terperinci

Pengendalian Hama Kapas Menggunakan Mulsa Jerami Padi

Pengendalian Hama Kapas Menggunakan Mulsa Jerami Padi Perspektif Vol. 7 No. 2 / Desember 28. Hlm 55-64 ISSN: 1412-84 Pengendalian Hama Kapas Menggunakan Jerami Padi SUBIYAKTO dan I G.A.A. INDRAYANI Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Indonesian Tobacco

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Sawah organik dan non-organik Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida kimia dan hasil rekayasa

Lebih terperinci

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata) Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara) PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara) A. Pendahuluan Konsepsi Integrated Pest Control atau Pengendalian Hama Terpadu (PHT) mulai diperkenalkan pada tahun 1959 yang bertujuan agar

Lebih terperinci

pseudoannulafa (Boes. & Str.). Keragaman spesies laba-laba pada berbagai

pseudoannulafa (Boes. & Str.). Keragaman spesies laba-laba pada berbagai BAB Ill KOMUNITAS LABA-LABA Dl EKOSlSTEM PERTANAMAN PAD1 Abstrak Penelitian bertujuan untuk memahami struktur kornunitas laba-laba pada empat tipe ekosistem pertanaman padi. Percobaan dilakukan di Kabupaten

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Klaten merupakan salah satu sentra produksi beras di Indonesia. Saat ini, lebih dari 8% hasil produksi pertanian pangan di kabupaten Klaten adalah beras. Budidaya padi dilakukan

Lebih terperinci

Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Arthropoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi Insektisida

Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Arthropoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi Insektisida Perhimpunan Entomologi Indonesia J. Entomol. Indon., September 2008, Vol. 5, No. 2, 96-107 Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Arthropoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang Diaplikasi

Lebih terperinci

Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Serangga Predator Selama Satu Musim Tanam Padi Ratun di Sawah Pasang Surut

Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Serangga Predator Selama Satu Musim Tanam Padi Ratun di Sawah Pasang Surut Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Serangga Predator Selama Satu Musim Tanam Padi Ratun di Sawah Pasang Surut Abundance and Species Diversity of Predatory Insects at a Season of Ratooning Rice on Tidal

Lebih terperinci

J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: ISSN

J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: ISSN J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: 85-89 ISSN 1411-4674 PENGARUH POLA TANAM CAMPURAN BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN BEBERAPA HAMA TANAMAN PADI Sri Nur Aminah

Lebih terperinci

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017 ANALISIS KERAGAMAN JENIS SERANGGA PREDATOR PADA TANAMAN PADI DI AREAL PERSAWAHAN KELURAHAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR ANALYSIS OF BIODIVERSITYOF PREDATOR INSECT IN PADDY FIELD AT TAMALANREA OF MAKASSAR CITY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae

Lebih terperinci

Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis di Sawah Lebak

Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis di Sawah Lebak Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis di Sawah Lebak Abundance of Spiders in Ratoon Paddy was Applied Metarhizium anisopliae

Lebih terperinci

Keanekaragaman laba-laba dan potensinya sebagai musuh alami hama tanaman jambu mete

Keanekaragaman laba-laba dan potensinya sebagai musuh alami hama tanaman jambu mete Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 April 201, Vol. 10, No. 1, 24-0 Online version: http://journal.ipb.ac.id/index.php/entomologi DOI: 10.5994/jei.10.1.24 Keanekaragaman

Lebih terperinci

PREDASI INTRAGUILD; Fenomena dan Pengaruhnya dalam Pengendalian Hayati

PREDASI INTRAGUILD; Fenomena dan Pengaruhnya dalam Pengendalian Hayati PREDSI INTRGUILD; Fenomena dan Pengaruhnya dalam Pengendalian Hayati Oleh Widihastuy SP.MSi Dosen Jurusan iologi FMIP Universitas Dian Nusantara Medan STRCTS In conservation biological control, we seek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI Teknik/cara pengendalian yang dapat digunakan dalam pengelolaan banyak ragamnya. Ada beberapa cara yang dipadukan dalam suatu koordinasi

Lebih terperinci

Keanekaragaman dan Parasitasi Parasitoid Telur Walang Sangit pada Lanskap Pertanian Berbeda di Lombok Timur

Keanekaragaman dan Parasitasi Parasitoid Telur Walang Sangit pada Lanskap Pertanian Berbeda di Lombok Timur 64 BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi Mei 2015 Vol. 1 No. 2, p. 64-68 ISSN: 2442-2622 Keanekaragaman dan Parasitasi Parasitoid Telur Walang Sangit pada Lanskap Pertanian Berbeda di Lombok Timur Aisah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI I. PENDAHULUAN Kabupaten Bantul mencanangkan sasaran : (1). Padi, luas tanam 32.879 ha, luas panen 31.060 ha, produktivitas 65,43 ku/ha GKG, produksi 203.174 ton, ( 2)

Lebih terperinci

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA Serangga merupakan kelompok hama paling banyak yang menyebabkan kerusakan hutan. Hama tanaman hutan pada umumnya baru menimbulkan kerugian bila berada pada tingkat populasi

Lebih terperinci

Claudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, Ludji Pantja Astuti

Claudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, Ludji Pantja Astuti Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015 ISSN: 2338-4336 KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) DAN LABA-LABA PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI DENGAN PENERAPAN

Lebih terperinci

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN SPESIES LABA-LABA PREDATOR HAMA PADI RATUN DI SAWAH PASANG SURUT

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN SPESIES LABA-LABA PREDATOR HAMA PADI RATUN DI SAWAH PASANG SURUT J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 Herlinda et al. Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Laba-laba 1 Vol. 14, No. 1: 1 7, Maret 2014 KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN SPESIES LABA-LABA PREDATOR HAMA PADI RATUN

Lebih terperinci

BAB VIXX PEMBAHASAN UMUM

BAB VIXX PEMBAHASAN UMUM BAB VIXX PEMBAHASAN UMUM Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jenis makanan yang sama biologi UBMK pada enam varietas dan galur kapas yang mengandung gen resisten pada umumnya tidak berbeda nyata dengan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis laba-laba yang ada di Ruang Terbuka Hijau Babarsari berjumlah 11

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis laba-laba yang ada di Ruang Terbuka Hijau Babarsari berjumlah 11 37 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Jenis laba-laba yang ada di Ruang Terbuka Hijau Babarsari berjumlah 11 jenis yakni 9 jenis di vegetasi hutan, 7 jenis di vegetasi semak sedangkan 6 jenis di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN Yos. F.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar

Lebih terperinci

Abdul Hamid 1) dan Herry Nirwanto 2) 2). UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT

Abdul Hamid 1) dan Herry Nirwanto 2) 2). UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT Korelasi Penyakit Virus Tungro dengan (A. Hamid dan Herry Nirwanto) 1 KORELASI PENYAKITVIRUS TUNGRO DENGAN BERBAGAI JENIS WERENG PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa) Di JAWA TIMUR Abdul Hamid 1) dan Herry

Lebih terperinci

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR JMP : Volume 5 Nomor 1, Juni 201, hal. 4-51 MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR Danar Agus Nugroho dan Rina Reorita Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Email

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies TINJAUAN PUSTAKA Keragaman dan Keanekaragaman Serangga Indeks Keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan species dalam komunitas. Keanekaragaman species terdiri dari 2 komponen

Lebih terperinci

Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan

Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan Insect Pest and Arthropoda Predator in Lowland Rice in Pelabuhan

Lebih terperinci

H. armigera. Berdasarkan pengaruh ketiga faktor lingkungan tersebut, pada

H. armigera. Berdasarkan pengaruh ketiga faktor lingkungan tersebut, pada BAB V PEMBAHASAN UMUM Hasil-hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor curah hujan, fenologi tanaman dan parasitoid berpengaruh banyak terhadap kelimpahan populasi hama H. armigera. Berdasarkan pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A44101017 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013 Tentang Sistem Pertanian Konvensional Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian yang pengolahan tanahnya secara mekanik (mesin). Sistem pertanian konvensional memiliki tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga

Lebih terperinci

Pengaruh Habitat Sekitar Lahan Persawahan dan Umur Tanaman Padi terhadap Keanekaragaman Hymenoptera Parasitika

Pengaruh Habitat Sekitar Lahan Persawahan dan Umur Tanaman Padi terhadap Keanekaragaman Hymenoptera Parasitika Perhimpunan Entomologi Indonesia J. Entomol. Indon., April 2011, Vol. 8, No. 1, 17-26 Pengaruh Habitat Sekitar Lahan Persawahan dan Umur Tanaman Padi terhadap Keanekaragaman Hymenoptera Parasitika NINA

Lebih terperinci

DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA

DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA A. Tenrirawe Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan hasil jagung. Penanaman

Lebih terperinci

PADA HABITAT TANAMAN JAGUNG

PADA HABITAT TANAMAN JAGUNG POPULASI Pardosa sp. PADA HABITAT TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) KACANG TANAH (Arachis hypogaea), DAN TOMAT (Lycopersicum esculentum) DI KANONANG II KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT POPULATION Pardosa sp. HABITAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas 1.221.544 ha. Sekitar 463.649,09 ha adalah areal potensial untuk pertanian, tetapi baru seluas 293.079 ha yang dimanfaatkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang penting dalam pertanian di Indonesia karena memiliki berbagai manfaat, baik

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN VEGETATIF JAGUNG DI TAILING TAMBANG TIMAH TERKONTAMINASI KADMIUM SETELAH INOKULASI BAKTERI INDOGENUS Hindersah, R dan J.

RESPONS PERTUMBUHAN VEGETATIF JAGUNG DI TAILING TAMBANG TIMAH TERKONTAMINASI KADMIUM SETELAH INOKULASI BAKTERI INDOGENUS Hindersah, R dan J. ISSN 2301-7287 Volume 4, Nomor 1, April 2015 POTENSI TUMBUHAN OBAT DALAM UPAYA PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN OLEH MASYARAKAT DESA CIMENTENG KAWASAN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Nurmayulis dan N. Hermita RESPONS

Lebih terperinci

SKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA. Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H

SKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA. Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H SKRIPSI KEBERADAAN PREDATOR WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA BERBEDA Oleh SULISTIYO DWI SETYORINI H0709117 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sistem Populasi Hama. Sistem Kehidupan (Life System)

Sistem Populasi Hama. Sistem Kehidupan (Life System) Sistem Populasi Hama Dr. Akhmad Rizali Materi: http://rizali.staff.ub.ac.id Sistem Kehidupan (Life System) Populasi hama berinteraksi dengan ekosistem disekitarnya Konsep sistem kehidupan (Clark et al.

Lebih terperinci

POPULASI REDUVIIDAE PADA SAWAH KONVENSIONAL DAN ORGANIK DI DESA SITU GEDE, KECAMATAN BOGOR BARAT, BOGOR IQBAL EKA WINARSAH

POPULASI REDUVIIDAE PADA SAWAH KONVENSIONAL DAN ORGANIK DI DESA SITU GEDE, KECAMATAN BOGOR BARAT, BOGOR IQBAL EKA WINARSAH POPULASI REDUVIIDAE PADA SAWAH KONVENSIONAL DAN ORGANIK DI DESA SITU GEDE, KECAMATAN BOGOR BARAT, BOGOR IQBAL EKA WINARSAH DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKMP POTENSI LARVA CHRYSOPIDAE SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA KUTU-KUTUAN DAN THRIPS

LAPORAN AKHIR PKMP POTENSI LARVA CHRYSOPIDAE SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA KUTU-KUTUAN DAN THRIPS 1 LAPORAN AKHIR PKMP POTENSI LARVA CHRYSOPIDAE SEBAGAI AGENS PENGENDALIAN HAYATI HAMA KUTU-KUTUAN DAN THRIPS Disusun oleh : Yosi Febrianti Bangun A34100005 (2010) Widi Astuti A34100009 (2010) Dian Novitasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens), biasa disebut hama WBC. Hama ini merupakan hama umum tanaman padi di Indonesia, yaitu sudah lebih dari 80 tahun menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN STUDI KASUS DI DESA SUNGAI RANGAS

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN STUDI KASUS DI DESA SUNGAI RANGAS KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN STUDI KASUS DI DESA SUNGAI RANGAS Samharinto 1, Abdul Latief Abadi 2, Bambang Tri Rahardjo 2 dan Hakimah Halim 1 1 Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Hayati, September 2003, hlm. 85-90 ISSN 0854-8587 Vol. 10. No. 3 Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Diversity and Parasitism of

Lebih terperinci

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1 xi M Tinjauan Mata Kuliah ata Kuliah Pengendalian Hayati ini merupakan suatu kuliah yang berisi prinsip-prinsip dan konsep dasar pengendalian hayati sebagai salah satu taktik pengendalian hama berbasis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi Lampung pada sektor tanaman pangan. Produksi komoditas padi di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

SURVEI PENGGEREK BATANG JAGUNG DAN KOMPLEKS MUSUH ALAMINYA DI PROVINSI GORONTALO SURVEY CORN BORER AND NATURAL ENEMIES COMPLEX IN GORONTALO PROVINCE

SURVEI PENGGEREK BATANG JAGUNG DAN KOMPLEKS MUSUH ALAMINYA DI PROVINSI GORONTALO SURVEY CORN BORER AND NATURAL ENEMIES COMPLEX IN GORONTALO PROVINCE Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 16, No. 2, 2010: 82 87 SURVEI PENGGEREK BATANG JAGUNG DAN KOMPLEKS MUSUH ALAMINYA DI PROVINSI GORONTALO SURVEY CORN BORER AND NATURAL ENEMIES COMPLEX IN GORONTALO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang mempunyai peran dan sumbangan besar bagi penduduk dunia. Di Indonesia, tanaman kedelai

Lebih terperinci

Meningkatkan relevansi penelitian biologi untuk memperkuat ketahanan pangan

Meningkatkan relevansi penelitian biologi untuk memperkuat ketahanan pangan Meningkatkan relevansi penelitian biologi untuk memperkuat ketahanan pangan Oleh Dewa Ngurah Suprapta Lab. Biopestisida Fakultas Pertanian Universitas Udayana Disampaikan sebagai Makalah Kunci (Keynote)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010). PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia. Data menunjukkan, Indonesia mengekspor kopi ke berbagai negara senilai US$ 588,329,553.00, walaupun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan di Indonesia sampai dengan tahun 1960 praktis menggunakan teknologi dengan masukan organik berasal dari sumber daya setempat. Varietas lokal dan

Lebih terperinci

Konsep Ekologi PHT. Dr. Akhmad Rizali

Konsep Ekologi PHT. Dr. Akhmad Rizali Konsep Ekologi PHT Dr. Akhmad Rizali KONSEP EKOLOGI PHT Tujuan uraian dalam bab ini adalah untuk membentuk konsep dasar dalam mempelajari agroekosistem dan memperkenalkan kepada para mahasiswa tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah,

Lebih terperinci

DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia

DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian agro ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Agro ekologi merupakan gabungan tiga kata, yaitu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK ABRIANI FENSIONITA. Perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycines max L. Merril) Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman eksotik yang diperkirakan berasal dari Manshukuw (Cina) yang

Lebih terperinci

BENIH MANDIRI PETANI JAMINAN MANDIRI PANGAN DAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

BENIH MANDIRI PETANI JAMINAN MANDIRI PANGAN DAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PERTANIAN BENIH MANDIRI PETANI JAMINAN MANDIRI PANGAN DAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh: Gatot Supangkat S Agroteknologi Fakultas Pertanian UMY supangkat@umy.ac.id; gsupangkat@yahoo.com Pengantar Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional, khususnya pembangunan sektor pertanian. Perkebunan juga berperan dalam membangun perekonomian nasional,

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK. I Wayan winasal)*, Dadan in day anal), Sugeng santosol)

ABSTRACT ABSTRAK. I Wayan winasal)*, Dadan in day anal), Sugeng santosol) Jurnal llmu Pertanian Indonesia. Desember 2007, hlm. 147-1 53 ISSN 0853-421 7 Vol. 12 No. 3 PELEPASAN DAN PEMANGSAAN KUMBANG JELAJAH Paederus fuscipes (COLEOPTERA: STAPHYLINIDAE) TERHADAP TELUR DAN LARVA

Lebih terperinci

PENGARUH POLA TANAM PADI (Oryza sativa L ) KULTIVAR CIHERANG TERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS HAMA DI KELOMPOK TANI SEDYO MAJU DESA JOGOTIRTO.

PENGARUH POLA TANAM PADI (Oryza sativa L ) KULTIVAR CIHERANG TERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS HAMA DI KELOMPOK TANI SEDYO MAJU DESA JOGOTIRTO. 416 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017 PENGARUH POLA TANAM PADI (Oryza sativa L ) KULTIVAR CIHERANG TERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS HAMA DI KELOMPOK TANI SEDYO MAJU DESA JOGOTIRTO. The Effect of

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008). TINJAUAN PUSTAKA Indeks keanekaragaman/ Indeks Diversitas Insdeks keanekaragaman dapat dipegunakan dalam menyatakan hubungan kelimpahan spesies dalam suatu komunitas. Keanekaragaman jenis terdiri dari

Lebih terperinci

Struktur komunitas laba-laba di ekosistem padi ratun: pengaruh aplikasi Beauveria bassiana (Balsamo)

Struktur komunitas laba-laba di ekosistem padi ratun: pengaruh aplikasi Beauveria bassiana (Balsamo) Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 Juli 2015, Vol. 12 No. 2, 91 99 Online version: http://jurnal.pei-pusat.org DOI: 10.5994/jei.12.2.91 Struktur komunitas laba-laba

Lebih terperinci