1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi usaha mikro, kecil, menengah dan besar berdasarkan asset dan pendapatan per tahun. Undang- Undang No 20 Tahun 2008 telah menjelaskan tentang klasifikasi skala mikro, kecil dan menengah yang ada di Indonesia. Pembagian skala usaha di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah menunjukkan keberadaannya terhadap sektor ekonomi khususnya di Indonesia. Terlihat pada krisis ekonomi Tahun 1997, UMKM cenderung dapat bertahan dibandingkan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki pendapatan dan keuntungan jauh di atas UMKM. Menurut Basri (2003), UMKM dapat bertahan pada saat krisis karena (1) sebagian besar UMKM memproduksi barang-barang konsumsi (consumer goods) yang memiliki elastisitas permintaan yang relatif rendah terhadap pendapatan, (2) sebagian besar usaha kecil lebih memilih nonbanking financing untuk mendanai usahanya, (3) usaha kecil lebih banyak menghasilkan produk tertentu saja (spesialisasi) karena keterbatasan modal, (4) munculnya usaha kecil yang baru akibat dari pemutusan hubungan kerja karena krisis yang berkepanjangan. Tabel 1 Kriteria UMKM menurut UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM No. Uraian Asset Omzet 1. Usaha mikro Maks Rp ,- Maks Rp ,- 2. Usaha kecil >Rp Rp ,- >Rp Rp 2,5M 3. Usaha menengah >Rp Rp 10M >Rp 2,5 M Rp 50M Sumber : UMKM tidak hanya memiliki peran di negara sedang berkembang, tetapi juga di negara maju. UMKM di negara maju memiliki peran yang sangat penting karena mampu menyerap tenaga kerja lebih besar daripada usaha besar. Aharoni dalam Tambunan (2009) menyebutkan bahwa jumlah UMKM di negara adidaya tersebut mencapai sedikit di atas 99 persen dari jumlah unit usaha dari semua kategori. Tambunan (2012) menjelaskan bahwa UMKM di negara sedang berkembang memiliki karakteristik utama yang berbeda dengan Usaha Besar, yaitu sebagai berikut: 1. Jumlah perusahaan sangat banyak (lebih besar dari jumlah Usaha Besar); 2. Memiliki sifat padat karya, sehingga memiliki potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar; 3. Upaya pemerintah mendukung UMKM secara tidak langsung mendukung pembangunan dan pertumbuhan produksi di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan UMKM di perdesaan sebagian besar bergerak dibidang pertanian; 4. UMKM memakai teknologi yang lebih cocok (jika dibandingkan dengan teknologi canggih yang umumnya dipakai Usaha Besar) terhadap kondisi lokal yang ada di negara sedang berkembang, yaitu sumberdaya alam (SDA)

2 2 dan tingginya jumlah tenaga kerja berpendidikan rendah tetapi memiliki modal serta tenaga kerja berpendidikan tinggi yang sangat terbatas; 5. Karena ketahanan UMKM dalam menghadapi krisis, UMKM dianggap sebagai perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi pengembangan usaha lebih besar; 6. UMKM memiliki fungsi sebagai awal mobilisasi tabungan/investasi di perdesaan, dan sebagai pengujian dan peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang di perdesaan; 7. UMKM dapat menjadi alat untuk mengalokasikan tabungan-tabungan perdesaan agar uang lebih yang dimiliki warga perdesaan dapat digunakan untuk usaha yang lebih produktif; 8. Produk yang dihasilkan oleh UMKM juga diproduksi untuk masyarakat kelas menengah dan atas. Sebagai contoh adalah produk yang dijual untuk kebutuhan kegiatan dibanyak sektor, antara lain industri, konstruksi, pertanian, perdagangan, dan lain-lain; 9. UMKM mampu meningkatkan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi; dan 10. UMKM memiliki tingkat fleksibilitas yang relatif tinggi terhadap pesaingnya (Usaha Besar). Peran UMKM di atas diperjelas dengan angka yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa UMKM memiliki kontribusi yang lebih besar daripada usaha besar. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi jumlah unit, jumlah tenaga kerja, jumlah PDB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Jika dilihat dari jumlah unit usaha, UMKM memiliki jumlah unit usaha yang lebih banyak daripada usaha besar baik pada Tahun 2011 ataupun Tahun 2012 dan mengalami peningkatan dari Tahun 2011 ke Tahun Kondisi yang serupa jika dilihat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat, PDB atas dasar harga berlaku, serta PDB atas dasar harga konstan Tabel 2 Perkembangan data usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan usaha besar (UB) Tahun No Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah Satuan Jumlah Pangsa 1. Unit Usaha a. UMKM Unit Unit b. Usaha Besar Unit Unit 2. Tenaga Kerja a. UMKM Orang Orang b. Usaha Besar Orang Orang 3. PDB atas dasar harga berlaku a. UMKM ,0 Milyar ,1 Milyar b. Usaha Besar ,6 Milyar ,1 Milyar 4. PDB atas dasar harga konstan 2000 a. UMKM Milyar ,2 Milyar b. Usaha Besar Milyar ,1 Milyar Sumber: (2014)

3 Sampai saat ini UMKM berkembang dengan cepat ditunjang dengan adanya teknologi dan kesempatan yang diberikan, contohnya adalah usaha dengan menggunakan media internet yang tidak mewajibkan penjual memiliki bangunan (toko), dan usaha yang berasal dari ajang atau pelatihan oleh sebuah perusahaan besar. Triyanto et al. (2012) menyebutkan jenis pekerjaan ini banyak digeluti karena memiliki ciri-ciri pengelolaan yang bersifat keluarga, penggunaan teknologi sederhana, modal yang kecil dengan tenaga kerja 1-20 orang, dan belum menerapkan manajemen yang modern. Walaupun begitu, UMKM mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga perekonomian di daerah. Tambunan (2012) menjelaskan bahwa permasalahan yang biasa dihadapi oleh UMKM adalah keterbatasan modal kerja, kesulitan dalam hal pemasaran, distribusi, pengadaan bahan baku, dan input lainnya, keterbatasan akses informasi, kualitas sumberdaya manusia yang rendah, keterbatasan komunikasi, birokrasi yang kompleks, dan ketidakpastian akibat peraturan dan kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas. Permasalahan tersebut yang menyebabkan UMKM mudah terbentuk dan mudah pula tidak berkembang sehingga kesulitan untuk mendapatkan akses modal yang lebih besar dari lembaga keuangan. Untuk mendapatkan akses modal yang lebih besar dari lembaga keuangan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi antara lain sudah mempunyai usaha minimal 2 (dua) tahun dengan riwayat yang dianggap akan mampu mengembangkan usahanya jika diberi modal oleh pihak bank. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) sebagai bank yang memiliki visi menjadi bank mass market terbaik di Indonesia, berkomitmen untuk mengembangkan UMKM di Indonesia melalui pemberdayaan dan peningkatan kapasitas nasabah. BTPN tidak hanya menyalurkan pinjaman kepada mass market, namun juga terjun langsung berinteraksi dengan mass market tersebut melalui pemberdayaan dan pembinaan. Pemberdayaan dan pembinaan nasabah dilakukan oleh BTPN melalui Pelatihan sehingga nasabah mampu mengelola dan mengembangkan usahanya. Pelatihan yang dilakukan BTPN bukan merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pihak bank, namun sebuah model bisnis BTPN yang menggabungkan misi sosial dan misi bisnis yang diberi nama Program Daya Tumbuh Usaha (DTU). BTPN dengan Daya Tumbuh Usaha memberikan cara berpikir baru bahwa dengan menabung di BTPN, nasabah turut serta mengembangkan mass market di Indonesia. Jumlah nasabah BTPN saat ini mencapai kurang lebih nasabah dan BTPN sudah melakukan hampir kegiatan dalam pemberdayaan program daya tersebut. Sesuai dengan visi dan misi BTPN, BTPN melaksanakan beberapa program pemberdayaan bagi nasabah yang diharapkan dapat meningkatkan hidup berjuta rakyat Indonesia. Program DTU telah dilaksanakan mulai tahun 2009 dengan nama awalnya adalah C2G. C2G terdiri dari dua bagian yakni Modal untuk Tumbuh (Capital to Grow), berupa akses ke produk kredit Mikro, serta program Kapasitas untuk Tumbuh (Capacity to Grow) yang menawarkan program pelatihan khusus untuk meningkatkan kapasitas para nasabah kredit mikro, sehingga BTPN tidak hanya menawarkan kredit, melainkan juga pelatihan-pelatihan guna memberikan peluang untuk tumbuh. Program DTU terdiri dari tiga pilihan, yaitu pelatihan, informasi bisnis, dan peluang usaha baru. Nasabah BTPN diwajibkan untuk mengikuti pelatihan pada awal periode setelah mendapatkan pinjaman dari BTPN 3

4 4 dan menjadikan program DTU lainnya (informasi usaha dan peluang usaha baru) menjadi sebuah pilihan bagi nasabah. Program pelatihan yang lebih bersifat mandatory ini mampu membuat seluruh nasabah mikro BTPN mengikuti program pelatihan, sehingga dalam penelitian ini nasabah yang menjadi responden telah mengikutii pelatihan minimal satu kali selama menjadi nasabah. Pelatihan yang diberikan oleh BTPN kepada nasabah pada awalnya berupa modul dengann dua jenis topik yang paling diminatii yakni cerita keberhasilan dan sukses usaha serta topik manajemen keuangan sederhana. Seiring dengan perubahan kebutuhan nasabah, modul pelatihan saat ini diperluas sesuai dengan fungsi manajemen usaha, yang terdiri dari manajemen keuangan, manajemen operasional, manajemen pemasaran, manajemen penjualan dan manajemen sumberdaya manusia. Jenis pelatihan yang diberikan kepada nasabah pertama kali adalah pelatihan manajemenn keuangan. Pelatihan ini dilaksanakan di 32 provinsi di masing-masing cabang BTPN Mitra Usaha Rakyat. Hingga saat ini pelatihan telah dilakukan sekitar kali per tahun di seluruh cabang Mitra Usaha Rakyat BTPN. Pelaksanaan pelatihan di seluruh Indonesia oleh BTPN menunjukkan bahwa BTPN memiliki komitmen untuk mengembangkan UMKM di Indonesia. Data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Kerja samaa dan Penjaminan Mutuu (KPM) MB IPB mengenai Dampak Pelatihan DTU pada Tahun 2013 terhadap aspek ekonomi dan sosial nasabah menyebutkann bahwa nasabah penerima pelatihan mengalami peningkatan pendapatan usaha daripada nasabah non-penerima pelatihan (Gambar 1). 24,07 Penerima Non-Penerima 19,10 18,11 19,55 18,79 10,96 Mikro Small Medium Sumber: KPM MB IPB (2014) Gambar 1 Persentase peningkatan rata-rata nilai omzet per skala usaha Pada skala mikro, nasabah penerima mengalami peningkatan pendapatan usaha rata-rata sebesar persen, dan selisih persen dari nasabah nonbahwa pelatihan mempunyai hubungann terhadap peningkatan pendapatan usaha pada penerima. Peningkatan pendapatan pada nasabah penerima menunjukkan nasabah UMKM. Sama halnya dengan hasil penelitiann yang dilakukan oleh Rifa i (2013) yang menyebutkan bahwa adanyaa pelatihan dan pembinaan terhadap UMKM berdampak pada aspek ekonomi bagi masyarakat karena permintaan kerupuk ikan meningkat.

5 5 Dampak pelatihan BTPN bagi nasabah penerima tidak hanya dapat dilihat berdasarkan indikator pendapatan, namun juga berdasarkan indikator biaya operasional. Jika yang dilihat hanya peningkatan pendapatan saja tanpa melihat biaya operasional, peningkatan pendapatann tersebut memiliki arti yang berbeda. Dapat berupa peningkatan keuntungan atau tidak memengaruhi keuntungan karena biaya operasional juga mengalami peningkatan hanya saja mengalami peningkatan kapasitas. Gambar 2 menunjukkann bahwa nasabah penerima pelatihan mengalami peningkatan rata-rataa biaya operasional, khususnya pada nasabah yang memiliki usaha mikro. Peningkatan biayaa operasional pada nasabah mikro mencapai persen. Angka ini lebih besar daripada peningkatan pendapatan usaha pada nasabah mikro yang sebesar persen. Kondisi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar adalah persentasee peningkatan biaya operasional lebih kecil daripada persentase peningkatan pendapatan. Penerima Non-Penerima 28,58 14,96 22,20 12,91 20,1220,84 Mikro Small Medium Sumber : KPM MB IPB (2014) Gambar 2 Persentasee peningkatan rata-rata nilai biaya operasional per skala usaha Gambaran mengenai peningkatan rata-rata nilai pendapatan dan biaya operasional tersebut tidak dapat menjelaskan langsung mengenai hubungan pelatihan dengan kinerja usaha. Kajian oleh KPM MB IPB memperlihatkan dampak pelatihan terhadap usaha nasabah yang dapat dilihat dari angka yang tertera pada Tabel 3. Tabel 3 merupakan Customer Businesss Growth Index (CBGI) yang menunjukkan dampak DTU terhadap nasabah secara terukur. CBGI didapatkan dari penjumlahan nilai 5 (lima) indikator, yaitu pendapatan (omzet), profit, asset, rasio pinjaman dan jumlah tenaga kerja. Nilai tersebut merupakan perkalian antara bobot dan perubahan masing-masingg indikator dari tahun dasar dengan tahun penelitian. Kolom before-after menunjukkann dampak yang dirasakan oleh nasabah pada saat sebelum dan sesudah mengikuti Program DTU, sedangkann kolom with-without menunjukkan dampak yang dirasakan nasabah penerima dan non-penerima program.

6 6 Tabel 3 Customer Business Growth Index (CBGI) nasabah BTPN tahun 2013 Dampak Skala Usaha Before-After With & Without Micro Small Medium Nasional Sumber : KPM MB IPB (2014) Customer Business Growth Index (CBGI) memiliki nilai maksimal sama dengan 1 (satu). Tabel 3 menunjukkan bahwa secara nasional, pelatihan memberikan dampak kepada nasabah sebesar yang artinya adalah terjadi peningkatan sebesar satuan dari tahun sebelumnya (tahun dasar), dan lebih besar satuan jika dibandingkan dengan nasabah non-penerima. Terdapat perbedaan pada nasabah penerima dan non-penerima, mulai dari karakteristik nasabah hingga dampak yang ditimbulkan. Customer Business Growth Index (CBGI) menggambarkan dampak yang dihasilkan dari adanya Program DTU. Dampak yang diterima oleh nasabah penerima program tentunya merupakan capaian yang diinginkan oleh pihak bank. Dampak yang digambarkan oleh Tabel 3 merupakan hasil keberhasilan dari Program DTU (pelatihan, informasi bisnis, dan peluang usaha baru). Namun pelatihan adalah program yang diikuti oleh seluruh responden, sehingga yang akan diteliti pada penelitian ini adalah variabel pelatihan yang memengaruhi keberhasilan Program DTU (yang dilihat dari kinerja usaha). Penelitian Kambey dan Suharmono (2013) menjelaskan bahwa variabel pelatihan dan pengembangan adalah variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja jika dibandingkan dengan pembinaan, pemberdayaan dan partisipasi karyawan. Perumusan Masalah Dampak pelatihan terhadap nasabah UMKM BTPN juga dapat dilihat dari peningkatan pendapatan (omzet) nasabah berdasarkan jumlah jenis pelatihan yang diikuti yang terlihat pada Gambar 3. Nasabah dengan skala mikro menunjukkan peningkatan omzet terbanyak tersebar pada responden yang telah mengikuti 3 (tiga) jenis pelatihan, namun nasabah yang telah mengikuti pelatihan lebih dari 3 (tiga) jenis pelatihan mengalami peningkatan omzet lebih kecil dari responden yang mengikuti 3 (tiga) jenis pelatihan. Pola yang berbeda terlihat pada responden skala usaha kecil dan menengah. Untuk responden skala usaha kecil, responden yang memiliki rata-rata persentase peningkatan omzet terbesar adalah responden yang telah mengikuti 1 (satu) jenis pelatihan, dan peningkatan yang lebih rendah ditunjukkan pada responden yang telah mengikuti 2 (dua) dan 3 (tiga) jenis pelatihan. Responden yang mengikuti pelatihan lebih dari 3 (tiga) jenis pelatihan menunjukkan persentase peningkatan lebih tinggi dari yang mengikuti 3 (tiga) jenis pelatihan. Untuk responden yang memiliki skala usaha menengah menunjukkan pola yang berbeda pula. Rata-rata persentase peningkatan omzet untuk responden skala menengah menunjukkan fluktuasi seiring dengan makin banyak jenis pelatihan yang diikuti, dan paling besar terdapat pada responden

7 7 yang telah mengikuti lebih dari 3 (tiga) jenis pelatihan. Jenis pelatihan yang diikuti oleh responden adalah pelatihan keuangan, pelatihan pemasaran, pelatihan penjualan, pelatihan persediaan, dan pelatihan sumberdaya manusia. Mikro Smalll Medium 21,7 29,4 21,2 25,4 26,9 20,2 31,3 20,1 22,0 26,8 25,1 29,8 1 Jenis 2 Jenis 3 Jenis > 3 Jenis Sumber : KPM MB IPB (2014) Gambar 3 Persentase peningkatan rata-rata nilai omzet per skala usaha berdasarkan jenis pelatihan yang diikuti Begitu juga jika dilihat dari frekuensi mengikuti pelatihan, frekuensi mengikutii pelatihan terhadap peningkatan omzet tidak menunjukkan suatuu pola atau kesimpulan yang terlihat pada Gambar 4. Untuk responden skala mikro, ratatelah rata persentase peningkatan omzet terbesar terdapat pada responden yang 3 (tiga) kali mengikuti pelatihan dan menurun pada responden yang mengikuti lebih dari 3 (tiga) kali pelatihan (22.6%). Untuk responden skala kecil (small), respondenn yang mengalami peningkatan rata-rata nilai omzet terbesar adalah respondenn yang mengikuti 1 (satu) kali pelatihan dan semakin menurun peningkatan rata-rataa omzet seiring peningkatan frekuensi pelatihan. Pola atau kondisi yang berbeda untuk nasabah skala usaha menengah (medium). Responden yang mengalami peningkatan rata-rata nilai omzet tertinggi adalah responden yang telah mengikuti 2 (dua) kali pelatihan dan paling rendah pada responden yang telah mengikuti 3 (tiga) kali pelatihan. Gambar 3 dan Gambar 4 memperlihatkan indikasi bahwaa pelatihan (jenis pelatihan yang diikuti dan frekuensi mengikuti pelatihan) berhubungan dengan peningkatan pendapatan usaha. Adanya peningkatan n omzet yang terlihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 tidak dapat menjelaskan secara rinci hubungan peningkatan pendapatan (omzet) dengan adanya Pelatihan atau faktor lain. Jika peningkatan omzet dipengaruhi oleh pelatihan, maka besar pengaruh yang dihasilkan oleh Pelatihan terhadap kinerja usaha perlu diukur.

8 8 Mikro Small Medium 34,1 22,1 29,2 26,0 27,4 24,3 21,1 23,5 21,8 22,6 22,9 24,9 1 Kali 2 Kali 3 Kali > 3 kali Sumber : KPM MB IPB (2014) Gambar 4 Persentase peningkatan rata-rata nilai omzet per skala usaha berdasarkan jumlah pelatihan yang diikuti Menarik pula jika ditelitii apakah pelatihan berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha atau melalui variabel perantara (variabel intervening) penerapan manajemen, karena penelitian Andria dan Trisyulianti (2011) menyebutkan bahwa secara kuantitatif kinerja organisasi dipengaruhi oleh adanya implementasi manajemen pengetahuan sebesar 0.62, yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat penerapann manajemen pengetahuan, maka semakin tinggi pula kinerja organisasinya. Implementasi manajemen pada penelitian ini sesuai dengan jenis pelatihan yang diadakan oleh BTPN, yaitu penerapan manajemen keuangan, penerapann manajemen pemasaran, penerapan manajemen penjualan, penerapan manajemen persediaan, dan penerapan manajemen sumberdaya manusia. Penelitiann Ahmad (2013) juga menyebutkan bahwaa kesuksesan implementasi strategi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja perusahaan yang salah satunya digambarkan dengan pencapaian target operasional, pemasaran maupun keuangan. Rumusan masalah yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Usaha? 2. Bagaimana hubungan antara variabel Pelatihan dengan indikator pembentuknya? 3. Bagaimana hubungan antaraa variabel Penerapan Manajemen dengan indikator pembentuknya? 4. Bagaimana hubungan antara variabel Kinerja Usaha dengan indikator pembentuknya? 5. Bagaimana implikasi manajerial untuk meningkatkan kinerja usaha nasabah melalui perbaikan pelatihan? Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian inii adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja usaha

9 9 2. Menganalisis hubungan antara variabel pelatihan dengan indikator pembentuknya 3. Menganalisis hubungan antara variabel penerapan manajemen dengan indikator pembentuknya 4. Menganalisis hubungan antara variabel kinerja usaha dengan indikator pembentuknya 5. Merumuskan implikasi manajerial untuk meningkatkan kinerja usaha nasabah melalui perbaikan pelatihan Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada BTPN dalam menciptakan strategi yang lebih tepat sasaran untuk meningkatkan kinerja program pelatihan sehingga pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja usaha UMKM nasabah BTPN. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang memiliki usaha mikro, kecil dan menengah dimana kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan definisi UU No. 20 Tahun Nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang mengikuti Program Daya Tubuh Usaha (DTU) dalam waktu dua (2) tahun terakhir. 3. Nasabah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dari berbagai wilayah Indonesia (terwakili) 2 TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teoritis Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi (Tambunan 2012). Definisi UMKM memiliki perbedaan ditiap negaranya, tergantung pada pentingnya UMKM di negara tersebut. Di Indonesia, sudah terdapat kebijakan pemerintah mengenai keberadaan UMKM. Hal ini dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam UU tersebut, penjelasan UMKM adalah sebagai berikut : 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

10 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasca krisis tahun 1997 dan krisis ekonomi global tahun 2008 di Indonesia, UMKM mampu membuktikan bahwa sektor ini mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility (selanjutnya disebut CSR) merupakan wacana yang makin umum dalam dunia bisnis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang dibentuk terutama untuk melayani kebutuhan pelayanan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat ekonomi lemah terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH A. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM di definisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 wbab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan permasalahan yang semakin kompleks memerlukan adanya penyesuaian tentang kebijakan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dunia yang terus berubah dan tidak menentu, memberikan dampak yang beragam baik bagi negara maju ataupun negara berkembang. Seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Saat ini keberpihakan pihak-pihak pemodal atau Bank baik pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam suatu negara, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. (Tejasari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran;

BAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran; BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mengambil topik tentang harga pokok produksi pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ketertarikan penulis untuk membahas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran dan potensi usaha kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini merupakan sendi utama perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang

Lebih terperinci

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL POKOK BAHASAN I II KONDISI UMKM PERBANKAN KOMITMEN III POLA PEMBIAYAAN UMKM IV KESIMPULAN I KONDISI UMKM PERBANKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Beberapa defenisi dari UMKM memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya (Hubeis, 2009; Tambunan, 2009)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat dan hal tersebut disebabkan oleh perubahan kebijakan pemerintah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya dalam penyerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu kunci terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Tanpa adanya modal yang memadai, suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: 14Fakultas Janfry Ekonomi & Bisnis Perekonomian Indonesia Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sihite Program Studi Manajemen Tujuan Sesuai rapem UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan kategori bisnis berskala kecil menengah yang dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah salah satu sektor yang memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ekonomi yang timbul pada saat ini menjadi kendala bagi masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu meningkat. Sementara kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, peningkatan peran dan kegiatan usaha sektor UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan-perubahan dalam aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan konglomerasi di dalam mengatasi krisis ekonomi yang efek dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan konglomerasi di dalam mengatasi krisis ekonomi yang efek dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegagalan konglomerasi di dalam mengatasi krisis ekonomi yang efek dan akibatnya masih dirasakan bersama, telah mengubah konsentrasi pembangunan perekonomian kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang diantaranya hukum, ekonomi, dan politik. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak perekonomian bangsa. Bank merupakan lembaga yang berfungsi sebagai tempat melakukan transaksi yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi yang strategis serta tanggung jawab terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro dan kecil (UMK) termasuk dalam bagian usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan mempunyai peran yang cukup penting dalam membangun perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka, silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita memiliki peran yang sangat penting, yaitu sebagai penunjang kegiatan roda perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan sampai saat ini masih merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini karena sektor perbankan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor industri di era global merupakan sektor penggerak perekonomian yang memberikan sumbangsih amat besar serta mampu menciptakan peluang kerja yang luas bagi masyarakat.

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menjelaskan bahwa pengertian UMKM: usaha mikro adalah usaha produktif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu tumpuan perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2011, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi penting dalam perekonomian nasional. Dengan kondisi perbankan yang. dalam menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sendi penting dalam perekonomian nasional. Dengan kondisi perbankan yang. dalam menjaga kelangsungan pembangunan ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan ekonomi memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayainya, karena pembangunan sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU I. Latar Belakang Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional dewasa ini semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi yang mendasar, khususnya dalam memperluas kesempatan kerja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya beberapa perubahan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Salah satu sektor yang di kembangkan adalah sektor ekonomi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Salah satu sektor yang di kembangkan adalah sektor ekonomi. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang terus memperbaiki diri dalam berbagai sektor yang berpedoman pada UUD 1945 alinea 4 (empat), yaitu melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor usaha mikro, kecil dan menengah merupakan salah satu penggerak perekonomian nasional yang terbukti tahan terhadap adanya krisis ekonomi. Hal ini dapat dipahami

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu alternatif yang dipilih pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran, mengentas kemiskinan

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2006 jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 48.936.840 dimana 99,7% atau sebesar 48.822.925 merupakan Usaha Kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang menarik untuk dicermati dan disikapi. Usaha mikro kecil dan menengah memiliki andil dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam mencapai keinginan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam mencapai keinginan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan suatu negara, kebutuhan dan keinginan masyarakat semakin bertambah. Oleh karena itu masyarakat berusaha seoptimal mungkin untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam menentukan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama di dalam era perdagangan bebas dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar saja, akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar saja, akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan saat ini semakin hari menunjukkan peranan yang makin besar dan semakin menentukan dalam meningkatkan perkembangan pertumbuhan ekonomi. Sektor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bank-bank dituntut untuk menjadi lebih dinamis terhadap perubahan agar siap bersaing

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : NOVANDRI PRAM ADITYA

SKRIPSI. Oleh : NOVANDRI PRAM ADITYA STRATEGI PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS (Studi Pada Inkubator Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan sebuah harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

Lebih terperinci

KEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA. Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang

KEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA. Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang KEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang terbesar PDB Indonesia. Pada tahun 2008, kontribusi UMKM mencapai 53,6%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan bisnisnya. Padahal perindustrian sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan bisnisnya. Padahal perindustrian sektor konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perindustrian, khususnya industri sektor konsumsi dalam tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup dramatis. Krisis moneter beberapa waktu yang lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan dunia perbankan yang semakin pesat, setiap bank menetapkan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Dengan adanya hal demikian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak terjadinya krisis tahun 1998, perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih kembali. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 8% sebelum

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap perekonomian Indonesia sangat besar dan memiliki kontribusi yang cukup besar. Berdasarkan data yang ada

Lebih terperinci

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro dan kecil merupakan sektor usaha yang mempunyai peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena jumlah industrinya yang besar dan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasaskan pada prinsip kehati-hatian. Berdasarkan Undang-undang Pokok

BAB I PENDAHULUAN. berasaskan pada prinsip kehati-hatian. Berdasarkan Undang-undang Pokok digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan lembaga keuangan yang tugas utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada Pancasila sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi a. Konsep Strategi Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Strategi dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Struktur modal secara umum didefinisikan sebagai perbandingan antara ekuitas (pendanaan modal yang dimiliki perusahaan) dengan kewajiban (pendanaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang baru ternyata mengamanatkan untuk dibentuknya suatu lembaga pembiayaan industri sendiri yang mandiri. Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN A. Sejarah Berdirinya Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diakui bahwa usaha kecil dan menengah mempunyai peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang mutlak yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Data Bank Indonesia) Perkembangan dunia perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh

Lebih terperinci