BAB III GAMBARAN UMUM DAN SISTEM PERKAWINAN DESA NAHULA JULU KECAMATAN DOLOK SIGOMPULON KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM DAN SISTEM PERKAWINAN DESA NAHULA JULU KECAMATAN DOLOK SIGOMPULON KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA"

Transkripsi

1 30 BAB III GAMBARAN UMUM DAN SISTEM PERKAWINAN DESA NAHULA JULU KECAMATAN DOLOK SIGOMPULON KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA 1. Letak Geografis Desa Nahula Julu Desa Nahula Julu merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Dolok Sigompulon Padang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara. Luas daerahnya adalah (Ha), yang terdiri dari 300 (Ha) untuk pemukiman warga dan selebihnya dialokasikan untuk perkebunan dan pertanian. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten (Gunung Tua) 206 Km yang bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 5 jam 21 menit dan dengan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan) bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor 7 jam 52 menit. (data statistik Desa Nahula Julu 2017) Desa Nahula Julu memiliki batas wilayah sebagai berikut: 1.1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Nahula Jae 1.2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Simaninggir 1.3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Hoteng 1.4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pasar Simundol Masyarakat Desa Nahula julu mempunyai karakter beragam, di mana masing-masing selalu menghargai pendapat pihak lain, memperkecil titik perbedaandan memperbesar titik persamaan. Mereka terbiasa menyelesaikan suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan umum dengan cara musyawarah yang di hadiri oleh kepala Desa, malim kampung/pengurus mesjid, tokoh agama, tokoh adat, hatobangon (orang yang di tuakan), dan pemuda pemudi (Naposo Nauli Bulung). Hasil musyawarah tersebut dilaksanakan dengan gotong-royong sehingga terbentuklah sistem kekerabatan antara yang satu dengan yang lain. Hal yang demikian merupakan wujud dari peri kemanusiaan sejati yang menjadi tujuan utama anggota masyarakat yang berbudi luhur, yakni serasa, seperasaan, dan berkesopanan. 30

2 31 Desa Nahula Julu beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu: 1.1. Musim kemarau, musim ini biasanya berlangsung dari bulan Februari sampai bulan September Musim hujan, biasanya berkisar pada akhir September sampai dengan Januari. Secara administratif pemerintahan, Desa Nahula Julu termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Dolok SigompulonKabupaten Padang Lawas Utara Sumatera Utara yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan staf-staf yang ada di Desa Nahula Julu. Dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Desa Nahula Julu maka langsung ditangani oleh hatobangon dan Kepala Desa. (Monang Hasibuan 2017) 2. Kondisi Keagamaan Desa Nahula Julu Agama merupakan pegangan hidup bagi manusia, karena tanpa agama manusia akan binasa. Oleh karena itu agama merupakan sandaran hidup manusia. Secara faktual kehidupan beragama di Desa Nahula Julu pada dasarnya berjalan dengan baik, walaupun di Desa tersebut terdapat dua agama yaitu agama Islam dan agama Kristen, yang beragama Islam tinggal di Desa tersebut sedangkan mereka yang beragama Kristen bertempat tinggal di tengah hutan belantara. Mereka yang hidup di tengah hutan dan mendirikan tempat tinggal mereka, sekalipun mereka tinggal di hutan mereka juga sering muli (datang kekampung) untuk berebelanja kebutuhan hidup sehari-hari, Jumlah penduduknya lebih banyak Islam di bandingkan Kristen yaitu Islam 85% dan 15% yang beragama Kristen, walaupun demikian tetap akur dan tenteram, karena dalam kehidupan beragama harus saling menghormati satu sama lain. Tingkat ketaatan di Desa Nahula Julu dalam menjalankan ajaran agamanya masing-masing terbukti dengan budaya yang ada pada kehidupan masyarakat Desa Nahula Julu yang bercorak keagamaan, bahkan keputusan yang menjadi mufakat dalam rapat pun diputuskan oleh tokoh agama dan malim kampung yang sekaligus menjadi pengurus Masjid serta perangkat Desa lainnya bagi yang beragama Islam (Bukti Lubis 2017).

3 32 Tabel I Jumlah Fasilitas Peribadatan di Desa Desa Nahula Julu NO Jenis Fasilitas Jumlah 1 Masjid 1 2 Mushalla 1 3 Gereja 1 Jumlah 3 Sumber: data profil Desa Nahulu Julu Dilihat dari tabel I diatas menunjukkan keberagaman Agama di Desa Nahulu Julu, dimana di Desa Nahulu Julu terdepat dua Fasilitas tempat peribadatan bagi masyarakat yang beragama Islam, sedangkan peribadatan bagi yang beragama Kristen di Desa Nahulu Julu terdapat satu gareja. Pada dasarnya, masyarakat Desa Nahula Julu sangat tinggi keinginannya dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya acara-acara keagamaan seperti; 1. Majelis ta lim 2. Wirid mingguan 3. Bersuluk 4. Peringatan hari-hari besar Islam 5. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat pengembangan syari at Islam. Sedangkan yang beragama Kristen mereka juga sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, seperti beribadah dihari minggu di Greja dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak menyinggung bagi masyarakat yang beragama Islam yang ada di Desa nahula Julu. Tingkat kualitas dan ketaatan ummat Islam di Desa Nahula Julu dapat di gambarkan dengan semakin banyaknya orang yang melaksanakan naik haji. Pada tahun 2013 jumlah yang melaksanakan rukun Islam yang kelima terdiri dari 5 orang. Kemudian pada tahun 2015 jumlahnya 10 orang. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa kegiatan menunaikan ibadah haji yang di lakukan dari Desa Nahula Julu ke Mekkah di Negeri Arab, bukanlah suatu hal yang mudah dilaksanakan. Oleh karena itu, dengan semakin meningkatnya kemauan dan keberhasilan orang-orang Desa Nahula Julu yang menjalankan

4 33 ibadah haji belakangan ini, dapat dipandang sebagai salah satu bukti keshalehan dan ketaatan mereka melaksanakan ajaran agama Islam. Menurut biasanya, orang-orang yang pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah adalah orang-orang yang religius, seperti guru suluk atau yang lainnya, dalam arti orang-orang yang selalu taat menjalankan ibadah (Mukhsin 2017 ). 3. Kondisi Pendidikan Masyarakat Desa Nahula Julu Maju mundurnya masyarakat sangat tergantung kepada lembaga pendidikan yang ada dalam masyarakat tersebut. Bila sarana pendidikannya terpenuhi dan dimanfaatkan dengan baik, maka masyarakat tersebut dengan cepat mencapai kemajuan, tetapi sebaliknya suatu masyarakat akan tetap tertinggal apabila sarana pendidikan dalam lingkungannya kurang terpenuhi menurut semestinya. Karena sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan untuk suatu daerah hanya bisa dibina dan di kembangkan melalui bangku pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu bangsa, karena pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam menciptakan lapangan kerja dan tenaga kerja yang produktif. Oleh karena itu, negara memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan atau pengajaran sebagaimana terdapat dalam Pasal 31 ayat 1 dan 2 Undang Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi : 3.1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu Sistem Pengajaran Nasional yang diatur dalam Undang-undang. Undang-Undang Sistem Pendidikan NasionalNo. 2 Tahun 2003 Pasal 4 tentang Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah: Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (Undang- Undang RI No. 2 Tahun 2003, 7) Untuk mewujudkan Undang-Undang Pendidikan Nasional tersebut, maka disediakan sarana pendidikan untuk masyarakat. Agama Islam telah menuntun

5 34 dan memerintahkan kita untuk selalu menuntut ilmu, karena pendidikan merupakan salah satu unsur yang paling utama dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan menjadi tumpuan harapan dan keinginan manusia untuk dunia dan akhirat. Pendidikan merupakan sarana untuk menuju kecerdasan kreativitas masyarakat dan menjadi pondasi dasar dalam pembangunan nasional. Dalam bidang pendidikan, masyarakat Desa Nahula Julu mempunyai fasilitas pendidikan yang belum cukup memadai, karena pendidikan formal di Desa Nahula Julu hanya mempunyai satu sarana, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sekolah Dasar (SD). Sedangkan sarana pendidikan pada tingkat SLTP dan SLTA belum ada dalam masyarakat tersebut, sehingga murid-murid yang telah tamat dari Sekolah Dasar jika ingin melanjutkan pendidikan pada tingkat selanjutnya harus pergi ke Ibu Kota Kecamatan atau Kota lainnya, seperti rincian tabel yang di bawah; Tabel II Jumlah Sarana Pendidikan Desa Nahula Julu No Serana Fasilitas Jumlah 1 TPA 3 2 PAUD 1 3 SD 1 Jumlah 5 Sumber: data profil Desa Nahulu Julu Gambaran tentang Taman Pendidikan al-qur andari tabel II yang di rinci di atsa yang ada di Desa Nahula Julu pada tahun 2017 mempunyai murid berjumlah 217 orang, yang terdiri dari 133 orang laki-laki dan 84 orang perempuan. Karena TPA yang ada di Desa Nahula Julu biasanya bertempat di rumah-rumah warga, dimana anak didik TPA tersebut bagi anak-anak yang berkeinginan mempelajari al-qur an, baik dari umur 5 tahun sampai umur 12 tahun, karena setelah anak-anak yang sudah tamat SD akan melenjautkan sekolah diluar Di Desa Nahula Julu. Diliahat dari jumlah anak didik taman pendidikan al-qur an sangat berminat untuk mempelajari al-qur an. (Hakim,2017)

6 35 Sedangkan tentang pendidikan anak usia dini di Desa Nahula Julu pada tahun 2017 mempunya murid sebanyak 28. Yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan, yang mana serana pendidikan anak usia dini di Desa Nahula Julu baru dibangun pada tahun Maka peminat dari pendidikan anak usia dini belum terlalu digemari oleh banyak anak-anak di Desa Nahula Julu(Hakim,2017). Gambaran tentang pendidikan Sekolah Dasar Desa Nahula Julu pada tahun 2017 mempunyai murid berjumlah 167 orang, yang terdiri dari 92 orang laki-laki dan 75 orang perempuan. Dengan rincian sebagai berikut: (Hakim,2017) Kelas I berjumlah 23 orang Kelas II berjumlah 27 orang Kelas III berjumlah 30 orang Kelas IV berjumlah 24 orang Kelas V berjumlah 26 orang Kelas VI berjumlah 37 orang Desa Nahula Julu belum bisa dikatakan berkembang dan belum menjadi daerah yang memiliki fasilitas pendidikan yang baik. Semua anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah setelah tamat dari Sekolah Dasar, harus sekolah ke Ibu Kota Kecamatan atau ke kota lainnya. Namun demikian masyarakat Desa Nahula Julu yang memiliki anak tamatan SD, SMP dan SMA atau sederajat, berusaha untuk melanjutkan pendidikan anaknya sampai ke perguruan tinggi, baik yang terdapat di wilayah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, sehingga sudah ada yang bisa menyelesaikan studi sampai ke luar negeri. Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh masyarakat Desa Nahula Julu juga pemerintah setempat supaya terus memperhatikan pendidikan, baik sarana maupun prasarana, karena majunya suatu daerah itu sangat tergantung kepada pendidikan yang ada di daerah tersebut. 4. Kondisi Ekonomi Desa Nahula Julu Penduduk masyarakat Desa Nahula Julu berjumlah 732 jiwa terdiri dari 148 KK, dan bila diklasifikasikan sesuai dengan jenis kelamin maka penduduk Desa Nahula Julu terdiri dari 403 Laki-Laki, 327 jiwa Perempuan. (Bukti Lubis 2017)

7 36 Kebutuhan terhadap ekonomi adalah suatu hal yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan manusia. Karena ekonomi sangat berpengaruh bagi kesejahteraan hidup manusia, baik dari segi kesehatan, pendidikan, maupun pembangunan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Nahula Julu mengandalkan kondisi alamnya yang menguntungkan. Masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani. Boleh dikatakan lebih dari 95 % masyarakat hidup dengan mengandalkan pertaniandengan curahan hujan seadanya. Sedangkan tidak banyak masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai dan pedagang. Secara umum, mata pencaharian masyarakat Desa Nahula Julu adalah petani. Hasil pertanian yang terkenal adalah, karet, kelapa sawit dan padi. Pertanian yang ada di Desa Nahula Julu yang paling banyak ditekuni masyarakat adalah ladang dan karet. Karet merupakan mata pencaharian masyarakat yang sudah turun temurun ditekuni masyarakat Desa Nahula Julu. Selain dari sangat menjanjikan juga mengerjakannya bisa dengan membagi waktu untuk pekerjaan yang lain seperti ke sawah dan ladang, karena mengerjakan Makkorek (mengguris pohon karet) hanya butuh waktu lima sampai enam jam perhari, dan tiap minggunya hanya lima hari untuk kerja di kebun getah, sehingga sisanya bisa mengerjakan pekerjaan yang lain. Dalam mengelola kebun karet di Desa Nahula Julu mempunyai berbagai cara, diantanya sebagai berikut: 4.1. Pemilik lahan mengelola lahannya sendiri Pemilik lahan memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar dipeliharanya dan penghasilan yang diperoleh dari kebun itu dibagi dua sesuai dengan perjanjian sewaktu akad atau yang disebut dengan (musyaraqah) Pemilik lahan menyerahkan kebunnya kepada tukang kebun, bibit tanaman berasal dari tukang kebun dan tukang kebun mendapat bagian setengah, sepertiga, atau lebih dari itu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak yang disebut (muzara ah) Pemilik lahan menyerahkan lahan pertanian kepada tukang kebun yang pakar di bidang pertanian dan bibit tanaman berasal dari Pemilik lahan.

8 37 Hasil dari tanaman tersebut dibagi sesuai kesepakatan kedua belah pihak yang disebut dengan (mukhabarah). (Sorip 2015, 49) Getah karet yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat akan dijual kepada penadah hari akhir setiap minggunya yang bertepatan pada satu hari sebelum hari pasar (ari poken) kalau di Desa Nahula Julu yaitu hari jum at yang mana semua getah akan dijual kepada toke atau penadah getah tersebut. Transaksi jual beli getah karet dijemput sendiri oleh penadah (toke gota) dengan harga ratarata sekitar 8000 sampai dengan 9000/ kg. (Iwan Pohan 2017) Hasil bumi masyarakat sekitar Desa Nahula Julu di jual kepada toke yang datag ke Desa Nahula untuk membeli getah yang telah dikumpulkan. Pekerjaan yang dimiliki masyarakat Desa Nahula Julu boleh dikatakan tidaklah beragam sehingga tidak memberikan dampak terhadap perkembangan perekonomian setempat. Belum lagi disebabkan karena sulitnya jalan yang dilalui dengan mengandalkan sepeda motor melewati jalan tanah, yang apabila hujan berlumpur dan licin serta sedikit bebatuan untuk mendistribusikan hasil bumi yang keluar dari Desa Nahula Julu. Sebagai komitmen untuk memajukan daerah Desa Nahula Julu pemerintah mempunyai peran penting sebagai regulator dalam memajukan daerah.sehingga, pembangunan dan perekonomian terus meningkat, karena kemajuan suatu daerah sangat tergantung pada sarana yang ada dan memadai, seperti jalan dan lain-lain. Bila diperhatikan di daerah Padang Lawas Utara pemerintah setempat dari priode ke priode berikutnya lebih fokus dalam membenahi masyarakat dalam mengelola hasil bumi, seperti memberikan penyuluhan pengelolaan karet dengan baik. Sedangkan transportasi tidak begitu maksimal, seperti perbaikan jalan yang merupakan translit hasil bumi dan lainya, hingga sampai sekarangpun kondisi jalan di Desa Nahula Julu masih banyak yang belum di sentuh aspal bahkan berlobang-lobang, hingga bila musim hujan untuk mengeluarkan hasil bumi sering terkendala, karena jalan yang masih tanah merah dan sedikit bebatuan. 5. Kondisi Sosial Budaya Desa Nahula Julu Adat adalah suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan individu dangan individu lainnya untuk memelihara kepentingan masyarakat serta menjaga keseimbangan hidup dalam bermasyarakat.setiap daerah mempunyai

9 38 adat istiadat yang berbeda-beda, masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial selalu memakai adat yang tidak tertulis secara formal, tidak terhapus dan tidak terbaca, namun selalu lekat dalam masyarakat dan akan berobah sesuai dengan berobahnya zaman (Gazalba 1976, 133). Desa Nahula Julu memang sangat kental dengan budayadalihan natolu (kerabatan). Unsur dalihan na tolu dalam masyarakat Desa Nahula Julu adalah: ( Baginda 2017) 5.1. Kahanggi Yang melaksanakan pekerjaan (pesta/upacara) adat dan yang memegang tanggung jawab mengenai pelaksanaan pekerjaan adat tersebut. Atau biasanya sering disebut sebagai tuan rumah dari pesta adat Mora Yang mempunyai kewajiban dan hak untuk memberkati pada saat pelaksanaan pekerjaan adat, karena kedudukannya dihormati dalam pekerjaan adat tersebut Anak Boru Yang bertugas mempersiapkan dan menyediakan keperluan dari suatu pekerjaan adat (pesta) dari perangkat sampai pada makanannya. Jadi biasanya dalam suatu pesta adat masyarakat Desa Nahula Julu, pihak boru yang selalu paling sibuk.hal ini perlu dilestarikan demi perkembangan zaman saat ini, serta menyokong terpeliharanya kerukunan bermasyarakat khususnya di Desa Nahula Julu (Kumpul Ritonga 2017). Masyarakat di Desa Nahula Julu memiliki kesadaran dan solidaritas yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tampak apabila masyarakat hendak melakukan kegiatan sosial. Sebelum melakukannya terlebih dahulu dibicarakan secara bersama atau musyawarah yang bertujuan untuk menunjukkan rasa solidaritas masyarakat Desa Nahula Julu. Tokoh penting masyarakat yang hadir di dalam musyawarah adalah sebagai berikut: Kepala Desa Tokoh Agama Tokoh Adat Malim Kampung (pengurus mesjid) Hatobangon (yang dituakan)

10 Naposo nauli bulung (Pemuda dan Pemudi) Hasil musyawarah di laksanakan secara gotong royong, sikap bahumembahu dan tolong-menolong, sehingga tercipta suasana yang sangat harmonis serta penuh kesadaran. Faktor sosial merupakan suatu hal yang sangat penting dalam masyarakat, karena manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, maka perlu adanya kerjasama antara orang yang kaya dengan orang miskin, masyarakat dengan pemerintah, ilmuwan dengan konglomerat, para ulama dengan umat. Kehidupan sosial merupakan suatu fakta yang tidak dapat di lupakan, sehingga manusia disebut juga dengan makhluk sosial, yang didorong oleh rasa hidup bersama, berkelompok untuk membentuk kehidupan yang harmonis (Bukti Lubis 2017). Salah satu wujud solidaritas masyarakat Desa Nahula Julu adalah apabila ada salah seorang yang menikah maka masyarakat akan berbondong-bondong membantu menyelesaikan persiapan pernikahan, apabila pernikahannya tidak melanggar aturan keluarga atau adat istiadat Desa tersebut di antaranya adalah membantu masak dan rias rumah dan kamar pengantin. Masyarakat secara bergiliran akan melakukan hal yang sama, Sikap seperti ini sangat jarang di temukan di perkotaan karena hampir semua persiapan pernikahan diserahkan kepada pihak ketiga yang menyediakan jasa terkait. seperti jasa katering, pelaminan, hiburan dan lain sebagainya (Bukti Lubis 2017). 6. Sistem Perkawinan Di Desa Nahula Julu Adapun masyarakat dengan garis keturunan ayah yang terkenal sebagai contoh masyarakat Batak Mandailing, yaitu suatu sistem kemasyarakatan, di mana seorang menarik garis keturunan melalui ayah terus ke atas ke ayah dari ayah dan seterusnya hingga berakhir pada suatu kepercayaan bahwa seorang ayah adalah asal. Jadi ini adalah suatu prinsip, suatu pembawaan secara alamiah dan atas prinsip inilah disusun sistem sosial, sistem keluarga, sistem tutur kata, sistem perkawinan, sistem pergaulan, sistem pewarisan atau kewarisan dan lainlain. Jadi di Batak Mandailing yang berkuasa di masyarakat sosial adalah ayah (Supomo 2007, 17). Pada dasarnya pola perkawinan adat masyarakat Batak Mandailing menganut pola eksogami, dalam arti perkawinan yang melarang terjadinya

11 40 perkawinan saudara kandung atau sedarah, dalam arti luas termasuk juga di dalamnya larangan kawin semarga. Perkawinan di luar marga merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk terjadinya sebuah perkawinan di Batak Mandailing. Syarat perkawinan ini semua ketentuan dan hukum-hukum adat yang berlaku tidak dapat dirubah lagi. Perkawinan yang ideal ialah suatu bentuk perkawinan yang terjadi dan di kehendaki oleh masyarakat. Perkawinan yang terjadi berdasarkan suatu pertimbangan tertentu, tidak menyimpang dari ketentuan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat setempat. Perkawinan merupakan sesuatu yang sakral, agung, dan monumental bagi setiap pasangan hidup. Karena itu, perkawinan bukan hanya sekedar mengikuti agama dan meneruskan naluri para leluhur untuk membentuk sebuah keluarga. Ikatan hubungan yang sah antara laki-laki dan wanita, namun juga memiliki arti yang sangat mendalam dan luas bagi kehidupan manusia dalam menuju bahtera kehidupan seperti yang dicita-citakan (Kusuma 1990, 23). Adapun sistem perkawinan yang terjadi di Desa Nahula Julu yaitu: 6.1. Pelaksanaan Peminangan di Desa Nahula Julu. Peminangan yang dilakuan di Desa Nahula Julu ialah laki-laki yang meminang perempuan, ketika akan di laksanakan peminangan maka pihak dari laki-laki harus menghadirkan sebagai berikut Calon laki-laki Ayah ibu pihak laki-laki Kaum kerabat terdekat Tokoh adat Pada suatu hari yang di tentukan berangkatlah rombongan dari pihak laki-laki kerumah perempuan untuk melaksanakan peminangan. Rombongan tersebut terdiri dari namora hatobangon (orang tua yang tertua), bayo-bayo pangoli, (orang-orang yang terpilih) kahanggi, (keluarga terdekat dari pihak lakilaki) anak boru (orang tua terdekat dari pihak perempuan) dan orang-orang besar lainnya, dan mereka menginap di rumah kahanggi dapotan di kampung si perempuan. Mereka menjelaskan kepada kahanggi dapotan tersebut tentang maksud tujuan kedatangan, dan kahanggi dapotan menyampaikan kepada

12 41 hatobangon, tentang tujuan kedatangan dari pihak laki-laki. Setelah harajaon, hatobangon, mengetahui maksud kedatangan dari pihak laki-laki lalu mereka bersama-sama menuju rumah perempuan untuk menyampaikan tujuan kedatangan rombongan besar itu (Kumpul 2017 ). Di rumah anak gadis tersebut diadakan pembicaraan antara pihak lakilaki dengan pihak perempuan, biasanya dari pihak perempuan dihadiri oleh orang tua dan kahanggi dari pihak anak gadis dan di saksikan oleh harajaon, hatobangon, dan masyarakat yang hadir di rumah tersebut. Maksud kedatangan mereka di sampaikan oleh kahanggi dari pihak laki-laki kepada harajaon, hatobangon dan selanjutnya salah satu diantara satu harajaon, hatobangon menyampaikan kepada keluarga perempuan bahwa tujuan kedatangan rombongan laki-laki untuk meminang anak gadis (Kumpul 2017 ). Pada kesempatan tersebut antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan berunding dan membicarakan mengenai Mangkobar Adat Boru, yakni kira-kira persyaratan apakah yang dibebankan kepada pihak keluarga lakilaki oleh pihak perempuan, bentuk serta besar kecilnya upacara perkawinan, tanggal Mengadatai (mangkobari boru) dan sebagainya. Kadang-kadang sebelumnya pun sudah dibicarakan. Menurut adat musyawarah ini di sebut Manguso Boru (Kumpul 2017 ). Dari ketentuan peminangan yang sudah diatur dalam adat batak dan adapun langkah-langkah yang akan di lakukan adalah : 6.2. Marpokat Menek (musyawarah kecil). Sebagaimana yang disampaikan oleh Kumpul Ritonga salah seorang masyarakat Desa Nahula Julu dan sekaligus sebagai tokoh adat di Desa Nahula Julu, bahwa pelaksanaan peminangan dalam adat Batak sering dilakukan oleh masyarakat Desa Nahula Julu khususnya di mana mereka mendahulukan Marpokat Menek yang dimaksud marpokat menek ini adalah dalam pelaksanaan perkawinan di Desa Nahula Julu dimana keluarga perempuan melaksanakan musyawarah antara kahanggi, anak boru dan mora. Dalam musyawarah tersebut memberitahukan kepada pihak kahanggi, anak boru dan mora bahwa perempuan yang ada di pihak keluarga akan menikah dengan laki-laki yang telah

13 42 datang melamar kerumah keluarga pihak perempuan tersebut. Selain itu sekalian meminta untuk membantu melancar dalam pernikahan tersebut sampai selasai (Kumpul 2017 ). Menurut Sahbudin Ritonga salah seorang masyarakat Desa Nahula Julu untuk pelaksanaan perkawinan di kalangan masyarakat tidak lepas dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam hukum Islam maupun dalam hukum positif Indonesia dan ini di barengi dengan adat Batak yang berlaku di Desa Nahula Julu, perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Nahula Julu khususnya ini di awali dengan padomu tahi dahot padomu parpokatan (menggabungkan kesepakatan) dalam musyawarah tersebut untuk mencari mufakat terhadap apaapa yang di kerjakan dalam adat perkawinan tersebut dan siapa saja yang harus di undang dalam musyawarah selanjutnya sebelum pesta perkawianan. karena selain keluargaan yang memutuskan dalam perkawinan tersbut para dalihan na tolu (mora, kahanggi dan anak boru) juga mempunyai keputusan dalam pelaksanaan adat dalam perkawinan, karena yang akan melaksanakan pekerjaan adat dalam perkawinan adalah mora, kahanggi dan anak boru. Maka di perlukana untuk melaksanakan marpokat menek. Selain menentukan dalam mengerjakan pelaksanaan perkawinan marpokat menek tersebut menentukan saiapa yang akan di undang dalam pesta perkawinan, karena selain dalam pihak yang akan melakukan perkawinan, para mora, kahanggi dan anak boru yang lebih tahu siapa saja yang akan di undang dan layak untuk datang acara pesta perkawinan, karena selain masyarakat Desa Nahula Julu masih banyak diluar Desa Nahula Julu yang akan di undang dalam pesta pekawinan tersebut. Dalam marpokat menek tersebutlah di tunjuk keluarga dekat di luar Desa Nahula Julu (Sahbudin 2017) Marpokat Godang (musawarah besar) Di dalam peradatan khususnya di Desa Nahula Julu marpokat godang itu dimana pihak laki-laki dan pihak perempuan yang di dampingi oleh kahanggi, anak boru dan mora dalam marpokat godang tersebut dihadiri oleh pemangku adat, pemuka adat dan tokoh agama yang ada di Desa Nahula Julu. Dalam marpokat godang tersebut akan menentukan hari pesta perkawinan maupun menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja akan mengerjakan dalam adat perkawinan di Desa Nahula Julu. Selain itu dalam marpokat godang

14 43 tersebut memberitahukan kepada pihak keluarga laki-laki waktu pesta perkawinan di rumah pihak perempuan (Sahbudin 2017) Patibal sere Patibal sere maksudnya menyerahkan antara yang sudah disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Apabila anak dan orang tua sudah setuju dan sudah ditetapkan calon istri. Maka diutuslah beberapa orang dari pihak lakilaki ke rumah calon istri dalam rangka musyawarah batang boban (hantaran). Dalam musyawarah ini dibicarakan secara rinci seluruh kewajiban yang harus disiapkan pihak laki-laki apabila tiba waktunya mangalap boru (menjemput anak gadis). Sesuai dengan adat istiadat batak Mandailing khususnya Desa Nahula Julu yang harus di sediakan pihak keluarga laki-laki adalah sebagai berikut: Mahar yakni suatu pemberian laki-laki terhadap calon istrinya yang diberikan pada waktu terjadinya akad nikah, biasanya mahar ini ada yang berupa emas, uang ataupun seperangkat alat sholat. Tetapi masyarakat Desa Nahula Julu banyak memberikan mahar uang. Mahar yang diberikan calon suami terhadap calon istrinya tidak semuanya sama, dalam hal ini bisa dilihat dari status perempuan tersebut, bila calon istri itu masih gadis atau masih perawan biasanya maharnya sangat besar disamping seperangakat alat sholat si wanita juga masih meminta uang sebagai maharnya berkisar sepuluh juta sampai lima belas juta rupiah (Rp ), yang gunanya sebagai biaya pesta pernikahan di rumah si wanita dan untuk membelikan peralatan rumah tangga suami isteri yang akan dibawa kerumah suami setelah selesai acara pesta pernikahan, sedangkan bila si perempuan itu tanda atau telah pernah menikah dengan laki-laki sebelumnya maka perempuan itu biasanya hanya meminta seperangkat alat sholat saja sebagai maharnya (Sahbudin 2107). Dalam pelaksanaan pemberian mahar tersebut, pihak keluarga laki-laki telah menyiapkan terlebih dahulu mahar yang sudah disepakati pada waktu markobar boru (memusyawarahkan secara rinci apa-apa yang akan disediakan oleh pihak laki-laki). Setelah semuanya sudah hadir yaitu kedua mempelai, wali, dua orang saksi dan keluarga lainnya maka acara dimulai dengan manyurduon

15 44 burangir (menyodorkan sirih) kepada kahanggi, mora, hatobangon, harajoan dan alim ulama yang dijalankan oleh anak boru. Manyurdu burangir (memberikan sirih) ini dimaksudkan untuk memberikan penghormatan kepada unsur Dalian Natolu (Kumpul 2107). Dalihan na tolu pada masyarakat adat Batak Mandailing mengandung tiga kelompok masyarakat yang merupakan tumpuan. Dalam upacara-upacara adat lembaga dalihan na tolu ini memegang peranan yang penting dalam menetapkan keputusan-keputusan. dalihan na tolu yang terdiri dari tiga (3) unsur tersebut terdiri dari kelompok (Pandapotan 2005, 80): Suhut dan Kahangginya Yang dimaksud dengan suhut dan kahangginya adalah suatu kelompok keluarga yang semarga atau yang mempunya garis keturunan yang sama dalam satu Desa yang merupakan bonabulu (Pendiri desa) Anak Boru Anak Boru adalah kelompok keluarga yang dapat atau yang mengambil isteri dari keluarga suhut Mora Mora adalah keluarga oleh suhut mengambil boru (isteri) dari keluarga suhut Sebagaimana disebut di atas bahwa lembaga dalihan na tolu berperan dalam upacara-upacara adat, kedudukan suhut/kahanggi, anak boru dan mora yang dalam situasi dan kondisi yang berbeda akan menimbulkan saling menghormati, saling memberi saling menerima, saling mendengar satu sama lainnya. Hubungan kekeluargaan yang sangat erat sebagai akibat perkawinan, rasa tanggung jawab, rasa saling memeliki di dalam setiap pelaksanaan upacara akan tetap terpelihara (Pandapotan 2005, 86). Bagaimana hubungan ketiga unsur dalihan natolu ini satu sama lain sudah diatur dalam hukum adat. Bagi lembaga dalihan natolu tanggung jawab untuk mensukseskan suatu pekerjaan adalah merupakan hak dan kewajiban. Cara kerja dalihan natolu merupakan suatu sistem yang saling terkait, saling berhubungan, saling menunjang dan saling mendukung (Pandapotan 2005, 86).

16 45 Dalam pelaksanaan upacara-upacara adat ketiga unsur dalihan na tolu harus tetap dalam mardomu ni tahi (selalu mengadakan musyawarah mufakat). Musyawarah untuk mufakat akan tercapai jika unsur rasa kesatuan, rasa tanggungjawab dan rasa saling memeliki tersebut tetap terpelihara (Pandapotan 2005, 87). Dalam menulak sere yang harus hadir dalam acara patibal sere (memberikan mahar), yaitu: a. Pimpinan adat setempat (pemangku adat dan pemuka adat), b. Mora (keluarga oleh suhut mengambil boru (isteri) dari keluarga suhut, c. Suhut (tuan rumah atau yang mempunyai hajatan), d. Kahanggi ( semarga dengan suhut tapi tidak satu nenek), e. Anak boru (kelompok keluarga yang dapat atau yang mengambil dari keluarga suhut), f. Kerabat terdekat lainnya Sedangkan dari pihak laki-laki yang datang adalah: a. Suhut (abang, adik dangan orang tua), b. Kahanggi (saudara sesuku dan saudara yang berdasarkan perkawinan), c. Anak boru (yang menikahi saudara perempuan) Seterusnya, setelah selesai manyurdu burangir maka dilanjutkan dengan akad nikah. Akad nikah ini dilakukan di muka pegawai pencatat nikah yang sebelumnya sudah hadir di rumah calon mempelai wanita (Kumpul 2107) Pesta Perkawinan Sepanjang adat Desa Nahula Julu, besar kecilnya horja (pesta) perkawinan tergantung kepada hasil mufakat dalian natolu (Tiga tunggu sejarangan). Adapun bentuk pesta perkawinan dalam adat Desa Nahula Julu ini mempunyai tingkatan. Perkawinan itu akan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan hewan yang disembelih dalam pesta perkawinan ini juga diberikan nama yang di isitilahkan goar matobang (nama kebesaran) bagi simempelai laki-laki, nama atau gelar yang diberikan itu juga selalu disesuaikna dengan nama opung (kakek) dalam pelaksanaan pesta perkawinan.

17 46 Bila yang disembelih dalam pesta perkawinan itu seekor kerbau dan penganten keturunan raja maka penganten laki-laki itu lebih cenderung diberi gelar patuan. Namun seperti ini dianggap paling tinggi dikalangan raja di Desa Nahula Julu pada zaman dulu. Sedangkan laki-laki yang tidak termasuk keturunan raja sering diberi gelar dari cicitnya saja dan lain sebagainya. Menurut hasil wawancara penulis dengan Bapak Kumpul Ritongan (Pemangku Adat) di Desa Nahula Julu beliau mengatakan bahwa pada acara pesta pernikahan lebih dikenal dengan istilah Horja yang artinya pesta perkawinan. Pada acara pesta ini harus diadakan acara mangupa yang dapat diartikan pemberian makanan khusus dengan ramuan yang telah ditentukan oleh adat Desa Nahula Julu tersebut (Kumpul 2017). Upa-upa 1 yang disediakan dihidangkan dihadapan kedua mempelai. Adapun upa-upa yang disediakan itu biasanya berisikan nasi putih, telur, ayam, garam, kepala kambing atau kepala kerbau (tergantung hewan yang disembelih) dibalut dengan ususnya yang telah digulai atau dimasak sebelumnya. Keseluruhanya diletakkan di atas tempat yang besar seperti di atas talam atau tampi yang dianggap sesuai dengan banyaknya upa-upa. Dalam acara mangupa ini maka pihak keluarga atau pemangku adat pun memberikan kata-kata nasehat, kata selamat dan sebagainya. Di antara orang yang memberikan nasehat atau ucapan selamat tersebut menjelaskan secara rinci tentang makna sebenarnya dari makanan yang ada dalam upa-upah itu. Kemudian dilanjutkan dengan acara jamuan yang dikunjungi oleh masyarakat di daerah tersebut. Setelah selesai kedua mempelai berangkat ke rumah orang tua si suami untuk memulai kehidupan baru (Kumpul 2017). Setelah selesai pesta perkawinan resmilah mereka menjadi suami istri sedangkan hubungan kekeluargaan diperhitungkan secara patrinial yaitu keturunan digariskan kepada bapak. 1 Upa-upa adalah pemberian makanan khusus dengan ramuan yang telah ditentukan oleh adat, lalu diletakkan di hadapan pasangan suami istri, sambil mendengarkan kata nasehat dari pemangku adat.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja 13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Angkola sampai saat ini masih menjalankan upacara adat untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat Angkola. Pada

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Desa Lumban Dolok Kecamatan Siabu Posisi suatu daerah merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap aspek kehidupan yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Daerah ini mempunyai luas wilayah ± 28.500 Ha. Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Marsonja 1. Geografis Desa Marsonja Desa Marsonja merupakan salah satu desa dari sekian banyak Desa yang ada di Kecamatan Sungai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG. Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal. Tabel 2. 1 Potensi Desa Dalan Lidang No Potensi Luas

BAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG. Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal. Tabel 2. 1 Potensi Desa Dalan Lidang No Potensi Luas A. Kondisi Geografis dan Demografis. Kondisi Geografis BAB II PROFIL DESA DALAN LIDANG Desa Dalan Lidang adalah salah satu dari 2 desa yang terletak di Kecamatan Linggabayu Kabupaten Mandailing Natal.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan pengolahan dan menganalisis data dari hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu: BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis, luas wilayah dan kependudukan Desa Petaonan merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mandailing adalah sekolompok masyarakat yang mendiami daerah pesisir barat daya daratan di Pulau Sumatera, tepatnya di Tapanuli Selatan. Pada masyarakat Mandailing

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada

Lebih terperinci

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK) 40 BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK) A. Deskripsi Umum Desa Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA. desa, tanjung karang dulunya bernama tanjung kudorang. Nama tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM DESA. desa, tanjung karang dulunya bernama tanjung kudorang. Nama tanjung BAB II GAMBARAN UMUM DESA A. Letak Geografis dan Demografis Desa Tanjung karang adalah salah satu dari 24 desa yang terletak pada Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar. Sebelum di sahkan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu praktek kebudayaan yang paling mengundang upaya perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti merupakan hal yang sangat penting yang harus terlebih dahulu diketahui oleh peneliti. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi negaranya sendiri. Begitu juga dengan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi DesaTualang merupakan salah satu Desa dari sembilan Desa yang terdapat di KecamatanTualang Kabupaten Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KEPENGHULUAN UJUNG TANJUNG KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II GAMBARAN UMUM KEPENGHULUAN UJUNG TANJUNG KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR BAB II GAMBARAN UMUM KEPENGHULUAN UJUNG TANJUNG KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR A. Kondisi Geografis dan Demografis Kepenghuluan Ujung Tanjung merupakan salah satu Kepenghuluan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia

Lebih terperinci

BAB II PASAR AIR TIRIS

BAB II PASAR AIR TIRIS BAB II PASAR AIR TIRIS A. Letak Geografis dan Demografis Kelurahan Air Tiris Air Tiris merupakan ibu kota dari Kecamatan Kampar, Kecamatan Kampar merupakan satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar dengan

Lebih terperinci

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Kampar adalah merupakan satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar dengan ketinggian 30/50 Meter dari permukaan laut, suhu maksimum

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide-ide di dalam pikirannya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi Desa laksamana merupakan desa yang ada di kecamatan Sabak Auh yang ibu kota nya Kabupaten Siak dengan luas wilayah lebih kurang 918,44 km2. jarak antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Lokasi Penelitia Desa Alam Panjang adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar yang menurut beberapa tokoh masyarakat desa dikenal karena

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN TOR-TOR PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN Deni Eva Masida Dalimunthe Program Studi Tari Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan ABSTRAK Tapanuli Selatan adalah salah satu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna 1. Geografis Desa Balam Sempurna Desa Balam Sempurna merupakan salah satu Desa dari sekian banyak desa yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh masyarakat adat batak toba. Sistem ini dalam arti positif merupakan suatu sistem dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

Lebih terperinci

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh Keadaan umum wilayah disuatu daerah sangat menentukan watak dan

Lebih terperinci

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO A. Keadaan Umum Desa Sukapura 1. Keadaan Geografis Desa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Restu Rahayu Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Wilayah Kecamatan Raman Utara memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan budaya Indonesia mengalami pasang surut, pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR A. Keadaan Umum Dusun Banyuurip Desa Sumberingin 1. Keadaan Geografis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji Desa Sungai Keranji merupakan desa yang berada Di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi dengan luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK 12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr A. Analisis terhadap proses penyelesaian wali adhal di Pengadilan Agama Singaraja Nomor.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG A. Profil Desa Krikilan 1. Kondisi Geografis Desa Krikilan di bawah pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kantor kelurahan Air Tiris didirikan pada tahun 1974,sistem

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kantor kelurahan Air Tiris didirikan pada tahun 1974,sistem BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Di Kelurahan Air Tiris Kantor kelurahan Air Tiris didirikan pada tahun 1974,sistem pemerintahan dikelurahan Air Tiris pada awalnya berbentuk desa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat Batak Simalungun. Soerbakti (2000:65) mengatakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat Batak Simalungun. Soerbakti (2000:65) mengatakan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawin adalah perilaku mahluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar manusia berkembang biak. Oleh karena itu perkawinan merupakan salah satu budaya yang beraturan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan rumusan masalah, yaitu bagaimanakah bentuk simbol-simbol yang terdapat dalam teks pangupa

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perkawinan adalah Anugrah dari pemberian Allah Tuhan kita yang terwujud/terbentuk dalam suatu ikatan lahir batin dari hubungan antara Suami dan Isteri (kedua

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR 33 BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR A. Letak Geografis Berdirinya desa pujud pada tahun ± 1901, dimana desa ini di sebelah barat berbatasan dengan desa kasangbangsawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk diciptakan saling berpasangan, begitu juga manusia. Jika pada makhluk lain untuk berpasangan tidak memerlukan tata cara dan peraturan tertentu,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman terletak di antara 100º 21 00 Bujur Timur atau 0º

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kecamatan sungai beremas merupakan salah satu daerah di sebelah utara kabupaten pasaman barat dengan luas wilayah sekitar 440,48 km 2 atau 11,33 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Canduang 1. Kondisi Geografis Kecamatan Canduang merupakan salah satu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Agam. Dimana wilayah ini ditetapkan menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM DESA PENDALIAN KECAMATAN PENDALIAN IV KOTO. Secara historis, Desa Pendalian berasal dari kata pilihan.

BAB II TINJAUAN UMUM DESA PENDALIAN KECAMATAN PENDALIAN IV KOTO. Secara historis, Desa Pendalian berasal dari kata pilihan. BAB II TINJAUAN UMUM DESA PENDALIAN KECAMATAN PENDALIAN IV KOTO A. Sejarah Desa Pendalian Secara historis, Desa Pendalian berasal dari kata pilihan. Dikala Luhak Rokan dipimpin oleh Raja yang keempat yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak Merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasi beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sekilas Tentang Sejarah Kecamatan Kuok Kuok adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Sebelum dinamai Kecamatan Kuok, Kecamatan ini

Lebih terperinci

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Geografis a. Letak Desa Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Memiliki luas 71,61 km 2 dan jumlah penduduk

Lebih terperinci