ANALISIS RECOVERY BUKTI DIGITAL INSTAGRAM MESSANGERS MENGGUNAKAN METODE NATIONAL INSTITUTE OF STANDARDS AND TECHNOLOGY (NIST)
|
|
- Suharto Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS RECOVERY BUKTI DIGITAL INSTAGRAM MESSANGERS MENGGUNAKAN METODE NATIONAL INSTITUTE OF STANDARDS AND TECHNOLOGY (NIST) 3 Imam Riadi 1), Anton Yudhana 2),Muhamad Caesar Febriansyah Putra 3) 1 Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ahmad Dahlan,Yogyakarta, 2 Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan,Yogyakarta, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan,Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Janturan, Yogyakarta, imam.riadi@is.uad.ac.id, 2 eyudhana@ee.uad.ac.id, 3 muhamadcaesar16@yahoo.co.id ABSTRAK Instagram merupakan aplikasi yang banyak digunakan khususnya di Indonesia, aplikasi ini memiliki fitur yakni Instagram messangers. Fitur ini digunakan untuk melakukan aktivitas berkomunikasi seperti mengirim pesan atau saling berbagi foto ke sesama pengguna Instagram. Hal ini berpotensi untuk adanya tindak kejahatan Cybercrime seperti cyber Pornografi atau Ilegal Contents yakni penyebaran gambar dan pesan meindikasikan pornografi dari oknum yang menyalagunakan aplikasi instagram ini. Perlunya penanganan forensik dengan dilakukan investigasi menggunakan metode dan tool dari penelitian - penelitian terdahulu untuk mendapatkan barang bukti digital berupa gambar dan pesan yang valid dari tempat penyimpanan memori pada smartphone. Metode yang digunakan adalah Nasional Institute of Standards and Technology (NIST). Metode ini memiliki tahapan yakni collection, examination, analysis, dan reporting. Hasil dari penelitian yang masih berlangsung ini diharapkan mendapatkan barang bukti digital berupa (gambar dan pesan) yang dihapus dengan menggunakan tool recovery pada perangkat penyimpanan di smartphone yang digunakan pelakuuntuk mendapatkan barang bukti digital yang valid.. Kata kunci : Cybercrime, Forensik, Instagram, NIST. ABSTRACT Instagram is an application that is widely used, especially in Indonesia, this application features Instagram messangers. This feature is used to perform communication activities such as sending messages or sharing photos to fellow Instagram users. This has the potential for the existence of Cybercrime crimes such as cyber Pornography or Illegal Contents ie the distribution of images and messages indicate pornography from the person who making it this instagram application. The need for forensic treatment by investigation using methods and tools from previous studies to obtain digital evidence in the form of images and valid messages from the memory storage on the smartphone. The method used is the National Institute of Standards and Technology (NIST). This method has stages of collection, examination, analysis, and reporting. The results of this ongoing study are expected to obtain digital evidence in the form of (images and message) deleted by using recovery tools on smartphone storage devices used by players to obtain valid digital evidence.. Keywords : Cybercrime, Forensics, Instagram, NIST. 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang terus-menerus dan telah menjadi bagian tak terlepaskan dari kehidupan manusia, semua aktivitas kehidupan manusia seakan dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi termasuk tindakan- tindakan kejahatan. Teknologi yang semakin canggih tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif akan tetapi banyak yang menggunakan 161
2 kehebatan teknologi untuk tindakan-tindakan negatif yang menimbulkan ancaman bagi pengguna teknologi, teknologi yang dimaksud ialah dalam hal pemanfaatan ruang maya (cyber space). Secara awam cyber space dikenal dengan istilah internet telah menjadi teman bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, hal ini yang kemudian tidak hanya menimbulkan manfaat akan tetapi juga mengancam keamanan maupun hak asasi penggunannya, salah satu ancaman yang sangat marak terjadi ialah ancamam pornografi. Media internet banyak digunakan pengguna untuk mengakses konten-konten pornografi yang tersedia luas di ruang cyber tersebut [1]. Data survey menunjukan bahwa jumlah pengguna internet Indonesia pada tahun 2014 berjumlah dan pengguna mobile phone berjumlah dari jumlah populasi penduduk jiwa. Data tersebut menerangkan bahwa penetrasi penduduk Indonesia dalam mengakses internet cukup besar dan sebagian diantaranya memiliki lebih dari satu mobile phone dimana saat ini adanya Smartphone yang memungkinkan pengguna untuk mengakses internet lebih mudah. Hal ini semakin membuka peluang ancaman pornografi menyerang lebih mudah [1]. Menurut UU pornografi No.44 tahun 2008, pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi kartun, percakapan, gerakan tubuh atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan pertunjukan dimuka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat [2]. Perangkat seluler mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Perangkat seluler lambat laun mulai menggantikan peran komputer dengan semakin banyaknya fitur dan aplikasi yang tersedia pada perangkat seluler, salah satu aplikasi tersebut adalah aplikasi Instant Messaging (IM) [3]. Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer dalam kalangan pengguna telefon pintar (Smartphone). Instagram merupakan gabungan dari kata Instan-Telegram. Dari penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi untuk mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang berupa mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi (Share) ke jejaring sosial yang lain. Aplikasi ini merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Aplikasi Instagram memiliki pengguna aktif dengan jumlah penggunah sebesar 500 Juta pengguna. Sementara pengguna di Indonesia mencapai 45 juta orang Indonesia yang menggunakan media sosial ini secara aktif. Grafik Jumlah pertumbuhan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 untuk penggunaan aplikasi Instagram dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Pengguna Instagram Dari grafik diatas menjelaskan bahwa pada bulan Maret 2013 adalah tercapainya angka 100 juta pengguna aktif yang menjadikan Instagram menjadi salah satu jejaring sosial media dengan perkembangan yang pesat. Jumlahtersebut terus bertambah hingga saat ini [4]. Instagram messengers adalah fitur yang dapat digunakan untukmelakukan aktivitas berkomunikasi seperti mengirim pesan atau saling berbagi foto ke sesama pengguna Instagram. Hal ini berpotensi untuk adanya tindak kejahatan cybercrime seperti cyber Pornografi atau Ilegalcontents yakni penyebaran gambar dan pesan meindikasikan pornografi dari oknum yang menyalagunakanaplikasi instagram. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya seperti Penelitian dariamar Fauzan yang berjudul Analisis Forensik Digital Pada Line Messenger untuk Penanganan Cybercrime. Dilakukan memunculkan data yang dapat di-recovery dari sebuah pesan terhapus pada aplikasi Line messengers menggunakan Kamas Lite dan AFLogical OSE. Kedua tool ini dipakai oleh peneliti untuk membandingkan tool mana yang lebih handal dalam mengembalikan data pada perangkat Smartphone Android [5]. Sedangkan pada penelitian dilakukan oleh penulis menggunakan aplikasi Instagram dengan tool yang berbeda yakni Android Data Recovery dan KingRoot Rooting 162
3 Aplication. Pada penelitian ini investigasi yang dilakukan mengembalikan barang bukti digital berupa (Pesan dan Gambar) yang dihapus dari perangkat Smartphone Android. 2. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini mengacu pada proses investigasi yang digunakan metode Nasional Institute of Standards and Technology (NIST). Metode ini merekomendasikan sebuah tahapan dasar dalam proses forensik, yaitu collection, examination, analysis, dan reporting. Penulis menjabarkan tahapan forensik pada Gambar 2.1. Tahapan MetodeNasional Institute of Standards and Technology (NIST) Penjelasan dari National Institute of Standards and Technology (NIST) yakni collection, examination, analysis, dan reporting sebagai berikut. 1. Collection Tahap Koleksi melakukan identifikasi, label, record, dan retrieve data dari sumber data yang relevan dengan mengikuti prosedur pelestarian integritas data. 2. Examination Tahap Pemeriksaan melakukan pengolahan data yang dikumpulkan secara forensik dengan menggunakan kombinasi berbagai skenario, baik otomatis maupun manual, menilai dan melepaskan data sesuai kebutuhan sambil menjaga integritas data. 3. Analysis Tahap Analisis melakukan analisia hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode yang secara teknis dan legal dibenarkan untuk mendapatkan informasi yang berguna dan menjawab pertanyaan yang mendorong pengumpulan dan pemeriksaan. 4. Reporting Tahap pelaporan yakni melaporkan hasil analisis yang mencakup deskripsi tindakan yang diambil, penjelasan tentang alat dan prosedur yang dipilih, penentuan tindakan lain yang perlu dilakukan (misalnya pemeriksaan forensik dari sumber data tambahan, pengamanan yang teridentifikasi kesenjangan, atau peningkatan kontrol keamanan), dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kebijakan, prosedur, peralatan, dan aspek lain dari proses forensik [6]. Rancangan Sistem Sebuah skenario rekayasa harus dijalankan untuk mendapatkan bukti digital.pada penelitian ini peneliti membuat sebuah skenario lengkap dari aktivitas yang dilakukan pada Instagram. Tujuan adanya skenario ini agar mempermudah investigasi dari kasus cyber pornografi. Skenario tersebut yaitu : 1. Tersangka membuat akun Instagram (Akun A) 2. Tersangka mencari akun korban di Instagram (Akun B) 3. Akun A mengirimkan (Pesan dan Gambar) kepada akun B (kondisi normal) 4. Akun A mengirimkan (Pesan dan Gambar) berisi konten pornografi terhadap akun B 5. Menghapus semua data (Pesan dan Gambar) konten pornografi dari perangkat akun A Pesan yang dihapus dari Instagram akan diungkap dari perangkat si pelaku menggunakan tools. Skenario diatas dapat dilihat pada Gambar
4 Gambar 2.2 Proses Skenario Kasus Pengiriman Konten Pornografi dari Akun A kepada Akun B Proses investigasi yang dilakukan dari skenario kasus pengiriman konten pornografi dari tersangka (Akun A) kepada Korban (Akun B), pada proses ini tersangka melakukan pengiriman konten pornografi kepada korban berupa (Pesan dan Gambar), setelah tersangka (Akun A) melakukan pengiriman kepada korban (Akun B), tersangka menghapus data (Pesan dan Gambar) dari perangkat komunikasi yang digunakan yakni smartphone untuk mehilangkan barang bukti. Forensik Mobile Forensik mobile dapat dilakukan pada berbagai smartphone, akan tetapi pada penelitian ini lebih difokuskan pada forensik smartphone ber-platform Android. Seiring meningkatnya jumlah smartphone yang kaya berbagai fitur membuat tantangan dalam membuat tools investigasi forensik atau standar khusus untuk masing-masing platform. Bukti digital dalam perangkat mobile memiliki sifat yang mudah rentan tertimpa dengan data baru atau bahkan terhapus. Perangkat mobile sendiri menggunakan memori internal (flash memory), meskipun tidak menutup kemungkinan ekternal memori juga dapat dilakukan proses investigasi digital karena melibatkan penyimpanan data satu sama lain. Keuntungan menggunakan flash memory adalah ketahanannya terhadap suhu dan tekanan yang tinggi sehingga lebih sulit untuk dihancurkan. Dilihat dari sudut pandang forensik hal ini menguntungkan invesigator karena flash memory dapat berisi informasi yang sudah dihapus bahkan setelah seseorang berusaha untuk menghancurkan barang bukti masih dapat dilakukan recovery data [8]. Forensik smartphone Android telah berkembang dari waktu ke waktu menawarkan peluang yang signifikan dan tantangan menarik. Beberapa kejahatan yang diantaranya memanfaatkan kecanggihan smartphone Android tersebut untuk melakukan kejahatan seperti penipuan, perjudian, pornografi, korupsi, jaringan narkoba hingga kasus pembunuhan. Para oknum kejahatan biasanya memanfaatkan aplikasi chatting sebagai sarana untuk berinteraksi dengan sesama rekan penjahat maupun korban [10]. Cybercrime Cybercrime adalah aktifitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya.berdasarkan jenis aktifitas kejahatan yang dilakukan, cybercrime dapat digolongkan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah pornografi, perjudian online, cyberstalking, cyber-tresspass, dan cyberbullying. Semua jeniskejahatan cyber tersebut sudah tercantum di dalam undang-undang negara Indonesia. Dasar hukum pidana untuk kejahatan cyber di Indonesia, dimuat dalam UU no. 11 tahun 2008tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang berisiketentuan pidana bagi pelaku cybercrime. Laporan yang dikeluarkan oleh RSA Anti Fraud Command Center (AFCC), menyebutkan bahwa dari tahun 2013 hingga 2015 terjadi peningkatan aktivitas cybercrime mencapai 173% di seluruh dunia dengan total kerugian mencapai angka US$ 325 Milyar. Laporan tersebut juga melaporkan bahwa pada tahun 2015 sebesar 45% transaksi dilakukan melalui saluran mobile, sedangkan sebesar 61% penipuan terjadi melalui perangkat mobile [5]. Barang Bukti (Forensik Mobile) Forensik mobile data yang diambil dengan sendirinya bisa dijadikan sebagai barang bukti.bukti-bukti ini bisa menjadi landasan ketika menyelediki suatu perkaraoleh lembaga penegak hukum. Ada jumlah barang bukti yang dapat diekstrasi dari ponsel. Jenis barang bukti yang dapat diekstrasi dari ponsel antara lain nomor kontak, log panggilan, pesan, sms, file, audio, foto, video, , dan internet history. Artefak ini bisa diekstrak dengan cara logik maupun fisik. Secara logik adalah mengekstrak data dari file sistem 164
5 dengan langsung berinteraksi dengan perangkat menggunakan beberapa tool khusus.software atau tool yang bisa mengekstrak bukti ini sangat terbatas. Sehingga penyidik forensik akan sulit untuk melaksanakan pekerjaan ini secara tepat waktu [7]. Barang digital berupa Foto digital akan dijadikan sebagai barang bukti. Perlunya untuk membuktikan foto digital tersebut masih ori ginal jadi forensik citra digital memainkan peran penting dalam keadaan seperti itu. Forensik citra digital adalah branchof forensik digital yang berkaitan dengan memeriksa foto-foto digital untuk integritas dan keaslian [9]. Beberapa macam yang bisah dijadikan barang bukti digital dapat dilihat pada Gambar HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2.3 Barang Bukti Forensik Mobile Analisis forensik digital pada Instangram untuk penanganan cybercrime menggunakan National Institute of Standards and Technology (NIST). Pada metode ini prosesnya diawali dengan beberapa langkah yakni, collection, examination, analysis, dan reporting. Analisis yang dihasilkan merupakan gambaran dari semua proses investigasi. Proses investigasidilakukan pada perangkat pelaku menggunakan metode NIST dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Proses Pengambialan Data Barang Bukti Digital pada Perangkat Androit Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah proses investigasi yang baik dan terangkatnya bukti digital pada Instagram diperangkat smartphone Android. Proses collection atau pengumpulan data diawali dengan rooting menggunakan tool KingRoot Rooting Application untuk mempermudah pengangkatan data-data yang ada di dalam perangkat Android. Examination pada tahap ini perangkat Android yang telah di-root, data akan dijadikan bukti digital berupa (Pesan dan Gambar) yang dihapus akan direcovery menggunakan tool Android Data Recovery dari aplikasi instagram yang tersimpan di memori penyimpanan di android.analysis pada tahap ini data-data yang telah didapatkan dari proses recovery, akan di analisa pada data tersebut untuk mendapatkan data yang dapat menjadi barang bukti yang valid dari aplikasi Instagram yang berupa (Pesan dan Gambar). Pada tahap terakhir ini yakni reporting melakukan pelaporan hasil dari dari analysis berupa barang bukti yang valid berupa (Pesan dan Gambar) berindikasi konten pornografi dan menjelaskan dari proses tahapan yang digunakan dalam mendapatkan barang bukti yang dibutuhkan serta memperbaiki kekurangan dari tahapan yang digunakan dalam proses investigasi. 4. PENUTUP Penelitian yang dilakukan masih dalam proses dikerjakan pada proses analisis forensik yang dilakukan untuk kasus cyber pornografi pada aplikasi Instagram, bertujuan untuk mengumpulkan barang bukti berupa (Pesan dan Gambar) dari smartphone yang digunakan pelaku untuk mengirim konten pornografi kepada korban. Metode yang digunakan adalah National Institute of Standards and Technology (NIST). 165
6 Metode ini mempunyai tahapan yang digunakan dalam proses investigasi yakni collection, examination, analysis, dan reporting. Tahapan ini bisa dijalankan dengan menggunakan beberapa tool yang digunakan dalam proses investigasi dalam kasus cyber pornografi pada aplikasi instagram. 5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Atem, 2016, Ancaman Cyber Pornography Terhadap Anak-Anak, Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol.1, No.2, pp [2]. Susanto, 2013, Hubungan Antara Sikap Terhadap Media Pornografi Dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. EMPATHY Jurnal Fakultas Fisikologi, Vol. 2, No.1, pp [3]. Zamroni, G. M. Umar, R. Riadi, I. 2016, Analisis Forensik Aplikasi Instant Messaging Berbasis Android, Palembang, Annual Research Seminar (ARS), Vol. 2, No. 1, pp [4]. Safinatun, N. 2017,Pengaruh Tren Hijab Instagram di Tahun 2016 Terhadap Gaya Berbusana Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya. Skripsi, Sarjana Sosial (S.Sos). Surabaya. [5]. Fauzan, A. Riadi, I. Fadlil, A Analisis Forensik Digital Pada Line Messenger Untuk Penanganan Cybercrime, Palembang, Annual Research Seminar (ARS), Vol. 2, no. 1, pp [6]. Umar, R. Riadi, I. Firdonsyah, A. 2017, Identification Of Digital Evidence On Android s Blackberry Messenger Using NIST Mobile Forensic Method International Journal of Computer Science andinformation Security (IJCSIS), Vol. 3, No. 5, pp [7]. Yadi, I. Z Analisis Forensik Pada Flatform Android, Konferensi Nasional Ilmu Komputer (KONIK), Vol. 4, no. 1, pp [8]. Anwar, N. Riadi, I. 2017, Analisis Investigasi Forensik WhatsApp Messenger Smartphone Terhadap WhatsApp Berbasis Web Jurnal Ilmu Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI).Vol. 3, No.1, pp [9]. Sari, T. Riadi, I. Fadlil, A Forensik Citra untuk Deteksi Rekayasa File Menggunakan Error Level Analysis, Palembang, Annual Research Seminar (ARS), Vol. 2, no. 1, pp [10]. Kunang, Y. N. Khristian, A. 2016, Implementasi Prosedur Forensik untuk Analisis Artefak Whatsapp pada Ponsel Android, Palembang, Annual Research Seminar (ARS), Vol. 2, no. 1, pp
Analisis Forensik WhatsApp Artefak pada Platform Android
Analisis Forensik WhatsApp Artefak pada Platform Android Anggie Khristian 1, Yesi Novaria Kunang, S.T., M.Kom 2., Siti Sa uda, M.Kom 3 1) Mahasiswa Teknik Informatika, Universitas Bina Darma 2), 3) Dosen
Lebih terperinciAnalisis Forensik Recovery dengan Kemanan Kode Pola pada Smartphone Andoid
Analisis Forensik Recovery dengan Kemanan Kode Pola pada Smartphone Andoid Okta Riandy 1, Zanial Mazalisa 2, Helda Yudiastuti 3 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina
Lebih terperinciANALISIS LIVE FORENSICS UNTUK PERBANDINGAN APLIKASI INSTANT MESSENGER PADA SISTEM OPERASI WINDOWS 10
Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 ANALISIS LIVE FORENSICS UNTUK PERBANDINGAN APLIKASI INSTANT MESSENGER PADA SISTEM OPERASI WINDOWS 10 Tayomi Dwi Larasati dan Bekti Cahyo Hidayanto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Dalam konteks itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum berfungsi untuk mengatur seluruh
Lebih terperinciANALISIS LIVE FORENSICS APLIKASI WHATSAPP DAN LINE PADA SISTEM OPERASI WINDOWS 8
ANALISIS LIVE FORENSICS APLIKASI WHATSAPP DAN LINE PADA SISTEM OPERASI WINDOWS 8 Imam Riadi 1), Sunardi 2), Muhamad Ermansyah Rauli 3) 1 Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Lebih terperinciAKUISISI DAN ANALISIS GOOGLE DRIVE PADA SMARTPHONE ANDROID
AKUISISI DAN ANALISIS GOOGLE DRIVE PADA SMARTPHONE ANDROID Anton Yudhana 1), Rusydi Umar 2), Ahwan Ahmadi 3) 1 Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta 2 Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)
ANALISIS FORENSIK RECOVERY DENGAN KEAMANAN FINGERPRINT PADA SMARTPHONE ANDROID Sahiruddin, Imam Riadi, Sunardi Magister Teknik Informatika,Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo S.H.
Lebih terperinciAnalisis Forensik Digital Pada Line Messenger Untuk Penanganan Cybercrime
Analisis Forensik Digital Pada Line Messenger Untuk Penanganan Cybercrime Ammar Fauzan, Imam Riadi, Abdul Fadlil Magister Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Indonesia fauzan.ammar@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sejak lama di kenal sebagai Bangsa yang memiliki Adat Istiadat yang serba sopan dan moral yang sopan. Walaupun demikian ternyata budaya atau kepribadian Indonesia semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekhnologi komunikasi terus berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan manusia. Begitu pula dengan tekhnologi perangkat seluler, baik telepon rumah maupun
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya. Beragam agama, ras, suku bangsa, dan berbagai golongan membaur menjadi satu dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi. Salah satu media komunikasi yang berkembang pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi komunikasi semakin mempermudah manusia dalam melakukan komunikasi. Salah satu media komunikasi yang berkembang pesat adalah Mobile Phone. Mobile
Lebih terperinciAnalisis Mobile Forensik Investigasi Studi kasus pada LINE Chat MESSENGER Artikel Ilmiah
Analisis Mobile Forensik Investigasi Studi kasus pada LINE Chat MESSENGER Artikel Ilmiah Peneliti : Peter Deo Saksono (672012152) Dr. Irwan Sembiring, S.T., M.Kom Program Studi Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health Organization), batasan usia remaja adalah
Lebih terperinciPerbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
6 Perbedaan dengan Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi? Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciAnalisis Deteksi Spyware Pada Platform Android
Analisis Deteksi Spyware Pada Platform Android Rizki Syahrul Alamsyah 1, Irwansyah 2, Kurniawan 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1 Dosen Universitas Bina Darma 2,3 Jl. A. Yani No.12 Plaju, Palembang
Lebih terperinciDATA RECOVERY DENGAN KEAMANAN KODE PASSWORD PADA SMARTPHONE BLACKBERRY
DATA RECOVERY DENGAN KEAMANAN KODE PASSWORD PADA SMARTPHONE BLACKBERRY Andesta 1, Syahril Rizal 2, Taqrim Ibadi 3. 1) Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Bina Darma 2) Dosen Ilmu Komputer 3) Dosen
Lebih terperinciSEKILAS MENGENAI FORENSIK DIGITAL. Budi Rahardjo 1 Kata kunci: forensik, keamanan, teknologi informasi
SEKILAS MENGENAI FORENSIK DIGITAL Budi Rahardjo 1 Email: br@paume.itb.ac.id ABSTRAK Forensik digital merupakan bagian dari ilmu forensik yang melingkupi penemuan dan investigasi materi (data) yang ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada motif audience atau khalayak kalangan wanita dewasa muda di Surabaya dalam pemilihan atau penggunaan aplikasi Blackberry Messenger
Lebih terperinciAplikasi Instant Messenger
Aplikasi Instant Messenger Semenjak distribusi jaringan internet dapat ditemukan di banyak tempat, bahkan di area yang paling pelosok di Indonesia, peranan aplikasi Instant Messenger mulai terlihat. Dulu,
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TOOLKIT PURAN FILE RECOVERY, GLARY UNDELETE DAN RECUVA DATA RECOVERY UNTUK DIGITAL FORENSIK
ANALISIS PERBANDINGAN TOOLKIT PURAN FILE RECOVERY, GLARY UNDELETE DAN RECUVA DATA RECOVERY UNTUK DIGITAL FORENSIK Handrizal Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar Jln. Jenderal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
113 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan di lapangan, diperkuat dengan teori serta wawancara mengenai penggunaan akun anonim dan identitas samaran pada jejaring sosial Twitter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Tanpa komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup. Pentingnya komunikasi terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini tercantum dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945 amandemen ketiga yang berbunyi
Lebih terperinciTujuan IT Forensics. IT forensic Bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi.
IT Forensics Definisi Definisi sederhana, yaitu penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet adalah sesuatu yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat modern di indonesia. Di era informasi seperti saat ini internet memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciMengenal Digital Forensik
Mengenal Digital Forensik Ray Indra rayindra@raharja.info :: http://rayindra.ilearning.me Abstrak Sejak dikenalnya internet, kejahatan dunia maya (cybercrime) pun mulai berkembang dengan pesat. Jenis cybercrime
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum dimana salah satu ciri negara hukum adalah adanya pengakuan hak-hak warga negara oleh negara serta mengatur kewajiban-kewajiban
Lebih terperinciBUPATI BLITAR. PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 3 Tahun 2013 TENTANG IJIN USAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 3 Tahun 2013 TENTANG IJIN USAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah
BAB I PENDAHULUAN 5.3 Latar Belakang Dunia pada jaman sekarang ini telah mengalami berkembangan yang begitu besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah dikonseptualisasikan oleh
Lebih terperinci2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2008 PORNOGRAFI. Kesusilaan Anak. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam fasilitas teknologi telekomunikasi terus dikembangkan agar user dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi dewasa ini sangat pesat, seiring dengan kebutuhan masyarakat akan mobilitas komunikasi yang meningkat. Berbagai macam fasilitas teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era informasi internet memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Internet menjadi media yang banyak digunakan oleh kalangan
Lebih terperinciSiapa Perlu Peduli Ancaman Cybercrime?
Siapa Perlu Peduli Ancaman Cybercrime? Oleh: Mas Wigrantoro Roes Setiyadi*) Kelompok Kerja e-security, suatu unit aktivitas di dalam wadah Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pacific (APEC) kembali menggelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sudah dapat menikmati perkembangan teknologi sarana informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan elektronik, seperti internet, buku, dan surat kabar, saat ini mempunyai pengaruh yang sangat luas
Lebih terperinciBroadband Economy. Konten sebagai Penggerak Broadband
Broadband Economy Konten sebagai Penggerak Broadband Broadband Economy Merupakan dampak pemanfaatan broadband terhadap ekonomi. Pengantar Kegiatan broadband Economy ini, kita semua dapat mendapat gambarangambaran
Lebih terperinciTAKARIR. Digital Forensik Ilmu pengetahuan atau keahlian untuk mengidentifikasi, mengoleksi, serta menganalisa barang bukti digital.
TAKARIR Digital Forensik Ilmu pengetahuan atau keahlian untuk mengidentifikasi, mengoleksi, serta menganalisa barang bukti digital. Forensic Imaging Backup Investigator Forensik Tools Write Blocking Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan
Lebih terperinciManajemen Keamanan Informasi
Manajemen Keamanan Informasi Kuliah ke-10 Cybercrime Oleh : EBTA SETIAWAN www.fti.mercubuana-yogya.ac.id Pendahuluan Apa itu Cybercrime? Cybercrime = Computer Crime Segala kejahatan yang melibatkan komputer
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING SEBAGAI KEJAHATAN SIBER (CYBERCRIME) MENURUT UU NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG ITE A. Analisis Sanksi Cyberbullying Menurut UU No. 19 Tahun 2016 Tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi, pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang mampu memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia, sehingga
Lebih terperinci10. Mobile Device Forensics Part 2
10. Mobile Device Forensics Part 2 TopiK Collecting and Handling Cell Phones as Evidence Cell Phone Forensic Tools GPS (Global Positioning System) Isolasi Ponsel Gunakan Faraday bag atau kaleng cat untuk
Lebih terperinciBAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No.
72 BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2008 A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi telah diundangkan
Lebih terperinciANALISIS DATA FORENSIK PADA PERANGKAT IPHONE 4S
ANALISIS DATA FORENSIK PADA PERANGKAT IPHONE 4S Ary Evendri 1, Ilman Zuhriyadi 2, Suryayusra 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1), Dosen Universitas Bina Darma 2),3) Jl.Jend Ahmad Yani No.12 Plaju, Palembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan hubungan melalui jaringan internet 1. dampak perkembangan internet adalah cybercrime; bahkan pembajakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, hampir seluruh negara di dunia dapat mengakses internet. Dapat dikatakan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses yang sangat mudah untuk menggunakan internet.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju membawa beberapa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang menjadi serba
Lebih terperinciTEKNIK AKUISISI VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN METODE LIVE FORENSIC. Abstrak
TEKNIK AKUISISI VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN METODE LIVE FORENSIC Soni, Yudi Prayudi, Bambang Sugiantoro Magister Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia sony_bkn@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Investigasi Forensik WhatsApp Messenger Smartphone Terhadap WhatsApp Berbasis Web
Vol. 3, No. 1, Juni 2017 1 Analisis Investigasi Forensik Messenger Smartphone Terhadap Berbasis Web Nuril Anwar 1, Imam Riadi 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan 1 Program Studi
Lebih terperinciInternet Sehat dan Aman (INSAN)
Internet Sehat dan Aman (INSAN) Oleh : Rini Agustina, S.Kom, M.Pd Sumber : Direktorat Pemberndayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. telepon selular (celullar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan TI (Teknologi Informasi) telah merubah perilaku masyarakat dalam cara berkomunikasi. Berkembangnya teknologi semakin mempermudah arus pertukaran informasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, sangat berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia saat ini. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak bisa dipungkuri bahwa perkembangan teknologi memang sangat memengaruhi kehidupan umat manusia pada abad ini. Perkembangannya pun berjalan pesat dan sangat cepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang semakin ketat, menuntut setiap perusahaan untuk memiliki produk yang unggul dimata konsumen. Untuk itu banyak marketer yang melakukan
Lebih terperinciFathirma ruf
Trend dan keterhubungan trend Cybercrime antar tahun Disusun untuk memenuhi tugas ke VI, MK. Kejahatan Komputer (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom) Fathirma ruf 13917213 PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Kebutuhan tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan layanan jasa
Lebih terperinci[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta
[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta Anggota Kelompok Wisnu R. Riyadi Yuwono F. Widodo Fathur Rahman Yherry Afriandi Rendy Pranalelza Pengertian Cybercrime
Lebih terperinciKeamanan Sistem Informasi
Keamanan Sistem Informasi Oleh: Puji Hartono Versi: 2014 Modul 7 Hukum Siber Overview 1. Kategori kejahatan 2. Ruang lingkup hukum siber 3. Investigasi 4. Hukum Siber di Indonesia (UU ITE2008) 1. Kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 LINE Text Logo. sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian LINE merupakan aplikasi komunikasi mobile lintas platform yang ditawarkan secara gratis oleh Naver dari NHN Japan. Fungsi utama nya adalah untuk memungkinkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet pada abad 21 telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat di seluruh dunia. internet telah merambah ke hampir semua aspek kehidupan, dari sebagai
Lebih terperinciSEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI
SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI [A. Ernest Nugroho, SMA ST. CAROLUS SURABAYA] - Berita Umum Seminar ini bertujuan Ibu/Bapak guru memahami apa itu pornografi, memahami dampak dari bahaya Pornografi kepada para
Lebih terperinciPerangkat Lunak Aplikasi (2)
Perangkat Lunak Aplikasi (2) Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan macam-macam perangkat lunak aplikasi
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika Alamat: Kampus I, Jl. Wates. Km. 10 Yogyakarta. 55753. Telp.(0274) 649212,649211,Fax.(0274)-649213.
Lebih terperinciPENGERTIAN CYBER CRIME
PENGERTIAN CYBER CRIME Taufan Aditya Pratama Taufan@raharja.info Abstrak Perkembangan teknologi semakin pesat saja. Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai teknologi informasi dan komunikasi,
Lebih terperinciDEFINISI DAN PENJELASAN DARI BUKTI DIGITAL. Disusun untuk memenuhi tugas ke I, MK. Digital Evidence (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.
DEFINISI DAN PENJELASAN DARI BUKTI DIGITAL Disusun untuk memenuhi tugas ke I, MK. Digital Evidence (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom) Fathirma ruf 13917213 PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciTeknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi
Lebih terperinciFathirma ruf
Pandangan hukum dan analisa kasus pada tindak kejahatan komputer (black market) Disusun untuk memenuhi tugas ke IV, MK. Kejahatan Komputer (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom) Fathirma ruf 13917213
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan komputer berupa kecepatan dan ketelitiannya dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat menekan jumlah tenaga kerja, biaya serta memperkecil kemungkinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesan SMS dapat dijadikan sebagai barang bukti digital dalam kasus tindak kejahatan. Di Indonesia sendiri barang bukti digital dalam pengungkapan tindak kejahatan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FREKUENSI MENONTON BLUE FILM TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS PENGARUH FREKUENSI MENONTON BLUE FILM TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA Andi Nurhayati 1, Laras Wangi 2, Bobby Poerwanto 3 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku melecehkan, menghina, mengintimidasi, memfitnah, mengucilkan, berselisih, dan bahkan menipu. Pada mulanya bullying hanya terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang cukup besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi internet dan penggunaannya dalam kehidupan dan pergaulan, internet telah menjadi sebuah gaya hidup (life style) di masyarakat.
Lebih terperinciAn Introduction to COMPUTER FORENSICS. Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan
An Introduction to COMPUTER FORENSICS Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 LATAR BELAKANG Penyalahgunaan komputer terbagi menjadi dua: komputer digunakan untuk tindakan kriminal, atau komputer sebagai target kriminal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade 70-an negara-negara maju seperti di Eropa menerapkan teknologi komunikasi seluler. Teknologi ini berkembang pesat karena mampu menawarkan flexibilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Internet disebut sebagai sebuah media baru yang sifatnya multimedia dan interaktif. Karakteristik unik dari media baru yang menggabungkan konvergensi, jaringan
Lebih terperinciANALISIS FORENSIK PADA PLATFORM ANDROID
ANALISIS FORENSIK PADA PLATFORM ANDROID Ilman Zuhri Yadi 1), Yesi Novaria Kunang 2) 1), 2) Program Studi Sistem rmasi, Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Universitas Bina Darma, Jl. Ahmad Yani no. 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Menurut Do dan Gatica-Perez (2011) dewasa ini smartphone muncul sebagai alat praktis untuk digunakan dalam aktivitas harian dan acara besar termasuk
Lebih terperinciCybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet. cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan
Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet. cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet
Lebih terperinciSELAMAT DATANG Peserta Sosialisasi pemanfaatan internet (internet sehat) untuk Dharma Wanita dan PKK Kecamatan-Kelurahan. Blitar, 27 Oktober 2016
SELAMAT DATANG Peserta Sosialisasi pemanfaatan internet (internet sehat) untuk Dharma Wanita dan PKK Kecamatan-Kelurahan Blitar, 27 Oktober 2016 Internet Sehat dan (INSAN) Aman DISHUBKOMINFO KOTA BLITAR
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak pidana pelanggaran lalu-lintas terjadi setiap waktu dan banyak tempat. Tingginya angka pelanggaran lalu-lintas merupakan salah satu penyebab bertambahnya jumlah
Lebih terperinciANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL
ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL Dosen : Yudi Prayudi S.Si., M.Kom Oleh : Nama : Achmad Syauqi NIM : 15917101 MAGISTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan memunculkan konsep pemasaran baru. Jika tadinya para pemasar menggunakan toko atau media cetak untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat sehingga memudahkan kita dalam melakukan aktifitas. Kehadiran
Lebih terperinciMedia Chatting terpopuler memungkinkan dapat di hack oleh banyak orang
Teknik Hacking SS7 Dan Cara Mencegahnya Nita Raraswati nita.raraswati@raharja.info Abstrak Media Chatting terpopuler memungkinkan dapat di hack oleh banyak orang karena baru-baru ini memungkinkan enkripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meluasnya penggunaan media komunikasi di masa sekarang ini, pertukaran data dan informasi pun menjadi sangatlah mudah. Perkembangan media komunikasi
Lebih terperinciANALISIS KONTEN DUGAAN TINDAK KEJAHATAN DENGAN BARANG BUKTI DIGITAL BLACKBERRY MESSENGER. Abstrak
ANALISIS KONTEN DUGAAN TINDAK KEJAHATAN DENGAN BARANG BUKTI DIGITAL BLACKBERRY MESSENGER Dedy Hariyadi1, Wing Wahyu Winarno2, Ahmad Luthfi3 Magister Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1970-an muncul sebuah alat atau media komunikasi yang bernama Instant
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1970-an muncul sebuah alat atau media komunikasi yang bernama Instant Messaging (IM) yang diawali dengan adanya teknologi Internet. Berawal dari munculnya
Lebih terperinciSeminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III
Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III Tema : Kejahatan Multimedia di Media Sosial @HOM Platinum Hotel Yogyakarta, 17 Nopember 2015 Dr. Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom, M.Pd, CEH, CHFI wahyudi@bsi.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA) A. Pengertian Cyber Crime Membahas masalah cyber crime tidak lepas dari permasalahan keamanan jaringan komputer atau keamanan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pattent Goods mulai berdiri pada 12 Desember 2013, pembuatan kaos kaki yang pemasarannya terfokus dengan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Pattent Goods mulai berdiri pada 12 Desember 2013, Pattent Goods merupakan perusahaan merchandise yang bergerak di bidang pembuatan kaos kaki yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 14 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA WARUNG INTERNET
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 14 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA WARUNG INTERNET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN, Menimbang
Lebih terperinciGambar 3.1: Web WhatsApp
WHATSAPP 3.1 Sekilas Tentang WhatsApp WhatsApp adalah aplikasi online chat yang kompatibel dengan beberapa jenis handphone, antara lain Iphone, Android, Blackberry, dan merk handphone Nokia. WhatsApp sepertinya
Lebih terperinciPenyalahgunaaan TIK serta Dampaknya
Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya Goals 1. Memahami berbagai dampak negatif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta masalahmasalah yang ditimbulkan 2. Membentengi diri dari dampak buruk yang
Lebih terperinciHUKUM PEMBUKTIAN KEJAHATAN TI
UNIVERSITAS GUNADARMA Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika HUKUM PEMBUKTIAN KEJAHATAN TI Pengantar komputer forensik teknologi informasi 1 HUKUM PEMBUKTIAN KEJAHATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Lebih terperinci