PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU"

Transkripsi

1 PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 1

2 A. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1. Menyadari arti pentingnya implementasi GCG sebagai salah satu alat untuk meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkesinambungan, maka pengelolaan bisnis perusahaan dilakukan degan penuh amanah, transparan, akuntable, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. 2. Sebagai upaya pencegahan dan penanganan terhadap adapnya potensi benturan kepentingan dan pejabat atau pegawai di lingkungan perusahaan dalam pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan tugasnya. 3. Untuk itu diperlukan adanya suatu pedoman bagi seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) dalam penanganan terhadap adanya atau potensi adanya benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. 4. Penyusunan Pedomanan Penanganan Benturan Kepentingan ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara BUMN NOMOR : PER-01/MBU/01/2015, dan peraturan-peraturan yang berlaku. B. MAKSUD DAN TUJUAN. 1. Maksud a. Menciptakan budaaya kerja perusahaan yangdapat mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan. b. Meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan, stakeholders dan mencegah terjadinya kerugian perusahaan. c. Meningkatkan integritas pejabat dan pegawai PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero). d. Meningkatkan pelaksanaan tugas perusahaan yang bersih dan berwibawa jauh dari unsur kepentingan pribadi atau golongan. 2. Tujuan Untuk memberikan kerangka acuan bagi seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang berkenaan dengan benturan kepentingan, sesuai dengan kaidah pengelolaan perusahaan yang baik (GCG) guna mendorong terlaksananya tugas dan fungsi masing-masing yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta penyimpangan lainnya. C. RUANG LINGKUP. Ruang lingkup pedoman ini adalah mengatur yang terkait dengan benturan kepentingan dan mekanisme pelaporannya di lingkungan PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero). PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 2

3 D. PENGERTIAN. 1. Perusahaan adalah PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero). 2. Pejabat adalah Direksi, Pejabat setingkat Kepala Divisi, setingkat Kepala Bagian dan setingkat Kepala Seksi. 3. Pegawai PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) adalah Karyawan Tetap dan PKWT. 4. Benturan Kepentingan adalah situasi dimana Direksi dan pegawai memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang dalam kedudukan atau jabatannya, sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusan dan/atau tindakannya. 5. Kepentingan Pribadi adalah keinginan/kebutuhan seorang pejabat atau pegawai mengenai hal yang bersifat pribadi. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 3 BAB II BENTURAN KEPENTINGAN. A. BENTUK BENTURAN KEPENTINGAN. Bentuk benturan kepentingan adalah situasi yang menyebabkan Pejabat dan Pegawai perusahaan melakukan hal-hal berikut : 1. Menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatannya. 2. Menggunakan barang milik perusahaan dan jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan. 3. Menggunakan informasi rahasia jabatan untuk kepentingan pribadi/golongan. 4. Memberikan kases khusus kepada pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya. 5. Dalam proses pengawasan dan pembinaan perusahaan tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi. 6. Melakukan penilaian atas sesuatu hal, yang mana suatu hal tersebut merupakan hasil kerja dari pegawai yang bersangkutan. 7. Menyalahgunakan jabatan. 8. Menggunakan diskresi yang menyalahgunakan wewenang. 9. Menentukan sendiri besaran gaji atau remunerasi dimana yang bersangkutan menduduki suatu jabatan dalam perusahaan. 10. Yang memungkinkan untuk memberikan informasi lebih dari yang ditentukan perusahaan, keistimewaan maupun peluang bagi calon penyedia barang/jasa untuk memenangkan dalam proses Pengadaan Barang/Jasa. 11. Bekerja lain di luar pekerjaan pokoknya. B. JENIS BENTURAN KEPENTINGAN. 1. Kebijakan dari pejabat perusahaan yang berpihak akibat pengaruh, hubungan dekat, ketergantungan, dan/atau pemberian gratifikasi. 2. Pemberian izin dan/atau persetujuan pejabat perusahaan yang diskriminatif.

4 3. Pengangkatan pegawai perusahaan berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/rekomendasi/pengaruh dari pegawai lainnya atau pihak lainnya. 4. Pemilihan partner atau rekanan kerja oleh pegawai perusahaan berdasarkan keputusan yang tidak profesional. 5. Melakukan komersialisasi pelayanan. 6. Menggunakan Barang perusahaan dan informasi rahasia perusahaan untuk Kepentingan Pribadi. 7. Melakukan pembinaan dan pengawasan tidak sesuai dengan norma, standar, dan prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang dibina dan diawasi. 8. Melakukan penilaian atas pengaruh pihak lain dan tidak sesuai norma, standar, dan prosedur. 9. Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai. 10. Menjadi bawahan dari pihak yang dinilai. C. SUMBER BENTURAN KEPENTINGAN 1. Penyalahgunaan wewenang, yaitu dengan membuat keputusan atau tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-batas pemberian wewenang yang diberikan oleh Anggaran Dasar, peraturan perusahaan dan peraturan lainnya yang berlaku. 2. Hubungan afiliasi yaitu hubungan yang dimiliki oleh Pegawai perusahaan dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan yang dapat mempengaruhi keputusannya. 3. Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 4. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan Pejabat dan Pegawai Perusahaan yang disebabkan karena struktur dan budaya organisasi yang ada. 5. Kepentingan pribadi, yaitu keinginan/kebutuhan seorang Pegawai mengenai suatu hal yang bersifat pribadi. A. PRINSIP DASAR BAB III PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Pengambilan keputusan dalam rangka pelaksanaan tugas dan kewajiban, Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) harus mendasarkan pada: a. Peraturan perundang-undangan, kebijakan dan standard operating procedure (SOP) yang berlaku; PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 4

5 b. Profesionalitas, objektifitas dan transparan; c. Tidak memasukkan unsur kepentingan pribadi; d. Tidak dipengaruhi oleh hubungan afiliasi. 2. Setiap terjadi benturan kepentingan, maka Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) : a. Harus mengungkapkan kejadian/keadaan benturan kepentingan yang dialami/diketahui; b. Tidak boleh berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. 3. Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) harus menghindarkan diri dari sikap, perilaku, dan tindakan yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan. 4. Pimpinan unit kerja dan atasan langsung harus mengendalikan dan menangani benturan kepentingan secara memadai. B. TINDAKAN TERHADAP POTENSI BENTURAN KEPENTINGAN Dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan, Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) bersikap/berperilaku/bertindak menghindarkan diri dari benturan kepentingan, dengan tidak: 1. Mengkaitkan nama PT. KBN (Persero) dengan BUMN/mitra kerja/pihak ketiga untuk kepentingan pribadi yang merugikan citra perusahaan; 2. Memberikan akses penggunaan fasilitas kantor dan Barang perusahaan di luar kedinasan untuk kepentingan pribadi; 3. Merangkap jabatan/duduk sebagai pengurus, penasehat atau pelindung dalam Badan Sosial, dimana yang bersangkutan menerima upah/gaji/honorarium atau keuntungan materil/finansil lainnya; 4. Memanfaatkan data dan informasi rahasia perusahaan untuk kepentingan pribadi/pihak lain; 5. Meminjam uang kepada pihak pihak lain/mitra kerja atau pegawai di lingkungan perusahaan/mitra kerja yang melanggar ketentuan atau kewajaran; 6. Menerima gratifikasi yang dianggap suap sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-05/M U/2014 Tentang Program Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian BUMN dan SKD No...tentang Pengendalian Gratifikasi C. TATA CARA PENANGANAN TERJADINYA SITUASI/KONDISI BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN/ATAU TINDAKAN. 1. Apabila seorang Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) berada dalam situasi yang berpotensi memiliki Benturan Kepentingan, maka berdasarkan penilaiannya sendiri yang bersangkutan menandatangani Surat Pernyataan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 5

6 Potensi Benturan Kepentingan dengan contoh format sebagaimana dimaksud pada Form Dalam hal Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) berdasarkan penilaiannya sendiri tidak merasa memiliki potensi Benturan Kepentingan, namun berdasarkan penilaian atasan langsung dan/atau unit Satuan Pengawas Intern (SPI) memiliki potensi Benturan Kepentingan, maka yang digunakan adalah penilaian Atasan Langsung dan/atau Unit Satuan Pengawas Intern (SPI). 3. Serangkaian tindakan yang harus dilakukan sebagai langkah lanjutan dalam menangani potensi Benturan Kepentingan yang dapat digunakan sebagai pedoman adalah: a. Penarikan diri dari proses pengambilan keputusan dimana Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) memiliki kepentingan; b. Membatasi akses Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) atas informasi tertentu apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan; c. Mutasi Pegawai PT. KBN (Persero) ke jabatan lain yang tidak memiliki benturan kepentingan; d. Mengalihtugaskan tugas dan tanggungjawab Pegawai yang bersangkutan; e. Mengintensifkan pengawasan terhadap Pegawai PT. KBN (Persero); f. Pemberian sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya. g. Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dari tindak lanjut hasil pemeriksaan terjadinya benturan kepentingan dilaksanakan oleh Unit Satuan Pengawas Intern (SPI). D. UPAYA YANG DIPERLUKAN UNTUK KEBERHASILAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Komitmen dan Keteladanan Diperlukan komitmen dan keteladanan dari seluruh Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) dalam menggunakan kewenangannya secara baik dengan mempertimbangkan kepentingan perusahaan, kepentingan shareholders, stakeholders, kepentingan pegawai, dan berbagai faktor lain. Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) harus menjaga integritas sehingga dapat menjadi teladan bagi Pegawai lainnya dan bagi stakeholder lainnya. 2. Perhatian Khusus atas Hal-hal Tertentu Perhatian khusus perlu dilakukan terhadap hal-hal tertentu yang dianggap berisiko tinggi yang akan dapat menyebabkan terjadinya situasi benturan kepentingan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus tersebut antara lain adalah: a. Hubungan afiliasi; b. Gratifikasi; c. Pekerjaan tambahan; d. Informasi orang dalam; PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 6

7 e. Kepentingan pibadi dalam pengadaan barang/jasa di lingkungan PT. KBN (Perswero) f. Tuntutan keluarga dan komunitas; g. Kedudukan di organisasi lain dimana yang bersangkutan menerima upah/gaji; h. Intervensi pada jabatan sebelumnya; dan i. Perangkapan jabatan. 3. Area Potensi Rawan Korupsi Setiap Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) harus memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal tertentu sebagaimana dimaksud pada butir 2 tersebut di atas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pada bidang atau area, sebagai berikut: a. Proses pengadaan barang dan jasa; b. Proses pelaksanaan pelepasan Barang Milik perusahaan; c. Pelaksanaan perjalanan dinas pejabat dan pegawai; d. Proses pemberian persetujuan pelepasan aset dan pendayagunaan aset perusahaan; e. Proses pemberian persetujuan pendirian anak perusahaan/perusahaan patungan; f. Proses persetujuan pelepasan penyertaan saham perusahaan pada anak perusahaan dan perusahaan patungan; g. Proses persetujuan RUPS RKAP perusahaan; h. Proses persetujuan RUPS Laporan Tahunan perusahaan; i. Proses pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris dan pejabat perusahaan; j. Proses privatisasi dan restrukturisasi perusahaan. 4. Menghindari Situasi Benturan Kepentingan Pelaksanaan tugas dan fungsi perusahaan agar selalu mengikuti kaidah penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good public governance), oleh karena itu seluruh Pejabat dan Pegawai PT. KBN (persero) yang karena tugas dan fungsinya terlibat dalam proses penyelenggaraan pada bidang atau area potensi rawan korupsi (sebagaimana dimaksud pada butir 3) harus memperhatikan agar menghindari dan memproteksi diri dari tindakan koruptif. Pejabat dan Pegawai PT. KBN (Persero) dapat lebih awal menghindari terjadinya benturan kepentingan atau melakukan antisipasi terhadap terjadinya benturan kepentingan dalam pengambilan keputusan, antara lain dengan lebih awal mengetahui agenda pembahasan untuk pengambilan keputusan atau melakukan penarikan diri (recusal) dari pengambilan keputusan secara ad hoc. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 7

8 5. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan kebijakan penanganan benturan kepentingan dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk menjaga agar tetap efektif dan relevan dengan kondisi lingkungan perusahaan yang terus berubah. BAB IV SANKSI ATAS PELANGGARAN A. PELAPORAN ATAS DUGAAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Apabila seorang Pegawai ASN Kementerian BUMN atau pihak-pihak lainnya (BUMN, Mitra Kerja, dan Masyarakat) yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui adanya atau potensi adanya Benturan Kepentingan di Kementerian BUMN dapat menyampaikan pelaporan atas dugaan adanya atau potensi adanya Benturan Kepentingan melalui saluran pelaporan atas dugaan pelanggaran (whistle blowing system). Kementerian BUMN menjamin bahwa proses penanganan pelaporan atas dugaan adanya atau potensi adanya benturan kepentingan yang dilakukan oleh pejabat atau pegawai di lingkungan Kementerian BUMN, maupun pihak ketiga akan dijaga kerahasiaannya. B. SANKSI Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan disiplin PNS/Pegawai ASN yang berlaku. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 8

9 3. Visi dan Misi Perusahaan Visi Mengelola Kawasan Industri Multi Purpose yang terintegrasi dengan pelabuhan, berwawasan lingkungan dan bertaraf International Misi 1. Mewujudkan manajemen perusahaan berstandar international dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan, serta bertindak proaktif, efisien dan inovatif dalam setiap karya. 2. Mendorong pengembangan industri padat modal dan tepat guna 3. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategis untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan. 4. Mendorong peningkatkan ekspor. 5. Menjadikan dan mengembangkan kawasan Dry Port. 6. Meningkatkan aplikasi teknologi industri modern 7. Mendukung pertumbuhan ekonomi regional. 8. Melaksanakan dan meningkatkan sistem logistik nasional (Sislognas) 9. Mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 10. Mengelola Dermaga Multi Purpose dan Dermaga untuk lokal. 11. Mempertahankan dan menunjang tersedianya sarana logistik berupa pergudangan dan penyediaan lahan. 12. Mengembangkan komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar. Kebijakan Korporasi : 1. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi disegala bidang dan menciptakan kesempatan pengembangan bagi organization capital, information capital dan human capital dalam rangka mengoptimalkan profitabilitas dan pertumbuhan usaha secara berkelanjutan. 2. Mengelola dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dan selalu mentaati peraturan dan perundangan yang berlaku. 3. Melakukan perubahan Anggaran Dasar dari penyewaan 100% menjadi 80% pengelolaan dan 20% penyewaan. 4. Melanjutkan bidang usaha existing yang masih menguntungkan meliputi : Kontrak gudang yang belum jatuh tempo dilanjutkan dengan penyesuaian tarif. Kontrak lahan untuk container yang belum jatuh tempo dengan penyesuaian tarif. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 9

10 Penyewaan lahan kerja sama dengan Pelindo 200 Ha (2014 s.d selesai kontrak) Tidak lagi berorientasi pada padat karya, tapi padat modal dan tepat guna. Tata Nilai Perusahaan Adapun nilai-nilai yang dianut oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Asumsi Dasar : Pelayanan Prima/Excellen Services b. Core Value : Terpercaya, Optimal, Prima (TOP) Upaya : Selalu berusaha menjadi yang terbaik, utama, dalam bisnisnya Saling berusaha keras secara berkelanjutan untuk menjadi yang terbaik (the best), menjadi yang pertama (the first), menjadi berbeda (being different) ditempat kerja, dan disetiap kegiatan. Selalu berusaha melakukan perbaikan berkelanjutan agar menjadi perusahaan yang unggul baik dalam dalam keunggulan SDM, (profesional berkomitmen kerja keras dan saling kerjasama), keunggulan kebijakan (yang berfikir strategis dalam menetapkan arah perusahaan, yang menguntungkan dan bertahan dalam jangka panjang), keunggulan proses (komitmen terhadaap sadar mutu, perbaikan berkelanjutan, kreatif/inovatif) keunggulan produk (produk jasa yang tepat dan berkualitas bagi pelanggan), keunggulan praktik (berkomitmen, disiplin baik prsaktik kerja dan bisnis sesuai 5 prinsip GCG), keunggulan kinerja (yang didukung SDM yang kompeten/profrsional, jujur, sadar mutu, kebersamaan, peduli). c. Lima (5) prinsip dasar GCG sebagai penyangga perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnis : 1. Transparansi 2. Akuntability 3. Responsbility 4. Independency 5. Fairness d. Pelaksanaan 7 (tujuh) nila dasar/fondasi perusahaan bidang SDM. 1. Integritas/jujur 2. Komitmen 3. Sadar mutu 4. Peduli 5. Kerjasama 6. Kreatif/inovatif 7. Profesional/kompeten. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 10

11 a. Integritas (jujur) : Sikap untuk selalu berupaya lurushati/jujur, tidak curang, dapat dipercaya dan tulus ikhlas terhadap perusahaan, orang lain dan diri sendiri. Sikap Integritas/jujur diterjemahkan kedalam 7 (tujuh) Perilaku Utama yang akan menjadi pegangan dalam menjalankan bisnis dan organisasi Perusahaan, yaitu antara lain: 1) Selalu berkata benar, sesuai fakta yang terjadi.bekerja hanya untuk kepentingan Perusahaan; 2) Menyajikan informasi secara lengkap.tidak pernah menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan lain di luar kepentingan Perusahaan; 3) Menjaga informasi perusahaan yang bersifatrahasia.bertanggung jawab dan senantiasa dapat menjelaskan keputusan dan langkah-langkah yang diambil dalam pekerjaan; 4) Memenuhi dan melaksanakan komitmen dan janji yang disampaikan.senantiasa menggunakan etika dalam bekerja; 5) Jujur, taat terhadap aturan/etika perusahaan, berdedikasi dan terbuka dalam bertindak dan berprilaku. 6) Menjaga kehormatan dan nama baik perusahaan. 7) Selalu tulus ikhlas dalam pelaksanaan tugas.senantiasa menjadi panutan bagi lingkungannya. b. Komitmen. Adalah keterikatan dan kewajiban serta memiliki kesatuan tekad dan tujuan untuk selalu melakukan upaya dalam rangka pencapaian tujuan tujuan perusahaan serta konsisten pada keputusan dan berdedikasi kepada stakeholders. Sikap komitmen dipraktekan dalam kegiatan sehari-hari, yaitu : 1) Menepati janji yang telah disepakati. 2) Memegang teguh tujuan bersama dan bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. 3) Saling membantu untuk memahami dan menghayati Visi Misi dan nilai-nilai perusahaan serta kepentingan terhadap masa depan perusahaan. 4) Berkontribusi secara pribadi dalam pencapaian Visi Misi PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 11

12 perusahaan. 5) Bertindak dan membuat keputusan-keputusan untuk memastikan kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek perusahaan konsisten dengan Visi dan nilai-nilai perusahaan. 6) Menerjemahkan Visi dan nilai-nilai perusahaan kedalam pedoman aktivitas sehari-hari dan bertindak selaras dengan pedoman tersebut. 7) Membimbing dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tindakan yang mendukung visi dan nilai-nilai perusahaan. c. Mencintai Pekerjaan (Passion) Memiliki semangat dan gairah dalam bekerja yang dilandasi rasa bangga dan cinta terhadap pekerjaan dan Perusahaan. Mencintai Pekerjaan (Passion) diterjemahkan kedalam 5 (lima) Perilaku Utama yang akan menjadi pegangan dalam menjalankan bisnis dan organisasi Perusahaan, yaitu antara lain : 1) Semangat dan keinginan yang kuat untuk senantiasa berbuat yang terbaik dibidangnya; 2) Menyenangi tugasnya dan selalu berpikir positif dalam bekerja; 3) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah Perusahaan; 4) Bangga terhadap Perusahaan sebagai wujud dari kebanggaan pada bangsa dan negara; 5) Senantiasa menghasilkan kualitas pekerjaan yang terbaik. d. Senang Belajar Untuk Kemajuan (Learning) Senantiasa belajar hal-hal baru dan berani untuk mencoba gagasan baru dan cara-cara kerja yang lebih baik untuk kemajuan Perusahaan. Senang Belajar Untuk Kemajuan (Learning) diterjemahkan kedalam 3 (tiga) Perilaku Utama yang akan menjadi pegangan dalam menjalankan bisnis dan organisasi Perusahaan, yaitu antara lain: 1) Selalu ingin mengetahui dan belajar hal-hal baru untuk kemajuan Perusahaan; 2) Melihat jauh ke depan dan senantiasa berusaha untuk membawa Perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi; 3) Berani mencoba hal-hal baru dengan niat semata-mata untuk memperbaiki kualitas, proses dan produk Perusahaan. e. Membangun Kepercayaan (Trust) Percaya pada niat baik dan senantiasa menjaga kepercayaan yang PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 12

13 diamanahkan pada dalam melaksanakan pekerjaan. Membangun Kepercayaan (Trust) diterjemahkan kedalam 3 (tiga) Perilaku Utama yang akan menjadi pegangan dalam menjalankan bisnis dan organisasi Perusahaan, yaitu antara lain: 1) Percaya pada niat yang baik dan senantiasa menjaga kepercayaan; 2) Senantiasa membangun kepercayaan (Trust) diantara seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara dan para pemangku kepentingan; 3) Tidak terkotak-kotak, selalu saling membantu untuk kepentingan Perusahaan semata; 4) Selalu berorientasi kepada pelayanan untuk memperoleh kepercayaan dari para pelanggan. 4. Maksud, Tujuan dan Manfaat Code of Conduct a. Maksud penerapan Code of Conduct bagi Perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara memahami bahwa segala aktivitas Perusahaan berlandaskan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG); 2) Mendorong seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara untuk berperilaku yang baik dalam melaksanakan segala aktivitas Perusahaan; 3) Menciptakan suasana kerja yang sehat dan nyaman dalam lingkungan Perusahaan; 4) Meminimalisasi peluang terjadinya penyimpangan. b. Tujuan penerapan Code of Conduct bagi Perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi Perusahaan secara profesional dan beretika bisnis; 2) Sebagai panduan perilaku bagi seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara yang harus dipatuhi dalam melaksanakan segala aktivitas Perusahaan; 3) Sebagai pegangan untuk menghindari benturan kepentingan dalam melaksanakan segala aktivitas Perusahaan; 4) Mengembangkan hubungan yang harmonis, sinergi dan saling menguntungkan antara Insan Kawasan Berikat Nusantara dan Stakeholders lainnya dengan Perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip korporasi yang sehat dan etika berusaha yang menjadi nilai-nilai serta filsafat bisnis untuk menjadi perusahaan bidang industri yang berdaya saing tinggi. c. Perusahaan berusaha untuk melaksanakan Code of Conduct ini secara konsisten dan konsekuen sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang, bagi: 1) Perusahaan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 13

14 a) Mendorong kegiatan operasional Perusahaan agar lebih efisien dan efektif mengingat hubungan dengan Pelanggan, Masyarakat, Pemerintah dan Stakeholders lainnya memiliki standar etika yang harus diperhatikan; b) Meningkatkan nilai Perusahaan dengan memberikan kepastian dan perlindungan kepada Stakeholders dalam berhubungan dengan Perusahaan sehingga menghasilkan reputasi yang baik, yang pada akhirnya mewujudkan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. 2) Pemegang Saham Menambah keyakinan bahwa Perusahaan dikelola secara amanah, hati-hati (prudent), efisien, transparan, akuntabel dan fair untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan oleh Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan. 3) Insan Kawasan Berikat Nusantara a) Memberikan pedoman kepada setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara tentang tingkah laku yang diinginkan atau yang dilarang oleh Perusahaan; b) Menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, etika dan keterbukaan sehingga akan meningkatkan kinerja dan produktifitas setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara secara menyeluruh. 4) Masyarakat dan pihak lain yang terkait Menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Perusahaan, yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan ekonomi-sosial bagi masyarakat dan pihak lain yang terkait. 6. Istilah-Istilah Yang Digunakan 1. Perusahaan (atau Perseroan), dengan huruf P Kapital, adalah PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), sedangkan perusahaan (atau perseroan) dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum. 2. Corporate governance, adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. 3. Pedoman Etika dan Perilaku (Code of Conduct), adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara dalam melaksanakan tugasnya yang didalamnya memuat etika bisnis dan perilaku seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara dalam mencapai tujuan, visi dan misi Perusahaan antara lain termasuk etika hubungan antara Perusahaan dengan Karyawan, Pemegang Saham, Pemasok, Investor, Pemerintah, Mitra usaha, Pesaing, Media Massa, Masyarakat dan Lingkungannya. 4. Benturan kepentingan, adalah situasi atau kondisi yang memungkinkan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 14

15 organ utama Perusahaan memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya dalam Perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan,sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat dilakukan secara obyektif. 5. Dewan Komisaris, adalah keseluruhan Anggota Dewan Komisaris sebagai suatu kesatuan Dewan (Board). 6. Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk pada individu (bukan Board). 7. Direksi, adalah keseluruhan Anggota Direksi sebagai satu kesatuan Dewan (Board). 8. Anggota Direksi, adalah Anggota Direksi yang merujuk kepada individu (bukan Board). 9. Karyawan, adalah orang yang terikat hubungan kerja dengan Perusahaan serta telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan diangkat oleh Direksi serta diberikan penghasilan, kesejahteraan dan fasilitas sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan Perusahaan. 10. Insan Kawasan Berikat Nusantara, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan Perusahaan. 11. Atasan Langsung, adalah jabatan yang didudukinya dalam hubungan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. 12. Stakeholders, adalah setiap pihak yang memiliki kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung baik finansial maupun non finansial terhadap Perusahaan dan memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan hidup Perusahaan, termasuk didalamnya Pemegang Saham, Karyawan, Pemerintah, Pelanggan, Pemasok, Investor dan Masyarakat serta pihak berkepentingan lainnya. 13. Mitra Usaha, adalah pihak perseorangan maupun perusahaan yang menjalin kerjasama bisnis berdasarkan potensi dan kelayakannya yang saling menguntungkan dengan Perusahaan. 14. Nilai-Nilai Perusahaan, adalah kombinasi dari nilai-nilai (values) dan keyakinan (beliefs), yaitu prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar dalam menjalankan bisnis dan organisasi, yang menjadi pegangan bagi setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan bersama. 15. Etika, adalah sistem nilai atau norma yang diyakini oleh seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara sebagai suatu standar perilaku pada Perusahaan. 16. Etika Usaha, adalah sistem nilai atau norma yang dijabarkan dari filosofi pendirian Perusahaan dan yang dianut oleh Perusahaan sebagai acuan Perusahaan serta manajemennya untuk berhubungan dengan lingkungannya, baik internal maupun eksternal (Stakeholder). 17. Etika Kerja, adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Pimpinan dan Karyawan dalam melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar Karyawan dan Perusahaan. 18. BAB II. PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 15

16 Berikut ini adalah prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diterapkan dalam Code of Conduct: 1. Transparansi (Transparency) Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan Perusahaan dalam pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai, akurat, dan tepat waktu serta mudah diakses oleh Stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia mengenai Perusahaan dan Pelanggan serta Mitra Kerja sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. 2. Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan menjamin kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan pertanggung jawaban Jajaran Perusahaan sehingga terjadi keseimbangan kekuasaan dan pengelolaan perusahaan secara efektif. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ kerja Perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh Perusahaan kepadanya. Setidak-tidaknya Perusahaan mengenal 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas: a. Akuntabilitas Individu Akuntabilitas yang melekat kepada hubungan antara pimpinan dengan bawahan dan berlaku kepada kedua belah pihak. b. Akuntabilitas Kelompok Akuntabilitas yang melekat kepada kelompok yang harus ditanggung bersama atas kondisi dan kinerja yang tercapai. c. Akuntabilitas Korporat Akuntabilitas yang melekat kepada Perusahaan secara menyeluruh dalam menjalankan aktivitas bisnisnya sesuai Anggaran Dasar Perusahaan. 3. Bertanggung Jawab (Responsibility) Perusahaan menjamin kesesuaian dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya berdasarkan prinsip korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap Pemerintah sesuai peraturan yang berlaku, bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat. 4. Kemandirian (Independency) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 16

17 Perusahaan menjamin pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran (Fairness) Perusahaan menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Stakeholders berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 17 BAB III. ETIKA BISNIS PERUSAHAAN Secara sederhana yang dimaksud dengan etika dalam Code of Conduct ini adalah nilai atau norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam perusahaan dalam mengatur tingkah lakunya. Dengan demikian etika bisnis bisa diartikan sebagai cara-cara baik untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, Perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun Perusahaan di masyarakat. 1. Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Peraturan merupakan produk hukum yang wajib ditaati dan menjadi pedoman. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap hukum merupakan standar dari perilaku yang harus dijalankan. Perusahaan senantiasa membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator, Legislator dan instansi terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Perusahaan juga menghindari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan dengan Pemerintah/Regulator. Peraturan perundang-undangan yang diterapkan untuk perilaku bisnis Perusahaan ini mencakup Undang-undang, Peraturan Perusahaan, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, hukum bisnis, dan segala hukum serta peraturan yang berlaku khususnya yang berkaitan dengan lapangan usaha Perusahaan. Memahami dan mematuhi peraturan perundang-undangan merupakan elemen utama yang harus dijaga dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara. Ketentuan selanjutnya dapat mengacu pada peraturan Perusahaan yang berlaku. 2. Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Suap dan Lainnya Pemberian dan/atau penerimaan Hadiah, Cindera Mata maupun Jamuan Bisnis dilakukan dalam rangka interaksi sosial dan pembinaan hubungan yang baik antar Perusahaan dan Mitra Usaha secara sehat dan wajar serta dapat

18 dipertanggungjawabkan tanpa menimbulkan benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menjalankan usaha Perusahaan. Perusahaan melarang tindakan-tindakan sebagai berikut: a. Suap Suap adalah suatu pemberian ataupun janji untuk memberi kepada seseorang atau pejabat yang akan mempengaruhi keputusan yang terkait dengan jabatannya antara lain dengan berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya, untuk keuntungan si pemberi suap. Bentuk-bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau penerimaan jabatan kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat merupakan imbalan. b. Pembayaran Tidak Wajar Pembayaran tidak wajar adalah praktek-praktek pembayaran khusus, hiburan dan sokongan kepada pihak-pihak di luar Perusahaan guna melancarkan jalannya bisnis Perusahaan yang melebihi kewajaran/kelayakan yang berlaku di dunia bisnis. 3. Kepedulian Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk keberhasilan aktivitas usaha Perusahaan. Perusahaan berkomitmen untuk menerapkan dan memelihara perilaku yang dapat mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja Insan Kawasan Berikat Nusantara. Oleh karena itu bagi setiap Insan Jasa Marga dalam bekerja harus: a. Mentaati setiap peraturan perundang-undangan dan/atau standar tentang keamanan dan keselamatan kesehatan kerja. b. Mengutamakan tindakan pencegahan yaitu yang bersifat menghindari terjadinya kecelakaan. c. Menjaga tata tertib dan disiplin agar tercipta lingkungan kerja yang aman dan teratur sehingga Perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan baik. d. Melakukan penanggulangan atas kejadian kecelakaan yang terjadi sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku dan senantiasa memiliki rencana penanggulangan keadaan darurat. e. Melaporkan setiap insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi kepada pimpinan unit masing-masing dan instansi berwenang terkait dalam batas waktu yang ditentukan. f. Melakukan pemeriksaan, inspeksi dan evaluasi secara berkala terhadap semua sarana termasuk sumber daya, peralatan dan sistem deteksi secara seksama sesuai kewenangannya untuk memastikan kesiapannya. PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 18

19 4. Pemberian Kesempatan Yang Sama Kepada Karyawan Untuk Mendapatkan Pekerjaan, Promosi dan Pemberhentian Kerja 1) Perusahaan menjunjung tinggi penegakan hukum dan peraturan Perusahaan dengan konsisten tanpa membedakan ras, gender, agama dan jabatan. 2) Perusahaan selalu menjunjung kesetaraan kerja termasuk di dalamnya larangan terhadap segala bentuk diskriminasi. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dan setara serta perlakuan yang adil kepada seluruh Karyawan. 3) Perusahaan memberikan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kemampuan karyawan/diklat, dan kesempatan yang sama mengembnagkan diri dan promosi. 5. Standar Etika Dalam Berhubungan dengan Stakeholders Kepercayaan merupakan unsur penting untuk meningkatkan loyalitas Pelanggan maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan, selain kepercayaan, peningkatan pelayanan yang tinggi menjadikan nilai tambah tersendiri bagi Perusahaan. Untuk menciptakan harmonisasi dan iklim usaha yang terpercaya tersebut, Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya senantiasa bertindak profesional, jujur, adil dan konsisten dalam memberikan pelayanan kepada Stakeholders. Landasan Perusahaan dalam membina hubungan dengan Stakeholders dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Hubungan Dengan Insan Kawasan Berikat Nusantara Dalam rangka mewujudkan hubungan yang berkualitas, adil, serta dapat mendorong intensitas dan kualitas partisipasi Insan PT. Kawasan Berikat Nusantara, Perusahaan akan memperlakukan Insan PT. Kawasan Berikat Nusantara sebagai anggota Perusahaan dengan adil dengan cara sebagai berikut: 1) Menghormati hak dan kewajiban Insan Kawasan Berikat Nusantara serta akan selalu mengikutsertakan Insan Kawasan Berikat Nusantara dalam menetapkan kebijakan pengelolaan Karyawan secara konsisten sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2) Selalu mensosialisasikan semua peraturan, khususnya peraturan baru, kepada seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara; 3) Menciptakan kesempatan kerja yang sama kepada seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara tanpa membedakan suku, ras, gender, dan agama; 4) Menjunjung tinggi penegakan hukum dan peraturan Perusahaan dengan konsisten tanpa membedakan suku, ras, gender, agama dan jabatan; 5) Senantiasa berusaha menciptakan tempat kerja yang berwawasan lingkungan serta menjaga kesehatan dan keselamatan Karyawannya; 6) Berusaha meningkatkan kesejahteraan Insan Kawasan Berikat Nusantara PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 19

20 secara adil, layak dan transparan; 7) Menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif Karyawan yang memberikan nilai tambah terhadap Perusahaan. 8) Memperlakukan karyawan sebagai sumber daya yang berharga. 9) Menghargai kebebasan beragama. 10) Menjalankan ketentuan pemberian benefit dan kompensasi lainnya. 11) Memberi umpan balik dan memberikan usulan yang konstruktif dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 12) Memberi aspirasi pada Forum Komunikasi Karyawan (Forkom) PT. KBN (Persero) sebagai mitra dalam membangun bisnis yang bermoral dan efektif dalam pencapaian tujuan, visi dan misi Perusahaan. b. Hubungan Dengan Regulator/Pemerintah Perusahaan mempunyai komitmen untuk menjaga dan memelihara hubungan baik yang komunikatif dengan Pemerintah, dalam hal ini dengan setiap Jajaran Pemerintah yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan Perusahaan dalam menjaga hubungan dengan Pemerintah adalah sebagai berikut: 1) Senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2) Membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator, Legislator dan instansi terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah; 3) Menghindari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan dengan Pemerintah/Regulator; 4) Mematuhi dan mendukung peraturan perundang-undangan yang terkait dengan aktivitas usaha Perusahaan termasuk di dalamnya ketaatan terhadap pembayaran pajak, retribusi, masalah ketenagakerjaan dan lingkungan hidup; 5) Mendukung program nasional maupun regional khususnya di bidang teknologi, pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya; 6) Tidak memanfaatkan hubungan baik dengan Pemerintah untuk memperoleh kesempatan bisnis dengan cara yang tidak etis; 7) Senantiasa berkomunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dan beretika berdasarkan nilai kejujuran, saling menghormati, serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 8) Menghindari penyalahgunaan hubungan kemitraan antara lain dengan memberikan jamuan dan hadiah untuk kepentingan pribadi. c. Hubungan Dengan Pemegang Saham 1) Senantiasa berusaha meningkatkan nilai Perusahaan dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kemampuan Perusahaan; 2) Senantiasa menghormati dan menjamin bahwa hak-hak Pemegang Saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan lain yang berlaku dapat terpenuhi dengan baik secara transparan, adil, tepat waktu dan lancar; 3) Senantiasa menjamin bahwa informasi material mengenai Perusahaan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 20

21 selalu diberikan dengan sejujur-jujurnya, tepat waktu dan teratur kepada Pemegang Saham sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4) Tidak melakukan suatu perbuatan untuk mencari keuntungan bagi pribadi dan pihak lain dengan menggunakan informasi Perusahaan yang bukan untuk kepentingan umum atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. Agar hubungan dengan Pemegang Saham dapat terjalin dengan baik dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Perusahaan menetapkan kebijakan sebagai berikut: 1) Setiap Pemegang Saham dan wakilnya yang sah berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Perusahaan, yang berkaitan dengan diri Pemegang Saham yang bersangkutan pada waktu jam kerja kantor Perusahaan; 2) Memberikan informasi material yang lengkap dan akurat mengenai Perusahaan kepada setiap Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Membuat mekanisme RUPS yang memungkinkan setiap Pemegang Saham dapat hadir dalam RUPS dan memberikan suaranya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Menjamin agar setiap Pemegang Saham mendapatkan hak-haknya sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan, semua keputusan yang diambil secara sah dalam RUPS serta peraturan perundangundangan yang berlaku. 5) Setiap Pemegang Saham harus memenuhi kewajiban dan melaksanakan tanggungjawabnya sesuai Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Hubungan Dengan Investor dan Pelanggan Lainnya 1) Memberi informasi jelas dan mudah dimengerti tentang hak dan kewajiban pelanggan; 2) Senantiasa memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada Investor dan Pelanggan, yang terkait usaha Perusahaan; 3) senantiasa meningkatkan pelayanan dengan menggunakan teknologi baru yang sesuai, dengan memperhatikan azas manfaat dan tepat guna bagi peningkatan pelayanan serta kenyamanan kerja dan peningkatan daya saing; 4) Menyediakan layanan pengaduan bagi Investor dan Pelanggan lainnya yang mudah diakses dan tanpa ada diskriminasi; 5) Melaksanakan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, mudah dipahami serta diterima oleh norma-norma masyarakat. e. Hubungan Dengan Mitra Usaha Perusahaan dalam berhubungan dengan calon Mitra Usaha dan Mitra Kerja PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 21

22 dilakukan secara profesional, setara dan saling menguntungkan dengan mematuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Senantiasa mengedepankan azas manfaat dengan memilih mitra usaha yang memberikan nilai terbaik pada Perusahaan dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); 2) Menghindari kerjasama dengan Mitra Usaha yang melakukan praktek usaha yang tidak etis; 3) Selalu menjaga hubungan baik, setara, transparan dan saling menguntungkan dalam bekerja sama dengan para Mitra Usaha; 4) Senantiasa melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan nilai-nilai etika dan dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan oleh hukum; 5) Senantiasa memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing sesuai dengan kontrak; 6) Mitra usaha wajib mematuhi semua ketentuan internal yang berlaku di Perusahaan. f. Hubungan Dengan Pesaing Usaha-usaha untuk mendapatkan informasi tentang bisnis kompetitor/pesaing yang akan digunakan untuk evaluasi, komparasi, penentuan strategi pemasaran dan perencanaan adalah hal yang wajar dan diperbolehkan, dengan cara jujur dan diambil dari sumber yang sah. Perusahaan sangat mendukung iklim usaha persaingan yang sehat di dalam industri sewa menyewa bangunan, lahan/tanah/depo dengan selalu menjunjung tinggi etika usaha dalam setiap kegiatan usahanya yaitu: 1) Senantiasa melaksanakan usaha dengan memperhatikan kaidah-kaidah persaingan yang sehat dan beretika sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; 2) Selalu saling menghormati dan menjaga hubungan dengan Pesaing; 3) Melarang kesepakatan/perjanjian dengan pesaing dengan tidak melibatkan diri dalam kegiatan bisnis yang dapat melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. g. Hubungan Dengan Kreditur/Investor 1) Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon Kreditur/Investor termasuk penggunaan dana; 2) Proses pemilihan Kreditur/Investor di Perusahaan harus bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); 3) Senantiasa menjaga reputasi Perusahaan dalam penggunaan dana-dana yang bersumber dari pinjaman Kreditur/Investor dengan selalu memenuhi komitmennya; 4) Senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, selektif, kompetitif dan adil, dalam pemilihan sumber pendanaan dari pinjaman, Perusahaan h. Hubungan Dengan Pemasok/Kontraktor PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 22

23 1) Memberikan kesempatan yang sama kepada Pemasok/Kontraktor untuk mengikuti pelelangan di Perusahaan sebagaimana diatur dalam kebijakan Perusahaan maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2) Menghindari adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses pengadaan terhadap Pemasok/Kontraktor di Perusahaan; 3) Senantiasa menghindari bertransaksi dengan para Pemasok/Kontraktor yang melakukan praktek-praktek bisnis yang tidak etis. Apabila Pemasok/Kontraktor terbukti melanggar, maka akan diberi sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan; 4) Melaksanakan proses pengadaan secara transparan, kompetitif dan adil untuk mendapatkan Pemasok/Kontraktor yang memenuhi kualifikasi persyaratan pekerjaan dan harga yang dapat dipertanggungjawabkan; 5) Senantiasa memenuhi hak-hak Pemasok/Kontraktor sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama; 6) Senantiasa melakukan komunikasi yang baik dengan Pemasok/Kontraktor termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan. i. Hubungan Dengan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar 1) Selalu membangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta berupaya memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar tempat Perusahaan beroperasi; 2) Senantiasa menjaga lingkungan hidup dengan meminimalkan dampak lingkungan dan mempertahankan keseimbangan ekosistem yang ada serta melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan; 3) Menghindari segala perkataan, tindakan yang mengarah kepada diskriminasi masyarakat berdasar suku, agama, ras dan golongan; 4) Perusahaan mendorong perasaan ikut memiliki bagi masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan dengan tujuan agar masyarakat turut menjaga aset perusahaan; j. Hubungan Dengan Media Massa 1) Memperlakukan media massa sebagai mitra usaha untuk menyampaikan informasi mengenai Perusahaan secara terbuka dan bertanggung jawab dalam kerangka membangun citra Perusahaan yang positif dengan tetap menghormati kode etik jurnalistik; 2) Senantiasa berusaha memberikan informasi yang benar, relevan, berimbang dan bersifat edukatif kepada masyarakat dalam pemahaman terhadap usaha Perusahaan; 3) Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang disampaikan melalui media massa dengan tetap memperhatikan aspek risiko dan biaya. k. Hubungan Dengan Anak Perusahaan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 23

24 1) Memastikan bahwa GCG juga dilaksanakan dengan konsisten di tingkat Anak Perusahaan; 2) Senantiasa menjalin hubungan baik dengan Anak Perusahaan dalam upaya membangun sinergi dan meningkatkan citra Perusahaan dan kelompok usahanya; 3) Setiap hubungan dengan Anak Perusahaan dilaksanakan dalam kerangka hubungan bisnis yang wajar dan saling menguntungkan. 6. Standar Etika Jajaran Manajemen dan Karyawan Kelangsungan hidup suatu Perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja dan citra Perusahaan. Kinerja dan citra Perusahaan itu sendiri sangat ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu kemampuan (kapabiltas dan kompetensi) dan perilaku setiap Insan Kawasan Berikat Nusantara sebagai penggerak roda organisasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi Perusahaan untuk mengatur perilaku Insan Kawasan Berikat Nusantara yang beretika dalam pelaksanaan aktivitas sehari-hari di Perusahaan. a. Perilaku Sebagai Atasan Terhadap Bawahan 1) Menghargai dan memperlakukan bawahan sebagai manusia seutuhnya dengan memperhatikan semua sisi kemanusiannya; 2) Selalu berkomunikasi secara santun, terbuka, jujur dan bertanggungjawab; 3) Senantiasa meningkatkan pengetahuan bawahan dan menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif bawahan; 4) Melibatkan dan mempertimbangkan masukan dari bawahan dalam proses pengambilan keputusan serta menghargai dan menerima perbedaan pendapat dan kritik yang membangun; 5) Memberi keteladanan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari, sesuai kata dengan perbuatan; 6) Menjadi pelopor pembaharuan dan manajemen perubahan; 7) Mendorong budaya kepatuhan terhadap pedoman perilaku dan kebijakan Perusahaan; 8) Mendorong/memotivasi bawahan untuk berprestasi dan secara bersamasama mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan; 9) Melakukan koreksi atau teguran ke bawahan secara konstruktif, adil dan tanpa mematahkan semangat kerja yang bersangkutan; 10) Memberikan kesempatan yang sama kepada bawahan untuk mengembangkan karirnya tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, gender dan golongan; 11) Menanggapi setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin dan menindaklanjutinya secara adil dan transparan sesuai peraturan Perusahaan; 12) Menjaga keutuhan dan kekompakan seluruh Insan Kawasan Berikat Nusantara dengan menghindari persaingan yang tidak sehat serta PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 24

25 menghindari pengkotakan antar bagian; 13) Tidak melakukan intimidasi atau tekanan, penghinaan, dan pelecehan terhadap bawahan. b. Perilaku Sebagai Bawahan Terhadap Atasan 1) Bekerja jujur dan profesional dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab; 2) Bersikap dan bertingkah laku santun terhadap atasan dan sesama Insan Kawasan Berikat Nusantara; 3) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas; 4) Memberikan saran dan masukan yang positif kepada atasan; 5) Berani dan bebas mengeluarkan pendapat secara santun dalam mendiskusikan kebijakan atasan yang tidak sesuai dengan aturan dan/atau tujuan Perusahaan dan menyampaikan saran untuk perbaikan; 6) Tidak membahas secara negatif kebijakan atasan dengan sesama bawahan yang berpotensi mengundang fitnah dan kontra produktif terhadap kinerja Perusahaan; 7) Mematuhi peraturan Perusahaan dan menginformasikan kepada atasan bila terdapat indikasi penyimpangan; 8) Patuh dan konsekuen terhadap hukum, kebijakan (policy), dan Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan; 9) Tidak melakukan tindakan yang di luar kewenangannya; 10) Mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). c. Perilaku Sebagai Rekan Kerja 1) Selalu menjaga perilaku sopan dan santun baik di dalam maupun di luar Perusahaan. 2) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk bekerja dalam kelompok demi kemajuan Perusahaan; 3) Memiliki semangat kerja sama yang tinggi dan selalu siap membantu rekan ataupun unit kerja lain untuk kebaikan Perusahaan; 4) Bersedia berbagi pengetahuan dan keterampilan kepada rekan kerja lainnya tanpa merasa takut tersaingi; 5) Menghargai orang lain, tidak meremehkan dan membeda-bedakan satu dengan lainnya; 6) Menerima setiap masukan dan saran yang diberikan untuk perbaikan diri dan peningkatan kinerja; 7) Menciptakan keterbukaan informasi sesama rekan kerja dan antar unit kerja untuk mendukung kerja sama dan koordinasi yang baik demi kemajuan Perusahaan dengan tidak melanggar Perjanjian Kerja Bersama antara Perusahaan dan Karyawan yaitu menyimpan rahasia Perusahaan dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya; 8) Bersikap terbuka, simpatik dan membantu sesama rekan, saling PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 25

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan

Lebih terperinci

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII KATA PENGANTAR Penerapan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 0 BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 01/1VIBU/01/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Halaman 1 dari 37 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan menyadari

Lebih terperinci

P E D O M A N E T I K A D A N P E R I L A K U P T M T I PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

P E D O M A N E T I K A D A N P E R I L A K U P T M T I PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT MULTI TERMINAL INDONESIA REVISI 3 TAHUN 2017 0 Daftar Isi KATA PENGANTAR 2 Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi PT.Multi Terminal Indonesia Untuk Pedoman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR: 97/KPTS/2011 TENTANG. PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

KEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR: 97/KPTS/2011 TENTANG. PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk KEPUTUSAN DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk NOMOR: 97/KPTS/2011 TENTANG PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) DI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk DIREKSI PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk Menimbang : a. bahwa Perusahaan

Lebih terperinci

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT ) 1 dari 9 1. LATAR BELAKANG Perseroan menyadari pentingnya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) atau GCG sebagai salah satu acuan bagi Perseroan untuk meningkatkan nilai

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG... 1 2. LANDASAN PENYUSUNAN CODE OF CONDUCT... 2 3. VISI DAN MISI PERUSAHAAN... 2

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan... 2 1. Latar Belakang... 2 2. Landasan Penyusunan... 2 3. Tujuan Penyusunan... 3 4. Pengertian... 3 5. Benturan Kepentingan...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1371, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Konflik Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PT PROVIDENT AGRO TBK

KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PT PROVIDENT AGRO TBK KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PT PROVIDENT AGRO TBK COC11.2015 KODE ETIK (CODE OF CONDUCT/COC) PT PROVIDENT AGRO TBK 1. Latar Belakang 2. Landasan Penyusunan. 1 3. Visi Misi Perusahaan. 2 4. Tata Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN ETIKA DAN PERILAKU CODE OF CONDUCT 2011 0 Daftar Isi Bab I. 2 PENDAHULUAN 2 Latar Belakang 2 Landasan Penyusunan Code of Conduct... 3 Visi dan Misi Perusahaan... 3 Tata Nilai Perusahaan... 3 Maksud,

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDA ACEH PEDOMAN BENTURAN TAHUN 2017 RASI DAN UK BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dinas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.738, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOPOLHUKAM. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Komitmen Manajemen... 2 3. Maksud dan Tujuan... 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku BAB I PENDAHULUAN PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (Temas Line) merupakan salah satu perusahaan terbuka di bidang industri pelayaran yang berkembang cukup signifikan. Seiring dengan perkembangan ini Perseroan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah perilaku benturan

Lebih terperinci

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun No.729, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Konflik Kepentingan Pencegahan dan Penanganan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2017 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI BANTUL

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 5 2013, No.581 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KEBIJAKAN ETIKA PERUSAHAAN (CODE OF CONDUCT) PT TIMAH (PERSERO) TBK 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 DAFTAR ISTILAH 3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA CODE OF CONDUCT 5 B. LANDASAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I CODE OF CONDUCT ACE HARDWARE INDONESIA

DAFTAR ISI BAB I CODE OF CONDUCT ACE HARDWARE INDONESIA CODE OF CONDUCT 1 DAFTAR ISI BAB I CODE OF CONDUCT ACE HARDWARE INDONESIA 1. Dasar Pemikiran 3 2. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Ace Hardware Indonesia 3 3. Tujuan Code of Conduct 3 4. Manfaat Code of Conduct

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160 PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II BAB III :

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; PELINDOIII PERATURAN DIREKSI PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) NOMOR: PER.77/HK.03/P.III-2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Dl LINGKUNGAN PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DIREKSI

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN I. Pendahuluan

PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN I. Pendahuluan 2013, No.65 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PEDOMAN UMUM PENANGANAN

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.576, 2015 BKPM. Benturan Kepentingan. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja. KODE ETIK PT INTERMEDIA CAPITAL TBK ( Perusahaan ) I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Kode Etik ini disusun dalam rangka meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan

Lebih terperinci

2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon

2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon No.1383, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL LATAR BELAKANG Meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

T Darma Henwa Tbk. PT Darma Henwa Tbk. Bertindak dengan Penuh Integritas

T Darma Henwa Tbk. PT Darma Henwa Tbk. Bertindak dengan Penuh Integritas P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN ETIKA USAHA PERILAKU & Code PEDOMAN of Conduct PERILAKU PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... 3 BAB I PENGANTAR.. 5 1. Misi, Visi dan Nilai-Nilai Perusahaan....

Lebih terperinci

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan.

1. Pelanggan Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk atau jasa Perseroan. Pedoman Perilaku NPH A. Etika Bisnis Dalam upaya mencapai visinya, NPH menetapkan etika bisnis yang menjadi pedoman perilaku bagi komisaris, direksi, karyawan dan mitra kerja NPH. Etika bisnis disusun

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 61 TAHUN 2016 TENT ANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA PENGANTAR DIREKSI DAN KOMISARIS Kita sebagai Insan Rukindo patut bersyukur atas kesempatan dapat

Lebih terperinci

Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016

Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016 Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016 1 Latar Belakang 1. Meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat

Lebih terperinci

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9 Tim GCG Hal : 1 of 9 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Definisi Good Corporate Governance 3 1.2 Prinsip Good Corporate Governance 3 1.3 Pengertian dan Definisi 4 1.4 Sasaran dan Tujuan Penerapan GCG 5

Lebih terperinci

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN ( CODE OF CONDUCT )

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN ( CODE OF CONDUCT ) PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN ETIKA PERUSAHAAN ( CODE OF CONDUCT ) LEMBAR PEMBERLAKUAN DAN MAKLUMAT KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) Kami,

Lebih terperinci

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KOMITMEN DALAM MENERAPKAN PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

KOMITMEN DALAM MENERAPKAN PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) 1 2 KOMITMEN DALAM MENERAPKAN PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini merupakan penyempurnaan berkelanjutan dari dokumen sebelumnya yang telah ditetapkan pada tahun 2009.

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1207, 2014 KEMEN KUKM. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PER/M.KUKM/VIII/2014

Lebih terperinci

CODE OF CONDUCT PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA

CODE OF CONDUCT PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA CODE OF CONDUCT 1. Dasar Pemikiran PRINSIP DASAR PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA Code Of Conduct Perusahaan merupakan pernyataan tertulis tentang GCG yang dikehendaki Perusahaan, baik terhadap Dewan

Lebih terperinci

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang tegas terhadap penanganan benturan kepentingan yang terjadi,

Lebih terperinci

CORPORATE GOVERNANCE CHARTER. PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk.

CORPORATE GOVERNANCE CHARTER. PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk. CORPORATE GOVERNANCE CHARTER PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) merupakan salah satu aspek penting dalam

Lebih terperinci

Etika Usaha dan Etika Kerja 1

Etika Usaha dan Etika Kerja 1 Etika Usaha dan Etika Kerja 1 DAFTAR ISI PESAN MANAJEMEN 3 Hal 1. ETIKA USAHA a. Etika Terhadap Karyawan 4 b. Etika Terhadap Pelanggan 4 c. Etika Terhadap Mitra Usaha 5 d. Etika Terhadap Pemasok/Rekanan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - DRAFTED rr Kabag SALINAN 27072016 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA CODE USAHA DAN OF TATA PERILAKU CONDUCT PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PEDOMAN ETIKA CODE USAHA DAN OF TATA PERILAKU CONDUCT PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY PEDOMAN ETIKA CODE USAHA DAN OF TATA PERILAKU CONDUCT PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Pengertian... 1 C. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan...

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN PEDOiVIAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN PEDOiVIAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK larrosi BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOiVIAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK Menimbang Mengingat DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PEDOMAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) DAFTAR ISI Cover Depan Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen Direksi dan Dewan Komisaris... 2 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang dan Sistematika

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Lampiran... 21

DAFTAR ISI. Daftar Isi BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Lampiran... 21 DAFTAR ISI Daftar Isi... 01 BAB I... 03 BAB II... 08 BAB III... 13 BAB IV... 17 BAB V... 20 Lampiran... 21 1 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI i DAFTAR ISI Daftar Isi i BAGIAN A : PENDAHULUAN 1 I. LATAR BELAKANG 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN 1 III. LANDASAN HUKUM 2 IV. PENGERTIAN UMUM 3 BAGIAN B : PENGELOLAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX. PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX www.ptpnix.co.id Pedoman Penerimaan dan Pemberian Gratifikasi/Hadiah dan Hiburan (Entertainment) 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Visi Menjadi perusahaan asuransi terpercaya dan terandal.

Visi Menjadi perusahaan asuransi terpercaya dan terandal. CODE OF CONDUCT (PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) A. Prinsip Dasar Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja I. Dasar Pemikiran Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.405, 2015 BMKG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN HALAMAN : 2-20 PERUBAHAN DOKUMEN No Tanggal Paragrap Revisi Perubahan 00 01.12.16 - - Dokumen Baru Keterangan HALAMAN : 3-20 DAFTAR ISI... 1 PERUBAHAN DOKUMEN... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) PEDOMAN ETIKA USAHA DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Pengertian Istilah

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Pengertian Istilah PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Pengertian Istilah 1. Perusahaan adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 2. Insan Garuda Indonesia

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014 Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Landasan Penyusunan. 1 Maksud, Tujuan dan Manfaat.. 2 Daftar Istilah... 2 BAB II GRATIFIKASI...

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk Lampiran SK Direksi No : /SK/DIR/XI/2012 Tanggal : November 2012 Hlm. 1/7 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk 1. PENDAHULUAN PT Indofarma (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut

Lebih terperinci

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Anggota

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan No.1497, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Benturan Kepentingan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI B a b1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan berkomitmen untuk mengelola perusahaan dengan

Lebih terperinci

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan...

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... (GCG) DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan... 4 BAB I Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Lebih terperinci

X 5 A d ' ' > '/' Ditetapkan'tli

X 5 A d ' ' > '/' Ditetapkan'tli Menimbang Mengingat Menetapkan PERTAMA KEDUA TIGA KEEMPAT SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOLOK NOMOR: W3-A7/ %G/PS.00/II/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Tentang Panduan Good Corporate Governance. Tentang Panduan Good Corporate Governance. Panduan Good Corporate Governance PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan, ini merupakan kristalisasi dari kaidah-kaidah Good Corporate

Lebih terperinci

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.404, 2017 KEMENPAN-RB. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1016, 2014 KPP & PA. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

Code of Conduct (COC) PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk 0

Code of Conduct (COC) PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk 0 Code of Conduct (COC) PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk 0 Daftar Isi Daftar Isi... 1 Daftar Istilah... 3 Bagian Pertama: Pendahuluan I. Latar Belakang dan Sistematika Code of Conduct... 4 II. Landasan Penyusunan

Lebih terperinci

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero)

Pedoman Penanganan Gratifikasi. PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Penanganan Gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman penanganan gratifikasi PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Head Office Jl. Yos Sudarso 38-40 Tanjung Priok Jakarta -

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.962, 2015 KEMENDAG. Benturan Kepentingan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/M-DAG/PER/4/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN

Lebih terperinci