PENDAHULUAN. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017
|
|
- Hengki Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 Gambaran Histopatologi Intravital, Perimortem Dan Post Mortem Luka Iris Pada Kulit dan Otot Punggung Tikus Wistar Ratus Novegicus Stephanie Renni Anindita 1, Bianti Hastuti Machroes 2, Julia Ike Haryanto 3 Abstrak Luka adalah kerusakan atau kehilangan kontinuitas jaringan. Pada beberapa kasus dimana kematian terjadi secara cepat, contohnya pada kasus kecelakaan lalu lintas, dapat ditemukan tanda-tanda peradangan yang minimal pada luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perbedaan gambaran histopatologi anatomi luka iris pada kulit dan otot punggung Tikus Wistar pada periode intravital, perimortem dan post mortem. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode descriptive observasional dengan mengamati gambaran histopatologi anatomi. dilakukan kepada 6 ekor Tikus Wistar. Subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelompok. Dilakukan pemeriksaan histopatologi anatomi untuk menilai reaksi radang dari tiga kelompok tikus. Pada kelompok tikus wistar intravital didapatkan serbukan sel radang sedang dan perdarahan berat pada kulit dan otot punggung. Pada kelompok perimortem didapatkan serbukan sel radang sedang dan peradarahan sedang pada kulit dan otot punggung. Pada kelompok post mortem didapatkan serbukan sel radang dan perdarahan ringan. Pada penelitian ini didapatkan gambaran histopatologi keadaan intravital, perimortem, post mortem. Di bidang patologi forensik, gambaran luka dibedakan dengan reaksi radang pada gambaran histopatologi. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi penelitian awal untuk penelitian tentang penilaian gambaran histopatologi perlukaan secara kualitatif untuk membedakan gambaran luka intravital perimortem dan post mortem. Kata kunci: intravital, post mortem, peri mortem, luka iris, tikus wistar. Afiliasi Penulis : 1. Program Pendidikan Dokter Spesialis I, Bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2. Staf Medis KSM Kedokteran Forensik Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang, 3. Bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Korespondensi: Stephanie Renni Anindita, stephie.anindita@gmail.com, Telp. (024) Fax. (024) PENDAHULUAN Luka adalah kerusakan atau kehilangan kontinuitas jaringan tubuh akibat gaya mekanistik benda berpermukaan tusmpul atau tajam. Perlukaan oleh benda tumpul berbentuk luka memar, luka lecet, dan luka robek. Sedangkan luka iris, luka tusuk, dan luka bacok merupakan kelompok luka akibat benda tajam. Waktu terjadinya kematian menjadi hal yang penting dalam penyelidikan forensik medis untuk menentukan apakah luka yang ditemukan di otopsi ditimbulkan sebelum atau setelah kematian dan, jika ditimbulkan ante-mortem, berapa lama sebelum kematian itu dipertahankan. Sejalan dengan fakta yang telah disebutkan diatas, kita harus mengetahui korban tersebut meninggal benar-benar karena akibat luka iris yang ditemukan pada hasil pemeriksaan atau luka iris tersebut didapatkan setelah terjadi kematian pada korban. 1-3 Pengetahuan mengenai vitalitas luka saat ini telah berkembang sehingga dapat ditemukan tanda secara makroskopis, mikroskopis, histokimia, dan enzimologi. Temuan tersebut menjadi dasar untuk menentukan jenis luka berdasarkan waktu terjadinya luka. 4-5 Perbedaan yang dapat terlihat secara makroskopik pada luka terbuka dapat membedakan waktu terjadinya yaitu antemortem/intra vital atau post mortem. Hal ini pada prinsipnya dapat dibedakan karena adanya fungsi hemostasis yang terjadi pada manusia yang masih hidup. Sedangkan untuk luka perimortemnya, hingga saat ini masih 269 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
2 dalam penelitian. Definisi luka perimortem adalah luka yang terjadi sesaat setelah kematian, namun untuk batasan waktu masih terdapat kontroversi. 6 Pada penelitian sebelumnya oleh Chen et al pada tahun 2015 yang berjudul Diagnostic value of ions as markers for differentiating antemortem from postmortem woundsdilakukan pengukuran ion (Fe, Zn, Mg, Cu, K dan Na) menggunakan spectrophotometry pada luka antemortem dan post mortem dan didapatkan adanya perbedaan signifikan pada kadar Fe pada luka antemortem dan post mortem. 7 Penelitian lain oleh Farida et al pada tahun 2001 meneliti kadar histamin pada sediaan luka antemortem dan post mortem menggunakan spectrophotometry. Didapatkan hasil tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok antemortem, kontrol dan post mortem. 8 Sedangkan pada penelitian tentang Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran histopatologi perdarahan dan sel radang luka intravital, peri mortem dan post mortem. METODE Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif. Metode ini digunakan penulis karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan persentase area resapan darah pada tikus wistar kelompok luka iris intravital, perimortem dan post mortem. Penelitiandilaksanakan di Ruang Kedokteran Forensik RSUP Kariadi, Jl. Doktor Sutomo No. 16, Randusari, Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah. Pada bulan Maret Populasi target dalam penelitian ini adalah tikus putih galur wistar. Sampel yang digunakan adalah mencit jantan dan betina Ratus norvegicus umur 8 minggu, berat gram, dikandangkan dalam kandang dari bahan dari bahan plastic dan alas serbuk gergaji dengan siklus pencahayaan 12 jam, mendapat makan dan minum ad libithum dan suhu kandang o C. Karakteristik mencit ini juga mirip manusia dari data dasar fisiologis. Pemilihan sampel digunakan dengan cara simple random sampling. Pada penelitian ini menggunakan 6 sampel mencit yang mewakili masing-masing kelompok perlakuan. Kriteria Inklusi peneltiian ini adalah tikus putih galur wistar, tidak ada kelainan anatomi yang tampak dan tidak tampak penampakan rambut kusam, rontok, atau botak, dan bergerak aktif. Kriteria eksklusi adalah jika terdapat penampakan rambut kusam, rontok atau botak dan keluarnya eksudat yang tidak normal dari mata, mulut, anus dan genital serta jika ada kelainan anatomi yang tampak. Sebelum penelitian dilakukan, ethical clearance telah dimintakan dari Komis Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian ditanggung oleh peneliti. Bahan percobaan penelitian menggunakan tikus wistar yamg diperoleh dari laboratorium biologi UNDIP Semarang. Selama percobaan, hewan coba ditempatkan pada kandang dan diberi pakan standar dan minum secukupnya, cairan eter secukupnya serta cairan pengawet (Unbuffer formalin) secukupnya. Alat-alat yang digunakan adalah kaleng tertutup 1 buah, scalpel 3 buah, bisturi no 22 6 buah, pinset antomis 1 buah, sarung tangan 10 pasang, serta kandang tikus 1 buah. Pada kelompok intravital, dua ekor tikus dimasukkan ke dalam kaleng berisi kapas yang telah dibasahi eter dan ditunggu hingga tikus pingsan (kurang-lebih 2 menit). Setelah tikus pingsan, bagian ekor tikus ditandai dengan spidol sebanyak satu garis. Setelah itu 270 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
3 dilakukan insisi sepanjang 5 cm pada bagian punggung tikus. Kemudian tikus diterminasi dan diambil sediaan histopatologi pada luka. Pada kelompok perimortem, dua ekor tikus dimasukkan ke dalam kaleng berisi kapas yang telah dibasahi eter dan ditunggu hingga tikus mati. Setelah tikus mati, bagian tikus ditandai dengan spidol sebanyak dua garis dan tikus didiamkan selama tiga puluh menit. Kemudian diambil sediaan histopatologi pada luka.setelah itu dilakukan insisi sepanjang 5 cm pada bagian punggung tikus. Pada kelompok post mortem, dua ekor tikus dimasukkan ke dalam kaleng berisi kapas yang telah dibasahi eter dan ditunggu hingga tikus mati. Setelah tikus mati, bagian tikus ditandai dengan spidol sebanyak dua garis dan tikus didiamkan selama tiga puluh menit. Setelah itu dilakukan insisi sepanjang 5 cm pada bagian punggung tikus. Kemudian diambil sediaan histopatologi pada luka. Pemilihan waktu intravital, perimortem dan post mortem berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Krompecher pada tahun 1991 mengenai kaku mayat pada tikus. 9 kelompok perimortem dan kelompok post mortem. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksperimental. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan perlakuan berupa luka iris pada punggung pada periode intravital, perimortem dan post mortem. Kemudian dilakukan penilaian secara mikroskopis. Dari hasil penelitian mikroskopis didapatkan hasil sebagai berikut : Pada kelompok intravital didapatkan serbukan sel radang sedang dan perdarhaan sedang hingga berat. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Gambaran Histopatologi Intravital, Perimortem Dan Post Mortem Luka Iris Pada Kulit dan Otot Punggung Tikus Wistar Ratus Novegicus dilaksanakan di Ruang Kedokteran Forensik RSUP Dr. Kariadi pada bulan Maret 2017, dengan masing-masing indikator yang diteliti menggunakan 2 tikus, yaitu untuk luka intravital, perimortem, dan postmortem.pada penelitian ini sampel yang digunakan 6 tikus jantan Galur Wistar usia 6 minggu sebelum adaptasi dengan berat gram yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok intravital, Gambar 1. Perdarahan Berat dan Serbukan Sel Radang Sedang Pada Tikus Kelompok Intravital. 271 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
4 Gambar 2. Perdarahan sedang Pada Tikus Kelompok Intravital. Gambar 4. Perdarahan Sedang Pada Kelompok Perimortem. Gambar 3. Serbukan Sel Radang Sedang pada Kelompok Intravital. Gambar 5. Perdarahan Ringan Pada Kelompok Perimortem. Pada kelompok perimortem didapatkan perdarahan ringan dan sedang, serta serbukan sel radang ringan dan sedang. 272 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
5 Gambar 6. Serbukan Sel Radang ringan pada kelompok perimortem. Gambar 8. Perdarahan ringan pada kelompok post mortem. Gambar 7. Serbukan Sel radang sedang pada kelompok perimortem. Gambar 9. Serbukan sel radang ringan pada kelompok post mortem. Pada kelompok post mortem didapatkan gambaran perdarahan ringan dan serbukan sel radang ringan. Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya perbedaan gambaran histopatologi kelompok intraivtal, perimortem dan post mortem. Hingga kini belum didapatkan batasan yang jelas untuk pengelompokan gambaran histopatologi luka intravital, peri mortem atau post mortem. Adapun 273 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
6 pengertian perimortem adalah dalam konteks trauma skeletal, dimana gambaran luka perimortem memiliki biomekanik antermortem yang sama yaitu terdapat lekukan saat terjadi trauma dan memberikan gambaran tepi patahan yang iregular, tajam dan memiliki sudut Gambaran histopatologi perlukaan pada jaringan lunak tidak dapat dinilai dari perbedaan jenis sel karena pada rentang waktu yang singkat, hanya akan ditemukan sel PMN pada luka. 2 Pada penelitian yang dilakukan oleh Lu et al pada tahun 1999 dilakukan penliaian terhadap serat elastis luka antermotem dan post mortem. Pada penelitian tersebut tidak didapatkan adanya perbedaan distribusi serat elastis pada dermis luka antemortem dan post mortem. 12 Penilaian histopatologi luka pada penelitian ini dilakukan dengan menilai serbukan sel PMN dan perdarahan pada histopatologi luka. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan gambaran histopatologi luka intravital, peri mortem serta post mortem. Didapatkan perbedaan gambaran resapan darah dan serbukan sel radang dengan urutan dari nilai terbesar ke terkecil yaitu pada keadaan intravital, perimortem, hingga post mortem. Pada kelompok post mortem, masih didapatkan adanya perdahan dan sel radang. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu agregasi sel PMN masih dapat terjadi hingga beberapa jam pascakematian. 2 Pada penelitian berikut disarankan dapat menggunakan tikus dengan sampel yang lebih besar dan penentuan waktu untuk kelompok intravital, perimortem dan postmortem yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA 1. Mun im Idries, Abdul, Pedoman Praktis Ilmu Kedokteran Forensik, Jakarta: Cv. Sagung Seto. Appleton K, House A, Dowell A. A survey of job satisfaction, sources of stress and psychological symptoms among general practitioners in Leeds. Br J Gen Pract. 1998;48(428): Knight Et Al. Knight s Forensic Pathology 4 th Edition Wales : Crc Press Novelia E, Nurcahyo C, Evita B, Mursalina A, Hermansyah T, Firdauzie A, et al. Pelayanan Kesehatan Berkualitas Melalui Program Obat Rujuk Balik. Info Askes. 2011: Dahlan,Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik : Pedoman Bagi Dokter Dan Penegak Hukum Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 4. Rossana Cecchi. Estimating Wound Age: Looking Into The Future Springer-Verlag : International Journal Of Legal Medicine. 5. M. Oehmichen. Vitality And Time Course Of Wounds Kiel : Forensic Science International. 6. Gauchotte G,Et Al. The Markers Of Wound Vitality In Forensic Pathology French : Ann Pathol Apr;33(2): Doi: /J.Annpat Chen Et Al. Diagnostic Value Of Ions As Markers For Differentiating Antemortem From Postmortem Wounds Guang Zhou : Forensic International Journal. 8. Farida Mn Et Al. Comparative Histamine Level In Antemortem And Post Mortem Wounds In The Human Skin By Fuorescence Spechtrophotometry (9) Kuala Lumpur : Malaysian J Patho. 9. Krompecher. Experimental Evaluation of Rigor Mortis. VIII. Estimation Time Since Death by Repeated Measurement of Intensity of Rigor 274 I S B N Pekanbaru, Juli 2017
7 Mortis in Rats Forensic Science International 1994; 68 (3); Ortner, D. Differential Diagnosis of Skeletal Injuries. In: Kimmerle, E and Baraybar, J,editors. Skeletal Trauma: Identification of Injuries Resulting from Human Rights Abuse andarmed Conflict. Boca Raton, FL: CRC Press; 2008: Quatrehomme, G. and İşcan, M. Postmortem Skeletal Lesions. Forensic Science International 1997 (89) I S B N Pekanbaru, Juli 2017
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pada ilmu kedokteran bidang forensik dan patologi anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciKELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS KEDOKTERAN FORENSIK RSUP Dr. KARIADI SEMARANG MENGHADAPI AKREDITASI RUMAH SAKIT
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 KELENGKAPAN ADMINISTRASI STAF MEDIS
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di Laboratorium MIPA UNNES dan dilakukan pemberian warfarin LD
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, serta bidang Ilmu Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Histologi Universitas Diponegoro, Laboratorium
Lebih terperinciPROFIL KORBAN KASUS PEMERIKSAAN KERANGKA DI PROVINSI RIAU PERIODE
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 PROFIL KORBAN KASUS PEMERIKSAAN KERANGKA
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciLuka Akibat Trauma Benda Tumpul a Luka Lecet (Abrasi)
Secara umum, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi menurut penyebabnya yaitu, trauma benda tumpul, trauma benda tajam dan luka tembak (Vincent dan Dominick, 2001). a. Trauma Benda Tumpul
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.
1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat penelitian : Laboratorium Biologi Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai cedera pada jaringan akibat kontak dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1 Luka bakar merupakan salah satu cedera
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,
29 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi, Farmakologi dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Fisika Kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan pengobatan tradisional, farmakologi, dan patologi klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ruang ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup disiplin ilmu Kardiologi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan coba dan penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan selama tiga bulan di Kandang Hewan Coba MIPA-Fakultas Biologi Universitas Negeri Semarang meliputi pemeliharaan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Gizi dan 1.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi
Lebih terperinciHubungan Antara Lebar Panggul Dengan Jenis Kelamin dan Tinggi Badan Stephanie Renni Anindita 1, Arif Rahman Sadad 1, Tuntas Dhanardhono 1
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 Hubungan Antara Lebar Panggul Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak kulit manggis (Garcinia
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with
43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuwan : Anestesiologi 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang 3. Ruang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian, pemeriksaan, dan analisis data ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Lingkup tempat Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( F-MIPA) Universitas Semarang. Perlakuan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi dan patologi anatomi. 3.2 Jenis dan rancangan penelitian Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan rancangan acak lengkap dengan Posttest Only Control Group Design. Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciGambar 6. Desain Penelitian
19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu
26 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dalam proses hukum untuk kasus kecelakaan lalu. lintas, peran dokter sangat penting, baik itu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam proses hukum untuk kasus kecelakaan lalu lintas, peran dokter sangat penting, baik itu dokter umum ataupun dokter ahli. Karena dalam kasus kecelakaan lalu lintas,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan. metode post test only controlled group design.
21 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode post test only controlled group design. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,
21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi, dan patologi anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Anatomi, Patologi Anatomi dan Bedah Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Farmakologi. Penelitian ini termasuk dalam lingkup kelimuan Biokimia dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri Semarang (UNNES). Pemeriksaan histopatologi dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly control group design. Menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan diberikan tumbukan daun pada tikus putih (rattus norvegicus ) jantan
III. METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik untuk mengetahui perbedaan tingkat kesembuhan antara luka bakar yang diberikan madu murni dan diberikan tumbukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratoris dengan hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group design. Tikus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
BAB IV METODA PENELITIAN IV.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik ( true experiment designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Farmakologi, Biokimia, Ilmu Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (WHO). Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berkembangnya jaman, Ilmu Kedokteran Forensik juga semakin berkembang. Ilmu kedokteran forensik sangat berperan dalam kepentingan peradilan untuk membantu menentukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, pengobatan tradisional dan farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : -Laboratorium Penelitian dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian dan Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Farmakologi, Gizi Klinik 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control
22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100
ANALISA GAMBARAN POST MORTEM MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS OTAK DAN HATI PADA TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN WARFARIN LD-50 DAN LD-100 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang terjadi di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design yang menggunakan evaluasi secara histopatologi. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini meliputi ilmu kedokteran
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini meliputi ilmu kedokteran forensik dan medikolegal, thanatologi forensik, sitologi forensik 4.2
Lebih terperinci