PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI"

Transkripsi

1 BAHAN KULIAH MINGGU KE 10 BAB IX Ir. Ketty Suketi MSi BAHAN : Harjadi, S.S Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI 1. Pengertian 2. Ekologi Tanaman Pekarangan 3. Efisiensi Produksi Zat Gizi 4. Intensifikasi Pekarangan 1. Pengertian Pekarangan disebut Erfbouw atau Compound garden atau mixed garden oleh G.J.A. Terra (ahli pertanian Belanda) diberi definisi: sebidang tanah darat (mencakup kolam) yang terletak langsung di sekeliling rumah, dengan batas-batas yang jelas (boleh berpagar, boleh tidak berpagar), ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Oleh Mahfoedi (ahli pertanian Indonesia) definisi tersebut ditambah dan masih mempunyai hubungan pemilikan / fungsional dengan penghuninya. Memang ada istilah-istilah lain, seperti kebun, tegal-pekarangan dan talun yang berkembang di pedesaan. Yang disebut kebun, umumnya bila tanaman sejenis, atau ada yang dominan; dalam data BPS yang lama diberi pengertian tanaman tertutup berbeda dengan tanaman yang terpencar seperti pekarangan. Misalnya dikenal adanya kebun kelapa, kebun jeruk, kebun mangga dan lain-lain, yang lalu jadi nama dukuh atau sekarang jadi

2 nama desa atau kampung di kota-kota. Dari istilah kebun ini, dulu Hortikultura pada tahun 50-an disebut juga perkebunan rakyat, berbeda dengan istilah perkebunan besar untuk onderneming. Selain kebun, untuk daerah tertentu ada istilah tegal dengan pengertian yang sama dengan kebun. Pada istilah tegal dan kebun, tidak ada konotasi harus ada rumahnya, berlainan dengan istilah pekarangan. Juga ada kesan bahwa kebun dapat bersifat luas, dan pekarangan sangat terbatas. Pada beberapa daerah, yang areal sawahnya sempit dan tanah desa kebanyakan berupa tanah kering, terdapat bentuk kombinasi tegal dan pekarangan, dan sering disebut tegal-pekarangan. Yang terakhir ini dapat seluas m 2, sedangkan pekarangan biasa hanya m 2 sudah dianggap luas. Biasanya tegal-pekarangan banyak dijumpai di kampung-kampung yang jauh dari pusat desa; sedangkan di pusat desa lebih banyak dijumpai pekarangan. Bahkan di daerah Jawa Barat, di pusat desa hanya didapati rumah-rumah berderet-deret berdekatan, sehingga areal pekarangan sangatlah sempit dan sangat padat. Pada daerah demikian, tanaman-tanaman berupa pohon ditanam di talun. Ditinjau dari segi ekologinya, pekarangan merupakan habitat yang serasi untuk berbagai jenis tanaman yang tumbuh secara beragregasi dan berasosiasi dalam sistem berlapis-tingkat atau etagebouw atau multistoryed yang dapat menunjukkan efisiensi penggunaan cahaya matahari tropik oleh berlapis daun pohon-pohonan dan penekanan erosi tanah akibat benturan air hujan dan sengatan cahaya matahari tidak langsung terkena tanah. Sistem ekologi dengan banyaknya pohon-pohonan dapat membantu konservasi air. Selain itu, sebagai transisi dari alam hutan ke alam budidaya, pekarangan menjadi wilayah konservasi plasma nutfah (germ plasm) tumbuhan liar asli. Tumbuhan liar asli ini dapat tumbuh sebagai pagar, tumbuhan merambat atau pohon pelindung yang bernilai tinggi sebagai sumber bahan pemuliaan atau induk batang bawah, yang umumnya tahan terhadap hama dan patogen penyebab penyakit setempat.

3 Ditinjau dari fungsinya, Terra waktu itu mengemukaan fungsi pekarangan sebagai berikut: 1. penghasil bahan pangan tambahan bagi hasil sawah dan ladang (padi, jagung, gaplek) sebagai penganan, lauk-pauk dan buah. 2. penghasil uang tunai harian (vs musim panenan saja bagi sawah dan ladang) atau mengurangi belanja dapur sehingga disebut sebagai lumbung hidup (kelapa, pisang, nangka, dan lain-lain). 3. penghasil bumbu-bumbu, rempah-rempah, obat-obatan atau jamujamuan, dan wangi-wangian, sehingga disebut apotik hidup (tanaman obat keluarga). 4. penghasil bahan bangunan seperti : bambu, jeunjing dan lain-lain. 5. penghasil kayu bakar, dari ranting-ranting pohon yang perlu dipangkas, pelepah kelapa dan lain-lain. 6. penghasil bahan baku kerajinan tangan atau industri rumah, industri kecil seperti bambu untuk kipas, kukusan dan anyaman lain, kayu papan untuk parut, batok kelapa untuk arang dan lain-lain. 7. untuk daerah tertentu, sebagai penghasil ikan dan ternak. Tentu saja semua fungsi tersebut dapat lengkap terwujud pada pekarangan dahulu. Sekarang sudah tidak semua fungsi terwujud pada pekarangan desa. Hal ini dapat dimaklumi dengan perubahan gaya hidup dan akibat kemajuan teknologi di segala bidang. Munculnya alat-alat rumah tangga dari plastik dan kemajuan pabrik alat-alat rumah tangga serta perbaikan sarana transportrasi dan perubahan bahan bakar untuk memasak, membuat pekarangan sudah berkurang fungsinya. Akhir-akhir ini setelah disadari pentingnya pekarangan sebagai fungsi produksi, terutama untuk bahan sumber vitamin dan mineral, mulai dilakukan program intensifikasi. Namun dalam hal ini perlu diingat bahwa pekarangan memiliki fungsi ganda, bukan sekedar fungsi produksi, juga ada fungsi sosial (untuk bermain-main, berkomunikasi antara anggota keluarga atau antar

4 tetangga), dan fungsi estetik atau pribadi, yaitu untuk mendapatkan peneduh, rasa berlindung dan rasa nyaman atau untuk kepentingan pribadi. Dalam mencanangkan program intensifikasi harus dapat membawa petani bertindak secara pribadi, namun dalam suasana gotong royong. Kalau diperhatikan derajat perkembangan jenis-jenis tanaman yang dikembangkan dalam pekarangan, ternyata sangat dipengaruhi oleh: agroklimat, agroekonomi dan budaya. Menurut Terra, di dataran tinggi aneka jenis tanaman pekarangan kurang berkembang dibanding di dataran rendah, demikian pula di daerah beriklim kering keanekaragaman kurang dibanding daerah beriklim basah. Menurut agroekonominya, ditentukan oleh jauhdekatnya dengan pasar. Di daerah dekat pasar, untuk mencapai efisiensi produksi dan pemasaran cenderung untuk monokultur, sehingga keanekaragaman berkurang. Sebaliknya di daerah yang jauh pasar, produksi lebih bersifat untuk tujuan subsisten, maka keanekaragaman tanaman tinggi. Dilihat dari sudut budaya, daerah-daerah yang dulu merupakan masyarakat matrilineal seperti Aceh, Minangkabau, Jawa dan Bali keranekaragam tanaman pekarangan lebih berkembang, sebaliknya daerah yang dulunya bersifat patrilineal seperti daerah Batak, Madura dan Lombok, aneka jenis tanaman kurang berkembang. 2. Ekologi Tanaman Pekarangan Telah dikemukakan bahwa perkembangan aneka jenis tanaman pekarangan tergantung agroklimat. Berdasarkan keadaan iklim, Indonesia dibagi atas daerah basah dan daerah kering menurut pembagian iklim oleh Schmidt dan Fergusson. Selain itu terdapat perbedaan iklim menyolok menurut ketinggian atau elevasi tempat, yaitu di atas 700 m sebagai daratan tinggi dan di bawahnya sebagai daratan rendah. Batas 700 m diambil oleh Terra, berdasarkan wujud pertumbuhan pohon kelapa, yang selalu terdapat di tiap desa yang dipelajarinya. Di atas 700 m pohon kelapa masih tumbuh,

5 namun tampak buahnya tidak lebat, karena serangga penyerbuk bunga kurang aktif. Sebaliknya di bawah 700 m pohon kelapa berbuah lebat. Secara ringkas pembagian golongan tanaman buah-buahan yang cocok untuk setiap daerah adalah ada golongan cocok untuk daratan tinggi basah, daerah tinggi kering, daerah rendah basah dan daerah rendah kering. Beberapa jenis memiliki penyebaran yang luas pada beberapa daerah ekologi, yaitu: sirsak, nenas, jeruk siem, nangka, jambu biji, pepaya dan berbagai jenis pisang. Namun lebih tepatnya dalam hal pembungaan dan pembuahan yang baik setiap tahunnya diperlukan juga untuk memperhatikan penyebaran curah hujan tahunan, dalam hal adanya bulan-bulan basah (>100 mm/bulan) dan adanya bulan-bulan kering (<60 mm/bulan) sebagai: A1 = 12 bulan basah dan 0 bulan kering A2 = < 12 bulan basah dan 0 bulan kering B1 = < 12 bulan basah dan 0 bulan kering sampai 9-10 bulan basah dan 2 bulan kering B2 = < 9 bulan basah dan 2 bulan kering sampai 7 8 bulan basah dan 4 bulan kering C = < 7 bulan basah dan 4 bulan kering sampai 5 6 bulan basah dan 6 bulan kering D5 = < 5 bulan basah dan 6 bulan kering sampai 2 6 bulan dan 8 bulan kering Ketinggian air tanah juga diperhatikan, karena ada beberapa tanaman yang akarnya sangat memerlukan oksigen, sehingga memerlukan aerasi yang baik, seperti nangka dan pepaya. Untuk tanaman demikian, permukaan air tanah yang terlalu tinggi dapat mengganggu, dapat berakibat setelah pohon besar, mulai menampakkan daun menguning dan akhirnya daun luruh dan pohon mati. Penggolongan ketinggian air tanah adalah sebagai berikut:

6 a = sangat tinggi, di atas 50 cm dari muka tanah b = dari m c = di bawah m d = tidak tersedia air tanah. Dari berbagai tanaman ada yang tahan cahaya matahari penuh, ada yang tahan keadaan naungan, seperti salak, duku dan kebanyakan pohonpohon yang belum menghasilkan. Namun, pada saat pembungaan dan pembuahan, diperlukan keadaan cahaya penuh. Yang dikemukakan di sini ditekankan pada tanaman buah-buahan, yang bersifat pohon-pohonan, jadi hidup menahun. Apabila salah menanam, akibat ketidakcocokan baru terlihat 4 6 tahun kemudian setelah tanaman berbuah. Bagi tanaman sayuran tidak dibahas di sini. Selain pengendalian lingkungannya lebih mudah, juga karena pendek umurnya, maka kegagalan pemilihan jenis yang cocok akan segera terlihat dan kurang besar kerugiannya. Karena itu akan dibahas lebih khusus tersendiri, untuk tujuan produksi komersial. 3. Efisiensi Produksi Zat Gizi Telah dikemukaan bahwa pada kebanyakan daerah, luasan lahan pekarangan sangat sempit, maka harus diusahakan secara intensif. Dengan asumsi pemilikan lahan sawah rata-rata ha dengan 2 kali tanam setahun, dapat diperoleh sekitar ton gabah atau ton beras. Dengan besar keluarga rata-rata 5 orang, setiap petani memerlukan 5 x 365 x ( g) beras atau kg beras. Jumlah ini tidak mudah dipenuhi dari sawah sesempit itu, apalagi bila sebagian beras dijual, hasil dari

7 pekarangan sangat dibutuhkan, baik untuk sumber uang, protein, kalori maupun vitamin dan mineral. Kita perlu memperbaiki cara beragam jenis pekarangan yang tepat, lalu memperhatikan cara-cara teknik budidaya. Pekarangan Lengkap Bila kita memiliki pekarangan seluas 600 m 2, dapatlah dilaksanakan pekarangan lengkap,yang mencakup berbagai tanaman pohon (durian, petai, alpokat dan lain-lain), yang selain hasilnya dapat dimakan keluarga sendiri, dapat dijual ke pasar dengan harga lumayan. Kalau pekarangan tersebut diisi pula dengan kolam ikan atau ternak piaraan, dapat diperoleh bahan makanan yang istimewa lezatnya, dan bernilai gizi tinggi kalau sering dimakan sehari-hari. Kalau hendak dijual, harganyapun tinggi, dapat digunakan sebagai pembeli beras kalau sedang kekurangan beras atau kebutukan lainnya seperti garam, ikan dan sabun atau minyak tanah. Untuk mencapai pekarangan yang lengkap, perlu persiapan yang baik dengan rencana sempurna. Karena ternak piaraan sering menjadi masalah, maka dalam perencanaan ini dianjurkan dibuat pagar sekeliling halaman. Juga pagar-pagar di dalam pekarangan sendiri dianjurkan dibuat, agar ayam dan itik hanya berkeliaran di tempat yang disediakan saja. Sumur perlu diusahakan agar persediaan air sepanjang tahun terjamin. Kakus dibuat jauh dari sumur dan di luar rumah. Onggokan sampah dan kotoran hewan perlu disediakan, agar pekarangan bersih dan persediaan pupuk organik terjamin. Tempat bermain anak-anak dipilih di halaman depan, di bawah pohonpohonan dan dibuat ayunan di pohon jeruk bali. Anak-anak senang panjatmemanjat pohon: jambu biji merupakan pohon ideal. Kayunya baik dan berbuah sepanjang tahun, dengan kandungan vitamin C-nya tinggi. Kolam

8 yang dekat daerah itu dapat merupakan pandangan yang menyenangkan. Memberi makan ternak dan ikan dapat merupakan selingan yang menarik untuk anak-anak. Juga menyenangkan kalau mereka ikut memetik sayuran atau menyiraminya. Bunga-bungaan dapat ditanam di pinggiran bedengan sayuran, agar pemandangan baik dapat pula pada pot-pot yang ditaruh di beranda rumah. Pot dapat pula ditanami tanaman yang berguna tetapi menarik pemandangan, karena indah. Contoh: cabai rawit, tomat, seledri, gelang. Kubis kalau ditanam sebagai tanaman pinggiran juga memberikan pemandangan menarik. Pekarangan Gizi Kalau luas pekarangan sempit dan tidak mungkin memelihara ikan dan ternak serta menanam pohon-pohonan, maka sebaiknya dianjurkan penanaman sayuran hijau. Ini dapat dilakukan sebagai pagar hidup yang biasanya bersifat tahunan, atau pagar merambat yang bersifat musiman. Bedengan sayuran juga tidak dapat luas, karena itu perlu dipilih tanaman yang bernilai gizi tinggi. Dalam memilih jenis sayuran, perlu dilihat efisiensi produksi zat gizi, yang komponennya ialah: (1) produktivitas per m 2 ; (2) kandungan zat gizi penting tiap 100 g; (3) kecepatan menghasilkan atau frekuensi panen tinggi. Memang tidaklah semua sayuran efisiensi dalam menghasilkan zat gizi. Beberapa sayuran yang umum dikonsumsi, seperti labu siem, terong, pepaya muda, dan nangka muda menjadi sangat tidak efisien kalau diperhitungkan per satuan luas, karena kandungan zat gizinya begitu rendah. Begitu pula

9 beberapa sayuran yang kandungan zat gizinya tinggi, seperti wortel dan tomat, tidak selalu mudah diproduksi di berbagai tempat dengan hasil yang tinggi. Dari percobaan lapang nantinya setiap lokasi dapat membuat prioritas berdasarkan efisiensinya. Secara umum dari perhitungan diperoleh angkaangka score tinggi untuk sayuran daun hijau, karena: - cepat menghasilkan dan produktivitas tinggi - kandungan protein lumayan, kandungan zat besi, karoten dan vitamin C cukup tinggi, sedangan beberapa sayuran daun hijau di daerah tropik memiliki kandungan asam amino esensial tertentu, yang umumnya terdapat kurang dalam kacang-kacangan. Kandungan asam amino (seperti : isoleusin, leusin, lysine, fenilalanin, tirosin, sistein, metionin, treonin dan tryptophan) relatif tinggi pada sayuran seperti : daun turi, daun bayam, daun ubi jalar dan daun kelor. Dalam hal kebutuhan vitamin, bila kita mengkonsumsi 100 g daun hijau per kapita per hari, akan diperoleh: Karoten Vitamin B1 Vitamin B2 Niacin Vitamin C : SI (kebutuhan SI) : mg (kebutuhan: mg) : mg (kebutuhan: mg) : mg (kebutuhan: 4 14 mg) : mg (kebutuhan: mg) Oleh karena itu sangat dianjurkan penanaman sayuran hijau dalam bedengan sayuran yang terbuka atau sebagai pagar hidup. Karena umumnya orang akan bosan makan sayuran sejenis, maka penanaman hendaknya diusahakan berjenis-jenis, kira-kira dapat dipanen selang dua minggu tiap jenisnya sebanyak dua sampai empat mangkuk. Jenis sayuran yang dapat ditanam untuk pemanenan berbeda tiap harinya dapat diatur misalnya : singkong, kangkung, bayam, katuk, sawi, talas, kacang panjang, melinjo, ubijalar, mangkokan, kecipir, kelor, dan kedondongan.

10 Pekarangan yang dapat ditanami lengkap, perlu diusahakan pemilihan tanamannya sesuai dengan minat pemiliknya, akan tetapi perlu memperhatikan anjuran prioritas kandungan nutrisi setiap tanamn. Misalnya sebagai sumber vitamin A adalah tanaman : mangga, pepaya, apokat, lamtoro, singkong, talas, katuk, kelor, melinjo, sawi, turi, kangkung, bayam, ubi jalar, kecipir dan kacang panjang. Tanaman sumber vitamin C : jambu biji, sirsak, srikaya, pepaya, cabai besar. Tanaman sumber protein : kacang panjang, buncis, kara, kecipir, petai, lamtoro, bayam, singkong, kangkung dan melinjo. Tanaman penghasil kalori : pisang, apokat, kelapa, ubi jalar, ganyong, garut, singkong, jagung dan ubi jalar. Tanaman penghasil bumbu bumbu ialah : jahe, kencur, kunyit, kumis kucing, laja, sirih, temu lawak dan lain lain. Untuk mencukupi kebutuhan suplai zat gizi bila tidak ada sumber pendapatan lain dari sawah, tegalan atau mata pencaharian lain, maka pemilihan jenis-jenis tanaman untuk pekarangan harus meliputi : ubi-ubian ( talas, singkong dan ubi jalar), kacang-kacangan (kacang panjang, kacang tanah, kacang tunggak, kedelai dan buncis) dan daun-daunan hijau (bayam, kangkung darat dan katuk). Dengan pergiliran tanaman yang baik dan teknik budidaya yang lebih intensif, maka hasil yang didapat akan lebih baik. Apabila pada tanah tersebut ditanami juga dengan kelapa dan pisang, maka dapat berfungsi juga sebagai penghasil uang tunai untuk pemilik pekarangan. 4. Intensifikasi Pekarangan Telah disebutkan di muka adanya Program Pemerintah dalam membantu perbaikan pekarangan dengan intensifikasi. Tujuan kegiatan ialah: (1) peningkatan pendapatan dan (2) perbaikan gizi keluarga. Untuk mencapai tujuan pertama, dapat dipilih tanaman-tanaman yang mahal seperti anggrek, cengkeh, kopi dan panili. Sudah barang tentu hal ini perlu modal besar dan setelah berhasilpun masih perlu pembinaan pemanfaatan hasilnya. Juga

11 pembinaan pemasaran hasilnyapun perlu mendapat perhatian (masalah tengkulak, ijon dan lain-lain). Untuk tujuan kedua, dapat dipilih jenis usaha yang low input, jadi harus dipilih tanaman yang mudah ditanam, cepat menghasilkan dan lumayan hasilnya, selain kandungan zat gizinya tinggi. Untuk yang terakhir ini dapat dipilih tanaman trio, yaitu: (1) sayuran hijau sebagai sumber karoten murah, sumber zat besi, dan asam amino tertentu. (2) sayuran polong/kacang-kacangan sebagai sumber protein (3) sayuran umbi sebagai sumber kalori. Jenisnya harus sesuai dengan selera penghuninya, tidak boleh dipaksakan. Pilihan cukup luas, tinggal menyediakan benih/bibitnya. Untuk tanaman buah-buahan, dapat dipilih yang sesuai dengan syarat ekologinya, namun dapat dianjurkan untuk menanam varietas-varietas unggul untuk jenis-jenis yang cepat menghasilkan, seperti nenas, pepaya, jeruk dan pisang. Langkah-langkah yang perlu ditempuh: (1) Rasionalisasi, ialah menginventarisasi mana tanaman yang tidak bermanfaat lagi, lalu menebanginya, untuk membuat daerah terbuka. (2) Zonasi atau pendaerahan: mana daerah umum untuk main dan tujuan sosial, mana daerah aktif, mana daerah pribadi, mana daerah pohonpohonan, mana daerah terbuka untuk sayuran. (3) Persiapan lahan yang baik: penggemburan daerah keras dengan bahan organik dan teknik-teknik penggalian ganda. (4) Persiapan benih / bibit bermutu: pemilihan prioritas berdasarkan mudah tumbuh, cepat menghasilkan, tinggi kandungan zat gizinya dan laku dijual.

12 (5) Pemilihan dan penanaman berikutnya untuk tanaman sayuran; pembuangan naungan, pemangkasan pohon buah-buahan, selain pemupukan dan pemberantasan hama penyakit yang rutin. (6) Pemanenan pada waktunya; tidak terlalu lambat (untuk sayur-sayuran) dan tidak terlalu muda (untuk buah-buahan) agar mutunya baik dan zat gizinya tinggi. 4. Masalah Pengembangan Pekarangan Walaupun di beberapa tempat luas pekarangan (terutama tegalpekarangan) dapat mencapai m 2, namun secara kebanyakan di bawah 1000 m 2. Di daerah transmigran memang secara terencana diberikan areal pekarangan seluas m 2, yang efektif untuk pekarangan sekitar m 2. Untuk pengembangan areal sesempit itu, dengan tujuan meningkatkan fungsi produksi, memang kurang cukup. Beberapa masalah yang perlu diingat dalam pengembangan pekarangan ialah sebagai berikut: 1. sudah terlalu banyak tanaman, tidak ada daerah tersisa untuk tanaman baru dan lingkungan terlalu teduh. 2. terlalu banyak naungan, sehingga bibit-bibit yang baru, dan tanaman sayuran sulit tumbuh baik. 3. keadaan lahan yang terlalu padat, berbatu atau terlalu becek. 4. kurang air sewaktu musim kemarau dan tergenang atau kebanjiran di musim hujan karena drainase buruk. 5. banyak gangguan ternak dan anak-anak, ataupun pencurian hasil.

13 Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah-langkah berikut dapat dianjurkan dilakukan : 1. Rasionalisasi tanaman, tanaman dijarangkan, tanaman yang tidak perlu dibuang atau yang sudah terlalu tua diganti. 2. Menata tanaman sedemikian rupa sehingga terjadi formasi etage bouw (struktur bertingkat), misalnya tanaman yang relatif tinggi dikelompokkan di pinggir pekarangan dan yang rendah di tengah. 3. Meningkatkan penggunaan pupuk organik baik berupa kompos maupun pupuk kandang dan melakukan pengolahan tanah yang baik. 4. Memperbaiki drainase. 5. Memberikan pengertian bahwa kebutuhan hidup tanaman bukan hanya pupuk, tetapi juga CO2,cahaya, dan udara untuk respirasi sistem perakaran. Dalam hal tersebut, pengetahuan penghuni akan jenis-jenis tanaman dan cara bercocok tanamnya, motivasi untuk mencukupi kebutuhan, ketidaktersediaan benih/bibit pada waktunya dapat membuat penghuni segan mengusahakannya. Untuk membantu petani meningkatkan hasil pekarangannya, telah banyak usaha Pemerintah dalam beberapa Proyek Perbaikan Pekarangan di daerah rawan atau di daerah marginal. Pengertian 5. Pengolahan Pekarangan Secara Biodinamik

14 Dalam suasana ketakutan cemar lingkungan dan dengungan anjuran pelestarian lingkungan, sistem biodinamik atau berkebun secara organik perlu diketahui untuk selanjutnya dikembangkan. Sistem biodinamik berasal dari kota besar Paris, bermula karena terdapatnya banyak sekali kotoran kuda, lalu dari tumpukan kotoran kuda yang tebal (± 50 cm) itu saja diusahakan untuk tanaman secara intensif. Setelah itu adaptasinya di Australia dan pengembangannya di Amerika berkembang dengan mengurangi jumlah pupuk kandang, dengan memasukkan unsur pengerjaan tanah secara berat dan penggunaan tanaman hidup dalam tanaman ganda sebagai mulsa hidup dan penggunaan kompos. Di negara maju, pertanian telah banyak menggunakan mesin-mesin dan bahan kimia, baik sebagai pupuk, obat pemberantas hama dan patogen penyebab penyakit maupun gulma, sistem kebun intensif ini kelihatan sebagai hal baru, apalagi sistem tanam ganda menggantikan sistem tanamtinggal. Prinsip bertanam secara biodinamik adalah: penggunaan bahan-bahan organik, mengusahakan keseimbangan alami di antara: tanah, hewan dan mikroorganisme, pembuatan bedengan tinggi, penggalian ganda, penggunaan pupuk organik terutama kompos, tanaman-kawan (companion plants) dalam bertanam ganda, dan saat tanam yang tepat. Bedengan Tinggi Tujuan pembuatan bedengan tinggi ialah untuk mendapatkan tanah yang gembur yang membiarkan udara masuk. Akar-akar yang sehat akan mencari zat hara dengan baik. Tujuan ini untuk memberikan kondisi yang sama dengan kondisi bedengan pesemaian. Sehingga dimaksudkan menghindari terhentinya pertumbuhan bibit sewaktu dipindah ke lapang.

15 Suatu interupsi pertumbuhan akan menyebabkan tanaman membuat karbohidrat lebih banyak daripada protein. Oleh karena serangga lebih tertarik pada karbohidrat, maka tanaman demikian tadi mengundang banyak hama. Biasanya kita menghadapi keadaan seperti ini dengan cara memberi pupuk lagi dan obat-obat anti hama. Obat-obatan ini akan menghentikan cacing-cacing tanah dan lain-lain mikrofauna yang dapat berguna bagi tanaman.. Pembuatan bedengan tinggi memang memerlukan waktu dan tenaga pada awalnya. Tetapi sesudah tanaman pertama, hanya perlu 4 6 jam kerja sesudah ditanami hanya perlu ¼ - ½ jam setiap harinya untuk luasan 50 m 2. Pada musim kering, tepi-tepi bedengan perlu ditinggikan lagi, untuk mengindari larinya air siraman ke luar bedengan. Penggalian Ganda Tujuan penggalian ganda adalah menggemburkan tanah di bawah lapisan olah (sedalam 60 cm), untuk memperbaiki drainase dan penembusan akar. I : Galilah sebuah parit lebih luas dari sekop, dan sedalam mata sekop II : Bagian bawahnya digarpu dan ditambah kompos. Garpu digoyang kanan-kiri III : Bagian lapisan olah sebelahnya diletakan di atas lapisan bawah yang telah digemburkan tadi IV : Bagian bawah parit yang kedua diperlakukan seperti sampingnya tadi, dan seterusnya. Dengan cara penggalian ganda ini, lapisan atas tanah tetap diatas dan lapisan bawahnya tetap di bawah tetapi gembur. Pemberian Pupuk Organik

16 Pemberian bubuk tulang, bubuk kulit telur, kulit bekicot dan lain-lain dapat menambah kalsium dan fosfor. Penambahan abu kayu memang baik sebagai sumber kalium. Dianjurkan abu hitam, yaitu yang dibakar tertutupi tanah. Abu yang putih telah banyak dioksidasikan. Dalam pembuatan kompos perlu diketahui; di samping dapat membantu kebersihan lingkungan, juga menghemat biaya pupuk kandang. Pemberian pupuk organik akan merangsang mikroorganisme tanah dan kehidupan parasit dan predator dari suatu hama masih dapat berlangsung, karena mereka mendapat makanan dari bahan organik tersebut. Rotasi Tanaman Rotasi tanaman yang tepat merupakan aspek perhatian sistem biodinamik. Biasanya golongan tanaman pemakan banyak (umumnya sayuran) ditanam segera setelah persiapan tanah. Sesudah itu golongan pemberi banyak, yaitu golongan kacang-kacangan, lalu golongan pemakan sedikit seperti tanaman berumbi, contoh ubi jalar, talas. Tanaman Kawan Dalam tumpangsari, hal yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan tanaman akan cahaya dan kedalaman akar masing-masing. Tanaman naungan akan lebih baik ditanam bersama pencinta cahaya. Kadang-kadang gulma berakar dalam masih dapat ditolerir, untuk pemberian naungan. Perakaran Tanaman Berakar Dalam Berakar Sedang Berakar Dangkal Tomat Buncis Kubis Mentimun Kapri Wortel Seledri

17 Cabai Kentang Dll Keinginan Cahaya / Naungan Pecinta Cahaya Pecinta Naungan Buncis Mentimun Petsai Selada Bayam Tomat Cabai manis Kubis Cabai Katuk Wortel Jagung Talas Kebutuhan Zat Hara Pemakan Pemakan Agak Pemakan Pemakan Banyak Banyak Sedang Sedikit Kubis bunga Spinasi Buncis Bawang putih Kentang Seledri Kapri Bawang merah Lobak Bawang daun Kedelai Bawang Kucai Tomat Ubi Jalar Kubis Jagung Mentimun Waluh Dalam pemilihan tanaman kawan, perlu diperhatikan juga bau, sekresi akar dan zat-zat lain yang dikeluarkan tanaman. Tanaman kawan dapat

18 membantu dalam membuka tanah, sebagai penopang, memperbaiki rasa buah atau membuat bebas dari hama. Bunga matahari, misalnya mengugurkan daun dan menghambat pertumbuhan tanaman lain, tetapi dapat tumbuh bersama buncis yang melilitnya. Kutu aphid buncis yang hitam,merupakan hama buncis yang serius; merajalela kalau permukaan tanah sekitarnya berbongkah-bongkah, karena itu buncis perlu ditumpangsarikan dengan bayam atau lobak, karena daunnya melindungi tanah dari berbongkah-bongkah. Bawang daun senang hidup dengan seledri; keduanya pecinta kalium, tetapi kebutuhan cahayanya berbeda. Ada tanaman yang dapat mengusir serangga, seperti tagetes atau kenikir dan zinnia. Ada pula yang dapat mengganggu pertumbuhan gulma, seperti tomat dapat membunuh rhizomes rumput tertentu demikian pula mentimun. Tagetes sendiri dapat membunuh macam-macam gulma dari sekresi yang dikeluarkan akarnya. Pada prinsipnya pengomposan di pekarangan dapat meniru apa yang terjadi di alam bebas. Dalam alam, kematian suatu makhluk hidup memungkinkan kehadiran makhluk baru. Tumbuh-tumbuhan dan hewanhewan yang mati pada permukaan tanah di hutan, melapuk menjadi kompos oleh pengaruh waktu, air, mikroorganisme, sinar matahari dan udara, yang kemudian menghasilkan tanah berstruktur baik dan lingkungan tumbuh yang baik serta kaya humus. Pembutan kompos yang baik ialah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut: a) membuat tumpukan kompos dengan ukuran minimal 1 m panjang, lebar dan tinggi; penempatannya pada daerah terlindung oleh sinar matahari; b) menggemburkan tanah dasar tumpukan, c) memberikan bahan-bahan kompos yang terdiri dari 1/3 sisa tanaman, 1/3 sisa sampah dapur, 1/3 tanah, dan tebalnya kira-kira 10 cm; d) menambahkan lapisan baru setiap waktu

19 tertentu yang tebalnya kira-kira 10 cm pula; e) menyiram tumpukan secara berkala, apabila musim hujan ditutupi. Cabang-cabang dan ranting-ranting kayu yang sukar membusuk sebaiknya dikeringkan lalu dibakar dan abunya ditambahkan dalam tumpukan kompos. Daun-daunan dan ranting-ranting lunak yang terlalu besar dan panjang, sebaiknya dicincang dulu. Pemberantasan Hama dan Patogen Penyebab Penyakit Pencegahan akan lebih baik daripada memberantas setelah hama ddan penyakit merajalela. Drainase tanah yang jelek dan tanah sangat lembab membuat siput, bekicot, binatang-binatang tanah berkembang lebih cepat. Kebusukan akar dapat diatasi dengan membuka tanah dan menambahkan bahan organik untuk memperbaiki drainase. Pengelolaan air yang baik, misal dengan memberi mulsa dapat menghindari daerah perakaran dari kekeringan. Beberapa aphid akar gemar menyerang akar kering, demikian pula halnya dengan kepik tertentu. Rotasi tanaman untuk mencegah tanaman yang sama terus menerus ditanam sebab mudah terserang hama atau patogen penyakit. Tanaman perangkap, termasuk yang berbau tajam di antara sayuran dan buah-buahan, dapat menarik serangga sehingga tidak menyerang tanaman utamanya. Keranjang perangkap dari kawat, diisi sisasisa/kulit sayuran, kulit jeruk dapat dibenamkan di antara tanaman-tanaman. Setiap minggu dibakar dan diganti umpannya. Kertas, papan, kulit jeruk dalam tanah dapat menarik bekicot, siput, lalu diambil dan dibakar. Penggunaan tanaman penolak hama seperti tagetes (bunga taikotok) dan Zinnia dianjurkan. Beberapa predator seperti belalang sembah dapat memberantas beberapa hama. Penyemprotan Bahan Organik Penyemprotan air saja dapat membantu menekan hama. Ujung selang plastik yang dipencet dapat menggugurkan serangga-serangga yang sedang

20 melekat. Penyemprotan-penyemprotan lain seperti dengan larutan kapur, larutan garam, susu, larutan cendawan saprofitik, larutan bawang, larutan sabun digunakan juga. Pembuatan larutan bawang dilakukan merendam 100 g bawang dalam 2 sendok teh minyak mineral selama 24 jam, lalu ditambah 1 liter air berisi 10 g sabun lunak, dicampur baik-baik lalu disimpan. Untuk pemakaian diencerkan 20 kali dengan air. Resep rumah tangga biasa: 1 ons sabun lunak dalam 10 liter air, ditambah 1 liter tepung dalam 10 liter air. Yang terakhir diteliti adalah larutan sabun cair sebanyak 2 persen dapat menyelubungi serangga, sehingga tidak dapat bernafas secara baik, akhirnya mati. BAHAN KULIAH MINGGU KE 11 BAB X Ir. Ketty Suketi MSi BAHAN : Harjadi, S.S Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. FASE PERTUMBUHAN DAN FAKTOR PEMBATAS

PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI

PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI BAHAN PUSTAKA: Harjadi SS 1989. Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI 1. Pengertian Pekarangan 2. Ekologi Tanaman Pekarangan

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pekarangan Menurut Hartono, dkk. (1985) dalam Rahayu dan Prawiroatmaja (2005), Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b) BAB I PENGANTAR Guna melakukan budidaya tanaman, agar tanaman dapat menghasilkan secara optimal, maka harus memerhatikan syarat tumbuh tanaman, sebab setiap jenis tanaman memiliki kekhasan sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo Masyarakat di Desa Kalimulyo sebagian besar menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan asal pembuatannya pupuk dibedakan

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari Didukung oleh: Talaud Lestari Mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik harus segera

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1. Tanda tangan, LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, teh, cengkeh dan lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tanaman pada dasarnya akan meninggalkan limbah baik limbah kimia maupun limbah organik, limbah organik biasanya berupa sisa tanaman seperti sisa batang dan daun tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 PENGGOLONGAN TANAMAN Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 1 PENGGOLONGAN TANAMAN BERDASARKAN : (A) FAKTOR TANAMAN : 1. Umur Tanaman (Tanaman Setahun, Tahunan, Diperlakukan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan 1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

Dasar agronomy " penanaman"

Dasar agronomy  penanaman Dasar agronomy " penanaman" Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada media tanam dan melalui pesemaian terlebih

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Oleh : Binti Masruroh Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari 1 Mengenal KRPL Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari

Lebih terperinci

Selada / Lobak / Bawang / Seledri 10 hari setelah Menabur: ml Hijau Subur / 16 L air setiap 7 hari. Semprotkan seluruh tanaman.

Selada / Lobak / Bawang / Seledri 10 hari setelah Menabur: ml Hijau Subur / 16 L air setiap 7 hari. Semprotkan seluruh tanaman. Kubis / Chinese Cabbage / Brokoli / kembang kol 10-15 hari setelah tanam : 30-40 ml Hijau Subur / 16 L air setiap 10 hari. Semprotkan seluruh tanaman. Hentikan penyemprotan pada tahap pembungaan / bola

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjaun Pustaka 2.1.1 Pekarangan Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah diusahakan dengan tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA POLA KONSUMSI PANGAN B2SA aret Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian 1 LATAR BELAKANG Upaya peningkatan ketahanan pangan: masalah seluruh bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan A. Latar Belakang Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rajiman Peningkatan jumlah penduduk menuntut penyediaan bahan pangan yang cukup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan mulai dari rumah tangga.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah 1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur

Lebih terperinci

Perkembangbiakan Tanaman

Perkembangbiakan Tanaman SERI LEMBARAN FAKTA TENTANG Penyimpanan Benih & Perkembangbiakan Tanaman Dikembangkan oleh Yayasan IDEP Dengan dukungan dari the Seed Savers Network Apakah Anda ingin menanam tanaman yang lebih sehat sambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain memiliki masa panen yang cukup pendek, permintaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Kegiatan ekonomi yang

Kegiatan ekonomi yang Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga untuk Budidaya Tanaman Sayuran Organik di Pekarangan Rumah Kegiatan ekonomi yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terutama pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA

PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA Sampah organik dibagi dua yaitu : q Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur) Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit

Lebih terperinci