PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA Latar Belakang Pelaporan Keuangan ETAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA Latar Belakang Pelaporan Keuangan ETAP"

Transkripsi

1 PELAPORAN KORPORAT PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA, PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP, DAN TRANSAKSI BERBASIS SYARIAH DAN PELAPORAN KEUANGAN SYARIAH PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA Latar Belakang Pelaporan Keuangan ETAP Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP) telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Mei SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 januari 2011 dan penerapan dini diperkenankan. Standar Akuntansi yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang mempunyai tanggug jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan lintas negara. SAK Umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterpkan oleh sebagian besar entitas usaha di Indonesia yang berskala kecil dan menengah. Dalam berbagai hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan SAK Umum yang ketentuan pelaporannya lebih kompleks. Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Namun, entitas yang mempunyai tanggung jawab publik yang signifikan dapat juga menggunakan SAK ETAP apabila diizinkan oleh regulator. Contohnya adalah Bank Pengkreditan Rakyat yang telah diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 januari 2010 sesuai dengan SE No.11/37/DKEU tanggal 31 Desember SAK ETAP diterbitkan sebagai solusi dari beberapa masalah berikut: PSAK-IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah dan kecil mengingat ketentuan fair value memerlukan biaya yag tidak murah.

2 PSAK-IFRS rumit dalam implementasinya misal seperti PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun tertunda dalam implementasinya bahkan sampai tahun 2010 telah keluar lagi revisi dari PSAK 50 ini. PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgment. PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan IT yang kuat. Dengan diterbitkannya SAK ETAP diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: SAK ETAP membuat perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyususn laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk mengembangkan usaha. Lebih sederhana diabandingkan dengan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan. Latar Belakang Pelaporan Keuangan Nirlaba Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. PSAK 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya pedoman pelaporan, diharapkan leporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tingi. Ruang Lingkup PSAK 45 o Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. o Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. o Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat sijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

3 PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan. 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun secara bulanan, triwulan, atau periode lainnya yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. Secara konsepsual, laporan keuangan interim menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia untuk perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. PERBEDAAN SAK ETAP VS PSAK IFRS 1. Materi SAK ETAP lebih sederhana sedangkan PSAK IFRS complicated dan rumit.

4 2. SAK ETAP cenderung menggunakan basis stewardship sebagai pertanggungjawaban pengelola kepada stakeholder sehingga cenderung menggunakan prinsip reliability, sedangkan PSAK IFRS telah bergeser untuk pemenuhan user dalam pengambilan keputusan sehingga cenderung menggunakan prinsip relevan. 3. SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan. 4. SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas. 5. SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan. 6. SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/ SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model reavaluasi. Tujuan laporan keuangan SAK-ETAP adalah menyediakan informasi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan IFRS memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi. Tetapi antara IFRS dan SAK-ETAP memiliki persamaan yaitu sama-sama bertujuan untuk menyediakan/memberikan informasi bagi pengguna yang nantinya digunakan untuk membuat keputusan ekonomi.

5 TRANSAKSI BERBASIS SYARIAH DAN PELAPORAN KEUANGAN SYARIAH Akad adalah kesepakatan dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan kewajibn hukum yaitu konsekuensi hak dan kewajiban, yang mengikat pihak-pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan tersebut. A. Jenis Akad Dalam akuntansi syariah, akad harus sesuai dengan syariah yang merujuk pada Al- Qur an, Ijma dan qiyas. Transaksi/akad dalam syariah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Akad Tabbaru merupakan perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditunjukkan untuk memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan, mengharapkan ridha Allah SWT. Sehingga jika ada biaya transaksi dari akad jenis ini hanya dibolehkan sebesar biaya riil yang dikeluarkan. 3 (tiga) bentuk akad tabarru : a. Meminjamkan uang (termasuk akad tabbaru karena tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, setiap kelebihan tanpa iwad adalah riba). Jenis pinjaman: Qardh, Rahn, dan Hiwalah b. Meminjamkan jasa, jenis pinjaman: Wakalah, Wadi ah, dan Kafalah c. Memberikan sesuatu Minimal ada 3 jenis bentuk akad: Waqaf, Hibah, dan Shadaqah 2. Akad Tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Akad ini terdiri dari akad investasi yang hasilnya tidak pasti seperti akad mudharabah dan musyarakah; serta akad jual beli dan sewa meyewa seperti yang hasil atau keuntungannya pasti seperti akad murabahah, salam, istishna da ijarah. Akad yang hasilnya tidak pasti tidak bisa diubah menjadi akad dengan hasil yang pasti karena akan menimbulkan riba. Demikian juga sebaliknya akad dengan hasil pasti tidak boleh diubah menjadi akad dengan hasil tidak pasti karena aka terjadi ghahar atau ketidakjelasan.

6 Akad tabarru tidak dapat diubah menjai akad tijarah sedangkan akad tijarah dapat diubah menjadi akad tabarru (yang semula ditujukan untuk mencari keuntungan menjadi tolong menolong/kebaikan). B. Kerangka Dasarr Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah 1. Paradigma Transaksi Syari ah Transaksi syariah didasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah). Konsekuensinya parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha adalah syariah dan akhlak. 2. Asas Transaksi Syariah Transaksi syariah berasaskan pada prinsip: a. Prinsip persaudaraan (ukhuwah) prinsip ini didasarkan pada prinsip saling mengenal (ta aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf). b. Prinsip keadilan ( adalah) yag berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak dan sesuai dengan posisinya. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur: (a) riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun fadhl), (b) kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan), (c) maysir (unsur judi dan sikap spekulatif ), (d) gharar (unsur ketidakjelasan), dan (e) haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional yang terkait). Esensi haram adalah segala unsur yang dilarang secara tegas dalam Alquran dan As-sunnah. c. Prinsip kemaslahatan (mashlahah) merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. Kemaslahatan yang diakui harus memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah (halal) serta bermanfaat dan membawa kebaikan (thayib).

7 d. Prinsip keseimbangan (tawazun) yaitu keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan semata untuk kepentingan pemilik (shareholder). Sehingga manfaat yang didapatkan tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi. e. Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin). 3. Karakteristik Transaksi Syariah Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan berikut: a. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridho; b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib); c. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan perangkat nilai, bukan berfungsi sebagai komoditas; d. Tidak mengandung unsur riba; e. Tidak mengandung unsur kezhaliman; f. Tidak mengandung unsur maysir; g. Tidak mengandung unsur gharar; h. Tidak mengandung unsur haram; i. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan resiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bilghurmi (no gain without accompanying risk); j. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan(ta'alluq) dalam satu akad;

8 k. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui rakayasa penawaran (ihtikar); l. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah) 4. Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan Etitas Syari ah Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan lainnya adalah: a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggungjawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak. d. Informasi tentang tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Komponen laporan keuangan entitas syariah, tediri dari: a. Laporan Posisi Keuangan Unsur-unsurnya terdiri dari aset, liabilitas, dana syirkah temporerdan ekuitas. Liabilitas dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi denga jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengella dan menginvestasikan. b. Laporan Laba Rugi dan Peghasilan Komprehensif Lain Unsur-unsur didalamnya terdiri dari penghasilan, beban, dan hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah bagian bagi hasil pemiik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi. c. Laporan Perubahan Ekuitas

9 d. Laporan Arus Kas e. Lapioran Sumber dan Penyaluran Dana akat f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan g. Catatan atas Laporan Kauangan Untuk perbankan syariah ditambahn 1 (satu) laporan lagi yaitu laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil. C. Asumsi Dasar dan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Asumsi Dasar: Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, namun, dalam penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas. Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan: 1. Dapat dipahami 2. Relevan, berarti berguna untuk peramalan dan penegasan atas transaksi yang berkaitan satu sama lain serta dipengaruhi oleh tingkat materialitas. Namun dasar penerapan dalam bagi hasil harus mencerminkan jumlah yang sebenarnya tanpa mempertimbangkan konsep materialitas. 3. Keandalan, informasi harus disajikan jujur, netral, lengkap, pertimangan sehat dan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah dan bukan hanya bentuk hukumnya. 4. Dapat dibandingkan Keandalan informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal : tepat waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat. D. Akad Mudharabah 1. Penjelasa Akad Mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan selurh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. Usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha mudharabah diterima oleh pengelola dana. 2. Prinsip Pembagian Hasil Usaha

10 Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdaarkan prinsi bagi hasil atau bagi laba (profit sharing). Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omzet). Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah. E. Akad Musyarakah 1. Penjelasan Akad Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntugan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Jika kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pengelola usaha musyarakah. F. Akad Murabahah 1. Penjelasan Akad Akad murabahah merupakan akad jual beli, sehingga harus memenuhi persyaratan syariah tentang prinsip jual beli. Secara umum, akad murabahah merupakan transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepkati oleh penjual dan pembeli. 2. Prinsip Jual Beli Dalam melakukan transaksi murabahah harus memenuhi ruun yang mencakup: 1) pelaku yang sudah baligh dan berakal, 2) barang: merupakan barang halal dan memiliki nilai, dimiliki oleh penjual, spesifikasi baik kualitas jlas, penyerahan terkait dengan keadaan lain, harga barang diketahui, barang ada di tangan penjual, 3) ijab kabul. G. Akad Salam Akad salam merupakan akad jual beli dengan penyerahan tunda pembayaran dilakukan pada awal akad. PSAK 103 mendefinisikan akad salam adalah akad jual

11 beli barang pesanan dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual dan pelunasan dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu. H. Akad Istishna Akad istishna merupakan akad jual beli dengan pesanan sebagaimana akad salam, yang memebedakan akad istishna dengan akad salam adalah pada jenis barangnya. Akad salam biasanya digunakan pada pertanian sedangkan akad istishna pada barangbarang manufaktur seperti: konstruksi, gedung, mesin dll. Pembayaran untuk akad salam harus dilakukan saat kesepakatan, sedangkan istishna bisa dilakukan seiring dengan proses pembuatan. PSAK 104 tentang istishna mendefinisikan akad ini merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. I. Akad Ijarah Akad ijarah merupakan bagian dari akad jual beli, hanya saja yang diperjual belikan bukan benda melainkan manfaat dari benda. PSAK 107 mendefinisikan Ijarah sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. J. Akad lain 1. Akad Sharf: akad ini dapat dilakukan jika secara spot yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas dilakukan pada saat itu juga dan penyelesaian maksimal 2 hari (sesuai urf). Ketentuan: 1) Pelaku: baligh dan cakap hukum, 2) objek akad: mata uang nilainya diketahui kedua belah pihak, dikuasai penjual, tidak ada khiyar syarat, tunai, 3) ijab kabul. 2. Akad Wadiah: akad ini biasa digunakan untuk tabungan dan rekening giro di perbankan syariah. Ketentuan: 1) Pelaku: baligh dan cakap hukum, 2) objek akad: barang yang dititipkan; benda dan spesifikasinya diketahui kedua belah pihak, 3) ijab kabul. 3. Akad Wakalah: akad ini biasa digunakan untuk mewakilkan pembelian barang, realisasi letter ofcredit. Ketentuan: Pelaku: baligh dan cakap hukum, 2) objek akad: barang yang dikuasakan; diketahui dengan jelas, tidak bertentangan dengan syariah islam, dapat diwakilkan, manfaat barang/jasa dapat dinilai, kontrak dapat dilaksanakan, 3) ijab kabul.

12 4. Akad Kafalah: akad ini biasa digunakan dalam jasa garansi bank, akseptasi, kartu kredit pada perbankan syariah. 5. Akad Hawalah: akad yang dapat digunakan untuk pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung atau membayar. 6. Akad Qardh: akad pemberian pinjaman tanpa tambahan ditujukan kepada orang yang membutuhkan, namun jika dibebankan biaya administrasi yang tekait langsung diperbolehkan, atau peminjam memberikan sumbangan. 7. Akad Rahn: akad yang biasa digunakan dalam pegadaian syariah, atau gadai emas.

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAGIAN I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG 01. Tujuan Laporan Keuangan entitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (untuk selanjutnya disebut Bank) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3 KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Pertemuan: 3 Ak-Syari'ah: 3 By Afifudin FE Unisma 2 TUJUAN PEMBELAJARAN. Memberikan pemahaman & kemampuan mahasiswa akan; Tujuan Laporan

Lebih terperinci

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Prinsip Sistem Keuangan Syariah TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 3: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Tujuan Laporan Keuangan Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 2: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Asas Transaksi Syariah 1. persaudaraan (ukhuwah) interaksi sosial

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 ED KDPPLKS PENDAHULUAN Tujuan

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 ED KDPPLKS PENDAHULUAN Tujuan Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 ED KDPPLKS PENDAHULUAN Tujuan dan Peranan 1. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/19/PBI/2007 TENTANG PELAKSANAAN PRINSIP SYARIAH DALAM KEGIATAN PENGHIMPUNAN DANA DAN PENYALURAN DANA SERTA PELAYANAN JASA BANK SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah 0 PENDAHULUAN Tujuan dan Peranan. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896) No.136, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/16/PBI/2008

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Penulis ingin melakukan pembahasan dan penelitian terhadap pengaruh prinsip jual

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan: Adl adalah menempatkan

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah : CONTOH SOAL AKUNTANSI SYARIAH SOAL PILIHAN GANDA 1. Badan Internasional yang menerbitkan standar akuntansi syariah untuk institusi keuangan islam pada saat ini adalah: a. The Accounting and Auditing Organization

Lebih terperinci

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA I. UMUM Perusahaan Modal Ventura adalah sebagai salah satu lembaga keuangan non

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Pembiyaan Syariah. Usaha. Penyelenggaraan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 366) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 14: Akuntansi Sharf Wadiah - Wakalah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA AKAD SHARF TUKAR MENUKAR VALAS 2 Definisi Sharf Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KDPPLK Juni 00 KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA KDPPLK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA I. UMUM Perusahaan Modal Ventura adalah salah satu lembaga keuangan non-bank

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH I. UMUM Pembangunan nasional memerlukan kontribusi dan partisipasi dari semua elemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PRINSIP SYARIAH. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang

BAB II TINJAUAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PRINSIP SYARIAH. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang BAB II TINJAUAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PRINSIP SYARIAH A. Latar belakang lahirnya Peraturan Bank Indonesia Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga independen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN I. UMUM Usaha Pergadaian turut berkontribusi bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam penyediaan layanan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Pengambilan keputusan. Menggolong kan. mengikhtisa rkan

Laporan Keuangan. Pengambilan keputusan. Menggolong kan. mengikhtisa rkan Overview Identifikasi Mencatatat Menggolong kan mengikhtisa rkan Laporan Keuangan Pengambilan keputusan Aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktifitas

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha

Lebih terperinci

Prinsip prinsip Islam

Prinsip prinsip Islam Bank Syariah Lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasional berdasarkan prinsip hukum atau syariah Islam yang secara utuh dan total menghidari riba seperti diatur dalam Alquran dan Hadist Sesuai

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 2008 DAFTAR ISI A. Penghimpunan Dana I. Giro Syariah... A-1 II. Tabungan Syariah... A-3 III. Deposito Syariah... A-5 B. Penyaluran

Lebih terperinci

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Konsep Dasar 1. Allah menghalalkan jual-beli mengharamkan riba (QS 2:275). 2. Jual-beli boleh dilakukan dengan penyerahan tangguh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH MATERI : 2 KDPPLKS PSAK 101 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK 102 : MURABAHAH PSAK 103 : SALAM PSAK 104 : ISTISHNA PSAK 105 : MUDHARABAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,082 2 Penempatan pada Bank Indonesia 345,788 3 Penempatan Pada Bank Lain 16,465 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 516,288 6 Tagihan atas Surat Berharga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Baitul Mal Wa Tamwil a. Definisi Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih mengarah pada usaha-usaha

Lebih terperinci

PSAK Akad Partnership

PSAK Akad Partnership Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK Lap. Keuangan PSAK Akad Jual Beli PSAK Akad Partnership PSAK Akad Sewa PSAK Lainnya PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,584 2 Penempatan pada Bank Indonesia 422,578 3 Penempatan Pada Bank Lain 11,908 4 Tagihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menjadi penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Salah satu upaya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk nyata dari akuntabilitas. Laporan keuangan berfungsi sebagai media yang menjembatani pengelola organisasi dengan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per No. POS-POS ASET 1. Kas 223,597 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,206,363 3. Penempatan pada bank lain 151,775 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per No. POS-POS ASET 1. Kas 270,383 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,906,040 3. Penempatan pada bank lain 127,253 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 313,560 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,481,105 3. Penempatan pada bank lain 188,547 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,676,764 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 305,164 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,912,206 3. Penempatan pada bank lain 150,117 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 4,638,292 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 257,925 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,648,638 3. Penempatan pada bank lain 146,191 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,240,254 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 338,473 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,585,212 3. Penempatan pada bank lain 179,570 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 4,356,593 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 350,433 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,502,524 3. Penempatan pada bank lain 183,265 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,027,408 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Mei 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Mei 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 333,301 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,039,654 3. Penempatan pada bank lain 313,211 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 5,086,845 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 423,058 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,808,697 3. Penempatan pada bank lain 268,331 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 6,024,713 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 285,493 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,495,631 3. Penempatan pada bank lain 134,437 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 262,761 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,315,425 3. Penempatan pada bank lain 294,323 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 318,105 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,814,178 3. Penempatan pada bank lain 170,775 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 265,564 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,749,882 3. Penempatan pada bank lain 118,219 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 260,712 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,840,680 3. Penempatan pada bank lain 340,188 4. Tagihan spot dan forward 1,859 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 310,654 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,385,572 3. Penempatan pada bank lain 179,535 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 270,870 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,961,960 3. Penempatan pada bank lain 140,577 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 330,923 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,563,448 3. Penempatan pada bank lain 325,725 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 340,455 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,328,325 3. Penempatan pada bank lain 339,045 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 294,934 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,608,417 3. Penempatan pada bank lain 162,287 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 483,495 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,209,075 3. Penempatan pada bank lain 492,741 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 5,762,395 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA PENJAMIN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA PENJAMIN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /POJK.05/2017016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA PENJAMIN I. UMUM Pada tanggal 19 Januari 2016, telah diundangkan Undang- Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S A S E T 1 Kas 39,019 2 Penempatan pada Bank Indonesia 249,762 3 Penempatan Pada Bank Lain 7,898 4 Tagihan Spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per No. POS-POS ASET 1. Kas 254,121 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,113,755 3. Penempatan pada bank lain 204,014 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Juli 2015 1 Kas 15.083 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1.152.160 3 Penempatan Pada

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,695 2 Penempatan pada Bank Indonesia 292,775 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,291 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 39,973 2 Penempatan pada Bank Indonesia 406,000 3 Penempatan Pada Bank Lain 17,105 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 791,573

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada Bank Indonesia 356,327 3 Penempatan Pada Bank

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 42,728 2 Penempatan pada Bank Indonesia 278,397 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,137 4 Tagihan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 14: Akuntansi Sharf Wadiah - Wakalah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA AKAD SHARF TUKAR MENUKAR VALAS 2 Definisi Sharf Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN No. P O S P O S A S E T 1 Kas 46,488 2 Penempatan pada Bank Indonesia 293,339 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,763 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 30 April 2015 1 Kas 8,309 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1,130,985 3 Penempatan Pada

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 41,706 2 Penempatan pada Bank Indonesia 347,754 3 Penempatan Pada Bank Lain 10,700 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,117,687 6

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Bank Panin Syariah. 30 Juni 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Bank Panin Syariah. 30 Juni 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Bank Panin Syariah 30 Jun 2016 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 30 Juni 2016 1 Kas 18,063 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1,031,573 3 Penempatan Pada Bank Lain 676 4 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d April-2018 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d April-2018 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d April-2018 POS - POS ASET 1.Kas 564,693 2.Penempatan pada Bank Indonesia 3,471,898 3.Penempatan pada bank lain 758,911 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Maret 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Maret 2015 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Maret 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Maret 2015 1 Kas 9,747 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1,423,656 3 Penempatan Pada

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 48,333 2 Penempatan pada Bank Indonesia 764,263 3 Penempatan Pada Bank Lain 14,967 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,038,431 6

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT Bank Syariah X PT Bank Syariah X merupakan salah satu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan anak perusahaan dari salah satu bank konvensional terbesar

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 35,855 2 Penempatan pada Bank Indonesia 291,612 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,621 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 963,028 6 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d September-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d September-2017 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d September-2017 POS - POS ASET 1.Kas 757,210 2.Penempatan pada Bank Indonesia 5,502,934 3.Penempatan pada bank lain 399,346 4.Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d May-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d May-2017 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d May-2017 POS - POS ASET 1.Kas 782,107 2.Penempatan pada Bank Indonesia 4,826,956 3.Penempatan pada bank lain 1,003,937 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d March-2018 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d March-2018 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d March-2018 POS - POS ASET 1.Kas 582,922 2.Penempatan pada Bank Indonesia 4,162,538 3.Penempatan pada bank lain 902,795 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d January-2018 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d January-2018 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d January-2018 POS - POS ASET 1.Kas 746,080 2.Penempatan pada Bank Indonesia 5,555,480 3.Penempatan pada bank lain 266,388 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d August-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d August-2017 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d August-2017 POS - POS ASET 1.Kas 687,730 2.Penempatan pada Bank Indonesia 7,055,294 3.Penempatan pada bank lain 462,437 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d October-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d October-2017 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d October-2017 POS - POS ASET 1.Kas 647,132 2.Penempatan pada Bank Indonesia 5,358,506 3.Penempatan pada bank lain 658,832 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d October-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d October-2017 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d October-2017 POS - POS ASET 1.Kas 792,451 2.Penempatan pada Bank Indonesia 7,001,434 3.Penempatan pada bank lain 556,633 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d February-2018 (dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d February-2018 (dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PERIODE : Januari s/d February-2018 POS - POS ASET 1.Kas 682,062 2.Penempatan pada Bank Indonesia 4,393,965 3.Penempatan pada bank lain 492,498 4.Tagihan spot dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Sehubungan dengan hal tersebut sudah

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH 31 Desember 2015 ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S 31 Desember 2015 ASET 1. Kas 43,444 2. Penempatan pada Bank Indonesia 460,426 3. Penempatan Pada

Lebih terperinci