Etiologi dan Epidemiologi Glomerulonefritis
|
|
- Djaja Handoko Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Etiologi dan Epidemiologi Glomerulonefritis Oleh Achmad Rizki Yono DK 13 I. PENDAHULUAN Glomerulonefritis adalah suatu kondisi terjadinya peradangan pada glomerulus di ginjal. 1-3 Secara umum, peradangan ini disebabkan oleh reaksi sistem imun yang menyerang jaringan tubuh yang sehat. Reaksi imun ini terjadi karena adanya antigen yang memicu kompleks antigen-antibodi di glomerulus. 3 Glomerulonefritis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) maupun menetap (kronis). 1 Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai etiologi dan epidemiologi glomerulonefritis. Meskipun masih sedikit yang diketahui sebagai etiologi glomerulonefritis, akan tetapi jelas bahwa mekanisme sistem imun yang bertanggung jawab menyebabkan glomerulonefritis. 3 II. ISI A. Etiologi Glomerulonefritis Seperti yang telah dikemukakan pada pendahuluan, mekanisme sistem imunlah yang menyebabkan terjadinya glomerulonefritis. Sistem imun ini dapat menyerang glomerulus jika terdapat antigen yang memicu terjadinya kompleks antigen-antibodi maupun endapan imunoglobulin dengan beberapa macam komponen protein komplemen. Ada dua bentuk perlukaan yang diasosiasikan dengan antibodi pada kasus glomerulonefritis yaitu: 3 1. Glomerulonefritis yang disebabkan oleh deposisi kompleks imun (antigen-antibodi) dari sistem sirkulasi di glomerulus. 3 Etiologi terjadinya glomerulonefritis pada kondisi ini adalah adanya antigen yang bersirkulasi di dalam darah, kemudian terjebak di glomerulus. Adanya antigen ini akan memicu terjadinya reaksi imun di glomerulus yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya peradangan glomerulus (glomerulonefritis). Dengan kata lain, antigen pada kondisi glomerulonefritis seperti ini bukan asli dari glomerulus. 3 1 P e m i c u 2
2 Jenis antigen yang bersirkulasi seperti ini dapat bersifat endogen maupun eksogen. Sebagai contoh antigen yang bersifat endogen adalah antigen yang berasosiasi dengan SLU (Systemic Lupus Erythematosus) yang dapat memicu hipersensitivitas tipe III di glomerulus dan pada akhirnya menimbulkan glomerulonefritis. 3-4 Sedangakan jenis antigen yang bersifat eksogen di antaranya adalah antigen yang berasal dari infeksi bakteri Streptococcus β hemolyticus yang dapat menyebabkan terjadinya poststreptococcal glomerulonephritis, antigen dari virus hepatitis B, antigen dari parasit, sebagai contoh Plasmodium falciparum, dan antigen dari infeksi spirocheta, sebagai contoh Treponema pallidum. Selain yang disebutkan di atas, ada beberapa antigen yang tidak diketahui yang dapat menyebabkan Membranoproliferative Glomerulonephritis (MPGN). Apapun jenis antigennya, antigen ini bersirkulasi di dalam darah, kemudian terjebak di dalam glomerulus dan membentuk kompleks antigenantibodi. Adanya kompleks antigen-antibodi di dalam glomerulus ini akan memicu terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe III dengan cara mengaktifkan sistem komplemen dan migrasi leukosit di glomerulus. Akibatya, terjadi perlukaan atau peradangan pada glomerulus yang disebut sebagai glomerulonefritis. 3-4 Peradangan ini dapat berlangsung sementara (akut) maupun menetap (kronik) karena adanya paparan antigen berulang, sehingga menimbulkan siklus reaksi imun berulang dan persisten. Kondisi glomerulonefritis akut sering ditemukan pada infeksi poststreptococcal yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus β hemolyticus. Kondisi ini hanya berlangsung singkat dan merupakan self-limited disease, namun dapat menyebabkan sindroma nefritik baik pada anak maupun dewasa muda yang ditandai dengan gejala hematuria, edema, azotemia (penurunan fungsi ginjal), dan hipertensi. 1,3-5 Sedangkan glomerulonefritis kronis sering ditemukan pada kondisi terinfeksi virus hepatitis B dan penyakit autoimun seperti SLU (Systemic Lupus Erythematosus) Glomerulonefritis yang disebabkan oleh kompleks imun in situ di glomerulus, intrinsik antigen glomerulus atau molekul yang tertanam di glomerulus. 3 2 P e m i c u 2
3 Etiologi terjadinya kondisi glomerulonefritis pada kondisi ini adalah adanya reaksi secara langsung antara antibodi dengan antigen yang sudah tertanam di glomerulus. Antibodi juga dapat bereaksi in situ dengan antigen nonglomerular yang sudah tertanam sebelumnya yang berinteraksi dengan komponen intrinsik glomerulus. Contoh antigen yang sudah tertanam ini adalah kompleks nukleosomal pada pasien SLE, produk bakteri, seperti endostroptosin yang dihasilkan oleh kelompok streptococcus A, agregat protein besar, seperti agregat IgG yang cenderung terdeposit di mesangial, dan kompleks imun glomerulus sendiri yang mengandung sisi reaktif terhadap antigen bebas, antibodi bebas, dan komplemen. Adanya interaksi antara reaksi imun in situ dan kompleks imun yang terjebak di glomerulus menyebabkan terjadinya perubahan pada morfologi dan fungsi glomerulus, sehingga menimbulkan glomerulonefritis Etiologi Lain Glomerulonefritis a. Podocyte Injury Perlukaan pada podosit dapat diinduksi oleh antibodi terhadap antigen podosit oleh toksin, sebagai contoh puromisin yang meracuni ribosom dan focal segment dari glomerulosclerosis yang dapat melukai podosit. Perlukaaan pada podosit ditandai dengan adanya perubahan morfologi, vakuolisasi, dan retraksi atau sobekan pada Glomerulus Basement Membrane (GBM), sehingga struktur kapiler glomerulus menjadi terurai. Hal ini dikarenakan fungsi dari podosit (intraglomerular mesangial cell) adalah mengikat kapiler glomerulus, sehingga membentuk kuntuman di dalam kapsula Bowman. 3,6 b. Nephron Loss Penyakit ginjal dalam bentuk apapun dapat merusak nefron, sehingga mengurangi GFR sebesar 30%-50%. Penurunan ini akan berakibat timbulnya berbagai macam kelainan dan gangguan fungsi ginjal, seperti glomerulosclerosis, proteinuria, perlukaan podosit, dan lain-lain. Karena nefron hilang, secara otomatis dapat menyebabkan hilangnya glomerulus. 3 c. Glomerular Disease Bebarapa penyakit glomerulus dapat menjadi etiologi glomerulonefritis baik itu primary glomerular disease, secondary glomerular disease, 3 P e m i c u 2
4 maupun penyakit yang diturunkan. Disebut primer bila penyakit tersebut hanya menyerang ginjal dan disebut sekunder bila penyakit tersebut tidak hanya menyerang ginjal, akan tetapi dapat menyebabkan penyakit glomerulus pada ginjal. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 3 Image from: Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic pathophysiology. 9th ed. Philadelphia: Elsevier Sanders; p.520. B. Epidemiologi Glomerulonefritis Berdasarkan studi literature review dari tahun mengenai insiden primary glomerulonephritis (GN) worldwide yang dilakukan oleh 40 studi insidensi primary GN di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Kanada, Australasia, dan Timur Tengah menunjukkan bahwa rata-rata glomerulonefritis ditemukan pada dewasa dengan 0,2/ /tahun untuk membrano-proliveratife GN dan 0,2/ /tahun untuk mesangio-proliveratife GN. 7 Glomerulonefritis mewakili 1-15% penyakit glomerulus. Meskipun berjangkit secara sporadik, insidensi dari Poststreptococcal Glomerulonephritis (PSGN) telah turun selama beberapa dekade terakhir. Faktor yang menyebabkan hal ini kemungkinan adalah adanya layanan kesehatan yang lebih baik dan peningkatan kondisi sosioekonomi. 8 4 P e m i c u 2
5 Berdasarkan statistik internasional, penyakit Berger merupakan penyebab tersering dari GN. Meskipun insidensi PSGN turun di negara barat, namun insidensi PSGN masih tetap tinggi di daerah-daerah seperti India, Afrika, Karibia, Malaysia, Pakistan, Papua Nugini, dan Amerika Selatan. Di Nigeria, insidensi GN pada anak 3-16 tahun adalah 15,5 kasus/tahun dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 1,1:1. Prevalensi PSGN lebih besar pada GN yang berasosisasi dengan faring daripada GN yang bearsosiasi dengan kulit. 8 PSGN dapat terjadi pada semua usia, akan tetapi biasanya terjadi pada anak usia 5-15 tahun. Hanya 10% PSGN yang terjadi pada dewasa di atas 40 tahun. Secara keseluruhan, PSGN sering terjadi pada anak usia 6-16 tahun. GN akut predominan terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 2:1 pada wanita. Higenitas yang rendah pada beberapa kelompok sosioekonomi menunjukkan adanya insidensi yang tinggi pada infeksi PSGN, akan tetapi hal ini bukan berarti PSGN memiliki predileksi untuk beberapa ras atau kelompok. 8 III. KESIMPULAN Glomerulonefritis terjadi karena adanya reaksi imun yang menimbulkan peradangan pada glomerulus. Etiologi glomerulonefritis adalah glomerulonefritis karena kompleks imun yang bersirkulasi, glomerulonefritis karena kompleks imun in situ, dan glomerulonefritis karena penyebab lainnya, seperti podocyte injury, nephron loss, dan glomerular disease. Berdasarkan data statistik, insidensi glomerulonefritis di dunia sebesar 0,2/ /tahun dengan perbandingan laki-laki dibanding wanita 1,1:1, sedangkan pada infeksi PSGN, angka insidensi tinggi pada anak usia 6-16 tahun dengan perbandingan lakilaki dan wanita 2:1. Referensi: 1. Marcovitch H. Black s medical dictionary. 41 st ed. London: A & C Black; p Glomerulonephritis [Internet]. NHS choices [updated 2014 Dec 12;cited 2016 Feb 14]. Available from: duction.aspx&sa=u&ved=0ahukewjxguylm_fkahulc44khwrsbhsqfggnmay&usg= AFQjCNFG3u119oFt1eaPvo9yPIVG9Y-1Ww 5 P e m i c u 2
6 3. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic pathophysiology. 9 th ed. Philadelphia: Elsevier Sanders; p Abbas AK; Lichtman AH; Pillai H. Cellular and Molecular Immunology 6th Edition Philadelphia: Elsevier. p. 5. Davis ID, Avner ED. Glomerulonephritis associated with infections. In: Kliegman RM, Stanton BF, Geme J, Schor NF, Behrman RE. Nelson s textbook of pediatrics. 19 th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; p. 6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 8 th ed. Jakarta: EGC; p McGrogan A, Franssen CF, de Vries CS. The incidence of primary glomerulonephritis worldwide: a systemic review of the literature. Nephrol Dial Transplant [Internet] Feb [cited 2016 Feb 14];26 (2): doi: /ndt/gfq665. Epub 2010 Nov 10. Available from: 8. Parmar MS. Acute glomerulonephritis [Internet] [updated 2015 Aug 03;cited 2016 Dec 14]. Available from: 6 P e m i c u 2
Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014 1 Arbi Rahmatullah, 2 Ieva B. Akbar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Glomerulonefritis akut masih menjadi penyebab. morbiditas ginjal pada anak terutama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Glomerulonefritis akut masih menjadi penyebab morbiditas ginjal pada anak terutama di negara-negara berkembang meskipun frekuensinya lebih rendah di negara-negara maju
Lebih terperinciB A B 1 PENDAHULUAN. menginfeksi manusia. Menurut Tuula (2009), bakteri ini berada di kulit (lapisan
B A B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Streptococcus β hemolyticus Grup A atau yang disebut juga dengan Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak menginfeksi manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia >200 mg/dl, dan lipiduria 1. Lesi glomerulus primer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria massif 3,5 gram/hari, hipoalbuminemia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. glomerular. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinis yang terdiri dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindrom Nefrotik 2.1.1 Definisi Sindrom nefrotik merupakan tanda patognomonik dari penyakit glomerular. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinis yang terdiri dari proteinuria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hemostasis adalah proses yang mempertahankan integritas sistem peredaran darah setelah terjadi kerusakan vaskular. Dalam keadaan normal, dinding pembuluh darah yang
Lebih terperinciAuthor : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.
Author : Liza Novita, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.tk GLOMERULONEFRITIS AKUT DEFINISI Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit multisistem yang disebabkan kerusakan jaringan akibat deposisi kompleks imun berupa ikatan antibodi dengan komplemen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang
Lebih terperinciAnalisis Faktor Risiko Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Analisis Faktor Risiko Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Pirania Ch. Tatipang 2 Adrian Umboh 2 Praevilia M. Salendu 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciDISTRIBUSI GEJALA KLINIK PENDERITA SINDROM NEFROTIK BERDASARKAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RSUP DR.KARIADI TAHUN
DISTRIBUSI GEJALA KLINIK PENDERITA SINDROM NEFROTIK BERDASARKAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RSUP DR.KARIADI TAHUN 2008-2013 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi
Lebih terperinciDIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan
Lebih terperinciABSTRAK ETIOP ATOGENESIS GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOCOCCUS. Michael Horeb, Pembimbing utama: Freddy T. Andries, dr., M.S.
ABSTRAK ETIOP ATOGENESIS GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOCOCCUS Michael Horeb, 2005. Pembimbing utama: Freddy T. Andries, dr., M.S. Glomerulonefritis akut (GNA) merupakan glomerulonefritis yang khas
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dermatitis atopik (DA) merupakan suatu penyakit peradangan kronik, hilang timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa bayi
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciEtiologi dan Patofisiologi Sirosis Hepatis. Oleh Rosiana Putri, , Kelas A. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Etiologi dan Patofisiologi Sirosis Hepatis Oleh Rosiana Putri, 0806334413, Kelas A Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Gangguan
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
Lebih terperinciManifestasi Klinik Peny.Ginjal
GINJAL NORMAL PATOLOGI GINJAL Oleh:Dr.H.Delyuzar Sp.PA (K) GINJAL NORMAL Manifestasi Klinik Peny.Ginjal Azotemia:meningkatnya kadar BUN dan kreatinin darah--->menurunnya GFR Uremia:+ gejala klinik:ggn
Lebih terperinciMODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT
TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap akhir atau gagal ginjal terminal. Richard Bright pada tahun 1800 menggambarkan beberapa pasien
Lebih terperinciGLAUKOMA DEFINISI, KLASIFIKASI, EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISIKO
GLAUKOMA DEFINISI, KLASIFIKASI, EPIDEMIOLOGI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISIKO LTM Pemicu 2 Modul Penginderaan Komang Shary Karismaputri NPM 1206238633 Kelompok Diskusi 16 Outline Pendahuluan Definisi Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Gagal ginjal adalah masalah kesehatan dunia. Prevalensi yang semakin meningkat, tingginya biaya, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah masalah kesehatan dunia. Prevalensi yang semakin meningkat, tingginya biaya, dan buruknya prognosis gagal ginjal kini merupakan masalah yang menjadi
Lebih terperinciSOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006
SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006 1. Imunitas natural :? Jawab : non spesifik, makrofag paling berperan, tidak terbentuk sel memori 2. Antigen : a. Non spesifik maupun spesifik,
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Anatomi dan Fisiologi Ginjal II.1.1 Anatomi Gambar II-1. Anatomi Ginjal (diunduh dari http://higheredbcs.wiley.com/legacy/college/tortora/) Ginjal merupakan suatu organ
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemfigus merupakan kelompok penyakit bula autoimun yang menyerang kulit, membran mukosa maupun keduanya, secara histologi ditandai dengan terjadinya bula intraepidermal
Lebih terperinciProfil glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D.
Profil glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Agung R. E. Hidayani 2 Adrian Umboh 2 Stefanus Gunawan 1 Kandidat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronis dan sering terjadi kekambuhan. Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya (Cerda et al., 2008). Berbagai macam strategi pencegahan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom nefrotik (SN, Nephrotic Syndrome) merupakan salah satu penyakit ginjal terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinik
Lebih terperinciBuku Kerja Mahasiswa MODUL DIARE SISTEM MEKANISME DASAR PENYAKIT
Buku Kerja Mahasiswa MODUL DIARE SISTEM MEKANISME DASAR PENYAKIT Tahun Akademik 2014-2015 Semester Akhir Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 PENDAHULUAN MODUL DIARE Modul diare
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dermatitis yang paling umum pada bayi dan anak. 2 Nama lain untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dermatitis atopik (DA) merupakan inflamasi kulit yang bersifat kronik berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat predileksi tertentu dan didasari oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penyakit Lupus. Penyakit ini dalam ilmu kedokteran seperti dijelaskan dalam Astuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekarang ini banyak dikenal berbagai macam penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus. Penyakit ini dalam ilmu kedokteran seperti dijelaskan dalam Astuti (2010) disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik atau yang dikenal juga dengan Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit reumatik autoimun yang ditandai adanya inflamasi yang tersebar
Lebih terperinciNefritis Purpura Henoch Schonlein
Artikel Asli Nefritis Purpura Henoch Schonlein Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Taralan Tambunan Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Dr. Cipto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu formula yang diberikan kepada bayi sebagai pengganti ASI, kerap kali memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan bayi seperti alergi. Susu formula secara
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed
FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran
Lebih terperinciDIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Pendahuluan Berbagai metode telah dikembangkan untuk mendeteksi berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroba
Lebih terperinciREAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)
REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit beragam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011). Manifestasi klinis SLE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya dengan gambaran klinis yang luas serta tampilan perjalanan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos, yang memiliki arti tidak pada
4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Atopi dan uji tusuk kulit Atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos, yang memiliki arti tidak pada tempatnya dan sering digunakan untuk menggambarkan penyakit yang diperantarai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Adanya kelainan struktural atau fungsional pada. ginjal yang berlangsung selama minimal 3 bulan disebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya kelainan struktural atau fungsional pada ginjal yang berlangsung selama minimal 3 bulan disebut sebagai gagal ginjal kronis (Tanto, et al, 2014). Di Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis (WHO, 2015). Penularan hepatitis virus
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah disertai proteinuria pada wanita hamil dengan umur kehamilan 20 minggu
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Systemic Lupus Erithematosus (SLE) adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang berbagai organ dengan manifestasi gejala yang bervariatif (Nasution & Kasjmir, 1995).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae (M. leprae). Kuman ini bersifat intraseluler obligat yang menyerang saraf tepi dan dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang sering dikaitkan dengan diabetes melitus atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi kesehatan di dunia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah kesehatan global, terutama pada daerah berkembang. Sepertiga dari populasi dunia atau lebih dari dua miliar orang
Lebih terperinci17/02/2016. Rabu, 17 Februari
Rabu, 17 Februari 2016 1 A. Pengertian Sindrom nefrotik adalah penyakit dgn gjl edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI KASUS ITP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE TAHUN
ABSTRAK PREVALENSI KASUS ITP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE TAHUN 1997-2004 Eric Widjaja, 2006. Pembimbing utama : Dani Brataatmadja, dr, Sp.PK Pembimbing pendamping : Henki Pertamana, dr, Sp.PK ITP adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan
9 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration Rate/GFR) kurang dari 60 ml/min/1.73 m 2 selama
Lebih terperinciBAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian pada pasien DBD (DSS) anak ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul pada tanggal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS YANG DITENTUKAN BERDASARKAN DISTRIBUSI IGG4 ANTIFILARIA. Biyan Maulana*, Heri Wibowo**
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS YANG DITENTUKAN BERDASARKAN DISTRIBUSI IGG4 ANTIFILARIA Biyan Maulana*, Heri Wibowo** * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun, jutaan orang terekspos risiko penyakit mematikan melalui transfusi darah yang tidak aman. Pada database global, skrining tidak dilakukan untuk penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) merupakan salah satu penyakit di bidang hematologi yang terjadi akibat reaksi autoimun. AIHA termasuk
Lebih terperinciNefritis tubulointerstisialis (NTI) adalah
Artikel Asli Nefritis Tubulointerstisialis pada Kasus Anak yang Menjalani Biopsi Ginjal Hertanti Indah Lestari,* Partini Pudjiastuti Trihono** * Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr.Mohammad Hoesin, Fakultas
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang kurang dari 60 ml. Penyakit ginjal kronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam mengaja kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal berfungsi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
Prevalensi pre_treatment BAB 4 HASIL PENELITIAN Sebanyak 1857 orang penduduk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penduduk laki-laki sebanyak 878 orang dan penduduk wanita sebanyak 979 orang. Gambar 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatoma ( karsinoma hepatoseluler ) merupakan salah satu tumor yang paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu di Asia dan Afrika
Lebih terperinciPERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD
PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SKRIPSI Diajukan Oleh : ARLIS WICAK KUSUMO J 500060025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendisitis merupakan peradangan pada apendiks vermiformis, yaitu divertikulum pada caecum yang menyerupai cacing, panjangnya bervariasi dari 7 sampai 15 cm, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. baru atau berulang. Kira-kira merupakan serangan pertama dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke adalah penyebab kematian terbanyak ketiga di seluruh dunia setelah penyakit jantung dan kanker dan setiap tahunnya 700.000 orang mengalami stroke baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KLB). Penyakit ini termasuk common source yang penularan utamanya melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis A merupakan infeksi hati akut. Karena sifat menularnya maka penyakit ini disebut juga hepatitis infeksiosa. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan di Indonesia
Lebih terperinciGambaran Klinis Glomerulonefritis Akut pada Anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 6, No. Vol. 4, Maret 6, No. 2005: 4, Maret 144-148 2005 Gambaran Klinis Glomerulonefritis Akut pada Anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Lebih terperinciSINDROMA GUILLAINBARRE
SINDROMA GUILLAINBARRE Dosen pembimbing: dr. Fuad Hanif, Sp. S, M.Kes Vina Nurhasanah 2010730110 Definisi Sindroma Guillian Barre adalah suatu polineuropati yang bersifat akut yang sering terjadi 1-3 minggu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gejala umumnya muncul 10 hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis dan kompleks. Penyakit ini dapat menyerang segala usia dan jenis kelamin. Lesi yang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Atopi, atopic march dan imunoglobulin E pada penyakit alergi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Atopi, atopic march dan imunoglobulin E pada penyakit alergi Istilah atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos yang berarti out of place atau di luar dari tempatnya, dan
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue yang tergolong dalam famili Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua paling sering
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di masyarakat. Seseorang dapat dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistolik menunjukkan
Lebih terperinciJST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN IDENTIFIKASI FAKTOR PROGNOSTIK GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKKUS PADA ANAK
JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : 82 89 ISSN 2252-5416 IDENTIFIKASI FAKTOR PROGNOSTIK GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKKUS PADA ANAK Identification of Acute Post Streptococcal Glomerulonephritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran pencernaan. Dua tipe
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,
PENGETAHUAN DASAR IMUNOLOGI KULIT Dr. Ariyati Yosi, SpKK PENDAHULUAN Kulit: end organ banyak kelainan yang diperantarai oleh proses imun kulit berperan secara aktif sel-sel imun (limfoid dan sel langerhans)
Lebih terperinciPROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Oleh: PIGUR AGUS MARWANTO J 500 060 047 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciJumlah nefron yang terbentuk setelah lahir tidak dapat dibentuk lagi sehingga bila ada yang rusak jumlahnya akan menurun. Setelah usia 40 tahun,
BAB XII FAAL GINJAL Ginjal melakukan banyak fungsi, antara lain faal ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia asing yang bersifat toksis, regulasi keseimbangan air dan elektrolit, regulasi osmolalitas
Lebih terperinciImunisasi: Apa dan Mengapa?
Imunisasi: Apa dan Mengapa? dr. Nurcholid Umam K, M.Sc, Sp.A Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Penyebab kematian pada anak di seluruh dunia Campak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA Fakultas Kedokteran UGM 1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Henoch-Schonlein Purpura (HSP) merupakan suatu mikrovaskular vaskulitis sistemik dengan karakteristik adanya deposisi kompleks imun dan keterlibatan immunoglobulin A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi hipersensitivitas tipe I atau reaksi alergi adalah reaksi imunologis (reaksi peradangan) yang diakibatkan oleh alergen yang masuk ke dalam tubuh menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apendiks diartikan sebagai bagian tambahan, aksesori atau bagian tersendiri yang melekat ke struktur utama dan sering kali digunakan untuk merujuk pada apendiks vermiformis.
Lebih terperinciRPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt
RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK 3821 Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2003 Nama Mata Kuliah : Imunologi Kode /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus di Indonesia. AKI di Indonesia masih merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia maupun di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara variasi genetik dimana faktor ini berperanan penting dalam predisposisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit inflamasi autoimun kronik, menyerang organ tubuh secara luas, yang menimbulkan manifestasi klinik, perjalanan
Lebih terperinci